Anda di halaman 1dari 8

UJI IN VIVO EKSTRAK BIJI KAPAS (Gossypium hirsutum L.

) TERHADAP
KUALITAS PENAMPILAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus L., Swiss
Webster)

Ramadhan Sumarmin, Nofri Zayani


Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Padang
Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25131, Telp.
(0751)44375
ramadhan_unp@yahoo.com

ABSTRACT
Cottonseed used as herbal contraception for male because its containt Gossypol that
have antifertility effects. Hormonal control in a male and female are similarly. Gossypol
suspected influence to the female reproductive performance. The aim of this experiment is
to know the effect of cottonseed exstract to the female mice reproductive performance (Mus
musculus L., Swiss Webster). This experiment used Completely Randomized Design with 4
treatments and six-replication. The treatment was namely 0 (kontrol), 0,03 (P1); 0,05 (P2)
and 0,07 (P3) gram of cottonseed extract /Kg. B.w. of mice during 18 days. The data of
corpus luteum, implantation, life or died fetuses, abnormal and resorbsion fetuses and
weight of fetus collected in day 19. The data analyzed by ANOVA and DNMRT (p<0,05).
The result showed that cottonseed exstract indicated decreased of corpus luteum,
implantation, and life fetuses’ number, and the avarage fetus body weigh. It concludes that
cottonseed extract (Gossypium hirsutum L.) decreased the quality of the female mice
reproductive performance (Mus musculus L., Swiss Webster).

