ABSTRAK
Penelitian skrining fitokimia dan uji aktivitas ekstrak etanol daun salam
(Syzygium polyantum (Wight)) sebagai antifertilitas pada Mencit (Mus musculus)
jantan telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui golongan
senyawa dan aktivitas ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyantum (Wight))
sebagai antifertilitas pada Mencit (Mus musculus) jantan. Metode penelitian
meliputi ekstraksi sampel secara maserasi dengan menggunakan cairan penyari
etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan menjadi 3 bagian yaitu uji flavonoid, uji
terpenoid, dan uji steroid. Pengujian aktivitas sebagai antifertilitas dibagi dalam 3
kelompok perlakuan masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit, kelompok
I diberi suspensi Na-CMC 1% sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi ekstrak
dosis 15 mg/kg BB, kelompok III diberi ekstrak dosis 30 mg/kg BB. Pemberian
dilakukan peroral dengan volume pemberian 1 mL selama 15 hari, kemudian
dipisahkan jantan dan betina, lalu jantan dibedah. Berdasarkan hasil penelitian
skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam (Syzygium
polyantum (Wight)) mengandung golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid.
Analisis data morfologi spermatozoa abnormal menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun salam dengan dosis 30 mg/kg BB mencit pada mencit (Mus musculus) jantan
memiliki aktivitas sebagai antifertilitas yang berbeda nyata (signifikan) dengan
kelompok negatif (NaCMC 1%).
ABSTRACT
This research aims to find out the group of compounds and activity test of
ethanol extract of bay leaf (Syzygium polyantum (Wight)) as Antifertility on Male
Mice (Mus musculus) .
Method of this research by doing maceration of sample extraction with 96%
liquid ethanol. Phytochemical was conducted into 3 parts, they were flavanoid test,
terpenoid test, and steroid test. Activity test an antifertility was divided into 3
treatment groups, where each group had 3 male mice. First group was given 1%
Na-CMC suspension as negative control, second group was given 15 mg/kg extra
doses per weight, and third group was given 30 mg/kg extra doses per weight. The
85
Jurnal FARBAL, Volume 9 Nomor 2, September 2021
treatment was given orally with 1 mL volume for 15 days, then male and female
mice was separated, after that the male mice was dissected.
Based on the result of phytochemical screening, it shows that ethanol
extract of bay leaf (Syzygium polyantum (Wight)) contains flavanoid, terpenoid,
and steroid. Data analysis of abnormal spermatozoa morphology reveals that
ethanol extract of bay leaf with 30 mg/kg per weight on male mice (Mus musculus)
has significant result of antifertility activity against negative group (1% NaCMC)
86
Jurnal FARBAL, Volume 9 Nomor 2, September 2021
87
Jurnal FARBAL, Volume 9 Nomor 2, September 2021
persatu pada sore hari ketika proses Ekstrak etanol daun salam
fotosintesis tidak berlangsung. ditimbangsebanyak 0,03 g dan
2. Pengolahan Sampel ditimbang lagi sebanyak 0,06 g, lalu
Daun salam(Syzygium polyantum) dimasukkan ke dalam lumpang dan
dicuci bersih dengan air mengalir, ditambahkan dengan 5 mL larutan
ditiriskan daun salam, dan ditimbang Koloidal Na-CMC 1% sedikit demi
berat basah, kemudian dikeringkan, sedikit sambil digerus hingga homogen.
digunting kecil-kecil atau dirajang, Kemudian dimasukkan ke dalam labu
kemudian ditimbang, dihaluskan daun tentukur, lalu dicukupkan masing-
salam menggunakan blender dan masing volumenya hingga 100 mL.
diayak dengan ayakan 40 mesh.
G. Skrining Fitokimia
D. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun a. Uji Flavonoid
Salam Sebanyak 1 mL larutan uji masing-
Pembuatan ekstrak dilakukan masing dimasukkan ke dalam 3 tabung
dengan cara maserasi menggunakan reaksi. Tabung 1 sebagai kontrol,
cairan penyari etanol 96%, yaitu tabung 2 ditambah dengan 1 mL larutan
simplisia ditimbang 300 gram kemudian Pb Asetat (timbal asetat) 10%, positif
dimasukkan ke dalam wadah maserasi flavonoid jika terdapat endapan kuning
lalu dibasahi terlebih dahulu dengan (Raphael, 2012). Tabung 3 ditambah
cairan etanol 96% secukupnya selama dengan beberapa tetes NaOH 20%
kurang lebih 15 menit sampai simplisia terbentuk warna kuning jika
basah, lalu ditambahkan etanol 96% mengandung flavonoid.
sampai terendam, ditutup dan dibiarkan b. Uji Triterpenoid
selama 5 hari dengan pengadukan Larutan uji sebanyak 2 mL
sesekali dalam bejana tertutup dan diuapkan dalam cawan penguap.
terlindungi dari cahaya matahari. Residu/ampas dilarutkan dengan 0,5
Setelah itu disaring untuk mL kloroform, dipindahkan ke tabung
memisahkan filtrat dan ampasnya, reaksi, ditambahkan 0,5 mL asam
ampas diremaserasi 1 kali dengan asetat anhidrat dan 2 mL asam sulfat
pelarut dan perlakuan yang sama. pekat melalui dinding tabung.
