Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO (2020) menyatakan bahwa perkara perkara Covid-19

dimulai di tanggal 31 Desember 2019 di kota Wuhan Provinsi Hubei

China terdapat kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang belum jelas.

Awalnya, penyakit ini dianggap sebagai 2019 Novel Corona Virus (2019-

nCoV). Perkara Covid-19 ini memiliki kemiripan dengan virus

SARS dan MERS lalu pada lepas 11 Februari 2020, WHO mengumumkan

secara resmi nama baru yaitu corona Virus disease (Covid-19) (Sari, 2021).

Insiden di bulan Januari hingga 28 Maret 2020 kasus infeksi Covid-19

yang terkonfirmasi mencapai 571.678 perkara. Awalnya kasus terbanyak

terdapat pada Cina, tetapi ketika ini masalah terbanyak terdapat di Italia

dengan 86.498 kasus, diikuti oleh Amerika menggunakan 85.228 masalah dan

Cina 82.230 masalah. Virus ini sudah menyebar sampai ke 199 negara

didunia. Kematian dampak virus ini telah mencapai 26.494 kasus. tingkat

kematian akibat penyakit ini mencapai 4-5% dengan kematian terbanyak

terjadi di grup usia diatas 65 tahun. sesuai data per lepas 14 Februari 2020,

nomor mortalitas di semua global sebanyak dua,1%, secara spesifik pada

kota Wuhan sebanyak 4,9% dan provinsi Hubei sebanyak 3,1%. lalu nomor

kejadian penyakit akibat Covid-19 di dunia di lepas 8 Mei 2020 mencapai

3.679.499 orang menggunakan angka kematian 254.199 orang pada 215

negara (WHO, 2020). angka peristiwa infeksi Covid-19 di anak di Cina


mencapai 2.143 anak dan separuhnya mengalami gejala demam, radang,

tenggorokan, batuk, pilek, pegal pada sekujur tubuh dan bersin (Dong, 2020

pada Sari, 2020). Sedangkan pada Amerika serikat kematian anak usia 1-4

tahun dampak Covid-19 adalah 3 berasal 95.608 dan anak usia lima-14 tahun

13 dari 95.608 (Wulandari, 2020).

pada Indonesia prevalensi Covid-19 cukup tinggi, pertama kalinya

dilaporkan di tanggal dua Maret 2020 pasien yang terkonfirmasi virus ini

hanya berjumlah 2 orang yang diduga tertular berasal orang asing yang

berkunjung ke Indonesia. pada Indonesia nomor insiden di tanggal 31 Maret

2020 dilaporkan 1.528 perkara serta 136 masalah kematian. Taraf mortalitas

Covid-19 pada Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara

sebesar 8,9%. nomor penyebaran di Indonesia naik setiap harinya sampai

dengan tanggal 16 Juli 2020 total penduduk Indonesia yang positif Covid-19

sebanyak 81.668 orang. Perkara Covid-19 di Indonesia per 20 September

2020 mencapai 60.828 kasus atau 25,3% (Satgas Covid-19, 2020 pada Utami

et al, 2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia melakukan upaya deteksi masalah

Covid-19 pada anak yang dilakukan sampai menggunakan lepas 18 Mei 2020

dihasilkan data jumlah kasus Covid-19 di anak yaitu Pasien dalam

Pemantauan (PDP) sebesar 3.324 perkara, sejumlah 129 anak berstatus PDP

mati global, sejumlah 584 masalah anak terkonfirmasi positif Covid-19, dan

14 anak mati akibat Covid-19 (IDAI, 2020 pada Utami et al, 2020). Jadi kasus

anak terkonfirmasi positif Covid-19 terdapat kurang lebih 7,2% (Satgas

Covid-19, 2020 pada Utami et al, 2020). Negara Indonesia memegang rekor
tertinggi dalam hal taraf kematian anak pada Asia Pasifik dampak Covid-19

menggunakan homogen-rata sebanyak 2,5% (IDAI, 2020 pada Aini et al,

2021).

Hingga saat ini kasus di Sulawesi Tengara mencapai 3.568 kasus

terkonfirmasi positif, kasus sembuh mencapai 2.348 orang dan kasus

meningal 66 orang (Media Indonesia dalam Covid-19, 2020 dalam Nurlila

dan La Fua, 2020). Berdasarkan data Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara, kasus Covid-19 sejak tanggal 22 Januari 2021 sudah mencapai

9.084 kasus dengan kasus tertinggi terjadi di Kota Kendari dengan jumlah

4.226 kasus, kota Bau-Bau diurutan kedua dengan jumlah 920 kasus, urutan

ketiga Kolaka dengan jumlah 864 kasus, urutan ke empat Kolaka Utara

dengan jumlah 675 kasus, urutan kelima Konawe dengan jumlah 423 kasus

dan Konawe Selatan menduduki urutan keenam dari 17 Kabupaten/ Kota

dengan jumlah 403 kasus (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2021). Pada tanggal 14 Juli 2021, Konawe Selatan menduduki

zona resiko merah (Gugus Tugas Covid-19, 2021). Kasus ini juga akan terus

mengalami peningkatan jika kesadaran masyarakat dalam pematuhan

protokol kesehatan yang telah di sampaikan tidak dilaksanakan (Athena., et

al, 2020 dalam Nurlila dan La Fua, 2020).

Sampai waktu ini kasus pada Sulawesi Tengara mencapai 3.568 perkara

terkonfirmasi positif, kasus sembuh mencapai 2.348 orang dan kasus

meningal 66 orang (Media Indonesia pada Covid-19, 2020 pada Nurlila serta

La Fua, 2020). berdasarkan data Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara, kasus Covid-19 semenjak lepas 22 Januari 2021 telah mencapai

9.084 masalah menggunakan kasus tertinggi terjadi pada Kota Kendari

menggunakan jumlah 4.226 masalah, kota Bau-Bau diurutan kedua

menggunakan jumlah 920 masalah, urutan ketiga Kolaka dengan jumlah 864

masalah, urutan ke empat Kolaka Utara menggunakan jumlah 675 perkara,

urutan kelima Konawe dengan jumlah 423 kasus dan Konawe Selatan

menduduki urutan keenam berasal 17 Kabupaten/ Kota menggunakan jumlah

403 masalah (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2021). Di

tanggal 14 Juli 2021, Konawe Selatan menduduki zona resiko merah (Gugus

Tugas Covid-19, 2021). perkara ini pula akan terus mengalami peningkatan

Jika pencerahan rakyat dalam pematuhan protokol kesehatan yg telah di

sampaikan tidak dilaksanakan (Athena., et al, 2020 pada Nurlila dan La Fua,

2020).

Masyarakat terutama pihak keluarga dan sekolah perlu memberikan

edukasi yang baik dan benar mengenai pencegahan penularan Covid-19

kepada anak karena dengan pengetahuan yang baik maka dapat meningkatkan

perilaku pencegahan yang baik (Utami et al, 2020). Peningkatan pengetahuan

terutama pada orang tua mengenai pencegahan Covid-19 dapat dicapai

menggunakan cara memberikan pendidikan kesehatan (Utami et al, 2020).

Mengatasi penyebaran virus perlu dilakukan tindakan

penyuluhan dengan memberi perhatian

lebih di pola hidup higienis serta Sehat (PHBS) seperti menerapkan protokol

kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah buat menghindari aneka
macam bahaya penyakit ini. Bentuk-bentuk

protokol tadi diantaranya ialah menggunakan masker. Menggunakan masker

medis dipercaya mampu melindungi diri berasal virus serta tidak beresiko

memunculkan penyakit lain karena masker medis memiliki taraf penetrasi

44% terhadap partikel berbahaya. Selain itu pencegahan ke

2 bisa dilakukan menggunakan cara mencuci tangan. Cuci

tangan pakai sabun dapat membunuh kuman sebanyak 73% serta lebih efektif

membunuh kuman penyakit dibandingkan memakai hand

sanitizer yang hanya membunuh kuman sebesar 60% (Cordita et al, 2019

dalam Pradana et al, 2021). 

Kemudian hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan penularan Covid-

19 ialah penerapan physical distancing dengan menjaga jarak sejauh 1 meter

(Hafeez et al., 2020 dalam Saputro et al, 2020).

Untuk menyampaikan penyuluhan kesehatan ada beberapa media yang

bisa digunakan diantaranya leaflet, flit chart, film atau video, slide, dan

papan tulis. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan media leaflet untuk

penyampaian pendidikan kesehatan. Peneliti akan mengkombinasikan

informasi didalam leaflet dalam bentuk kalimat dan gambar agar responden

bisa lebih mengerti saat dijelaskan. Keuntungan lain yang didapatkan jika

menggunakan leaflet adalah untuk mengurangi kebutuhan mencatat.

Telah dilakukan penelitian sebelumnya yg menggunakan leaflet sebagai

media dalam melakukan penyuluhan ataupun pendidikan kesehatan yg

terbukti dapat menambah ilmu ihwal mencegah terjadinya penularan Covid-


19 antara lain adalah skripsi yang diteliti sang Jaji (2020) yg berjudul

“Dampak Pendidikan Kesehatan menggunakan Media Leaflet Terhadap

Pengetahuan masyarakat dalam Pencegahan Penularan Covid-19” didapatkan

akibat bahwa pengetahuan sebelum diberikan penkes memakai media leaflet

sebesar 9 orang (56,27%) terkategori kurang serta pengetahuan setelah

diberikan penkes memakai media leaflet sebesar 16 orang (100%) terkategori

baik. Sedangkan hasil uji statistik dihasilkan nilai ρ = 0.001, disimpulkan

bahwa ada perbedaan yg signifikan antara pengetahuan rakyat selesainya

dilakukan penkes menggunakan leaflet. buat mencegah penularan Covid-19

melalui pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet.

Observasi awal tanggal 25 Mei 2021 di PAUD Wonua Monapa

didapatkan bahwa jumlah anak murid keseluruhan yang sedang menjalani

pembelajaran pendidikan ditempat tersebut adalah 44 orang diantaranya 19

murid laki-laki dan 25 murid perempuan yang dimana terdapat dua kelas

yakni kelas A terdiri dari 31 siswa diantaranya 14 laki-laki dan 17

perempuan. Sedangkan kelas B diantaranya dari 13 murid diantaranya 5

murid laki-laki serta 8 murid perempuan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada 10 responden

diperoleh bahwa 7 dari 10 orang tua anak usia prasekolah di PAUD Wonua

Monapa tingkat pengetahuan akan bahayanya Covid-19 masih kurang dan 3

lainnya menduduki kategori sedang. Berdasarkan keterangan dari responden,

diketahui bahwa penyebab kurangnya pengetahuan orang tua dikarenakan

petugas kesehatan setempat selama masa pandemi belum pernah memberikan


informasi baik melalui pendidikan maupun penyuluhan kesehatan mengenai

tentang pencegahan terpaparnya covid-19. Selain itu hal

ini jua dibuktikan menggunakan banyaknya anak-anak serta orang

tua mereka yg tidak mematuhi peraturan salah satunya tentang

protokol

kesehatan seperti tidak menggunakan masker serta tidak menerap

kan physical distancing (menjaga jarak)

atau tidak menjaga jarak selama berada disekolah.