Keywords: Gossypol, fetus, antifertility, reproductive performance

PENDAHULUAN makainya. Menurut Ilyas (2004) kontra


Pertambahan jumlah penduduk sepsi sintetis pada wanita akan memiliki
dalam waktu singkat merupakan permasala efek samping menimbulkan kegemukan,
han yang berkaitan erat dengan bidang alergi, menstruasi yang tidak teratur, dan
lainnya seperti pangan, sandang, papan dan pendarahan diluar siklus menstruasi.
juga kesehatan. Untuk itu diperlukan suatu Demikian pula Purnamasari (2009)
cara untuk menekan laju pertambahan menyatakan bahwa kontrasepsi sintetis
populasi manusia. Cara yang digunakan pada wanita dapat menyebabkan kegemuk
untuk mengatasi masalah tersebut salah an karena mempermudah dan mempercepat
satunya adalah dengan mengatur kelahiran metabolisme karbohidrat menjadi lemak.
menggunakan kontrasepsi. Abdullah, dkk Sedangkan menurut Widodo (2001) dan
(2013) mengemukakan kontrasepsi pada Azis (1997) efek samping yang paling
wanita bekerja dengan cara menghambat berbahaya dari kontrasepsi sintetis pada
ovulasi dan menghambat implantasi. Ada wanita adalah meningkatkan resiko muncul
banyak jenis kontrasepsi yang beredar di nya penyakit kanker serviks.
tengah masyarakat misalnya spiral, Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan
kondom, pil KB, suntikan depeprovera, suatu alternatif lain yang dapat digunakan
susuk KB, diafragma dan spon vagina. sebagai alat kontrasepsi yang tidak
Alat kontrasepsi yang beredar di memiliki efek samping yang membahaya
masyarakat kebanyakan merupakan kontra kan kesehatan. Salah satu alternatifnya
sepsi mekanik atau sintetis yang memiliki adalah dengan memanfaatkan senyawa
dampak negatif terhadap kesehatan pe metabolit sekunder dari tanaman sebagai
Eksakta Vol. 1 Tahun XVI Februari 2015 45
kontrasepsi. Pemanfaatan bahan alamiah penampilan repoduksi mencit betina (Mus
untuk kontrasepsi yang berasal dari musculus L. Swiss Webster).
tanaman disebut juga dengan kontrasepsi
herbal. Tanaman tersebut haruslah mengan METODE PENELITIAN
dung senyawa yang bersifat antifertilitas, Penelitian telah dilaksanakan dari
antiestrogenik, antiimplantasi dan dapat November 2013 sampai dengan Agustus
digunakan oleh pria maupun wanita. 2014 di Divisi Hewan dan Laboratorium
Robinson (1995) mengemukakan bahwa Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Mate
kandungan tanaman untuk kontrasepsi matika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
herbal secara umum adalah Alkaloid, Universitas Negeri Padang. Penelitian
Flavonoid, Steroid, Tanin, dan minyak dilakukan dengan menggunakan Ranca
Atsiri. ngan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
Salah satu kontrasepsi herbal adalah perlakuan dan 6 ulangan.
biji kapas yang memiliki kandungan
senyawa Gosipol. Gosipol (C30H30O8) Pelaksanaan
merupakan senyawa fenolik yang terdapat Bahan yang digunakan adalah mencit
dalam kelenjar pigmen pada biji kapas. betina dan jantan yang diperoleh dari
Widodo (2001) menyatakan gosipol pada Divisi Hewan dan Laboratorium Zoologi,
tanaman kapas, berfungsi sebagai Jurusan Biologi FMIPA UNP Padang. Biji
pertahanan alamiah terhadap predator kapas didapatkan dari daerah Lubuk Alung
serangga. Masyarakat China telah meng Padang Pariaman Biji kapas dikeringkan di
gunakan biji kapas sebagai kontrasepsi dalam inkubator pada suhu 56°C selama 4
herbal khususnya pada pria. Hasil pene hari. Biji kapas yang telah kering yang
litian Taylor et al., (1991) menunjukkan masih utuh ditimbang sebanyak 500 gram,
bahwa Gosipol mampu menurunkan kemudian digerus menjadi bentuk simp
jumlah sperma karena epitel germinal lisia. Simplisia direndam dalam pelarut
sedikit memproduksi sperma dan sperma methanol absolute sebanyak 1000 ml
tosit menjdi apoptosis selama proses sambil diaduk (shaker) selama 48 jam.
pembelahan meiosis pada spermatogenesis. Selanjutnya campuran difiltrasi mengguna
Penggunaan biji kapas yang mengan kan kertas saring untuk memisahkan
dung Gosipol sebagai kontrasepsi herbal ekstrak biji kapas dengan minyak biji
masih terbatas dan belum diketahui dosis kapas. Ekstrak biji kapas kemudian dipekat
nya yang tepat. Gosipol dalam dosis tinggi kan dengan menggunakan water bath
memiliki efek samping bagi tubuh yaitu sampai kering. Ekstrak biji kapas yang
menyebabkan infertilitas atau gangguan didapat berupa lempengan padat berwarna
reproduksi. Selain itu, menurut Alexander coklat lalu didinginkan dan ditumbuk
(2008) Gosipol dengan dosis tinggi dapat dalam lumpang. dan Pemberian ekstrak
menyebabkan kerusakan pada membran dilakukan dengan mencampurkan serbuk
eritrosit dan kenaikan konsentrasi plasma. ekstrak biji kapas dengan lautan CMC 2%.
Sedangkan menurut Randel (1992) Gosipol Dosis yang digunakan adalah 0 (Kontrol);
dalam dosis yang rendah masih dapat 0,03 (P1); 0,05 (P2) dan 0,07 (P3)
didetoksifikasi oleh tubuh sehingga tidak gram/kg. b.b. mencit.
memimbulkan efek yang membahayakan Mencit yang digunakan pada
tubuh. Oleh karena itu diperlukan dosis penelitian ini adalah mencit betina dengan
yang tepat sehingga Gosipol dapat berat badan 20-30 gram dan mencit jantan
digunakan sebagai kontrasepsi herbal. dengan berat badan 30-35 gram. Pemberian
Berdasarkan hal tersebut dilakukan ekstrak pada mencit betina dilakukan
penelitian tentang pengaruh ekstrak biji secara oral dengan menggunakan jarum
kapas (Gossypium hirsutum L.) terhadap gavage selama 25 hari. Setelah itu