Filtrat yang diperoleh kemudian Terbentuknya cincin kecoklatan atau
dikumpulkan dan diuapkan dengan alat violet pada perbatasan larutan
rotary evaporator sehingga diperoleh menunjukkan adanya triterpenoid,
ekstrak kental, lalu ditimbang untuk sedangkan bila muncul cincin biru
menghitung rendamen. kehijauan menunjukkan adanya
steroid.
E. Pembuatan Suspensi Na-CMC 1 C. Uji Steroid
% Larutan uji sebanyak 2 mL
Na-CMC ditimbang sebanyak 1 diuapkan dalam cawan penguap.
gram lalu dimasukkan sedikit demi Residu/ampas dilarutkan dengan 0,5
sedikit ke dalam lumpang yang berisi mL kloroform, dipindahkan ke tabung
aquades panas (70 0C), aduk hingga reaksi, ditambahkan 0,5 mL asam
terbentuk larutan koloid yang homogen, asetat anhidrat dan 2 mL asam sulfat
lalu dimasukkan dalam labu tentukur, pekat melalui dinding tabung.
dicukupkan volumenya dengan air Terbentuknya cincin kecoklatan atau
suling hingga 100 mL. violet pada perbatasan larutan
menunjukkan adanya triterpenoid,
F. Pembuatan Suspensi Ekstrak sedangkan bila muncul cincin biru
Etanol Daun Salam
88
Jurnal FARBAL, Volume 9 Nomor 2, September 2021
89
Jurnal FARBAL, Volume 9 Nomor 2, September 2021
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1. Hasil rendamen daun salam (Syzygium polyantum (Wight)
Berat Jumlah Berat
Rendamen
Simplisia simplisia pelarut ekstrak
ekstrak (%)
(g) (mL) (g)
Daun salam 300 3000 18.91 6,3
Tabel 4.2. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol 90% daun salam
Golongan senyawa Hasil Keterangan
Flavanoid endapan kuning Positif
Triterpenoid cincin kecoklatan Positif
Steroid biru kehijauan Positif
a. Perhitungan morfologi sperma
Perhitungan abnormalitas morfologi spermatozoa ekstrak etanol 96% daun
salam (Syzygium polyantum) menggunakan preparat apus. Data hasil perhitungan
morfologi spermatozoa dapat dilihat pada tabel 4.4:
2. Dosis I
15 g/kg BB Mencit ♂ 28 42 35,00 ± 9,89
90
3. Dosis II
30 mg /kg BB Mencit ♂ 55 70 62,50 ±
10,60
91
(2015), mencit jantan mempunyai Kauda epididimis yang diambil
komponen antifertilitas dianggap aktif kemudian diletakkan di dalam larutan
ketika dapat menghambat NaCl0,9%. Larutan NaCl0,9%
spermatogenesis, menghambat berfungsi untuk mempertahankan daya
testosteron atau mempengaruhi hidup (viabilitas) spermatozoa di luar
gonadotropin organ atau menyebabkan tubuh mencit. Larutan NaCl fisiologis
kematian sperma, adapun digunakan digolongkan sebagai bahan pengencer
mencit betina hanya untuk menambah (extender) yang sering digunakan
daya tarik mencit jantan agar produksi karena larutan ini dapat memberikan
hormon testosteron nya meningkat. sifat buffer, mempertahankan pH
Hewan uji coba dikelompokkan menjadi semen dalam suhu kamar, bersifat
3 kelompok yaitu kelompok kontrol isotonis dengan cairan sel, melindungi
NaCMC 0,5%, dosis I (15 mg/kg BB), spermatozoa terhadap cold shock dan
dosis II (30 mg/kg BB). Setiap kelompok penyeimbang elektron yang sesuai
terdiri dari 3 ekor mencit dan (Simbolon,2013).
