Anda di halaman 1dari 10

NAMA : RIBKA SINAGA

NIM : 18 01 052
KELAS : II TEKNIK KIMIA B
MATA KULIAH : ALAT INDUSTRI KIMIA
DOSEN PENGAMPU : YENNY SITANGGANG, ST, MT

Soal :
1. Uraikan dengan jelas definisi dan konsep perpindahan panas ?
Jawab :
Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan
menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan panas
melalui perubahan fasa. Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari
energi kinetik partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki
temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir
sehingga keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik kesetimbangan termal.
Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke tempat
bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua termodinamika.
Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih tinggi ke
tempat dengan temperatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga terjadi karena
panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas dapat terjadi dalam
bentuk pertukaran panas dengan luar sistem.
Jadi pemberian atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasa
zat suatu benda secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain
benda atau tempat lain. Peristiwa ini disebut perpindahan panas
Perpindahan panas adalah suatu proses yang dinamis, yaitu panas dipindahkan secara spontan dari
satukondisi ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah. Kecepatan pindah panas ini akan
bergantung pada perbedaan suhu antar kedua kondisi. Semakin besar perbedaan, maka semakin
besar kecepatan pindah panasnya.

Ada tiga macam atau jenis Perpindahan Panas, yaitu Konveksi, Radiasi dan Konduksi. 

==> DEFINISI - PENGERTIAN KONVEKSI

Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya.
Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang sederhana adalah proses
mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas pada air berpindah bersamaan
dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya
meleleh.
==> DEFINISI - PENGERTIAN RADIASI

Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk memahami ini, dapat kita lihat
kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan merasakan
gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita  merasakan hangat
walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas,
terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan
Radiasi.
==> DEFINISI - PENGERTIAN KONDUKSI

Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut berpindah
ataupun bergerak. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat
kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan
beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian
sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya
salah satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke
seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas
berpindah dengan perantara besi logam tersebut.

Koefisien pindah panas

Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan


fase antara cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam
ilmutermodinamika dan mekanika serta teknik kimia.

di mana

ΔQ = panas yang masuk atau panas yang keluar, W

h = koefisien pindah panas, W/(m2K)

A = luas permukaan pindah panas, m2

 = perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan kontak dengan
fluida, K

Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas antara fluks
panas, Q/(A delta t), dan perbedaan temperatur,  , yang menjadi penggerak utama perpindahan
panas.

Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin , W/(m2K). Koefisien
pindah panas berkebalikan dengan insulasi termal.

Terdapat beberapa metode untuk mengkalkulasi koefisien pindah panas dalam berbagai jenis
kondisi pindah panas yang berbeda, fluida yang berlainan, jenis aliran, dan dalam
kondisitermohidraulik. Perhitungan koefisien pindah panas dapat diperkirakan dengan hanya
membagi konduktivitas termal dari fluida dengan satuan panjang, namun untuk perhitungan yang
lebih akurat seringkali digunakan bilangan Nusselt, yaitu satuan tak berdimensi yang menunjukkan
rasio pindah panas konvektif dan konduktif normal terhadap bidang batas.

Aplikasi koefisien pindah panas

Koefisien pindah panas banyak digunakan dalam perhitungan dan permodelan


proses pengeringan, pengolahan makanan (misalnya penggorengan). Penerapan perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, walaupun Kamu seringkali tidak menyadarinya. Pada
malam hari bumi tidak menjadi dingin sekali karena atmosfer memainkan peran sebagai isolator
sekaligus sebagai medium konveksi udara. Pada siang hari yang terik sepatu atau sandal yang Kamu
pakai melindungi perpindahan panas dari aspal jalan, karena bahan sepatu termasuk isolator kalor.
Pada pembuatan termos air panas selalu memiliki permukaan yang mengkilap di permukaan dinding
bagian dalamnya. Di luarnya terdapat ruang hampa baru kemudian terdapat dinding luar. Termos
mampu mencegah perpindahan panas secara konduksi
Hal itu dimaksudkan agar kalor dari air panas tidak segera berpindah secara konduksi kea rah dinding
luar. Sehingga panas air dapat dipertahankan.
Pada saat menyetrika pakaian, panas dari elemen setrika dikonduksikan ke seluruh bagian setrika
sehingga pemanasan permukaan bagian bawah setrika merata. Dengan demikian pakaian dapat
tergosok dengan permukaan setrika yang memiliki panas merata.

2. Jelaskan dan uraikan jenis alat penukar panas (Double pipe, shell and tube, dan
plate heat exchanger)?

Jawab :

 Double Pipe

A. Double Pipe Heat Exchanger


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Tipe ini merupakan alat penukaran panas
yang paling sederhana, karena pipa ini memiliki diameter kecil yang di tengahnya telah terpasang
pipa yang besar  dengan system packing gland sehingga antara pipa terbentuk anulus seperti sebuah
tempat ruang kosong yang digunakan sebagai media utama penghantar panas. Disini pipa kecil
tersimpan didalan ruang utama atau ruang inti yang dilindungi oleh pipa besar dan isolasi.

 Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan
cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang annular dan cairan lainnya dalam
pipa. Dalam Fluida mengalir dalam dua bagian yaitu fluida yang satu mengalir di dalam pipa,
sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.

Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua ujungnya dilas
menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa,
sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi.Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedangkan proses konduksi
terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida
bertemperatur rendah. Double pipe heat exchanger merupakan Penukar panas yang digunakan
ketika tingkat aliran dari cairan dan tugas panas kecil (kurang dari 500 kW).

Jadi boleh saya simpulkan bahwa alat penukar panas double pipe heat exchanger untuk arus
berlawanan arah lebih besar bila dibandingkan dengan arus searah, dan panas yang temperaturnya
lebih tinggi akan lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan dengan temperaturanya yang kecil.

B.   Desain utama  Double Pipe Heat Exchanger


Istilah-istilah yang sering muncul pada perancangan Head Exchanger (HE):

·           Fouling factor (Rd) : tingkat kekotoran dari HE di gunakan untuk menghitung efisiensi alat dari
tahun ke tahun dan pada STHE untuk pembersihan tube satu-persatu sehingga alat tetap bisa
bekerja. Rd > Rb ketetapan maka over desain dan Rd < Rd ketetapan maka under  desain

·           Baffle : penghalang aliran pada DPHE sehingga aliran dari pipa luar lebih lama kontak dengan aliran
bagian dalam

·           Pitch : jarak antara tengah susunan tube

·           Ud : tahanan panas dalam keadaan kotor

·           Uc : tahanan panas dalam keadaan bersih

·           Pressure Drop (    P) : penurunan tekanan karena liran fluida. Untuk liquid max 10 Psi dengan gas 2
Psi

·           Co-Current : aliran antar fluida panas dengan dingin searah

·           Counter- current : aliran antar fluida panas dengan dingin berlawanan arah

Pipa penukar ganda adalah istilah generik yang mencakup berbagai berjaket 'U' penukar tabung
biasanya beroperasi di aliran berlawanan dari dua jenis :

Benar Pipa Ganda : pipa batin Tunggal dibentuk menjadi removable 'U' atau elemen , baik dengan
sirip longitudinal atau sentralisasi mendukung. Ukuran standar khas, tata letak dan dimensi
keseluruhan yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan bersirip Data geometris pada Tabel 1 .
Penukar Panas, merupakan peralatan yang banyak dipergunakan di berbagai bidang industri, seperti
perminyakan, petrokimia, energi dan lain sebagainya. Fungsi alat penukar panas, sebagaimana
namanya, adalah untuk memindahkan panas dari satu fluida ke fluida yang lainnya dengan tujuan
untuk merubah temperatur baik itu menurunkan suhu ataupun menaikan suhu.. 
Salah satu tolak ukur yang menentukan pemilihan suatu jenis penukar panas adalah kemampuannya
untuk memindahkan panas yang baik, yang pada umumnya disebut efektivitas dan efisiensi energi
supaya tidak banyak membuang dan menghamburkan waktu. Untuk satu ukuran penukar panas
yang digunakan, maka efektivitas dan efisiensi energi yang tinggi akan menunjukkan semakin
banyaknya fluks panas dan waktu yang digunakan akan lebih efisiens dan panas yang dapat
dipindahkan per satuan massa fluida akan bagus. Sehingga upaya untuk mengembangkan suatu
rancangan penukar panas yang memberikan efektivitas perpindahan panas tinggi senantiasa menjadi
lebih baik dan menjadi sebuah topik litbang di berbagai lembaga riset, universitas ataupun industri di
dunia.

Biasa digunakan pada dunia industri :

a.       Pemanas ruangan

b.      mesin pendingin

c.       pembangkit tenaga listrik

d.      pabrik kimia

e.       pabrik petrokimia

f.       kilang minyak bumi

g.      pengolahan limbah

Contohnya :

ü  Telah dilakukan desain sebuah penukar kalor jenis pipa ganda (double pipe heat exchanger) untuk
memanaskan air. Alat ini didesain untuk dipergunakan sebagai alat uji laboratorium fenomena dasar
mesin.

ü  Mesin internal dimana air sebagai pendingin  yang mengalir dalam  sebuah pipa, sehingga
air  mendinginkan  mesin , dan memanaskan udara yang masuk.

 Shell and Tube

Heat exchanger tipe shell & tube menjadi satu tipe yang paling mudah dikenal. Tipe
ini melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida mengalir di dalam tube,
sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube. Pipa-pipa tube didesain berada di dalam
sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa sehingga pipa-
pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell.
Heat
Exchanger Tipe Shell & Tube
(a) satu jalur shell, satu jalur tube
(b) satu jalur shell, dua jalur tube

Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai berikut:

Tube. Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak digunakan


pada heat exchanger tipe ini. Desain rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai
dengan fluida kerja yang dihadapi.