46 Ramadhan Sumarmin
dikawinkan dan 0 hari kebuntingan di Berdasarkan Gambar 1 terlihat
tandai dengan ditemukannya vaginal plug. ekstrak biji kapas dapat menyebabkan
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah penurunan jumlah fetus yang terimplantasi
fetus hidup, fetus mati, fetus yang yaitu pada P1 berjumlah 8 ekor, P2
diresorbsi, fetus dengan kelainan, jumlah berjumlah 6 ekor, dan P3 tidak terdapat
implantasi, jumlah korpus Luteum dan fetus atau mencit tidak mengalami
berat badan rata-rata fetus hidup pada hari kebuntingan dibandingkan dengan kontrol
ke 18 kebuntingan. dengan fetus berjumlah 9 ekor.
Analisis Data a. Jumlah Korpus Luteum
Data berupa jumlah fetus hidup, Rata-rata jumlah korpus luteum
jumlah fetus mati, jumlah fetus yang mencit antara kontrol dan setelah
diresorbsi, jumlah embrio yang mengalami pemberian ekstrak biji kapas selama 25
kelainan, jumlah implantasi, jumlah korpus hari dapat terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Luteum dan berat rata-rata fetus yang Tabel 1. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas
diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Terhadap Jumlah Korpus Luteum
Of Varians (ANOVA) dan dilanjutkan
Korpus
dengan uji Duncan Multiple New Range Perlakuan
Luteum
Test (DMNRT).
K 9,33 a
HASIL DAN PEMBAHASAN P1 7,50 a
P2 3,33 b
Hasil Penelitian P3 0,00 b
Hasil penelitian mengenai pengaruh
Keterangan: nilai data yang diikuti oleh
ekstrak biji kapas (Gossypium hirsutum L.)
notasi huruf yang sama menunjukkan
terhadap penampilan reproduksi mencit
berbeda tidak nyata pada uji Duncan
(Mus musculus L.) Swiss Webster selama
p<0.05
25 hari secara oral dapat terlihat pada
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
Gambar 1. Penampilan reproduksi yang
jumlah rata-rata korpus luteum P1 7,5; P2
diamati merupakan penampilan reproduksi
3,33 dan P3 2,16; menurun jika
yang tampak secara morfologinya yaitu
dibandingkan dengan kontrol 9,33.
jumlah korpus luteum, jumlah implantasi,
Berdasarkan uji ANAVA pada taraf
jumlah fetus hidup, jumlah fetus mati,
signifikansi 5% didapatkan Fhitung
jumlah fetus yang mengalami resorpsi,
(5,87)>Ftabel (3,10), berarti setiap perlakuan
jumlah fetus yang mengalami kelainan dan
yang diberikan berbeda nyata.
berat rata-rata fetus. Uji lanjut yang dilakukan dengan uji
Duncan taraf 5%, didapatkan hasil antara
P3 dan P2 tidak berbeda nyata, sedangkan
antara P3 dan kontrol terdapat perbedaan
nyata. Hal ini membuktikan semakin tinggi
dosis ekstrak
C
biji kapas yang diberikan,
A B D
maka semakin sedikit jumlah korpus
Luteum.
b. Jumlah Implantasi
Hasil pengamatan perhitungan rata-
rata jumlah implantasi pada mencit dapat
Gambar 1. Penampilan Reproduksi Mencit terlihat pada Tabel 2.
Kontrol (A), P1 (B), P2 (C) dan
P3 (D).