ditempatkan pada kandang yang Hasil pengamatan morfologi
berbeda tiap kelompok. Sebelum diberi spermatozoa pada mencit (Mus
perlakuan, hewan uji diaklimatisasi musculus) jantan yaitu terdapatnya
selama 1 minggu untuk menyeleksi spermatozoa abnormal leher patah,
hewan uji yang memenuhi persyaratan spermatozoa tanpa kepala dan ekor,
dan diharapkan hewan uji dapat spermatozoa ekor patah dan tanpa
menyesuaikan diri dengan kondisi kepala. Menurut Inversk (2000),
lingkungan baru. Berat badan hewan uji morfologi spermatozoa dikatakan
coba diukur setiap hari sekali untuk abnormal apabila preparat yang dlihat
menghitung volume ekstrak yang akan di bawah mikroskop terdiri dari tanpa
diberikan. Data bobot badan yang kepala, leher patah, kepala pipih
didapatkan menunjukkan adanya (flattened head), dan ekor patah.
fluktuasi bobot badan mencit kelompok Berdasarkan hasil rata-rata jumlah
kontrol yang diberi pembawa dan spermatozoa abnormal dari ketiga
kelompok uji yang diberikan ekstrak kelompok tersebut yaitu pada dosis
etanol 96% daun salam selama 15 hari. kontrol spermatozoa abnormalnya
Terjadi peningkatan bobot badan awal sebesar 8,50, dosis 15mg/kg BB jumlah
mencit dan mengalami penurunan spermatozoa abnormalnya sebesar
bobot badan mencit pada kelompok 35,00, dosis 30 mg/kg BB jumlah
dosis 15 & 30 mg/kg BB pada hari ke 11 spermatozoa abnormalnya sebesar
sampai hari ke 15, diduga karena 62,50.Jika dilihat secara statistik dari
adanya toksik pada daun salam data Rancangan Acak Lengkap (RAL),
sehingga menyebabkan gangguan diolah menggunakan ANOVA yang
pada proses pembuahan. Mencit menunjukkan terjadi perbedaan secara
dibedah setelah 24 jam pemberian bermakna (Fh ≥ Ft 5% dan ≤Ft1%)
dosis terakhir yaitu pada hari ke 16. bahwa F hitung lebih besar dari F tabel
Mencit dibius menggunakan eter, pada taraf 5% dan F hitung lebih kecil
kemudian diambil organ testis dan dari F tabel pada taraf 1%, maka Ho
epididimis nya untuk dilakukan ditolak, hipotesis H1 diterima, yang
pengamatan parameter morfologi artinya ada perbedaan nyata pada
spermatozoa abnormal. ekstrak etanol daun salam (Syzygium
Spermatozoa diperoleh dari kauda polyantum (Wight) dalam memiliki
epididimis, kauda epididimis aktivitas antifertilitas pada Mus
merupakan tempat pematangan musculus jantan. Hasil dari ANOVA
spermatozoa sebelum diejakulasikan. dilanjutkan uji BNJ untuk mengetahui
92
seberapa besar perbedaan antara tiap atau signifikan dengan kontrol negatif
kelompok. Penentuan uji lanjutan (NaCMC 1%).
didasarkan pada nilai koefisien
keseragaman (KK) yang diperoleh, DAFTAR PUSTAKA
karena syarat nilai KK untuk uji BNJ jika
nilai KK lebih kecil atau dibawah dari Al-Fauzi, Al-Fauzi. 2017. Keluarga
5%. Berencana Perspektif Islam
Hasil uji BNJ yang menunjukkan dalam Bingkai Keindonesiaan.
bahwa selisih antara NaCMC 1% (P1) Jurnal Lentera: Kajian
dengan ekstrak etanol daun salam Keagamaan, Keilmuan dan
dosis 15 mg/kg BB (P2) tidak memiliki Teknologi : 1-24.
perbedaan secara bermakna atau tidak
signifikan, sedangkan selisih antara Anita, Douillard, Jean-Yves, et al. 2006.
NaCMC 1% (P1) dengan ekstrak etanol "Adjuvant vinorelbine plus
daun salam dosis 30 mg/kg BB (P3) cisplatin versus observation in
memiliki perbedaan secara bermakna patients with completely
atau signifikan, selisih antara ekstrak resected stage IB–IIIA non-
etanol daun salam dosis 15 mg/kg BB small-cell lung cancer a
(P2) dengan ekstrak etanol daun salam randomised controlled trial."
dosis 30 mg/kg BB (P3) tidak memiliki The lancet oncology 7.9 : 719-
perbedaan secara bermakna atau tidak 727.
signifikan.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan Behre, Michael, et al. 2003. "Male
adanya flavonoid, triterpenoid, dan smokers have a decreased
steroid yang diduga memiliki efek success rate for in vitro
antifertilitas. Flavanoid yang fertilization and intracytoplasmic
terkandung pada ekstrak etanol 96% sperm injection." Fertility and
daun salam adalah kuersetin. Kuersetin sterility 79 1550-1554.
merupakan senyawa golongan
flavonoid yang umumnya terdapat Champbell, Reece, Mitchell. 2004.
dalam tumbuhan. Kuersetin telah Biologi. Jakarta: Erlangga.
terbukti memiliki aktivitas antifertilitas
pada mencit karena dapat Dabhadkhar, D. K., Thakare, V. G.,
menghambat enzim hialuronidase Zade, V. S., Charjan, A. P.,
Dhore, M. M., & Deosthale, S.