Melihat penjelasan diatas, oleh karenanya peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan

Media Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Anak Usia

Prasekolah Tentang Pencegahan Penularan Covid-19 Di Di PAUD

Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan”

B. Rumusan Masalah

Apakah penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet berpengaruh

terhadap tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan Covid-19 di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda

Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media

leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang
pencegahan penularan Covid-19 di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda

Kabupaten Konawe Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan agar meningkatkan pengetahuan mengenai tentang

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan

penularan Covid-19.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan serta sebagai dasar untuk meneliti

tentang pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dengan

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan Covid-19.

b. Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang penyuluhan

kesehatan yang dapat dilakukan sebagai cara pencegahan penularan

Covid-19.
10

E. Kebaruan Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran, penulis mendapatkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan yaitu:

Tabel 1. Kebaruan Penelitian


No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Metode Persamaan Perbedaan
dan Penelitian
Tahun
1. Jaji Pengaruh Pendidikan Yang akan terjadi setelah uji Penelitian ini Persamaan Perbedaan
(2020) Kesehatan Dengan Media statistik didapatkan nilai ρ = menggunakan penelitian yg dalam
Leaflet Terhadap desain pre- peneliti penelitian ini
0.001, disimpulkan
Pengetahuan Warga Dalam experiment lakukan dengan yang
Pencegahan Penularan bahwa ada perbedaan yg sig menggunakan menggunaka dilakukan
Covid-19 nifikan antara menggunakan n penelitian peneliti
pengetahuan masyarakat se rancangan one ini ialah adalah
habis dilakukan class variabel variabel
pretest-posttest dependen independen
penkes menggunakan leafle
design) yaitu tingkat dan subyek
t. untuk mencegah penularan pengetahuan penelitian.
Covid-19 melalui pendidikan perihal Variabel
kesehatan menggunakan media pencegahan independen
leaflet. penularan dalam
Covid-19 dan penelitian ini
Media yang adalah
digunakan pendidikan
yaitu leaflet kesehatan
sedangkan
variabel
11

independen
yang
dilakukan
peneliti
adalah
penyuluhan
kesehatan.
Subyek
dalam
penelitian ini
subyeknya
adalah warga
di RT 19 RW
06 24 Ilir
Bukit Kecil
Palembang
sedangkan
subyek yang
dilakukan
peneliti
adalah orang
tua anak usia
prasekolahdi
PAUD
Wonua
Monapa
Kecamatan
Konda
12

Kabupaten
Konawe
Selatan.
2. Wulanda Pengaruh Pendidikan Akibat analisisunivariat dida Penelitian ini Persamaan Perbedaan
ri et al Kesehatan Dengan Media patkan pengetahuan menggunakan pertama penelitian ini
(2021) Leaflet Untuk desain pre- dalam dengan yang
responden semakin
Meningkatkan experiment penelitian dilakukan
Pengetahuan Dan Perilaku tinggi sehabis diberikan dengan saya dan peneliti
Dalam Upaya Menerapkan pendidikan kesehatan menggunakan penelitian ini adalah
Protokol Kesehatan Pada menggunakan media leaflet rancangan one adalah variabel
Pedagang Di Carfreeday sebesar 50 % pengetahuan class variabel independen
Temanggung pretest-posttest dependen dan subyek
baik dan 50 % pengetahuan
design). yaitu tingkat penelitian.
cukup. perilaku responden pengetahuan Dalam
semakin tinggi sesudah tentang penelitian ini
diberikan pendidikan pencegahan variabel
kesehatan memakai media penularan independen
Covid-19. adalah
leaflet sebesar 41,7 % sikap
Persamaan pendidikan
baik, 35,3 % perilaku cukup kedua adalah kesehatan
dan 23 % pengetahuan media yang sedangkan
kurang. perbedaan skor digunakan variabel
tingkat pengetahuan dalam independen
penelitian yang
sebelum dan sehabis
yaitu media dilakukan
diberikan hegemoni leaflet. Serta peneliti
pendidikan kesehatan teknik adalah
memakai media leaflet pengambilan penyuluhan
13

sebesar Z=-1,957, ρ < 0,05)) subjek kesehatan.


dan disparitas skor tingkat dengan yaitu Subyek
dengan penelitian ini
perilaku sebelum dan
teknik adalah
sehabis diberikan purposive pedagang
pendidikan kesehatan sampling. sedangkan
memakai media leaflet subyek yang
sebesar Z=-2,283, ρ < 0,05) dilakukan
peneliti
adalah orang
tua anak usia
prasekolah di
PAUD
Wonua
Monapa
Kecamatan
Konda
Kabupaten
Konawe
Selatan.
3. Erlinawa Pendidikan Kesehatan Pengetahuan bunda hamil pada Metode Persamaan perbedaan
ti dan Pada Ibu Hamil Dalam Puskesmas Kuok sebelum pelaksanaan variabel penelitian ini
Parmin J Pencegahan Penularan diberikan pendidikan kesehatan dedikasi warga dependen serta
(2020) Covid-19 Di Puskesmas dominan (80%) mempunyai dilaksanakan pada penelitian yg
Kuok pengetahuan rendah. Sedangkan secara penelitian ini dilakukan
sesudah diberikan penyuluhan kuantitatif dan dan peneliti ialah
terjadi peningkatan pengetahuan, kualitatif penelitian variabel
dimana dominan (100%) menggunakan aku independen
14

termasuk kategori metode merupakan serta subyek


berpengetahuan tinggi. konseling, tingkat penelitan.
lokasi pada pengetahuan Variabel
Poli KIA ihwal pada
Puskesmas pencegahan penelitian ini
Kuok permai penularan adalah
Covid-19 . pendidikan
kesehatan
sedangkan
variabel
independen
yg dilakukan
peneliti
merupakan
penyuluhan
kesehatan.
lalu subyek
pada
penelitian ini
adalah mak
hamil
sedangkan
subyek yg
dilakukan
peneliti
adalah orang
tua anak
prasekolah.
15

4. Aini et Perilaku Orang Tua Dalam Uji spearman rank didapatkan Penelitian Persamaan Perbedaan
al (2021) Upaya Pencegahan Covid- koefisien korelasi sebanyak menggunakan penelitian ini penelitian ini
19 Pada Anak 0,447 serta p value sebesar 0,054 deskripsi dengan dengan
(α = 0,05) menggunakan observasional. penelitian penelitian
kesimpulan ada korelasi antara yang saya yang
perilaku orang tua terhadap lakukan dilakukan
pencegahan Covid-19 dengan adalah peneliti
usia anak menggunakan taraf variabel adalah
hubungan yang cukup kuat (r = dependen variabel
0,047) serta berpola positif, yaitu tentang independen
dimana makin bertambah usia pencegahan dan tekhnik
anak, maka akan menaikkan Covid-19 pengambilan
sikap orang tua terhadap Covid- pada anak. sampel.
19. Selain itu Dalam
juga subyek penelitian ini
penelitian variabel
yaitu orang independen
tua anak. yang
digunakan
adalah
perilaku
orang tua
sedangkan
dalam
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
16

variabel
independen
adalah
penyuluhan
kesehatan.
Kemudian
tekhnik
pengambilan
sampel dari
penelitian ini
adalah
accidental
sampling
sedangkan
tekhnik
pengambilan
sampel yang
dilakukan
peneliti
menggunaka
n tekhnik
purposive
sampling..
5. Utami, Hubungan Pengetahuan Hasil analisis bivariat diperoleh Penelitian ini Persamaan disparitas
R. A., et Dengan Perilaku data nilai p = 0,001 sehingga menggunakan pada penelitian ini
al (2020) Pencegahan Covid-19 Pada didapatkan kesimpulan bahwa metode penelitian ini menggunaka
Anak Usia Sekolah Di terdapat hubungan antara observasional dengan n penelitian
Kota Jakarta Selatan pengetahuan dengan perilaku analitik dengan penelitian yg yg peneliti
17

pencegahan Covid19 pada anak desain saya lakukan lakukan


usia sekolah korelasional yg pertama merupakan
dengan ialah variabel variabel
pendekatan dependen yg independen,
cross sectional dipergunakan sampel, serta
yaitu subyek. pada
pencegahan penelitian ini
Covid-19. vaiabel
Persamaan ke independen
2 adalah ialah
instrumen hubungan
penelitian pengetahuan
yaitu serta perilaku
menggunaka sedangkan
n berita pada
umum. penelitian
peneliti
variabel
independen
yang
dipergunakan
artinya
penyuluhan
kesehatan,
lalu perbeaan
kedua
merupakan
sampel
18

penelitian,
sampel
penelitian
dalam
penelitian ini
diambil
memakai
metode
cluster secara
acak
sampling
sedangkan
pada
penelitian
peneliti
memakai
purposive
sampling.
perbedaan
terakhir
merupakan
subyek atau
responden,
responden
dalam
penelitian ini
anak-anak
usia sekolah
19

sedangkan
dalam
penelitian
peneliti ialah
orang tua
anak usia
prasekolah.
6. Pradana, Pengaruh Pendidikan Uji wilcoxon didapatkan uji Desain Pesamaan disparitas
K. A., et Kesehatan Animasi Lagu wilcoxon ρ value 0,000 sehingga penelitian penelitian ini penelitian ini
al AnakAnak Terhadap terdapat pengaruh animasi lagu adalah menggunaka menggunaka
(2020). Pengetahuan Cuci Tangan terhadap pengetahuan cuci penelitian n penelitian n penelitian
Pakai Sabun (CTPS) Anak tangan gunakan sabun (CTPS) quasi yang aku yang peneliti
Usia Sekolah Pada Masa anak usia sekolah pada masa eksperimental lakukan lakukan ialah
Pandemi Covid-19 Di Desa pandemi covid-19. bisa menggunakan adalah variabel
Gembol Ngawi disimpulkan bahwa Pendidikan rancangan analisis data dependen,
kesehatan animasi lagu anak- penelitian pre menggunaka variabel
anak dapat meningkatkan and post test n analisis dependen,
pengetahuan cuci tangan without control univariat subyek, serta
gunakan sabun (CTPS) anak usia memakai analisa
sekolah di masa pandemi Covid- rumus bivariat. dari
19 di Desa Gembol Ngawi. distribusi penelitian ini
frekuensi. variabel
dependen
adalah
pengetahuan
cuci tangan
gunakan
sabun
20