Eksakta Vol. 1 Tahun XVI Februari 2015 47


Tabel 2. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas dosis ekstrak biji kapas semakin sedikit
Terhadap Jumlah Implantasi jumlah fetus hidup dan semakin kecil
Perlakuan Implantasi ukuran fetusnya. Ukuran fetus yang kontrol
K 9,00a lebih besar dibandingkan dengan fetus
P1 6,33a yang diberikan perlakuan.
P2 2,67b d. Jumlah Fetus Mati
P3 0,00b Rata-rata fetus mati mencit setelah
Keterangan: Angka pada kolom sama pemberian ekstrak biji kapas selama 25
diikuti oleh notasi huruf, sama tidak hari dapat terlihat pada Tabel 4 sebagai
berbeda nyata pada uji Duncan p<0,05 berikut ini.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa Tabel 4. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas
jumlah rata-rata implantasi menurun dari Terhadap Jumlah Fetus Mati
P1 6,33; P2 2,16 dan P3 0, dibandingkan Perlakuan Fetus Mati
dengan kontrol 9,00. Berdasarkan uji K 0,0
ANOVA didapatkan bahwa jumlah P1 1,0
implantasi pada taraf signifikansi 0,05 P2 0,5
berbeda sangat nyata karena Fhitung P3 0,0
(11,47)>Ftabel (3,10). Hasil uji Duncan Keterangan: semakin tinggi dosis ekstrak
didapatkan antara P3 dan P2 tidak berbeda biji kapas yang diberikan, semakin besar
nyata, sedangkan antara P3 dengan P1 dan pengaruhnya terhadap jumlah fetus mati
kontrol berbeda nyata.
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan
c. Jumlah Fetus Hidup bahwa pengaruh ekstrak biji kapas pada P1
Rata-rata fetus hidup mencit setelah sekitar 1; P2 sekitar 0,5 menyebabkan
pemberian ekstrak biji kapas selama 25 kematian fetus dan perlakuan dosis 0,07
hari dapat terlihat pada Tabel 3 sebagai gram/ekor mencit tidak ada yang mati.
berikut ini. Berdasarkan uji ANAVA pada taraf
Tabel 3. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas signifikansi 5% Fhitung (1,41)<Ftabel (3,10),
Terhadap Jumlah Fetus Hidup berarti tidak ada beda nyata antara
Perlakuan Fetus Hidup perlakuan dengan kontrol. Jadi, pemberian
K 9,0a ekstrak biji kapas tidak berpengaruh
P1 5,3b terhadap kematian fetus mencit.
P2 1,8c e. Jumlah Fetus Resorbsi
P3 0,0d Berdasarkan hasil pengamatan
Ket: Angka pada kolom sama diikuti terhadap penampilan reproduksi mencit
notasi huruf sama, tidak berbeda nyata ditemukan juga fetus yang mengalami
pada uji Duncan p<0,05 resorbsi (Tabel 5).
Pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa
Tabel 5. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas
rata-rata fetus hidup mengalami penurunan
Terhadap Jumlah Fetus Resorbsi
dari P1 sekitar 5,3; P2 sekitar 1,8 dan P3
0,00 dibandingkan dengan kontrol. Pada P3 Fetus Resorpsi
Perlakuan
tidak terdapat embrio implantasi. Setelah
uji ANAVA didapatkan bahwa pada taraf K 0,00
signifikansi 5%, jumlah fetus hidup P1 0,00
berbeda sangat nyata karena Fhitung (14,8)> P2 0,33
Ftabel (3,10). Berdasarkan uji Duncan, rata- P3 0,00
rata mencit yang hidup pada setiap
perlakuan berbeda nyata. Semakin tinggi

