Disusun Oleh :
1. Christian Aditya Nainggolan
2. Edi Hartono
3. Febriyani Kholifah
4. Fikri Syaifullah
5. Masum
6. Yuli yanti
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-NYA
kepada kami semua sehingga kami bisa menyusun makalah ini dengan tepat waktu.
Terimakasih kepada Bapak Banu Kuncoro M.Farm.,Apt selaku dosen mata kuliah
Obat Bahan Alam yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan kami ucapakan terimakasih kepada rekanrekan
yang
telah
makalah ini.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena dari itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Indonesia memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di
antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh
industri jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama
pada daun lontar Husodo(Jawa),Usada(Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan),
dokumen Serat Primbon Jampi.
Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru 180
tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri maka peluang
bagi profesi kefarmasian untuk meningkatkan peran sediaan herbal dalam
pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi bahan baku dan obat jadi,
pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat keamanan obat herbal merupakan
tantangan bagi farmasi agar obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat luas.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan
setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian
masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini
digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga
maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena
menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih
bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang
dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah
akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak
dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet. Obat yang
beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa lalu. Perlu kita ketahui
bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-mencoba yang dilakukan oleh
manusia purba. Biasanya di sebut, "EMPIRIS". Empiris berarti berdasarkan
pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul
apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan
Tradisional Jamu. Akan tetapi, tidak semua obat memulai sejarahnya sebagai obat
anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti
strychnine & kurare yang digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk pedalaman
Afrika. Contoh yang paling up to date adalah nitrogen-mustard (awalnya digunakan
sebagai gas beracun saat perang dunia pertama) sebagai obat kanker. Sudah banyak
zat-zat kimia yang berhasil diisolasi, seperti efedrin (dari tanaman Ma Huang
Ephedra vulgaris), digoksin (digitalis lanata), genistein (dari kacang kedelai) dan
lainnya. Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai
menampakkan diri. Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia sintetis saat
itu. Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan penggunaan
kemoterapeutika sulfanilamid yang disusul penisilin pada tahun 1940. Seperti
diketahui bersama, secara tradisional, sebenarnya luka bernanah dapat disembuhkan
dengan menutupinya dengan kapang-kapang dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar
tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki secara ilmiah oleh Dr. Alexander Fleming. Dari
hasil penelitian Dr. Alexander Fleming, ditemukanlah penisilin. Sejak saat itu, beriburibu zat sintetis diketemukan (diperkirakan sekitar 500 zat per tahun-nya). Hal ini
membuat perkembangan di bidang Farmakoterapi meningkat pesat. Secara umum,
kebanyakan obat kuno telah ditinggalkan dan diganti obat yang lebih modern.
Tapi bukan berarti obat modern bisa santai, sebab persaingan selanjutnya adalah
antar sesama obat modern. Pasalnya obat modern dapat terganti dengan obat modern
yang lebih baru dan lebih berkhasiat serta lebih efektif. Meski begitu, diperkirakan
lebih dari 78% obat yang beredar sekarang adalah merupakan hasil dari penemuan
tiga dasawarsa terakhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obat Herbal ?
2. Apa yang dimaksud dengan Dasar Farmakologi Herbal?
3. Bagaimana cara Uji Obat herbal ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat herbal
2. Untuk mengetahui pengertian dasar farmakologi herbal
3. Untuk mengetahui uji obat herbal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Herbal
(Fikri, Christyah, Edi)
1. Pengertian Obat Herbal
Obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami,
sama seperti tubuh kita. Obat herbal murni diambil dari saripati
tumbuhan
atau
hewan
yang
mempunyai
manfaat
untuk
kiri
dari
wadah
/pembukus/brosur
3. Warna logo
- Hijau diatas dasar warna putih atau
- Warna lain yang menyolok kontrak dengan warna logo
4. Tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR harus :
- Jelas dan mudah dibaca
- Warna hitam diatas dasar warna putih atau
- Warna lain yang mencolok kontras dengan tulisan OBAT HERBAL
TESTANDAR
Obat Herbal terstandar Adalah obat tradisional yang disajikan dari
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang,
maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan
yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.
Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah
ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik
seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak
tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akut maupun kronis.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria:
1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Klaim khasiat dibuktikan
secara ilmiah/praklinik
2. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan:
Harus sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan
medium
c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
(merangsang
pengeluaran
produksi
cairan
empedu),
a. Larutan
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,
maka padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Zat cair atau
cairan biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan sebagai wadah yang
diberikan. Cara melarutkan zat cair ada dua cara yakni zat-zat yang agak sukar
larut dilarutkan dengan pemanasan (Anief, 2000).
b. Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
disebukkan. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati, digerus
terlebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu
tidak lebih 500C.
Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap
dikeringkan dengan pertolongan bahan pengering yang cocok, setelah itu
diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk
yang mempunyai derajat halus serbuk (Anief, 2000).
c. Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau
cempung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin,
zat pembasah. Contohnya yaitu tablet antalgin (Anief, 2002).
d. Pil
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung
satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg.
untuk membuat pil diperlukan zat tambahan seperti zat pengisi untuk
memperbesar volume, zat pengikat dan pembasah dan bila perlu ditambah
penyalut (Anief, 2002).
e. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat
juga terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul
keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000),
dan ada juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang
( dikenal sebangai usuran OE), yang memberikan kapasitas isi yang lebih
besar tanpa peningkatan diameter. Contohnya kapsul pacekap (Farmakope IV,
1995).
meliputi
farmakodinamik
dan
farmakokinitik.
Farmakodinamik adalah pengetahuan tentang efek dari zat aktif di dalam tubuh.
Farmakokinitik adalah pengetahuan tentang efek tubuh terhadap obat dan terutama
mengenai kosentrasi yang dapat meningkatkan aktifitas.
Farinakologi adalah pengetahuan tentang kunci dari grup senyawa kimia
dalam tanaman, tanaman mengandung banyak senyawa kimia.
Fitokimia adalah pengetahuan tentang senyawa kimia alami dan klasifikasi
pola dasar kandungan zat dalam tanaman. Tanaman mengandung zat bergizi antara
lain vitamin, mineral dan zat lain sebagai zat aktif efek farmakologi dari tanaman.
Pola dasar kandungan zat dalam tanaman terdiri dari metabolit primer dan metabolit
sekunder. Metabolit primer adalah penopang kehidupan tanaman meliputi enzim,
protein lain, lemak, karbohidrat, dan klorofil. Metabolit sekunder (alkaloid, glukosida,
tannin dan lainnya) adalah kandungan zat yang didak menopang kehidupan tanaman,
kemungkinan untuk mempertahankan kehidupan di lingkungannya.
Fitoterpis atau herbalis adalah dokter, apoteker, dan pengobat yang mengobati
pasien dengan menggunakan obat herbal. Pada umumnya fitoterapis menggunakan
formulasi obat herbal yang mengandung banyak senyawa kimia sedangkan dokter
konvensional (dokter modern) menggunakan obat tunggal.
Obat herbal dapat dibandingkan dengan makanan yang mengandung bahan
kimia yang sangat kompleks sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Missal obat
herbal selain dapat untuk obat antinyeri dapat pula digunakan untuk meningkatkan
imunitas. Oleh karena kompleksnya kandungan zat kimia, maka obat herbal sukar
berkembang karena bukti secara ilmiah sukar dilakukan.
Saling meningkatkan khasiat adalah konsep penting dalam farmakologi herbal.
Dari hasil penelitian di luar negeri ternyata ramuan jamu lebih berkhasiat
dibandingkan sediaan tunggal. Misal cabe-puyang jamu berasal dari Jawa adalah
tepat karena Cabe Jawa yang mengandung senyawa piperin yang dapat meningkatkan
kelarutan zat berkhasiat dalam puyang atau lempuyang. Lempuyang adalah tanaman
famili Zingeberaceae terdiri dari kunir, temulawak, kencur, bengle dan lainnya. Dari
hasil uji klinik Shoba G., dkk (1998 1999) kunir ditambah cabe jawa (1%)
meningkatkan bioavaibilitas pada jam pertama 2000% dan tidak menunjukkan adanya
efek samping.. Karena zat aktif dalam lempuyang larut dalam lemak hanya 2 % yang
larut dalam air. Begitu pula kunir-asam, asam dapat meningkatkan kelarutan zat dalam
air dari kunir. Oleh karena itu ramuan jamu dapat menurunkan dosis. Sinergistik
merupakan dasar farmakokinetik.