(CTPS) anak
usia sekolah
sedangkan
dalam
penelitian
peneliti
merupakan
tingkat
pengetahuan
orang tua
anak usia
prasekolah
wacana
pencegahan
penularan
covid-19. lalu
disparitas ke
2 ialah
variabel
independen,
dalam
penelitian ini
artinya
pendidikan
kesehatan
memakai
animasi lagu
sedangkan
21

pada
penelitian
peneliti
merupakan
penyuluhan
kesehatan
memakai
media leaflet.
disparitas
selanjutnya
ialah subyek
penelitian,
dalam
penelitian ini
subyek
penelitiannya
artinya ialah
anak usia
sekolah
sedangkan
subyek dalam
penelitian
peneliti
artinya orang
tua anak usia
prasekolah.
perbedaan
terakhir
22

adalah
analisa
bivariat
dalam
penelitian ini
memakai uji
wilcoxon
sedangkan
pada
penelitian yg
dilakukan
peneliti
memakai uji
paired
sample t-test.
7. Sabarudi Efektivitas Pemberian sesuai hasi uji statistik dengan Desain Persamaan disparitas
n et al Edukasi Secara Online wilcoxon diperoleh nilai pada penelitian ini penelitian ini penelitian ini
(2020). Melalui Media Video Dan penggunaan media video & memakai dengan dengan
Leaflet Terhadap Tingkat leaflet ρ = 0,001 < 0,05, hal ini Quasi- penelitian penelitian yg
Pengetahuan Pencegahan menunjukkan bahwa terdapat Experiment yang saya peneliti
Covid-19 Di Kota Baubau perbedaan bermakna dengan lakukan ialah lakukan
pengetahuan sebelum dan pendekatan variabel artinya
setelah edukasi secara online. The Non- dependen variabel
Pada media video ρ = 0,248 > Randomized pada independen,
0,05, hal ini membagikan tidak Without penelitian kawasan
ada perbedaan bermakna Control class yaitu tingkat penelitian,
selesainya edukasi secara online. Pretest And pengetahuan media,
Sedangkan di media leaflet Posttest wacana desain, serta
23

P=0,045 < 0,05, hal ini Design. pencegahan subyek


memberikan terdapat perbedaan Covid-19. penelitian.
bermakna sehabis edukasi secara Persamaan ke pada
online. 2 artinya penelitian ini
media yg variabel
digunakan independen
yaitu media ialah
leaflet. anugerah
Persamaan edukasi
terakhir kesehatan
artinya sedangkan
Teknik dalam
pengambilan penelitian
subjek peneliti
dengan merupakan
teknik penyuluhan
purposive kesehatan.
sampling perbedaan ke
2 artinya
daerah
penelitian ini
dilakukan
secara online
sedangkan
daerah pada
penelitian
peneliti
dilakukan
24

secara tatap
muka
eksklusif.
disparitas
ketiga
merupakan
media yg
dipergunakan
dalam
penelitian ini
terdapat 2
yaitu video
serta leaflet
sedangkan
dalam
penelitian
peneliti
hanya satu
media yaitu
leaflet.
disparitas
ketiga
merupakan
desain
penelitian
pada
penelitian ini
artinya quasi
25

eksperimen
sedangkan
dalam
penelitian
peneliti
merupakan
pre
eksperimen.
disparitas
terakhir
merupakan
subyek
penelitian
penelitian ini
ialah
masyarakat
Kota Baubau
sedangkan
pada
penelitian yg
peneliti
lakukan
adalah anak
usia
prasekolah
yg terdapat di
PAUD
Wonua
26

Monapa
Kecamatan
Konda
Kabupaten
Konsel.
8. Wardani, Promosi Kesehatan yang akan terjadi uji statistik Metode Persamaan disparitas
E. M., et Pencegahan Penularan didapatkan ρ = 0.001, ialah ada pelaksanaan penelitian ini penelitian ini
al Infeksi Covid-19 Pada disparitas yg signifikan antara dalam dengan menggunaka
(2021). Masyarakat Melalui pengetahuan masyarakat penelitian ini penelitian n penelitian
Webinar Series sebelum menggunakan setelah dilakukan yang aku yg peneliti
diberikan pendidikan kesehatan melalui daring. akukan ialah lakukan
menggunakan webinar variabel adalah
dependen variabel
dalam independen,
penelitian kawasan, dan
yaitu subyek
pencegahan penelitian.
penularan dalam
Covid-19. penelitian ini
variabel
independen
ialah
kenaikan
pangkat
kesehatan
sedangkan
dalam
penelitian
27

peneliti
artinya
penyuluhan
kesehatan.
perbedaan
kedua ialah
tempat
penelitian ini
dilaksanakan
melalui
daring
sedangkan
dalam
penelitian
yang peneliti
lakukan
artinya secara
pribadi.
disparitas
terakhir
merupakan
subyek dalam
penelitian ini
adalah rakyat
RW 03
Kelurahan
Simomulyo
Baru
28

Kecamatan
Suko
manunggal
sedangkan
pada
penelitian
peneliti
artinya orang
tua anak usia
prasekolah di
PAUD
Wonua
Monapa
Kecamatan
Konda
Kabupaten
Konsel.
9. Li Running Title: Health Penelitian ini memberikan bukti Studi Persamaan perbedaan
Weiguo, Education for Parents tentang pentingnya dan urgensi penelitian ini penelitian ini penelitian ini
et all During the Covid-19 pendidikan kesehatan. menggunakan menggunaka dengan
(2020) Outbreak Public Health Tingkat pendidikan kesehatan Pendekatan n penelitian penelitian yg
Education for Parents untuk meningkatkan kesadaran cross-sectional yg saya peneliti
During the Outbreak masyarakat akan bahayanya lakukan lakukan
ofCovid-19: a Rapid penyakit menular sangat adalah adalah
Review dibutuhkan, terutama bagi variabel variabel
beberapa kelompok rentan. dependen independen
Media sosial mungkin tidak pada serta subyek
dapat dianggap sepenuhnya, penelitian penelitian.
29

publik termasuk orang tua wajib yaitu tentang dalam


mendapatkan pengetahuan penelitian ini
gosip berasal situs web resmi orang tua variabel
otoritas seperti World Health wacana independen
Organisasi serta pusat Covid-19. ialah edukasi
Pengendalian Penyakit nasional, lalu sama- kesehatan
atau dari asal lain yang didukung sama sedangkan
oleh otoritas ini, bukan asal menggunaka variabel
pencarian awam di internet atau n instrumen independen
media umum. kuesioner. dalam
penelitian
peneliti
artinya
penyuluhan
kesehatan.
perbedaan
selanjutnya
merupakan
subyek atau
responden
dalam
penelitian ini
orang tua
atau orang
dewasa
sedangkan
pada
penelitian
30

peneliti ialah
orang tua
anak usia
prasekolah.
10. Dong, Epidemiology of COVID- berasal pasien, 728 Kurva epidemi Persamaan disparitas
Y., et al 19 Among Children in (34,1%) diidentifikasi menjadi dibangun oleh penelitian ini penelitian ini
(2020) China masalah yg dikonfirmasi data-data kunci menggunaka dengan
laboratorium, serta 1407 onset penyakit n penelitian penelitian
(65,9%) adalah kasus yang serta yg saya yang peneliti
dicurigai. Itu usia homogen-rata penaksiran lakukan lakukan ialah
seluruh pasien merupakan 7 masalah. artinya variabel
tahun (rentang interkuartil: 2–13 Kurva onset- variabel independen
tahun). di antara pasien tadi, to-penaksiran dependen dan subyek
1208 kasus (56,6%) adalah anak dibangun dalam penelitian.
604dea25b3a655fe1ab94434fad dengan penelitian dalam
99f27, serta tak terdapat memasang log- membahas penelitian ini
disparitas yg signifikan secara normal tentang variabel
statistik pada jumlah pasien anak distribusi data Covid-19 di independen
baik pada kedua anak. adalah
604dea25b3a655fe1ab94434fad onset serta data epidemiologi/
99f27 juga wanita. Penelitian ini diagnosis. bepergian
jua menyampaikan bukti pola
bertenaga penularan berasal penularan
Covid-19 terjadi dari manusia ke Covid-19
manusia. sedangkan
pada
penelitian
peneliti ialah
31

penyuluhan
kesehatan.
disparitas
selanjutnya
adalah
subyek pada
penelitian ini
ialah anak-
anak yang
positif
menderita
Covid-19
sedangkan
pada
penelitian yg
peneliti
lakukan ialah
orang tua
anak usia
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Covid-19

1. Definisi

Covid-19 artinya penyakit menular yang pertama kali

ditemukan di wuhan, hubei, china pada akhir tahun 2019. Virus

ini acapkali ditemukan pada hewan, yg masih dalam bagian

corona virus. saat menyerang manusia corona

virus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran

pernapasan, seperti flu. MERS (Middle East Respiratory

Syndrome) serta SARS (Servere Acute Respratory Syndrome)

(Hui et al., 2020). gejala yg umumnya ditemukan pada penderita

Covid-19 mirip demam, batuk kering dan kesulitan bernapas

(Chen et al., 2020) (Hessen, 2020). Sedangkan sakit

tenggorokan, pilek atau bersin lebih jarang ditemukan (Huang et

al., 2020). Kemungkinan terburuk asal penyakit

ini adalah pneumonia dan kegagalan multiorgan (Hui et al.,

2020 dalam Sabarudin et al, 2020).

Corona Virus Disease-19 (Covid-19) artinya virus

RNA dengan berukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya

20
21

menginfeksi binatang,

termasuk pada antaranya ialah kelelawar dan unta.

Selain pada binatang, virus ini

diketahui bisa menyebar berasal insan ke manusia melalui air

liur, lendir atau dahak yang keluar dari hidung

orang yg sudah terinfeksi. Percikan dahak yg mengandung

corona virus masuk melalui hidung atau tenggorokan dan mata

(WHO, 2020 pada Parawansah, 2020).

Dapat disimpulkan bahwa covid-19 adalah suatu penyakit meular

yang disebabkan oleh virus corona. Penyakit ini merupakan penyakit

menular berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini

menyerang sistem pernapasan sehingga gejala yang paling sering terjadi

pada seseorang yang terinfeksi oleh virus ini adalah demam, batuk

kering, dan sesak napas.

2. Etiologi

Corona virus umumya ditularkan melalui binatang mirip unta, ular,

binatang ternak, kucing dan kelelawar . insan dapat tertular virus ini bila

tedapat riwayat hubungan dengan hewan tadi. Hal ini diduga berasal

berasal pasar hewan Huanan pada Wuhan yang menjual berbagai jenis

daging hewan yg tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan

berbagai jenis tikus (WHO, 2019 pada Charpilova, 2020).