48 Ramadhan Sumarmin
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa tersebut kawin dalam waktu 8 hari. Bukti
fetus yang mengalami resorbsi terjadi pada mencit berhasil kawin dilihat dari sumbat
perlakuan P2 0,33. Berdasarkan uji vagina atau apusan vagina untuk
ANOVA pada taraf signifikansi p<0,05 di mengamati keberadaan sperma setiap
dapatkan tidak berbeda nyata. Berdasarkan harinya. Hal ini sesuai dengan pendapat
hasil pengamatan ditemukan bahwa mencit Meles (1992) bahwa suatu senyawa
yang diberi ekstrak biji kapas dan kontrol antifertilitas dapat menyebabkan terjadinya
tidak terjadi kelainan. perpanjangan periode proestrus dan
diestrus, dan mempersingkat fase estrus.
f. Berat Rata-Rata Fetus
Gosipol menyebabkan fase estrusnya
Berdasarkan Tabel 6 berikut ini dapat
singkat sehingga waktu untuk kawin
diketahui bahwa berat rata-rata fetus
mencit menjadi singkat. Fase proestrus dan
mencit yang diberi ekstrak biji kapas
diestrusnya panjang menyebabkan mencit
mengalami penurunan.
tidak bersedia meneriama pejantan,
Tabel 6. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas menolak untuk kawin dan menunggu untuk
Terhadap Berat Rata-Rata Fetus datangnya fase estrus berikutnya agar siap
Berat Rata-Rata kawin. Pengaruh Gosipol terhadap penam
Perlakuan
Fetus pilan reproduksi adalah sebagai berikut ini.
K 0,90a a. Jumlah Korpus Luteum dan Implantasi
P1 0,62b Berdasarkan pengamatan terhadap
P2 0,16c jumlah korpus Luteum, penurunan jumlah
P3 0,00d korpus luteum terjadi seiring dengan
Ket: Angka pada kolom sama yang diikuti meningkatnya dosis ekstrak yang diberikan
oleh notasi huruf sama, tidak berbeda nyata pada mencit yang bekerja secara hormonal.
pada uji Duncan p<0,05 Korpus Luteum akan terbentuk jika telah
Penurunan berat rata-rata fetus terjadi terjadi ovulasi. Proses ovulasi terjadi
pada P1 sekitar 0,62; P2 sekitar 0,16, dan karena dikendalikan oleh beberapa hormon
P3 0 fetus, dibandingkan dengan kontrol reproduksi yaitu FSH (Folicle Stimulating
0,90. Berdasarkan uji ANOVA pada taraf Hormone), LH (Lutheinizing Hormone),
signifikansi p<0,05 didapatkan Fhitung dan estrogen. FSH menginduksi pematangn
(36,93)> Ftabel (3,10) yang berarti setiap oosit pada folikel di ovarium dan LH
perlakuan berbeda nyata. Berdasarkan uji menginduksi terjadinya ovulasi dan
lanjut Duncan, berat rata-rata fetus yang terbentuknya korpus Luteum.
diberi perlakuan berbeda nyata dengan Keberadaan Gosipol dalam tubuh
control, dan semakin tinggi dosis yang mencit menghambat pengaturan hormonal
diberikan maka semakin menurunkan berat pada saat ovulasi. Menurut Alexander, et al
rata-rata fetus. (2008) Gosipol dapat meningkatkan FSH
dan menekan sekresi LH. Seharusnya
Pembahasan jumlah LH yang disekresikan meningkat
Pemberian ekstrak biji kapas (Gossy karena LH menginduksi terjadinya ovulasi
pium hirsutum L.) menyebabkan efek dan pembentukkan korpus Luteum. LH
antifertilitas pada mencit. Lama waktu yang berkurang menyebabkan terhambat
mencapai kawin pada mencit yang nya ovulasi, sehingga korpus Luteum tidak
dipasangkan 1 ekor jantan dengan 4 ekor terbentuk. Jumlah korpus Luteum yang
betina seharusnya 4-5 hari, karena satu berkurang menyebabkan pensekresian
siklus estrus normal mencit terdiri dari 4-5 hormon progesteron juga berkurang. Hal
hari. Namun keberadaan Gosipol menye ini sesuai dengan pendapat Vranova et al
babkan perpanjangan siklus estrus pada (1999) bahwa Gosipol dapat menghambat
mencit sehingga 4 ekor mencit betina sekresi progesteron.