Macam-macam
Rangkaian Pipa Tube Pada Heat Exchanger Shell & Tube

Shell. Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang mengalir di
dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang melingkar.
Material untuk membuat shell ini adalah pipa silindris jika diameter desain
dari shell tersebut kurang dari 0,6 meter. Sedangkan jika lebih dari 0,6 meter, maka
digunakan bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung dengan proses
pengelasan.

Tipe-Tipe
Desain Front-End Head, Shell, dan Rear-End Head

Tipe-tipe desain dari shell ditunjukkan pada gambar di atas. Tipe E adalah yang paling
banyak digunakan karena desainnya yang sederhana serta harga yang relatif
murah. Shelltipe F memiliki nilai efisiensi perpindahan panas yang lbih tinggi dari tipe E,
karena shelltipe didesain untuk memiliki dua aliran (aliran U). Aliran sisi shell yang dipecah
seperti pada tipe G, H, dan J, digunakan pada kondisi-kondisi khusus seperti pada kondenser
dan boiler thermosiphon. Shell tipe K digunakan pada pemanas kolam air.
Sedangkan shell tipe X biasa digunakan untuk proses penurunan tekanan uap.
Nozzle. Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu sisi shell ataupun sisi tube,
dibutuhkan sebuah komponen agar fluida kerja dapat didistribusikan merata di semua titik.
Komponen tersebut adalah nozzle. Nozzle ini berbeda dengan nozzle-nozzle pada umumnya
yang digunakan pada mesin turbin gas atau pada berbagai alat ukur. Nozzle pada inlet heat
exchanger akan membuat aliran fluida yang masuk menjadi lebih merata, sehingga
didapatkan efisiensi perpindahan panas yang tinggi.

Front-End dan Rear-End Head. Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar dari
fluida sisi pipa tubing. Selain itu bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi adanya efek
pemuaian. Berbagai tipe front-end dan rear-end head ditunjukkan pada gambar di atas.

Buffle. Ada dua jenis buffle yang ada pada heat exchanger tipe shell & tube, yakni tipe
longitudinal dan transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah aliran fluida
sisi shell. Beberapa contoh desain buffleditunjukkan pada gambar di samping.

Tubesheet. Pipa-pipa tubing yang melintang longitudinal membutuhkan penyangga agar


posisinya bisa stabil. Jika sebuah heat exchanger menggunakan buffle transversal, maka ia
juga berfungsi ganda sebagai penyangga pipa tubing. Namun jika tidak menggunakan buffle,
maka diperlukan penyangga khusus.

 Plate Heat exchanger

PHE adalah suatu alat perpindahan panas yang berbentuk frame yang diberi plate sebagai
sekat-sekat. Perpindahan panas yang ada terjadi lewat plate-plate yang berfungsi sebagai
sekat konduktor tersebut. Kelebihan PHE dibandingkan HE yang lain adalah luas permukaan
perpindahan panas yang lebih besar dengan jumlah fluida yang sama, sehingga dari segi
pinch analysis hal ini lebih menguntungkan karena perpindahan panas yang terjadi lebih
efisien. Dari segi manufaktur, hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan tempat yang
terlalu luas. PHE dapat digunakan pada industri yang memproduksi bahan makanan karena
suhu dan tekanan operasi yang terjadi tidak terlalu besar sehingga tidak merusak bahan
makanan. 
3. Berikan contoh aplikasi peralatan penukar panas di industri kelapa sawit dan
turunannya?

Jawab :

Contoh pada Pengolahan kelapa sawit di sebuah pabrik :

Pemanfaatan energi alternatif sangat di perlukan pada dunia industri, selain energi alternatif
tetapi juga perlu dilakukan optimasi dan penghematan energi. Pabrik kelapa sawit saat ini
sudah melakukan penghematan energi. Pabrik Kelapa Sawit membutuhkan uap pada proses
pengolahan. Selama ini uap yang digunakan untuk pengolahan berasal dari uap sisa turbin.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gas buang boiler sebagai sumber kalor
pengganti uap di kernel dryer, alat yang digunakan untuk memanfaatkan gas buang ini
adalah alat penukar kalor, oleh karena itu kajian dilakukan untuk mendapatkan model alat
penukar kalor yang paling baik dalam pemanfaatan gas buang boiler dengan pendekatan
simulasi software enginering komputer.Kajian ini dilakukan dengan tiga tahap. Tahap
pengukuran lapangan, permodelan dan simulasi. Variabel yang di simulasi di ambil
berdasarkan pengukuran di lapangan. Tahap modeling dengan menggunakan software
enginering dengan luas penampang yang sama sebanyak tiga bentuk model. Tahap simulasi
yaitu flow simulation dan trasient thermal. Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan
dengan nilai kalor yang paling tinggi pada model bentuk ke tiga pada kondisi simulasi flow
simulation model x3 14,1905 W/m2 dan kondisi simulasi transient thermal selama 20 detik
model x3 36,3246W/m2.

Anda mungkin juga menyukai