22

Covid-19 bisa menular asal orang yg terinfeksi pada orang lain di

sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 jua bisa menular

melalui benda-benda yg terkontaminasi percikan batuk atau bersin

penderita covid-19. Orang lain yg menyentuh benda-benda

terkontaminasi tersut kemudian menyentuh mata, hidung dan ekspresi

mereka dapat tertular penyakit ini (WHO, 2020).

Virus penyebab covid-19 bisa bertahan di udara kurang lebih satu

jam, sedangkan pada permukaan benda-benda bisa bertahan selama

beberapa jam. pada bagian atas berbahan plastik dan besi tahan karat

virus dapat bertahan hingga 72 jam, pada cardboard selama 24 jam dan

di tembaga bertahan selama 4 jam (Van Doremalen, 2020 dalam Sari,

2020).

3. Manifestasi Klinis

Covid-19 bisa sulit di penaksiran sesuai gejala-gejala karena

kemunculannya sangat mirip menggunakan pilek biasa atau flu.

Penyakit-penyakit yang dilaporkan mempunyai gejala ringan hingga

penyakita berat serta kematian buat perkara-perkara covid-19 yang

terkonfirmasi.

Gejala-gejala bisa muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar:

a. Badan panas

b. Batuk

c. Sakit tenggorokan

d. Sesak napas
23

e. Pneumonia (dibeberapa kasus)

f. Tubuh terasa pegal-pegal

g. Mual dan atau muntah

h. Diare

Beberapa orang yg terinfeksi tidak membagikan gejala dan merasa

sehat. Sebagian bisa pulih dengan sendirinya, sedangkan sebagian

lainnya mengalami perburukan syarat sehingga mengalami kesulitan

bernapas dan perlu dirawat pada rumah sakit (WHO, 2020 dalam

Parawansah, 2020).

4. Patogenesis

Corona virus diklaim menggunakan virus zoonotik yaitu virus yang

ditransmisikan dari hewan ke insan. Kelelawar, tikus bambu, unta dan

musang adalah host yg biasa ditemukan buat corona virus. Corona virus

pada kelelawar ialah sumber utama buat peristiwa severe acute

respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome

(MERS). Corona virus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih

tua, serta semua orang secara umum rentan terinfeksi sang virus ini

dengan tanda-tanda klinis ringan mirip common cold dan faringitis

hingga berat seperti SARS atau MERS dan beberapa strain

mengakibatkan diare di dewasa. Infeksi corona virus umumnya tak

jarang terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tadi terkait

menggunakan faktor iklim serta pergerakan atau perpindahan populasi

yang cenderung banyak perjalanan atau perpindahan. Selain itu, terkait


24

menggunakan karakteristik corona virus yg lebih menyukai suhu dingin

serta kelembaban tidak terlalu tinggi (Wang Z, 2020 dari Pratywi J,

2020).

Corona virus hanya mampu memperbanyak diri melalui sel host-nya.

Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus berasal corona virus

sehabis menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan

serta masuk virus ke sel host diperantarai sang Protein S yang terdapat

dipermukaan virus. Protein S penentu utama pada menginfeksi spesies

host-nya serta penentu tropisnya. pada studi SARS-CoV protein S

berikatan menggunakan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-dua

(angiotensin converting enzyme dua). ACE-dua dapat ditemukan pada

mukosa berkaitan dengan mulut dan nasal, nasofaring, paru, lambung,

usus halus, usus besar , kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal,

otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri

vena, dan sel otot polos. sehabis berhasil masuk selanjutnya translasi

replikasi gen berasal RNA genom virus. Selanjutnya replikasi serta

transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi serta perakitan

asal kompleks replikasi virus. termin selanjutnya ialah perakitan serta

rilis virus (Fehr AR, 2020 dari Pratywi J, 2021).

Sehabis terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas lalu

bereplikasi pada sel epitel saluran napas atas (melakukan daur hidupnya).

sehabis itu menyebar ke saluran napas bawah. di infeksi akut terjadi

peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh
25

beberapa waktu di sel gastrointestinal sehabis penyembuhan. Masa

inkubasi virus hingga muncul penyakit kurang lebih tiga-7 hari (Qiang

W, 2020 dari Pratywi J, 2021).

5. Faktor Resiko

Berdasarkan data yg telah terdapat, penyakit komorbid hipertensi

serta diabetes melitus, jenis kelamin , dan perokok aktif ialah faktor

risiko berasal infeksi SARS-CoV-dua. Beberapa faktor risiko lain yang

ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

merupakan kontak erat, termasuk tinggal satu rumah menggunakan

pasien Covid-19 dan riwayat bepergian ke area terserang. Berada dalam

satu lingkungan tetapi tidak kontak dekat (pada radius dua meter) disebut

menjadi risiko rendah. tenaga medis artinya keliru satu populasi yang

berisiko tinggi tertular. di Italia, kurang lebih 9% kasus Covid-19 artinya

tenaga medis. pada China, lebih berasal 3.300 tenaga medis pula

terinfeksi, menggunakan mortalitas sebanyak 0,6% (Wang, 2019 dari

Pratywi, 2021).

6. Cara Penularan

Covid-19 bisa menular berasal orang yg terinfeksi kepada orang lain

di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 jua bisa

menular melalui benda-benda yang terkotori percikan batuk atau bersin

penderita Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda tercemar

tersebut kemudian menyentuh mata, hidung serta mulut mereka bisa

tertular penyakit ini (WHO, 2020 dari Sari, 2020).


26

Virus penyebab Covid-19 bisa bertahan pada udara sekitar satu jam,

sedangkan pada bagian atas benda-benda dapat bertahan selama beberapa

jam. pada permukaan berbahan plastik dan besi tahan karat virus bisa

bertahan hingga 72 jam, pada cardboard selama 24 jam serta di tembaga

bertahan selama 4 jam (Van Doremalen, 2020 dari Sari, 2020).

7. Cara pencegahan

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari

penularan Covid-19 (Kemkes RI, 2020 dalam Charpilova, 2020) :

a. Menerapakan Physical Distancing atau menjaga jarak minimal 1

(satu) meter dari orang sekitar, tidak kelur rumah kecuali ada

keperluan yang mendesak.

b. Selalu menggunakan masker saat keluar rumah atau beraktivitas di

tempat umum.

c. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan

Hand Sanitizer yang mengandung 60% alkohol terutama saat

beraktivitas diluar rumah.

d. Jangan menyentuh wajah, mata hidung dan mulut sebelum mecuci

tangan.

e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup yang sehat, makan

makanan sehat dan olahraga secara teratur.


27

f. Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau

dicurigai positif terinfeksi corona virus seperti orang yang sedang

batuk, deman dan pilek.

g. Tutup mulut dan hidung dengan tissu saat batuk dan bersin

kemudian buang tissu pada tempat sampah.

h. Jaga selalu kebersihan benda disekitar anda dan lingkungan sekitar

rumah anda.

i.

8. Komplikasi

Pada kasus ini infeksi corona virus yang sudah parah dapat

menyebabkan beberapa kompikasi sebagai berikut (WHO, 2020).

a. Pneumonia (infeksi paru-paru), corona virus yang masuk kedalam

paru dan menyebabkan pneumonia.

b. Infeksi sekunder pada organ lain, berupa komplikasi neurologis

seperti kejang, stroke, ensefalitis dan sindrom guillain-barre.

c. Acute Cardiac Injury, berupa komplikasi kardiovaskular seperti

gagal jantung, aktivitas listrik yang tidak teratur, peradangan jantung

serta pembekuan darah.

d. Acute Respiratory Distress Syndrome, biasanya mereka yang

terinfeksi parah oleh Covid-19 akan sangat cepat dapat berkembang

menjadi sindrom ganguan pernapasan akut / Acute Respiratory

Distress Syndrome (ARDS) yang dapat menyebabkan kegagalan

pernapasan, syok septik dan kegagalan multi organ.


28

e. Kematian, mereka yang terinfeksi corona virus dan tidak dapat

tertolong lagi dan mengalami kematian.

9. Pemeriksaan Penunjang

Dalam rangka diagnosis covid-19, terdapat dua jenis pemeriksaan

yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah swab test atau RT-PCR dan

yang kedua adalah rapid test atau tes serologis. Keduanya memiliki

prosedur dan mekanisme yang berbeda dalam menentukan hasil tes untuk

diagnosis. Untuk pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks,

USG toraks (Ren L, 2020 dalam Pratywi J, 2021).

B. Tinjauan Umum Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan ialah yang akan terjadi asal tidak memahami menjadi

memahami serta itu terjadi sehabis melakukan penginderaan terhadap

sesuatu obyek eksklusif. Sebagian besar pengetahuan insan diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007 dalam Setiawan, 2020).

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2007 dalam Setiawan,

2020):
29

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan menjadi mengingat suatu materi yang sudah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

ialah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yg spesifik dan

semua bahan yg pada pelajari atau rangsangan yang telah diterima.

oleh sebab itu “tahu” ini merupakan adalah tingkat pengetahuan

yang sangat rendah. istilah kerja buat mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yg dipelajari yaitu menjelaskan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan serta sebagainya.

b. Memahami (Comperhention)

Memahami ialah menjadi suatu kemampuan buat menjelaskan

secara sahih wacana obyek yang diketahui dan dimana bisa

menginterprestasikan secara benar. Orang yg sudah paham terhadap

obyek atau materi terus bisa menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, meramalkan serta sebagainya terhadap

suatu obyek yg telah dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Software diartikan sebagai kemampuan untuk memakai materi

yg sudah dipelajari di situasi ataupun syarat riil (sebenarnya).

aplikasi disini bisa diartikan software atau pengguanaan hukum-

aturan, rumus, metode, prinsip serta sebagainya pada konteks situasi

yang lain.

d. Analisis ( Analisis)
30

Analisis ialah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih pada

struktur organisasi tadi serta masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Buatan yg dimaksud membagikan di suatu kemampuan buat

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yg baru. dengan istilah lain buatan artinya suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru berasal formulasi yang

ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010) dalam Hasmirat (2019), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yg diberikan seorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah tertentu yg memilih insan

buat berbuat dan mengisi kehidupan buat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diharapkan buat menerima isu contohnya

hal-hal yg menunjang kesehatan sebagai akibatnya bisa

mempertinggi kualitas hayati. menurut JB Mantra, pendidikan bisa

menghipnotis seorang termasuk jua sikap seseorang termasuk jua


31

perilaku seorang termasuk pula sikap seseorang buat perilaku

berperan serta dalam pembangunan.

b. Umur

Menurut Elisabeth BH (2005) dalam Hasmirat (2019), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

c. Pekerjaan

menurut Thomas (2006), pekerjaan adalah kegiatan yg wajib

dilakukan terutama buat menunjang kehidupannya serta kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah asal kesenangan, tetapi lebih poly ialah

cara mencari nafkah yg membosankan, berulang dan poly tantangan.

Sedangkan bekerja umumnya adalah kegiatan yang menyita saat.

Bekerja bagi ibu-mak akan memiliki efek terhadap kehidupan

keluarga.

Jenis pekerjaan bisa berperan di pada aktivitas buat mendapatkan

pelayanan kesehatan serta timbulnya penyakit melalui faktor-faktor

lingkungan yang langsung dapat mengakibatkan peristiwa keskitan,

sedangkan situasi pekerjaan yg penuh dengan beban psikologis dapat

mengakibatkan tertekan.

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan


32

Pengukuran pengetahuan bisa dilakukan dengan wawancara atau

angket yg menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yg ingin diketahui

atau diukur dapat diadaptasi menggunakan taraf diatas. (Hendrawan et al,

2019) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a) Baik : Apabila skor jawaban 81 – 100%

b) Sedang : Apabila skor jawaban 61 – 80%

c) Kurang : Apabila skor jawaban 0 – 60%

(Khomsan, 2000 dalam Indriyani D, 2017).

C. Tinjauan Umum Anak Prasekolah

1. Definisi

Usia prasekolah ialah usia perkembangan anak antara usia tiga hingga

lima tahun. pada usia ini terjadi perubahan yg signifikasi buat

mempersiapkan gaya hayati yaitu masuk sekolah dengan

mengkombinasikan antara perkembangan hayati, piskososial, kognitif,

sipriatual dan prestasi sosial. Perkembangan fisik di anak usia

prasekolah berlangsung menjadi lambat, dimana perkembangan kognitif

dan piskososial terjadi cepat (Kozier, 2010 dalam Herman, 2020).

Asal beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak

usia prasekolah merupakan anak yg berusia antara tiga-6 tahun dengan

ciri perkembangan fisik yang lambat serta perkembangan kognitif dan


33

sangat dipengaruhi dari keberhasilannya dalam percapaian pertumbuhan

serta perkembangan selama masa toddler.

2. Karakteristik perkembangan anak prasekolah

a. Perkembangan fisik

Saat berusia 3-6 tahun, anak terliat lebih tinggi serta kurus. pada

usia toddler anak cenderung bertambah tinggi bukan bertambah

berat. ketika berusia lima tahun, ukuran otak anak prasekolah hampir

menyamai otak individu dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat

berasal di batang tubuh, mengakibatkan tubuh anak tampak tidak

proposal.

b. Berat badan

Anak prasekolah hanya mengalami kenaikan sebanyak tiga-lima

Kilo Gram dari berat padan mereka berusia 3 tahun, sebagai

akibatnya berat badan mereka hanya mencapai lebih kurang 18-20

Kilo Gram.

c. Tinggi badan

Anak prasekolah tumbuh lebih kurang 25 centimeter setiap

tubuhnya. dengan demikian, sesudah usia lima tahun, tinggi badan

mereka menjadi 2 kali panjang badan lahir, yaitu 100 cm.

d. Kemampuan motorik

Anak prasekolah bisa mencuci tangan serta paras, serta menyikat

gigi mereka. Mereka merasakan membuat malu buat menunjukkan

tubuh mereka. umumnya, anak prasekolah berlari menggunakan


34

keterampilan yg meningkat setiap tahunnya. sesudah usia lima tahun,

anak berlari dengan sangat terampil serta bisa melompat 3 langkah.

Anak prasekolah dapat berdiri seimbang pada atas jari-jari kaki dan

bisa mengenakan pakaian tanpa donasi (kozier, 2010 dalam Herman,

2020).

e. Perkembangan psikososial

Berdasarkan Erikson serta Konzier (2021) dalam Herman (2020)

krisis perkembangan anak prasekolah ialah inisiatif versusrasa

bersalah. Anak prasekolah harus memecahkan masalah sinkron hati

nurani mereka. Kepribadian mereka berkembang. Erikson

memandang krisis di masa ini menjadi sesuatu yang penting bagi

perkembangan konsep diri. Anak prasekolah harus belajar dengan

apa yang dapat mereka lakukan. dampak anak prasekolah meniru

prilaku, dan imajinasi dan kreativitasnya menjadi norma hidup.

f. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif artinya perkembangan yang mengacu

pada kemampuan anak untuk berfikir serta menyampaikan alasan.

Perkembangan kognitif di anak usia prasekolah berada pada tahap

pemikiran praoperasional. Tahan ini masih dibagi lagi sebagai 2 fase

yaitu, fase prakonseptual dan fase pemikiran intutif. Fase

prakonseptual yaitu fase dimana anak-anak mulai menilai orang,

benda, serta peristiwa yang terdapat. Sedangkan di fase pemikiran

intuitif anak sudah mampu memikirkan hal yg lebih komplek mirip


35

mengelompokan benda-benda sesuai warna atau ukuran. pada masa

ini, anak prasekolah belajar untuk mengerti dunia disekitar mereka

melalui kegiatan eksplorasi lingkungan lebih kurang (Charley et al,

2016 dalam Herman, 2020).

D. Tinjauan Umum Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet

1. Definisi

Penyuluhan artinya penyampaian info asal sumber info kepada

seorang atau sekelompok orang mengenai banyak sekali hal yg berkaitan

dengan suatu program. Penyuluhan artinya jenis layanan yang merupakan

bagian terpadu berasal bimbingan. Penyuluhan artinya suatu korelasi

timbal kembali antara 2 orang individu, dimana seorang penyuluh

berusaha membantu yg lain (klien) buat mencapai pengertian ihwal

dirinya sendiri pada korelasi dengan problem-persoalan yg dihadapinya

pada saat yg akan datang (Depkes, 2010 dalam Imran, F. A., 2017).

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Berdasarkan Effendy (2008) dalam Zainudin (2017) tujuan

penyuluhan kesehatan ialah tercapainya perubahan sikap individu,

keluarga dan warga dalam membina serta memelihara sikap hayati sehat

dan lingkungan sehat, dan berperan aktif pada upaya mewujudkan

derajat kesehatan yg optimal, terbentuknya sikap sehat di individu,

famili, kelompok dan masyarakat yang sinkron dengan konsep hayati

sehat baik fisik, mental dan sosial sebagai akibatnya dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian, berdasarkan WHO tujuan penyuluhan


36

kesehatan merupakan buat merubah perilaku perseorangan serta rakyat

pada bidang kesehatan.

3. Sasaran penyuluhan kesehatan

Sasaran penyuluhan kesehatan di Indonesia, berdasarkan kepada

program pembangunan Indonesia, adalah :

a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda,

remaja. Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok

lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah

agama swasta maupun negri.

c. Sasaran individu dengan teknik penyuluhan kesehatan individu

(Susilo, 2011 dalam Herman, 2020).

4. Faktor-faktor Keberhasilan dalam Penyuluhan

Menurut Zainudin (2017) ada beberapa faktor-faktor yang perlu

diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan,

diantaranya yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seorang terhadap

informasi baru yg diterimanya. Maka bisa dikatakan bahwa semakin

tinggi taraf pendidikannya, semakin praktis seorang mendapatkan

gosip didapatnya.

b. Tingkat Sosial
37

Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,

semakin mudah pula dalam manerima informasi baru.

c. Adat Istiadat

Dampak dari istiadat adat pada mendapatkan gosip baru artinya

hal yg tidak bisa diabaikan, sebab warga kita masih sangat

menghargai dan menduga sesuatu yg tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan

Rakyat lebih memperhatikan gosip yg disampaikan sang

orangorang yg telah mereka kenal, sebab telah timbul kepercayaan

warga menggunakan penyampai isu.

e. Ketersediaan Waktu

Ketika penyampaian berita wajib memperhatikan taraf aktifitas

rakyat buat mengklaim tingkat kehadiran rakyat pada penyuluhan.

5. Metode dalam penyuluhan kesehatan

Metode yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan

kesehatan menurut Notoatmodjo (2010) dalam Imran, F. A (2017)

adalah:

a. Metode ceramah

Metode ceramah artinya suatu cara pada menerangkan dan

menjelaskan suatu ilham, pengertian atau pesan secara mulut pada


38

sekelompok sasaran sebagai akibatnya memperoleh isu tentang

kesehatan.

b. Metode diskusi kelompok

etode disusi gerombolan merupakan merupakan pembicaraan

yang direncanakan serta sudah dipersiapkan ihwal suatu topik

pembicaraan antara lima-20 peserta (sasaran) menggunakan

seseorang pemimpin diskusi yang sudah ditunjuk.

c. Metode curah pendapat

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan problem

dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan

pemecahan problem yang terpikirkan sang masing-masing peserta

dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan lalu.

d. Metode panel

Metode panel merupakan pembicaraan yg telah direncanakan

pada depan pengunjung atau peserta ihwal sebuat topik, dibutuhkan

tiga orang atau lebih panelis menggunakan seseorang pemimpin.

e. Metode bermain peran

Metode bermain kiprah merupakan memerankan sebuah situasi

pada kehidupan insan dengan tanpa diadakan latihan dilakukan sang

2 orang atau lebih buat digunakan menjadi bahan pemikiran oleh

kelompok.
39

f. Metode simposium

Metode simposium artinya serangkaian ceramah yg diberikan

oleh dua-5 orang dengan topik yg hiperbola namun saling berafiliasi

erat.

g. Metode seminar

Metode seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang

berkumpul buat membahas suatu masalah dibawah bimbingan

seseorang ahli yg menguasai bidangnya.