Eksakta Vol. 1 Tahun XVI Februari 2015 49


Sekresi hormon progesteron oleh memiliki efek sitotoksik. Menurut
korpus Luteum mempengaruhi embrio saat Alexander, et al (2008) efek sitotoksik
implantasi. Hal ini disebabkan karena Gosipol dapat meningkatkan rata rata
progesteron pada saat kebuntingan ber kematian fetus. Toksin Gosipol meningkat
fungsi untuk menyiapkan lingkungan kan jumlah kematian sel dan menurunkan
uterus untuk implantasi dan memelihara pertumbuhan pembentukan organ-organ
kebuntingan dengan meningkatkan sekresi sehingga akan berdampak terhadap jumlah
glandula endometrium dan menghambat kematian. Toksik Gosipol meracuni tubuh
gerakkan miometrium (Sadsoeitoeboen, fetus ketika berikatannya gugus aldehid
2005). Keberadaan Gosipol yang meng dan karbosilnya dengan sel darah merah
hambat sekresi progesteron menyebabkan sehingga senyawa racun ini diedarkan oleh
uterus tidak siap untuk menerima embrio darah keseluruh tubuh fetus. Fetus mati
sehingga menyebabkan embrio tidak terjadi pada saat fetus dalam kandungan
terimplantasi pada uterus. Hal ini terbukti belum selesai mengalami perkembangan
dengan ditemukannya tanduk uterus yang lanjut. Hal ini terbukti dari ukuran fetus
tidak ada fetus di dalamnya. Jadi, Gosipol yang mati lebih kecil dibandingkan dengan
mampu menyebabkan gagalnya implantasi fetus yang hidup. Oleh karena itu,
(anti-implantasi). perlakuan yang diberi ekstrak biji kapas
menunjukkan adanya fetus yang mati
b. Jumlah Fetus Hidup
dibandingkan dengan kontrol. Kematian
Ekstrak biji kapas yang mengandung
fetus meningkat seiring dengan pening
Gosipol mempengaruhi jumlah fetus hidup
katan dosis yang diberikan.
mencit karena memiliki efek sitotoksis.
Toksisitas senyawa Gosipol dapat meng d. Fetus Resorbsi dan Kelainan
ganggu aktifitas sel seperti proses oksidasi Berdasarkan hasil penelitian terkait
sel, enzimatis sel, perkembangan dan pengaruh Gosipol terhadap fetus resorbsi
pertumbuhan sel. Gosipol yang berikatan dan kelainan, Gosipol tidak menyebabkan
dengan enzim dapat mengakibatkan ter resorbsi dan kelainan. Gosipol juga bisa
hambatnya sejumlah reaksi enzimatis sel mempengaruhi jumlah fetus resorbsi
sehingga terjadi kerusakan pada sel-sel karena efek sitotoksik menghambat
dalam tubuh fetus mencit serta meng perkembangan embrio. Menurut Hoenheim
ganggu perkembangan fetus bahkan efek and Paracelsus (2007) Gosipol dapat
paling berbahaya dapat menyebabkan menurunkan indeks mitosis, menghambat
kematian. Menurut Hohenheim dan Para perakitan mikrotubul dan berikatan dengan
celsus (2007) tingkat toksisitas Gosipol mitokondria sehingga menyebabkan fosfo
mempengaruhi fisiuologis organ, dan rilasi oksidatif terganggu. Apabila per kitan
tergantung dengan jumlah dosis. mikrotubul terganggu, maka proses
Berdasarkan pengamatan terhadap pembelahan embrio akan terganggu pula.
jumlah fetus hidup, diketahui bahwa Semakin tinggi tingkat dosis Gosipol yang
semakin tinggi dosis ekstrak biji kapas diberikan kepada mencit, semakin tinggi
yang diberikan menyebabkan semakin pula efek sitotoksik terhadap embrio
meningkat pula jumlah fetus yang mati. sehingga menyebabkan fetus resorpsi. Efek
Fetus yang hidup menandakan fetus Gosipol menyebabkan embrio gagal
tersebut mampu memperbaiki sel-sel yang membelah dan berkembang sehingga
rusak atau mati dengan sel yang baru. embrio yang dihasilkan mengalami
resorbsi.
c. Jumlah Fetus Mati
Ekstrak biji kapas yang diberikan e. Berat Rata-Rata Fetus
secara oral kepada mencit juga mem Ekstrak biji kapas yang mengandung
pengaruhi jumlah fetus mati karena Gosipol juga mempengaruhi berat rata-rata