KESIMPULAN M. (2015). Review on some
Berdasarkan hasil penelitian, ethnobotanical plants having
analisis data dan pembahasan dapat antifertility activity in female
disimpulkan bahwa hasil skrining albino rats. Int. Res. J. of
fitokimia ekstrak etanol daun salam Science and Engineering, 3(2),
(Syzygium polyantum (Wight) 43-46.
menunjukkan ekstrak etanol daun
salam (Syzygium polyantum (Wight) Dewi, N., S. Azam, and S. Yusoff.2019
mengandung golongan senyawa "Factors influencing the
flavanoid, terpenoid, steroid dan information quality of local
ekstrak etanol daun salam dosis 30 government financial statement
mg/kg BB mencit memiliki aktivitas and financial accountability"
sebagai antifertilitas pada Mus Management Science Letters :
musculus jantan yang berbeda nyata 9.9 1373-1384.
93
Ditjen, POM. (1995). Farmakope ‘Department of Chemistry and
Indonesia Edisi IV. Departemen Department of Pathology,
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 7. Jawaharlal Institute of Postgraduute
Medical Education and
Ditjen, POM., & Depkes, R. I. (1986). Research, Pondicherry-605006
Sediaan galenik. Jilid II. Jakarta: and ‘Department of Pathology,
Departemen Kesehatan RI. Kilpauk Medical College. India.
94
(Andrographis paniculata)." Banda Aceh: Universitas Syiah
Jurnal Sainstek : 6.2. Kuala.
Rizki, M.I., dan E.M. Hariandja. 2015. Sitasiwi, Agung Janika, and
Review :Aktivitas Farmakologi, Muhammad Anwar Djaelani.
senyawa Aktif dan Mekanisme 2011. "Studi Awal Upaya
Kerja Daun Salam (Syzygium Eksplorasi Agensia
polyanthum). Prosiding Seminar Imunokontrasepsi Untuk
Nasional & Workshop Regulasi Fertilitas Hewan Liar:
“Perkembangan Terkini Sains Pofil Protein Selama Proses
Farmasi & Klinik 5” Implantasi Embrio Mencit (Mus
musculus L.) BALB/c." Bioma:
Rugh, Roberts. 2010. "The mouse.Its Berkala Ilmiah Biologi 13.1 : 39-
reproduction and development." 45.
The mouse.Its reproduction and
development. Suckow, M.A, Weisbroth, S.H.,
Franklin, C.L. 2010. The
Saba, Adebowale Bernard et al. 2009. Laboratory Rat (Second
Spermatozoa Morphology and Edition). USA: Elsevier Inc.
Characteristics of Male Wistar Page: 113.
Rats Adminstered with
Ethanolis Extract of Lagenaria Sumono, A., & Wulan, A. 2009.
breviflora Roberts. Nigeria : Kemampuan air rebusan daun
University of Ibadan. African salam (Eugenia polyantha W)
Journal of Biotechnology. dalam menurunkan jumlah
koloni bakteri Streptococcus sp.
Setiadi, A. Francesca, et al. 2007. Majalah Farmasi Indonesia,
"Epigenetic control of the 20(3), 112-7.
immune escape mechanisms in
malignant carcinomas." Sulistiani. Falah, S. Wahyuni. W.
Molecular and cellular biology : Sugahara, T. Tachibana, S.
27.22 7886-7894. Syaefudin. 2014. Cellular
Mechanism of the Cytotoxic
Syarif Hidayatullah, 2010. Tumbuhan Effect of Extracts from
dengan kandungan senyawa Syzygium polyanthum leaves,
aktif yang berpotensi sebagai American Journal of Drug
bahan Antifertilitas. Jakarta. Discovery and Development, 4 :
90-101.
Sinaga, Elvina Sari. 2012. Pengaruh
Isoflavon Terhadap Jumlah Susetyarini, Eko. 2013. Jumlah Sel
Kecepatan dan Morfologi Spermiogenesis Tikus Putih
Spermatozoa Tikus Putih yang Diberi Tanin sebagai
Jantan (Rattus norvegicus). Sumber Belajar. Seminar
Tesis. Program Studi Ilmu Nasional X Pendidikan Biologi
Biomedik, Universitas Andalas. FKIP, Universitas
Padang. Muhammadiyah. Malang.
95
Muhammadiyah University
Press. Surakarta.
96