6. Media penyuluhan kesehatan

Media merupakan suatu alat bantu dalam menyampaikan pesan,

dalam penyuluhan kesehatan terdapat beberapa media yang bisa

digunakan dalam penyampaian pesan (Ambarini, 2012) Antara lain :

a. Leaflet

Adalah penyampaian isu kesehatan melalui lembaran yg dilipat.

kelebihan memakai media ini antara lain: target bisa menyesuaikan

serta belajar mandiri dan mudah sebab mengurangi kebutuhan

mencatat, target bisa melihat isinya disaat kalem dan sangat hemat,

sedangkan beberapa kelemahan asal leaflet yaitu tidak tahan lama

serta simpel hilang, leaflet akan menjadi percuma Bila target tidak

diikut sertakan secara aktif.

b. Flit chart (lembar balik)


40

Artinya media penyampaian pesan atau berita kesehatan pada

bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan

lembaran baliknya berisi kalimat menjadi pesan kesehatan yang

berkaitan dengan gambar. Kelebihannya ialah mudah dibawa, bisa

dilipat jua digulung, murah dan efisien, serta tidak perlu perawatan

yang rumit.

c. Film dan video

Kelebihan asal media ini artinya dapat menyampaikan realita yg

mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, bisa

memicu diskusi tentang perilaku serta sikap. sementara kekurangan

media ini antara lain memerlukan sambungan listrik, peralatannya

beresiko buat rusak, perlu adanya kesesuaian antara keset

menggunakan indera pemutar, membutuhkan pakar profesional buat

medapatkan gambar dan ciri film yang mengagumkan dan

membutuhkan dana yang besar dalam pelaksanaannya.

d. Slide

Kelebihan media ini antara lain dapat menyampaikan banyak

sekali realita walaupun terbatas, cocok buat target yg jumlahnya

relatif besar , dan pembuatannya cukup murah, dan peralatannya

relatif ringkas serta mudah digunakan, sedangkan kelemahannya

memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko praktis rusak

dan memerlukan ruangan sedikit gelap.

e. Papan tulis
41

Media ini mempunyai kelebihan asal segi ekonomi sebab

dianggap lebih irit serta keefesiennya dalam menyampaikan pesan,

tetapi hal ini kurang efektif Bila dilakukan buat jumlah orang yang

lebih akbar dan kurang efektif karena pemateri harus membelakangi

peserta waktu sedang menulis.

E. Kajian Empiris

Penelitian yang dilaksanakan oleh Sari et al (2021), dengan judul

“Pendidikan Kesehatan Tentang Bijak Menyikapi covid-19 Dalam Upaya

Pencegahan Penyebaran virus corona Pada Siswa Smk Roudlotul Hikmah

Gresik”. Didapatkan hasil bahwa Pemberian pendidikan kesehatan tentang

bijak menyikapi covid-19 dalam upaya pencegahan virus corona kepada

siswa SMK Roudlotul Hikmah telah memberikan peningkatan pengatahuan

terhadap pencegahan penyebaran Covid-19 dengan jumlah total 35 siswa,

tingkat pengetahuan baik 31 orang (88%), tingkat pengetahuan cukup 3 orang

(9%), dan tingkat pengetahuan kurang 1 orang (3%).

Penelitian yang dilakukan oleh Erlinawati dan Joria Parmin (2020),

dengan judul “Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil Dalam Pencegahan

Penularan Covid-19 Di Puskesmas Kuok” diperoleh hasil bahwasannya

sebelum diberikan penyuluhan mayoritas (90%) memiliki pengetahuan

rendah. Sedangkan sesudah diberikan penyuluhan terjadi peningkatan

pengetahuan, dimana mayoritas (80%) termasuk kategori berpengetahuan

tinggi.
42

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari et al (2020) dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Leaflet Untuk

Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Dalam Upaya Menerapkan

Protokol Kesehatan Pada Pedagang Di Carfreeday Temanggung” didapatkan

hasil analisis univariat didapatkan dari 48 responden tingkat pengetahuan

sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet sebanyak 2

orang (4,2 %) berkategori kurang, 30 orang (62,5%) berkategori cukup dan

16 orang (33,3) berkategori baik, sedangkan setelah intervensi meningkat

tingkat pengetahuan 0 orang berkategori kurang, 24 orang (50%) berkategori

cukup dan baik. Sedangkan hasil uji statistik didapatkan nilai Z = -1,957, ρ <

0,05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara

pengetahuan pedagang sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

menggunakan media leaflet dengan pengetahuan pedagang setelah di lakukan

pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet.

Penelitian yang dilakukan oleh Sabarudin (2020), “Efektivitas Pemberian

Edukasi secara Online melalui Media Video dan Leaflet terhadap Tingkat

Pengetahuan Pencegahan Covid-19 di Kota Baubau” didapatkan hasil

bahwasannya Berdasarkan yang akan terjadi penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa edukasi yg dilakukan secara online, efektif pada menaikkan

pengetahuan warga pada Kota Baubau pada pencegahan Covid-19

merupakan dengan menggunakan media video sekaligus leaflet.

Penelitian yang dilakukan oleh Wardani et al (2021) dengan judul

“Promosi Kesehatan Pencegahan Penularan Infeksi Covid-19 Pada


43

Masyarakat Melalui Webinar Series” didapatkan hasil bahwasannya setelah

dilakukan kenaikan pangkat kesehatan yang diikuti sebesar 60 peserta, dapat

dinyatakan bahwa akibat pre test ihwal responden yang mengetahui mengenai

infeksi covid-19 sebesar 26,7%, sedangkan akibat post test dihasilkan

sebanyak 85% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan masyarakat perihal infeksi covid-19.


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Peneliti

Covid-19 artinya penyakit pernapasan akut yang ditimbulkan oleh virus

corona. Penyakit ini menyerang semua golongan antara lain yaitu dewasa,

lansia, juga anak-anak. Anak prasekolah merupakan salah satu kelompok

rentan akan penyakit ini. Pendidikan khususnya tentang kesehatan dapat

diperoleh darimana saja. Akan tetapi bagi seorang anak pendidikan pertama

kali yang diperoleh adalah dari orang tua. Orang tua merupakan contoh bagi

anak untuk berperilaku hidup sehat dikarenakan anak cenderung masih

mengikuti kebiasaan yang dilakukan orang tuanya. Oleh karena itu,

pengetahuan orang tua yang baik merupakan suatu hal yang sangat penting

agar anak dapat mengetahui dan peka terhadap apa yang sedang terjadi

dilingkungan sekitar mereka saat ini. Untuk meningkatkan pengetahuan yang

baik salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara memberikan

penyuluhan kesehatan kepada orang tua terkhususnya orang tua anak usia

prasekolah dikarenakan dalam hal ini anak usia prasekolah masih belum bisa

mengelola kebiasaan hidup sehat dan masih membutuhkan bantuan dari orang

tua mereka terutamanya dalam menyelesaikan masalah kesehatan.

45
46

B. Bagan Keranga Konsep Penelitian

Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep peneliti disusun dan

digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan
Penyuluhan kesehatan Orang tua Anak Usia
menggunakan media leaflet Prasekolah tentang
pencegahan penularan
Covid-19

Gambar 1. Kerangka Konsep Peneliti

Keterangan :

:Variabel terikat (dependen)

: Hubungan antara variabel yang diteliti

: Variabel bebas (independen)

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yg dipengaruhi atau

yg sebagai dampak, sebab adanya variabel independen atau variabel

bebas (Ridha N, 2017). Variabel dependen pada penelitian ini ialah

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan

penularan Covid-19.
47

2. Variabel Independen

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yg menghipnotis

atau yang menjadi karena perubahannya atau timbulnya variabel

dependen atau variabel terikat (Ridha N, 2017). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan menggunakan media

leaflet.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Obyektif

1. Tingkat Pengetahuan Orang tua Anak Usia Prasekolah Tentang

Pencegahan Penularan Covid-19.

Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegah penularan

covid-19 menggunakan kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala likert. Responden diberikan pertanyaan dengan berisikan

lima alternatif jawaban yaitu:

Sangat Setuju (SS) = Skor 5

Setuju (S) = Skor 4

Ragu-Ragu (RR) = Skor 3

Tidak Setuju (TS) = Skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = Skor 1

(Ami, M. S., 2012 dalam Putri, A. L., 2020)

Jawaban tertinggi berbobot 5 dan terendah berbobot 1, sehingga

diperoleh skor:
48

Skor tertinggi = Jumlah pertanyaan x Bobot tertinggi

= 20 x 5 = 100 (100%)

Skor terendah = Jumlah pertanyaan x Bobot terendah

= 20 x 1 = 20 (20%)

Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 20%

= 80%

Kemudian diukur dengan rumus Sugiono (2016), dimana :

R
I=
K

Keterangan:

I = Interval

R = Range/skor antara

K = Jumlah kategori = 2 (baik dan kurang)

Maka perhitungannya sebagai berikut:

R 80 %
I= = = 40%
K 2

Nilai jawaban responden yaitu 100% - 40% = 60%

Jadi, penentuan skor pengetahuan adalah:

a) Baik : Apabila skor jawaban 81 – 100%

b) Sedang : Apabila skor jawaban 61 – 80%

c) Kurang : Apabila skor jawaban 0 – 60%

(Khomsan, 2000 dalam Indriyani D, 2017).


49

2. Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet

Penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

memberikan informasi terkait tentang pencegahan penularan covid-19

yang menggunakan salah satu media yang digunakan untuk penyuluhan

kesehatan yaitu leaflet. Penyuluhan kesehatan ini diberikan kepada orang

tua yang memiliki anak usia prasekolah yang belajar di PAUD Wonua

Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

Sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan kesehatan peneliti

mengukur tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 dengan menggunakan kuesioner

penelitian. Penyuluhan kesehatan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali

pertemuan dalam seminggu di hari Senin dan Kamis. Dalam tindakan ini

peneliti mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari, et

al (2016)

Pada hari senin peneliti membagikan kuesioner terlebih dahulu

sebagai pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua anak

usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 sebelum

dilakukannya penyuluhan, sedangkan dihari kamis peneliti membagikan

kuesioner setelah dilakukannya penyuluhan (dengan materi yang sama)

sebagai posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua anak


50

usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 setelah

dilakukan penyuluhan.

E. Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media

leaflet dengan tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah

tentang pencegahan penularan Covid-19 di PAUD Wonua Monapa

Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

Ha : Ada pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet

dengan tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan Covid-19 di PAUD Wonua Monapa

Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain

penelitian pada penelitian ini menggunakan desain pre eksperiment dengan

rancangan one group pre-test post-test Design. Dimana dalam rancangan ini

tidak ada kelompok pembanding tetapi dilakukan observasi pertama (pre-

test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi

setelah perlakuan. Adapun rancangan penelitian ini adalahsebagai berikut :

01 X 02

Gambar 2. Desain One Group Pre-test Post-test Desain

Keterangan :

01 : Pre-test pemberian kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan

orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan Covid-

19.

X : Pemberian penyuluhan kesehatan

02 : Post-test pemberian kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan

orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan Covid-

19.

51
52

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di PAUD Wonua Monapa Kecamatan

Konda Kabupaten Konawe Selatan.

2. Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 9 sampai 12 Agustus

2021.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah daerah generalisasi yg terdiri atas: obyek/subyek yg

mempunyai kualitas dan ciri tertentu yg ditetapkan sang peneliti buat

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh orangtua yang mempunyai

anak usia prasekolah di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda

Kabupaten Konawe Selatan yang berjumlah 44 orang.