50 Ramadhan Sumarmin
fetus. Penurunan berat rata-rata fetus terhadap rasio seks fetus atau anakan yang
berhubungan dengan berat induk selama dilahirkan.
kebuntingan. Alexander, et al (2008)
mengemukakan bahwa Gosipol dapat DAFTAR PUSTAKA
mengurangi berat induk selama kebun Abdullah, S., Bawotong, J., dan Hamel, R.
tingan berkaitan dengan pengurangan 2013. Hubungan Pemakaian
jumlah hormon progesteron. Pengurangan Kontrasepsi Hormonal dan Non
hormon progesteron karena Gosipol ber Hormonal Dengan Kejadian Kan
sifat luteolitik dan mengganggu per ker Serviks di Ruang D Atas Blu,
tumbuhan fetus pada tahap pasca im Prof, Dr, R. D. Kandou. Jurnal
plantasi. Gangguan akan meningkat seiring Keperawatan. Manado: Universitas
dengan pemberian ekstrak biji kapas Sam Ratulangi. 1(1).
dengan dosis dan tingkat toksik yang Alexander, J., et al. 2008. Gossypol as
meningkat pula. Penurunan berat rata-rata Undesirable Substance in Animal
fetus menandakan adanya suatu zat bioaktif Feed. The EFSA Journal. 908.
yang bersifat toksik terhadap tubuh fetus Azis, Sriana. 1997. Manajemen Keluarga
mencit. Berencana. Jurnal Media Litbang
Penurunan berat rata-rata fetus kes. Jakarta. 3 (7).
merupakan efek paling ringan dari suatu Ilyas, S,. 2004. Prospek Luffa aegyptica
zat teratogen. Penurunan berat rata-rata Sebagai Bahan Antifertilitas.
fetus juga menandakan bahwa per Medan: Universitas Sumatera Utara
tumbuhan fetus mencit juga terhambat. Press.
Wilson dalam Siburian dan Marlinza Meles, D., K. 1992. Efek Antifertilitas
(2009) mengemukakan bahwa hambatan Daun Manggis (Garcinia mang
pertumbuhan dan perkembangan embrio ostana Linn.) Pada Mus musculus
terjadi karena adanya suatu agen yang Betina. Surabaya: Universitas
dapat mempengaruhi proliferasi sel, Airlangga.
interaksi antar sel atau mengurangi laju Purnamasari, D. 2009. Hubungan Lama
pembentukan asam nukleat atau protein Pemakaian KB Suntik Depo
selama embriogenesis. Medroksi Progesteron Asetat (
DMPA ) dengan Perubahan Berat
KESIMPULAN Badan Di BPS (Bidan Praktek
Kesimpulan Swasta) “Yossi Trihana” Jogo
Berdasarkan hasil dan pembahasan
nalan Klaten. Karya Ilmiah.
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
ekstrak biji kapas (Gossypium hirsutum L.) Randel, R. D., Chase C. C., Wyse, S. J.
yang diberikan secara oral pada mencit 1992. Effect of Gossypol and
dapat mempengaruhi penampilan repro
Cottonseed Product on Repro
duksi mencit betina. Pengaruh ekstrak biji duction of Mamals. Journal of
kapas terhadap penampilan reproduksi Animal Science. Amerika. 70 (1628).
yaitu menurunkan jumlah korpus luteum, Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
implantasi, fetus hidup, fetus mati, dan Tumbuhan Tinggi. Bandung: Ins
berat rata-rata fetus tetapi tidak menyebab titut Teknologi Bandung.
kan resorbsi atau kelainan fetus.. Sadsoeitoeboen, P. D. 2005. Manfaat
Saran Ekstrak Rumput Kebar (Biophy
Berdasarkan hasil penelitian yang tum petersianum Klotzsch) Terha
telah dilakukan dan teori yang didapatkan, dap Penampilan Reproduksi
peneliti menyarankan supaya melakukan Mencit Putih Betina. Thesis. Bogor:
penelitian mengenai pengaruh Gosipol Institut Pertanian Bogor.

Eksakta Vol. 1 Tahun XVI Februari 2015 51


Siburian, J., dan Marlinza R. 2009. Efek
Pemberian Ekstrak Akar Pasak
Bumi (Eurycoma Longifolia Jack)
pada Tahap Prakopulasi Terha
dap Fertilitas Mencit (Mus Mus
culus L.) Betina. Jurnal Biospesies.
Jambi: Universitas Jambi. 2(2).
Singla, M., dan Meenu M. 2011.
Reproductive Inhibition With
Gossypol in the Lesser Bandicoot
Rat, Bandicota bengalensis. Journal
Agricultural. India: Punjab AG
University. 432(66).
Taylor, G. T., Griffin, M. G., and Bargett,
M. 1991. Search for a Male
Contraceptive, the Effect of Gossy
pol on Sexual Motivation and
Epididymal Sperm. Journal of
Medicine. Amerika. 22(29).
Turner, C. D. dan Bagnara, J. T. 1998.
Endokrinologi Umum. Surabaya:
Air Langga University Press.
Vranora J., Jezova, Scukova, and Kolena.
1999. Inhibitor Effect of Gossypol
on Basal dan Luteinization Factor-
Stimulated Progesterone Syntetic
in Porcine Granulose Cells. Physio
logical Research. 48. 119.
Waller, D. P., Bunyapraphatsara, N.,
Martin, A., Vornazos, C. J., Ahmed,
M. S., and Soejarto, D., D. 2007.
Effect Gossypol on Fertility in
Male Hamster. Journal Farma
cognosy and Pharmacology. Carbon
dale: Southern Illinois University.
4(4).
Widodo, F. Y. 2001. Metode Kontrasepsi
Pria. Jurnal Kesehatan. Surabaya:
Universitas Wijaya Kusuma. 4(6).
Widodo, F. Y. 2001. Efek Pemakaian Pil
Kontrasepsi Kombinasi Terhadap
Kadar Glukosa Darah. Jurnal
Kesehatan. Surabaya: Universitas
Wijaya Kusuma. 2(6).

52 Ramadhan Sumarmin

Anda mungkin juga menyukai