Saran untuk pembuat jamu yaitu pembuat jamu harus banyak belajar tentang
ramuan jamu nenek- moyang, pilihlah tanaman obat yang tidak beracun, dan khasiat
tanaman obat, agar dapat memformulasi jamu yang berkhasiat. Harap pemerintah
melakukan penelitian lebih lanjut tentang zat yang dapat meningkatkan khasiat dan
menurunkan dosis.
Toksisitas didifenisikan sebagai segala hal yang memiliki efek bebahaya dari zat
kimia atau obat pada organisme target. Uji toksisitas terdiri dari dua jenis, yaitu
toksisitas umum (akut, subakut/subkronik, kronis) dan toksisitas khusus
(teratogenik, mutagenik, karsinogenik).
a. Uji Toksisitas Umum
1. Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi hewan uji
(menggunakan 2 spesies hewan uji). pemberian obat dalam dosis tunggal
dan diberikan melalui 2 rute pemerian (misalnya oral dan intravena). hasil
uji LD50 dan dosisnya akan ditransformasi (dikonversi) pada manusia.
(LD50 adalah pemberian dosis obat yang menyebabkan 50 ekor dari total
100 ekor hewan uji mati oleh pemerian dosis tersebut).
2. Uji Toksisitas Sub Akut
Uji toksisitas sub akut adalah pengujian untuk menentukan organ sasaran
tempat kerja dari obat tersebut, pengujian selama 1-3 bulan, menggunakan
2 spesies hewan uji, menggunakan 3 dosis yang berbeda.
3. Uji Toksisitas Kronik
Uji toksisitas kronik pada tujuannya sama dengan uji toksisitas sub akut,
tapi pengujian ini dilakukan selama 6 bulan pada hewan rodent (pengerat)
dan non-rodent (bukan hewan pengerat). uji ini dilakukan apabila obat itu
nantinya diproyeksikan akan digunakan dalam jangka waktu yang ckup
panjang.
b. Uji Toksisitas Khusus
1. Uji Efek Pada Organ Reproduksi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat perilaku yang berhubungan dengan
reproduksi (perilaku kawin), perkembangan janin, kelainan pada janin,
proses kelahiran, dan perkembangan janin setelah dilahirkan.
2. Uji Karsinogenik
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan obat
jika dikonsumsi dalam jangka panjang apakah dapat menimbulkan kanker.
dilakukan pada 2 spesies hewan uji selama 2 tahun, pengujian ini
dilakukan apabila nanti obat ini diproyeksikan digunakan pasien dalam
jangka yang panjang.
3. Uji Mutagenik
yaitu sebagai
berikut:
a. Kunir (Curcuma domestika) yang di gunakan rimpang
b. Temulawak (Curcuma xanthorriza) yang di gunakan rimpang
c. Jambu biji (Psydium guajava linn yang digunakan daun, kulit batang, buah
d. Gambir (Uncaria gambir) yang digunakan daun dan ranting
e. Delima (Punica granatum) yang digunakan kulit buah, kulit akar
f. Kemukus ( Piper cubeba linn) yang digunakan buah
3. Antidiare
Diarea adalah sebuah penyakit diamana penderita akan mengalami rangsangan
buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau akan mengalami
rangsangan buang air besar terus menurus dengan tija atau feses yang masih
memiliki kandungan air berlebihan. Penyebab diare ada dua yaitu :
a. Faktor infeksi
merupakan
suatu
senyawa
obat
yang
dapat
BAB III
KESIMPULAN
Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam
(tumbuhan dan hewan). Obat bahan alam dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu,
jamu herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Keuntungan Obat Tradisional Dibandingkan obat-obat modern, memang OT/TO
memiliki beberapa kelebihan, antara lain : efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu
ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman
memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit
metabolik dan degeneratif.
Macam-macam Uji Obat Herbal :
1.
Uji Toksisitas
a.Toksisitas umum
- Akut
- Sub akut
- Kronik
b. Toksisitas Khusus
- Uji Efek pada organ reproduksi
- Uji Karsinogenik
- Uji Mutagenik
2.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia, 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Herbal. Diakses pada tanggal
28 Oktober 2016 Pukul 11.00
aziz,
2011.
Dasar
Farmakologi
Herbal.
http://milliherb.blogspot.co.id/2011/04/dasar-farmakologi-herbal.html.
Diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 Pukul 9.30 WIB
Fauzi
Btb,
2013.
Uji
Toksisitas
kefarmasian.blogspot.co.id/2013/04/uji-toksisitas.html
tanggal 29 Oktober 2016 Pukul 10.00 WIB