2. Sampel

Sampel ialah bagian asal jumlah serta karakteristik yg dimiliki sang

populasi (Sugiyono, 2016). Adapun teknik pengambilan sampel dari

penelitian ini adalah Non probability sampling dengan menggunakan

teknik purposive sampling dari orang tua yang mempunyai anak usia

prasekolah di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten

Konawe Selatan. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut :


53

N × Z2. p . q
n= 2 2
d ( N−1 ) + Z . p .q

Keterangan :

N : Jumlah populasi

n : Besar sampel

d2 : Tingkat ketetapan/kepercayaan sebanyak 5%

Z : Derajat Kemaknaan (1,96)

P : Proporsi (0,05)

q : 1,0-p

Maka perhitungannya sebagai berikut:

N × Z2. p . q
n= 2
d ( N−1 ) + Z 2 . p .q

44 × ( 1,96 )2 .0,05.( 1,0−0,05)


n=
(0,05)2 ( N −1 )+(1,96)2 .0,05 .(1,0−0,05)

44 × ( 3,8416 ) .0,05 .(0,95)


n=
( 0,0025 ) . ( 36−1 )+(3,8416).0,05 .( 0,95)

8,0289
n=
0,0875+ 0,1824

8,0289
n=
0,2699

n=29,74 dibulatkan menjadi 30

Berdasarkan rumus tersebut didapatkan hasil bahwa besaran sampel

pada penelitian ini adalah 30 orang yang memenuhi kriteria sampel :


54

a) Kriteria Inklusi

1) Orang tua yang memiliki anak usia prasekolah 3-6 tahun di

PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan.

2) Tidak ada gangguan pendengaran dan dapat berkomunikasi

dengan baik

3) Kooperatif

4) Yang bersedia menjadi responden

b) Kriteria Eksklusi

1) Orangtua yang mempunyai anak usia > 6 tahun diPAUD

Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan.

2) Orang tua anak usia prasekolah yang tidak mempunyai anak

yang bersekolah di PAUD Wonua Monapa

3) Yang tidak bisa membaca dan menulis

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, dimana kuesioner ini

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya dan telah dilakukan uji

validitas dan reabilitas oleh peneliti sebelumnya. Kuesioner dalam penelitian

ini diperoleh dari penelitian sebelumnya yang sudah yang dilakukan oleh

Pratywi, J (2021).
55

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.

Data primer dalam penelitian ini yaitu dengan cara pemberian

penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet untuk mengetahui

tingkat pengetahuan orangtua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 yang diukur menggunakan

kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen tertulis yang didapatkan dari data yang ada di

PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Peneliti mengajukan surat pengambilan data awal yang dikeluarkan

oleh Program Studi S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya

yang di tujukan kepadaKepala Sekolah PAUD Wonua Monapa

Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

b. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian yang

dikeluarkan oleh Rektor Universitas Mandala Waluya yang

ditujukan ke Litbang Sulawesi Tenggara.


56

c. Setelah dari balitbang peneliti mengantar tembusan surat yang

diberikan dari Balitbang kepada Kepala Sekolah PAUD Wonua

Monapa.

d. Setelah peneliti mendapatkan izin dari Kepala Sekolah PAUD

Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan,

peneliti juga kontrak waktu terlebih dahulu dengan kepala sekolah

agar menyampaikan kepada orang tua anak untuk mengikuti

kegiatan penelitian yang akan dilakukan peneliti pada hari senin

dan hari kamis. Selain itu peneliti juga menyiapkan diri untuk

melakukan penyuluhan menggunakan media leaflet.

e. Peneliti menentukan jumlah dan nama responden yang termasuk

kriteria inklusi dari data yang didapatkan dari PAUD Wonua

Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

f. Pada hari yang telah ditetapkan yaitu hari senin dan kamis, hari

pertama dilakukannya penyuluhan (hari senin), peneliti melakukan

pembukaan penyuluhan didepan kelas tepat dihadapan para

responden keseluruhan.

g. Peneliti menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik

penelitian pada responden.

h. Peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden diberikan

kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk

menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan


57

bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden

diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang

telah disiapkan peneliti.

i. Setelah responden mengisi lembar informed consent, kemudian

responden diminta untuk mengisi data demografi meliputi usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

j. Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai tentang cara

pengisian kuesioner, setelah itu peneliti menginstruksikan kepada

responden untuk mengisi kuesioner sebagai pre-test untuk

mengetahui tingkat pengetahuan orang tua sebelum dilakukan

penyuluhan menggunakan media leaflet.

k. Setelah pengisian kuesioner, barulah peneliti menyebarkan leaflet

sebagai media untuk penyuluhan kesehatan tentang pencegahan

penularan covid-19.

l. Peneliti memberikan penjelasan mengenai materi apa saja yang

akan diberikan dan lama waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan

penyuluhan menggunakan media leaflet ini.

m. Setelah peneliti selesai menjelaskan materi, peneliti mengulang

kembali sambil bertanya kepada responden untuk memastikan

bahwa memang responden benar-benar mendengarkan peneliti

dengan baik pada saat mejelaskan materi penyuluhan.

n. Peneliti menginformasikan bahwa setelah kegiatan penyuluhan

dilakukan, pada hari selanjutnya yaitu hari kamis responden akan di


58

observasi oleh peneliti dengan cara memberikan kuesioner sebagai

post-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua setelah

dilakukan penyuluhan kembali pada hari kamis menggunakan

media leaflet.

o. Pada hari kamis, setelah peneliti melakukan penyuluhan, peneliti

menginstruksikan untuk mengumpulkan leaflet yang telah

dibagikan pada saat hari senin. Hal ini dikarenakan agar pada saat

melakukan pengisian kuesioner yang digunakan sebagai posttest,

responden tidak melihat media leaflet untuk menjawab pertanyaan

dari kuesioner.

p. Setelah responden mengisi kuesioner, barulah leaflet bisa diambil

kembali.

q. Kemudian peneliti memberikan reinforcement positif pada semua

responden atas keterlibatannya dalam penelitian.

r. Setelah prosedur pengumpulan data selesai dilakukan maka hasil

pencatatan data selanjutnya diolah ke dalam program pengolahan

data SPSS (Statistical Product and Service Solution).

F. Pengolahan Dan Penyajian Data

1. Pengelola Data

a. Editing

Data yang telah dikumpulkan, kemudian akan diperiksa oleh

peneliti sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.


59

b. Coding

Koding atau lembar perkodean pada lembar observasi. Pada

tahap ini kegiatan yang akan dilakukan ialah mengisi daftar kode

yang disediakan pada lembaran observasi sesuai pengamatan yang

dilakukan.

c. Scoring

Setelah dilakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan tahap

pemberian skor pada lembar observasi dalam bentuk angka.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel (tabulating) dan dipersentasikan disertai dengan penjelasan

(dinarasikan).

G. Analisis Data

Analisis data menggunakan statistik inferensial sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik

setiap variabel penelitian yang di ukur (Notoatmodjo, 2010).

Karakteristik khusus dari penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan

variabel independen. Variabel terikat (dependen) dari penelitian ini

adalah penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet dan variabel

bebas (independen) adalah tingkat pengetahuan orangtua anak usia

prasekolah tentang pecegahan penularan Covid-19. Data dalam penelitian


60

ini dianalisis dengan menggunakan statistik (analisis frekuensi) sebagai

berikut :

f
x= × k
n

keterangan :

x : Presentasi variabel diteliti

f : Kriteria penelitian terhadap responden

n : Jumlah sampel

k : Konstanta (100%)

2. Analisis Bivariat

Sebelum dilakukan uji bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi

normal atau tidak. Karena responden dalam penelitian ini berjumlah 30

responden yang berarti < 50 orang, maka uji normalitas yang digunakan

adalah Shapiro-Wilk dengan taraf 0,05 (ρ = 0,05).

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan

menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua anak

usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 di PAUD Wonua

Monapa dalam penelitian ini digunakan uji parametrik yakni uji paired

sample t-test. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan uji normalitas

data dengan menggunakan uji shapirowilk dengan tingkat kemaknaan (ρ)

= 5% (0,05) diperoleh hasil ρ = 0,096 > α 0,05 yang berarti bahwa data

berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka untuk


61

mengetahui pengaruh digunakan uji paired sample t-test dengan

interprestasi sebagai berikut:

a) Apabila ρ ≤ 0,05 berarti hipotesis nol di tolak yang bermakna ada

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet

terhadap tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan Covid-19 di PAUD Wonua Monapa

Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

b) Apabila ρ > 0,05 berarti hipotesis alternatif di tolak dan hipotesis nol

di terima yang bermakna tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan

menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua

anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan Covid-19 di

PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan.

H. Etika Penelitian

Didalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari pihak Kepala

Sekolah PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin barulah

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Lembar Persetujuan (Informated Cosent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan.

Peneliti juga memberitahu kepada responden tentang judul, manfaat, dan

tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan agar
62

responden dapat mengerti maksud dan tujuan peneliti. Bila subyek

menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak

subyek (Hasmirat S, 2019).

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Penelitian tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar

pengumpulan data yang akan diisi oleh subyek, tetapi hanya diberikan

kode tertentu demi menjaga kerahasiaan identitas subyek (Hasmirat S,

2019).

3. Kerahasiaan (Confidentaly)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian

(Hasmirat S, 2019).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Tempat Penelitian

PAUD Wonua Monapa adalah sekolah yang beralamat di Jl.Poros

Wonua-Moramo tepatnya di desa Wonua Kecamatan Konda Kabupaten

Konawe Selatan. PAUD Wonua Monapa adalah salah satu lembaga

pendidikan milik swasta yang didirikan pada 01 juni 2009. Tenaga

pendidik di PAUD Wonua Monapa terdiri dari 3 orang diantaranya Ibu

Elysabeth sebagai Kepala Sekolah, dan 2 anggota lainnya diantaranya Ibu

Khusnul Khotimah dan Ibu Musanah. PAUD Wonua Monapa terdiri dari

Dua kelas diantaranya adalah kelas A dan kelas B yang dimana kelas A

terdiri dari 31 siswa diantaranya 14 laki-laki dan 17 perempuan,

sedangkan kelas B terdiri dari 13 siswa diantaranya 5 siswa laki-laki dan 8

siswa perempuan. Dengan alokasi waktu belajar dari pukul 08.00 - 10.00

WIB.

2. Visi Dan Misi PAUD Wonua Monapa

Visi PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan adalah mewujudkan anak usia dini yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, jujur,

kreatif, percaya diri, dan cinta tanah air menuju terbentuknya insan

indonesia cerdas komprehensif.

64
65

Misi PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan diantaranya:

1. Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD

2. Memperluas keterjangkauan layanan PAUD

3. Meningkatkan kulaitas/mutu dan relevansi layanan PAUD

4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan PAUD

5. Menjamin kepastian memperoleh layanan PAUD.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

kesehatan menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua

anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan Covid-19 di PAUD

Wonua Monapa.

Data-data yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian disajikan

dalam bentuk tabel dan dinarasikan. Adapun data-data tersebut bisa dilihat

pada penjelasan dibawah sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur tebagi atas beberapa

kategori. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:


66

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di


PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan.
No. Umur (Tahun) n %
1. 21-30 16 53,3
2. 31-40 13 43,3
3. 41-50 1 3,3
Total 30 100
(Sumber: Data Primer, 2021)

Tabel 2, menunjukan bahwa dari 30 responden, responden

terbanyak di usia 21-30 tahun yaitu 16 orang (53,3%) dan yang paling

sedikit pada usia 41-50 tahun yaitu 1 orang (3,3%).

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan pendidikan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di PAUD


Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan.
No. Jenis Kelamin n %
1. Laki-Laki 0 0
2. Perempuan 30 100
Total 30 100
(Sumber: Data Primer, 2021).

Tabel 3, menunjukan bahwa dari 30 responden, jenis kelamin

terbanyak adalah perempuan yaitu 30 orang (100%).

c. Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan pendidikan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dibawah:


67

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di PAUD


Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan.
No. Pendidikan n %
1. SD 8 26,7
2. SMP 13 43,3
3. SMA 8 26,6
4. Perguruan Tinggi 1 3,3
Total 30 100
(Sumber: Data Primer 2021)

Tabel 4, menunjukan bahwa dari 30 responden pendidikan terakhir

yang paling banyak adalah SMP yang berjumlah 13 orang (43,3%) dan

yang paling sedikit adalah pendidikan terakhir Perguruan Tinggi yang

berjumlah hanya 1 orang (3,3%).

2. Analisis Univariat

Adapun hasil pengolahan data frekuensi tentang variabel penelitian

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Anak Usia Prasekolah Tentang

Pencegahan Penularan Covid-19.

Analisis ini menganalisis tingkat pengetahuan responden tentang

pencegahan penularan covid-19 sebelum dan sesudah perlakuan, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Anak Usia


68

Prasekolah Tentang Covid-19 Sebelum Dan Sesudah


Dilakukan Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet Di
PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten
Konsel Tahun 2021.
No Rentan Kategori Tingkat Pengetahuan
. Nilai Sebelum % Sesuda %
h
1. 0-60 Kurang 14 46,7 0 0
2. 61-80 Sedang 16 53,3 3 10
3. 81-100 Baik 0 0 27 90
Jumlah 30 100 30 100
(Sumber: Data Primer 2021)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, menunjukan bahwa dari

30 responden sebelum diberikan penyuluhan kesehatan menunjukan

tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan penularan covid-

19 yang paling terbanyak adalah tingkat pengetahuan dengan kategori

sedang yang berjumlah 16 orang (53,3%) dan tingkat pengetahuan

yang paling sedikit adalah kategori baik (0%) . sedangkan pada

tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan penularan covid-

19 setelah dilakukan penyuluhan kesehatan yang paling terbanyak

adalah tingkat pengetahuan dengan kategori baik yang berjumlah 27

orang (90%) dan tingkat pengetahuan yang paling sedikit adalah

kategori baik (0%).

3. Analisis Bivariat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan sebelum mengetahui

normal atau tidaknya suatu data. Untuk mengetahui normal tidaknya

data pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan


69

covid-19 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan

menggunakan media leaflet, karena responden berjumlah 30 orang

yang berarti < 50 orang maka dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan uji shapirowilk.

Adapun hasil uji normalitas data pengetahuan orang tua anak usia

prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 diperoleh nilai ρ-

value 0,096 > α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal dan uji yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 di PAUD Wonua Monapa Kecamatan

Konda Kabupaten Konawe Selatan adalah uji paired sample T-test .

b. Uji Pengaruh

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan

media leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua anak usia

prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 maka diakukan

analisis dengan menggunakan uji paired sample T-test. Hasil analisis

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media


Leaflet Terhadap Tingkap Pengetahuan Orang Tua
70

Anak Usia Prasekolah Tentang Pencegahan Penularan


Covid-19 Di PAUD Wonua Monapa.
Tingkat Pengetahuan
Orang Tua Anak Mean Selisih IK Nilai ρ
Prasekolah Tentang (SD) (SD) (95%)
Pencegahan Covid-19
Sebelum Penyuluhan 61,63
(7,146) 29,50 26,542 0,000
Sesudah Penyuluhan 91,13 (7,921) -32,54
(5,734) 2
(Sumber: Data Primer: 2021)

Pada tabel 6, menunjukkan tingkat pengetahuan orang tua anak

usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 sebelum

dilakukan penyuluhan didapatkan nilai rata-rata yaitu 61,63 dengan

nilai standar deviasi 7,146, dan tingkat pengetahuan orang tua anak

usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 sesudah

dilakukan penyuluhan didapatkan nilai rata-rata yaitu 91,13 dengan

nilai standar deviasi 5,734. Serta didapatkan nilai selisih perbandingan

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 sebelum dan sesudah dilakukannya

penyuluhan sebesar 29,50 dengan nilai standar deviasi 7,921.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji paired sample T-test

dengan nterval kepercayaan sbesar 95% (α = 0,05) didapatkan hasil

nilai p value 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal

ini menunjukan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan

menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan orang tua

anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan covid-19 di


71

PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan.

C. Pembahasan

Covid-19 merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan

kematian. Anak usia prasekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap

kondisi penyakit menular seperti Covid-19 karena kelompok usia ini masih

memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengelola kebiasaan hidup bersih

dan sehat. Kelompok usia ini masih tergantung pada orang tua baik dalam hal

kebersihan maupun pengambilan keputusan lainnya terkait masalah

kesehatan. Pada usia prasekolah, anak-anak cenderung mengikuti kebiasaan

yang dilakukan oleh orang tuanya sehingga diperlukan pengetahuan yang

baik untuk orang tua agar dapat mengajarkan pengetahuan yang mereka

miliki kepada anak mereka karena dengan pengetahuan yang baik maka akan

meningkatkan perilaku pencegahan yang baik. Peningkatan pengetahuan

terutama pada orang tua mengenai pencegahan Covid-19 dapat dilakukan

dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan (Utami et al, 2020).

Pada penelitian ini pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan

menggunakan media leaflet didapatkan hasil bahwa masih banyak orang tua

anak usia prasekolah yang tingkat pengetahuannya tentang pencegahan

penularan covid-19 menduduki kategori sedang 16 orang (53,3%) dan

kategori kurang 14 orang (46,7%). Berdasarkan keterangan dari responden,

diketahui bahwa kurangnya pengetahuan responden disebabkan karena


72

petugas kesehatan setempat selama masa pandemi belum pernah memberikan

informasi baik melalui pendidikan maupun penyuluhan kesehatan mengenai

tentang pencegahan penularan covid-19 selain itu juga peneliti berasumsi

karena sebagian besar responden belum mendapatkan informasi tentang

pencegahan penularan covid-19 secara mendetail.

Menurut Azwar (2007) dalam Hajrawati (2020), pengetahuan dapat

diubah dengan persuasi yaitu dengan memasukkan ide, pikiran, pendapat, dan

bahkan fakta baru yang melalui pesan yang disampaikan dengan cara

komunikatif. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengubah pengetahuan agar lebih baik lagi. Penyuluhan

kesehatan merupakan upaya menyadarkan individu tentang bagaimana

menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan

orang lain. Salah satu media yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan

adalah media leaflet. Leaflet merupakan salah satu media pembelajaran yang

praktis dan efektif karena mudah dipahami oleh para audiens yang

membacanya serta dapat dibawa kemana saja karena bentuknya yang praktis

dan sederhana hanya berupa lembaran berisikan informasi atau tulisan dan

gambaran yang menarik minat pembaca (Martini M, et all., 2020).

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet,

tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan

penularan covid-19 meningkat menjadi 27 orang (90%) dengan kategori

Baik. Peningkatan pengetahuan terjadi karena pada saat penerimaan informasi

yang diberikan oleh peneliti saat penyuluhan kesehatan, responden


73

mendengarkan materi dengan baik dan memperhatikan penjelasan materi

yang disampaikan dengan serius. Salah satu permasalahan keefektifan

penyuluhan kesehatan dalam penelitian ini masih terdapat 3 orang (10%)

yang masih menetap di tingkat pengetahuan dengan kategori sedang.

Berdasarkan hasil pengamatan disebabkan karena pada saat penyuluhan

berlangsung, responden tidak mengikuti kegiatan dengan baik dikarenakan

responden berada diluar ruangan dengan beralasan sambil menjaga anak

mereka bermain.

Berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa

analisis tingkat pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang

pencegahan penularan covid-19 di PAUD Wonua Monapa dengan

menggunakan uji paired sample t-test didapatkan nilai ρ value 0,000 < α 0,05.

Dengan kesimpulan H0 ditolak Ha diterima, hal ini menunjukan bahwa ada

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap tingkat

pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan

covid-19 di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lisni et all., (2020) yang didapatkan hasil bahwa penyuluhan pencegahan

dan pengendalian covid-19 di kota Bandung dengan menggunakan media

leaflet dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap

pencegahan penularan covid-19, yang tentunya hal ini diharapkan dapat

menjadi dorongan untuk perubahan perilaku masyarakat terhadap protokol

kesehatan covid-19.
74

D. Keterbatasan Peneliti

Pada saat melakukan penelitian, tidak semua responden masuk kedalam

ruangan, akan tetapi mereka masih tetap mengikuti proses kegiatan sampai

selesai dan tetap mendengarkan apa yang peneliti sampaikan karena pihak

sekolah telah menyiapkan pengeras suara.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap tingkat

pengetahuan orang tua anak usia prasekolah tentang pencegahan penularan

covid-19 di PAUD Wonua Monapa Kecamatan Konda Kabupaten Konsel

dengan nilai ρ value 0,000 < α 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan H0

ditolak.

B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi guru dan Kepala Sekolah PAUD Wonua Monapa

Sebaiknya menambahkan pembelajaran mengenai tentang

pencegahan penularan suatu penyakit terutamanya penyakit yang saat ini

terjadi yaitu covid-19.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan setelah mendapatkan informasi mengenai tentang covid-

19 masyarakat terkhususnya orang tua anak usia prasekolah dapat

meningkatkan kesadaran dan merubah perilaku untuk lebih

memperhatikan kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan agar

terhindar dari covid-19.


3. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan selalu memberikan penyuluhan tentang masalah-masalah

kesehatan yang terjadi pada saat ini agar masyarakat cepat mendapatkan

informasi-informasi terbaru mengenai tentang masalah kesehatan yang saat

ini sedang terjadi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan media

penyuluhan kesehatan yang lain untuk mencari tahu tentang perbedaan media

leaflet dengan media penyuluhan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai