OLEH :
Ni Putu Mita Ananda Pertiwi,S.Kep
NIM. C1222001
Febris (demam) merupakan suatu keadaan saat suhu tubuh seseorang berada diatas
normal atau diatas 37,5°C yang merupakan salah satu gejala saat tubuh terserang
suatu penyakit (Cahyaningrum & Putri, 2017).
Febris (demam) merupakan bukan suatu penyakit, namun demam merupakan suatu
tanda gejala dari penyakit. Umumnya demam sebagai bentuk respon infeksi atau
inflamasi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan patogen lain, namun apabila demam
yang terjadi sangat tinggi maka akan membahayakan (Setyowati, 2017).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas febris atau demam merupakan suatu kondisi
seseorang ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal (>37,5°C) yang dapat
terjadi apabila seseorang mengalami infeksi atau inflamasi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, maupun patogen lainnya.
B. Antomi Fisiologi
Jalur aferen dan eferen utama dari dan ke hipolamus sebagian besar tidak
bermielin. Banyak serabut menghubungkan hipotalamus dengan system
limbic. Juga terdapat hubungan penting antara hipotalamus dengan nucleus-
nucleus di tegmentum mesensefalon, pons dan rhombensefalon. Neuron
penghasil norepinefrin yang badan selnya berada di rhombensefalon berujung
di berbagai bagian yang berbeda di hipotalamus. Neuron paraventrikel yang
mungkin mengeluarkan oksitoksin dan vasopressin sebaliknya menuju ke
rhombensefalon dan berakhir di hipotalamus ventral. Terdapat system neuron
penghasil dopamine intrahipotalamus yang badan selnya terdapat di nucleus
arkuata dan berujung pada atau dekat kapiler yang membentuk pembuluh
portal di eminensia mediana. Neuron penghasil serotonin berproyeksi ke
hipotalamus dari nucleus rafe.
C. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran, demam dapat disebabkan
sebagai berikut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a) Riwayat Penyakit
Adanya riwayat penyakit seperti tumor, infeksi saluran kemih, pneumonia,
meningitis, sinusitis, gastroenteritis, serta penyakit yang menyerang sistemimun
lainnya dapat menimbulkan demam sebagai bentuk inflamasi akibat penyakit.
b) Adanya Infeksi
Infeksi akibat bakteri, virus, serta patogen lainnya dapat menyebabkan tubuh
seseorang menjadi demam.
c) Imunisasi
Reaksi imunisasi dapat menyebabkan demam karena virus yang dimasukkan ke
dalam tubuh sehingga menimbulkan reaksi demam sebagai bentuk respon tubuh
untuk melawan benda asing di dalam tubuh.
d) Suhu Lingkungan
Keadaan suhu dilingkungan dapat menyebabkan seseorang menjadi demam, hal ini
dikarenakan suhu tubuh akan menyesuaikan dengan suhu lingkungan dimana ia
berada.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) tanda dan gejala terjadinya febris adalah :
a) Suhu tubuh tinggi (>37,5°C)
d) Menggigil
e) Dehidrasi
h) Lema
E. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan proses. Saat mekanisme ini berlangsung, bakteri atau pecahan
jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang
memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil
pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat
pirogen/pirogen endogen).
Perubahan konsentrasi
ion di ruang ekstraseluler
Reaksi inflamasi
Suhu tubuh
Usia 20 bulan meningkat
Kurang
pengetahuan
kemampuan
indentifikasi Hipertermi
masalah (-)
Lingkuangan
yang di rasakan
tidak nyaman
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel yang berarti ada pertambahan secara kuantitatif seperti
bertambahnya ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (IDAI, 2011).
pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara
berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah.Pada masa fetal pertumbuhan kepala
lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total
panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.
perkembangan anak.
yaitu:
7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah
14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi dewasa.
2. Ciri-ciri Pertumbuhan
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau
organmanusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri
baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut
pada daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks tertentu.
yaitu:
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi
genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan maka pertumbuhan
b. Faktor Eksternal
prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta lingkungan
tempat tinggal.
1. Pengertian Perkembangan
perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan
social anak.
2. Prinsip Perkembangan
Ada beberapa prinsip dalam perkembangan yaitu :
a. Perkembangan merupakan suatu kesatuan.
Perkembangan diidentifikasi dalam beberapa aspek. Semua aspek saling
berkaitan. Misalnya, anak belajar membaca berkaitan dengan kesiapan aspek
kognitif (berpikir).
b. Perkembangan dapat diprediksi.
Anak sudah dapat berdiri dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari sisi
umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun diperkirakan
sudah dapat berkomunikasi menggunakan satu kata. Misalnya, ’mam’ untuk
menyatakan mau makan.
c. Rentang perkembangan anak bervariasi.
Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru bisa
berjalan setelah berusia 18 bulan.
d. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan pengalaman
(experience).
Kematangan (maturation) merupakan proses alami. Kapan masa kematangan
untuk satu kemampuan muncul ditentukan oleh diri anak sendiri. Faktor gizi dan
kesehatan turut menentukan terjadi proses kematangan. Faktor kematangan untuk
setiap aspek kemampuan bervariasi. Tetapi, guru atau pendidik perlu mengetahui
kapan kira-kira kematangan untuk setiap kemampuan muncul. Hal itu penting
karena sangat erat dengan kesiapan belajar. Oleh Montessori dikenal dengan masa
’siap’. Anak yang belajar kemampuan di saat masa matang itu muncul akan
memudahkan anak melakukan dan membentuk kemampuanya. Anak yang kondisi
fisiknya (kaki) belum matang atau belum siap berdiri tidak akan bisa berdiri walau
sering dilatih. Bahkan, kalau dilatih terus bisa merusak kaki.
Kaki anak bisa menjadi bengkok (bentuk X atau O). Pada saat anak siap anak
perlu dilatih sehingga anak memperoleh pengalaman. Pengalaman ini akan
menentukan kemampuan itu terbentuk
e. Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke
luar (proximodistal).
Capaian perkembangan sebagai suatu urutan yang saling berangkai dan
merupakan tangga hirarki. Untuk Telungkup, duduk, berdiri dan kemudian berjalan.
Itu merupakan satu rangkaian perkembangan. Hal tersebut yang menjadikan
perkembangan dapat diprediksi.
f. Perkembangan dipengaruhi aspek budaya.
Anak yang hidup di sekitar orang yang biasa berbicara dengan suara tinggi, kuat dan
keras akan membuat anak juga memiliki cara bicara yang seperti itu juga. Misal,
orang Batak Toba memiliki kebiasaan berbicara dengan suara tinggi dan cepat.
Kebiasaan ini juga akan muncul dalam perilaku anak berbicara. Bila berbicara
dengan temannya anak cenderung berbicara dengan suara tinggi, kuat dan keras
juga (Wong, 2019).
3. Tahap-Tahap Perkembangan
1. Pengertian
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di
rumah sakit.Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak baik terhadap anak maupunorang tua dan keluarga (Wong, 2009).
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan
suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat
atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan
2. Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua
tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya faktor, baik faktor
dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun
Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak
akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama
perawatan. Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses
keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu
aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan
terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak
(Supartini, 2012).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak.
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat
dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary (Supartini, 2012).
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan
keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
A. PENGKAJIAN
b. Riwayat kesehatan : mengenai kondisi kesehatan klien baik dahulu atau saat ini
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai
demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll),
apakah menggigil, gelisah
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama/penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik/tidak)
g. Pemeriksaan fisik Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
h. Pemeriksaan persistem
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan
3) Pola eliminasi
i. Pemeriksaan penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL