Dosen Pengampu :
Ns. Mareta Dea Rosaline, M.Kep.
Disusun Oleh :
Yenti Herawati 2010721047
Menurut ( Tamsuri. 2006 ) Febris (panas) dapat didefenisikan keadaan ketika individual
mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuhterus menurus lebih dari
37,8 °C peroral atau 37,9°C perrectal karena faktor eksternal. Sedangkan menurut
(Ann M Arivin. 2000 ) Suhu tubuh dapat dikatakan normal apabila suhu 36,5 °C –
37,5 °C, febris 37 °C – 40 °C dan febris > 40 °C. Demam terjadi bila berbagai proses
infeksi dan non infeksi dan berinteraksi dengan mekanisme hospes. Pada
perkembangan anak demam disebbkan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali dan
demam menghilang sesudah masa yang pendek. Menurut pendapat lain ( Sodikin. 2012)
Demam merupakan suatu keaadan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan
penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system tubuh. Selain
Sebagian besar kondisi febris yang terjadi pada bayi serta anak disebabkan oleh virus,
dan anak sembuh tampa terapi spesisfik. Namun infeksi bakteri serius seperti
endokarditis, gastroenteritis dapat mula – mula muncul sebagai demam tampa tanda
yang menunjuk pada suatu lokasi. Tantangan bagi klinis adalah melakukan
pengobatan berlebihan terhadap mayoritas luas anak yang menderita infeksi virus.
Jadi dapat disimpulkan febris keaadaan dimana seseorang yang mengalami atau
beresiko kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari batas normal suhu tubuh yaitu <
37,5 °C, dan demam juga dapat berperan pentingterhadap peningkatan perkembangan
terjadi karena berbagai proses infeksi dan non infeksi yang berinteraksi dengan hospes.
B. Klasifikasi Febris
1. Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :
a. Fever
Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis.
b. Hyperthermia
c. Malignant Hyperthermia
a. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekalipada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
d. Demam intermiten
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi
saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan dareah inti. Hipotalamus
terletak pada anterior dan inferior thalamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur
system saraf autonom, Pengaturan Sangat penting berpengaruh antara system syaraf
hipofisis. Hipotalamus juga sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan. Sebagai
pengatur tidur, tekanan darah, perilaku agresif dan seksual dan pusat respons emosional
(rasa malu, marah, depresi, panic dan takut) diri terhadap homeostatic, sangat kuat
bergantung pada interaksi antara dua area : area “makan” lateral di anyaman nucleus
membangkitkan perilaku makan pada hewan yang sadar, sedangkan kerusakan pusat
makan menyebabkan anoreksia berat yang fatal pada hewan yang sebenarnya sehat.
regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila ersediaan makan banyak, sindrom obesitas
hipotalamik.
Jalur aferen dan eferen utama dari dan ke hipolamus sebagian besar tidak
arkuata dan berujung pada atau dekat kapiler yang membentuk pembuluh portal
Hipofisis posterior sebagian besar tersusun dari berbagai ujung akson yang
muncul dari badan sel di nucleus supraoptik di hipofisis posterior melalui traktus
hipotalamohipofisis.
kompleks seperti makan dan bentuk emosi lain seperti marah. Sebagai contoh ,
lepas- muatan simpatis massal yang di jumpai pada hewan yang terpajan stress.
d. Hubungan dengan tidur
bagian ini serta fisiologi keseluruhan dari keadaan tidur dan terjaga dibakar.
D. Etiologi
Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya berbagai macam reaksi yang
timbul pada tubuh, dan menandakan bahwa melakukan perlawanan terhadap suatu
penyakit. Namun berbagai penelitian setuju bahwa penyebab terbesar adalah infeksi.
Penelitian di RSCM menemukan bahwa angka kejadian demam yang diakibatkan oleh
sebanyak 6%, dan penyakit keganasan sebanyak 5%. Untuk penyakit infeksi karena
Dalam studi yang dilakukan oleh Limper M et. al (2011), mereka mendapatkan temuan
yang sama seperti yang dilakuakn di RSCM. Ditemukan bahwa infeksi merupakan
penyebab demam terbanyak. Hal ini sudah dipastikan melalui kultur darah. Ditemukan
bahwa bakteri yang di temukan paling banyak adalah bakteri gram positif dengan
infeksi saluran pernafasan atas dan bawah sebagai diagnosis terbanyak. Untuk
bakteri gram negatif sendiri lebih cendrung menyebabkan bakterimia,atau dengan kata
demam selain dari bakteri ( Limper M et, al. 2011 ). Penyebab demam paling non
infeksi yang dapat ditemukan adalah demam karena kanker melalui jalur tumor, alergi,
Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan dema. Pemecahan protein dan beberapa
substansi lainnya seperti toksin liposakarida yang dilepaskandari sel membran bakteri.
Perubahan yang terjadi adalah peningkatan set – point meningkat. Segala sesuatu yang
menyebkan kenaikan set – point ini kemudian dikenal dengan sebutan pyrogen. Saat set
– point lebih tinngi dari normal tubuh akan mengeluarkan mekanisme untuk
meningkatkan suhu tubuh, termasuk konservasi panas dan produksi panas. Dalam
Awal mulai pyrogen dilepaskan adalah saat terjadi pemecahan bakteri di jaringan atau di
darah melalui mekanisme pagositosis oleh leukosit, makrofag, dan large granular killer
lymphocytes. Ketiga sel tersebut akan melepaskan sitokin setelah melakukan pencernaan.
Sitokin adalah sekelompok peptide signalling molecule. Sotokin yang paling berperan
dalam menyebabkan demam adalah interleukin- 1 (IL-1) atau disebut juga endogeneous
pyrogen. IL-1 dilepaskan oleh magrofak dan sesaat setelah mencapai hypothalamus,
Jhon E. 2006)
Rute utama dari sitokin untuk mempengaruhi hyphotalamus adalah melalui rute vaagal
saat set – point meningkat maka akan terjadi 2 hal yang menginduksi demam. Yang
pertama adalah konservasi panas yang terjadi melalui vasokontraksi, dan yang kedua
adalah produksi panas melalui kontraksi otot secara involunter ( Dalal S, Donna S,
Zhukovsky. 2006 )
F. Patofisiologi dan WOC
Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan metabolisme basa. Jika
hal ini disertai dengan penurunan masukan makanan akibat anoreksia, maka simpanan
karbohidrat, protein serta lemak menurun dan metabolisme tenaga otot dan lemak dalam
tubuh cendrung dipecah dan terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak, dan ini mengarah
Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga konsentrasi normal, dan pikiran lobus
hilang. Jika tetap dipelihara anak akan berada dalam keaadaan bingung, pembicaraan
menjadi inkoheren dan akirnya ditambah dengan timbulnya stupor dan koma (Sacharin.
1996 ).
Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karna cairan dan eloktrolit
terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi
misalnya : Hb, Ht, Leokosit. Pada pasienfebris atau demam biasanya pada Hb akan
akan meningkat pada pasien observasi febris yang tidak diketahui penyebabnya,
(pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang menderita demam dan disertai batuk
Mediator inflamasi
Sitokin pirogen
Hipotalamus anterior
Rewel
Meningkatnya Anoreksia
Metabolik tubuh
Cemas
Resiko defisit
Volume cairan(2)
(5)Efek keluarga
kurang pengetahuan
Ditandai dengan : Kelemahan Input makanan
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis
danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan status
generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasientertolong tokis atau
tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses,
pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin,
H. Penatalaksanaan
1. Medis
kemungkinan penurunan suhu yang lebih besar dan lama kerja yang serupa
2. Keperawatan
peningkatan suhu tubuh dari 37,8 °C peroral atau 38,8 °C perektal. Diagnosa ini
mempunyai tujuan yaitu : kaji tentang penyebab hipertemi, monitor tanda – tanda
vital, berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau
selama cuaca panas, hindari aktivitas diluar ruangan anatara pukul 11.00 – 14.00,
ajarkan tanda – tanda awal hipertemi atau sengatan panas : kulit merah, sakit
antipiretik.
Diagnosa keperawatan yang kedua muncul yaitu resiko defesit volume cairan
keperawatan, defisit volume cairan dapat diatasi. Kriteria hasil yang diharapkan
kaji masukan dan haluan cairan, kaji tanda – tanda vitalpasien, ajarkan pasien
kecuali terdapat kontra indikasipenyakit jantung, ginjal ), kaji tanda dan gejala
dini defeisit volume cairan ( mukosa bibir kering, penurunan berat badan ),
Diagnosa ketiga yang akan muncul yaitu resiko perubahan nutrisi kurang dari
yang diharapkan yaitu berat badan normal, nafsu makan ada / bertamabah.
Intervesi yang akan dialakukan yaitu timbang berat badan pasien tiab hari.
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak, ajarkan pasienuntuk
makan sedikit taoi sering, pertahankan kebersihan mulut dengan baik, sajikan
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga
a. Takikardi
b. Insufisiensi jantung
c. Insufisiensi pulmonal
d. Kejang demam
J. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
b. Keluhan utama
Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas > 37,5 °C, berkeringat,
mual/muntah.
Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala
sebelumnya.
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit keturunan
f. Genogram
anak.
h. Riwayat sosial
i. Kebutuhan dasar
Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan, dan susuh untuk
2) Pola tidur
Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien
3) Mandi
4) Eliminasi
Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan serta tinggi
badan
Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x i
3) Head to toe
Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya nyeri dan ada
f) Sistem respirasi
g) Sistem kardiovaskuler
tidak.
i) Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan biasanya
kesadarannya gelisah, apatis atau koma
j) Pemeriksaan tingkat perkembangan
5) Motorik halus
– coret, menggunting
6) Motorik kasar
Gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar atau sebagian besar
k. Data penunjang
l. Data pengobatan
2 Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Hipovolemia (SIKI, I.03116)
3 x 24 jam diharapkan pemulihan cairan optimal Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
kekurangan intake cairan. (SDKI. dengan kriteria hasil : frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
Status cairan (SLKI, L.03028, hal. 107) lemah, tekanan darah menurun, tekanan
D.0023 Hal. 64) Turgor kulit meningkat nadi menyempit,turgor kulit menurun,
Dyspnea menurun membrane mukosa kering, volume urine
Perasaan lemah menurun menurun, hematokrit meningkat, haus dan
Perasaan lemah menurun lemah)
Membrane mukosa membaik Monitor intake dan output cairan
Intake cairan membaik Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified Trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis
(mis. cairan NaCl, RL)
Pemantauan Cairan (SIKI, I.03121)
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
3 Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi (1100)
selama 3 x 24 jam diharapkan nutrisi pasien dapat 1. Instruksikan kepada pasien mengenai
dengan ketidakmampuan terpenuhi dengan kriteria hasil: kebutuhan nutrisi
Asupan makanan dan cairan terpenuhi 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
mengabsorbsi nutrient (SDKI. Pasien dapat memilih makanan yang yang dibutuhkan oleh pasien untuk
sesuai dengan kebutuhan diet yang memenuhi kebutuhan gizi
D.0019 Hal. 56) ditentukan 3. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
Intake nutrisi dapat terpenuhi mengkonsumsi makanan
4. Monitor kalori dan asupan makanan pasien
5. Monitor kecenderungan terjadinya
kenaikkan atau penurunan berat badan
5. Implementasi
6. Evaluasi
dimodifikasi.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBS. FEBRIS MALARIA
DI RUANG EDELWEISS 1 RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I
RADEN SAID SUKANTO
Dosen Pengampu :
Ns. Mareta Dea Rosaline, M.Kep.
Disusun Oleh :
Yenti Herawati 2010721047
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 30 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Lembur makasar jakarta timur
Sumber biaya : BPJS Non Polri*
Sumber informasi : Pribadi*
B. RESUME
Tn. A 30 th dibawa ke RS Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto dengan keluhan demam
sudah 2 hari disertai nyeri kepala, dan batuk sudah 5 hari. Klien mengatakan sebelumnya juga
pernah masuk ke rumah sakit karna terjangkit malaria pada bulan januari 2021. Klien
mengatakan badannya terasa sangat lemas dank lien mengeluh tidak nafsu makan. Hasil
pengkajian didapatkan TTV : TD :120/80 mmHg, N : 85x/menit, RR : 21x/menit, S: 380C.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : demam sudah 2 hari disertai nyeri kepala, dan batuk sudah 5 hari.
b. Kronologis keluhan : klien mengeluh demam setelah perjalanan dari luar kota dan sebelumnya
juga pernah mengalami malaria
Faktor pencetus : malaria
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (√ ) Bertahap
Lamanya : 2 hari yang lalu
Upaya mengatasi : istirahat
Keterangan :
: Perempuan : Klien
: Laki-laki : Meninggal
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi / hari Satu hari sekali 3xseminggu
Waktu Pagi hari Pagi
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Konsistensi Padat Padat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Penggunaa pencahar Tidak Tidak ada
b. BAK
Frekuensi / hari 3xsehari 4xsehari
Warna Kuning Kuring
Keluhan BAK tidak lancer dan nyeri BAK sudah lancer
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak, hanya pakai
( kateter, dll ) pampers
Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi / hari 2xsehari 2xsehari
Penggunaan sabun mandi Ya Ya
Cara ( dibantu / mandiri ) Mandiri Dibantu
Waktu Pagi dan sore Pagi dan sore
D. PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
2. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata (√) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata (√) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata (√ ) Normal ( ) Abnormal
d. Konjunctiva ( ) Merah muda ( ) Sangat merah
(√) Anemis
e. Kornea (√ ) Normal ( )Keruh / berkabut
( ) Terdapat perdarahan
f. Sklera (√) Ikterik ( ) Anikterik
g. Pupil (√) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot – otot mata (√ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling ke dalam
( ) Juling ke luar ( ) Berada di atas kabur
i. Fungsi penglihatan (√) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
j. Tanda – tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : Ya, jenis : ..................... Tidak : (√)
l. Pemakaian kontak lensa : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : baik
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga (√) Normal ( ) Tidak, kanan / kiri
b. Karakteristik serumen Warna : .kecoklatan Konsistensi : padat
Bau : tidak
c. Kondisi telinga tengah (√) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga (√) Tidak ( ) Darah
( ) Nanah ( ) lain-lain,.......
e. Perasaan penuh di telinga ( ) Ya (√ ) Tidak
f. Tinitus ( ) Ya (√) Tidak
g. Fungsi pendengaran (√ ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan / kiri
h. Gangguan keseimbangan (√ ) Ya ( ) Tidak
i. Pemakaian alat bantu ( ) Ya (√) Tidak
4. Sistem Wicara
(√) Normal ( ) Tidak : .............
( ) Aphasia
( ) Aphonia
( ) Dysartria
Edema : ( ) Ya : (√ ) Tidak
( ) Tungkai atas
( ) Periorbital
( ) Skrotalis
( ) Tungkai bawah
( ) Muka
( ) Anasarka
b. Sirkulasi jantung
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
Karies : ( ) Ya (√) Tidak
Gigi berlubang : ( ) Ya (√) Tidak
Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya (√) Tidak
Stomatitis : ( ) Ya (√) Tidak
Lidah kotor : ( ) Ya (√) Tidak
Salifa (√) Normal ( ) Abnormal
b. Muntah
() Ya (√) Tidak
d. Skala nyeri : -.
e. Lokasi & karakter nyeri
() Seperti di tusuk-tusuk ( ) Melilit ( ) Kanan atas
( ) Panas / seperti terbakar ( ) Setempat ( ) Kanan bawah
( ) Berpindah-pindah ( ) Menyebar ( ) Kiri Bawah
( ) Cramp ( ) kiri atas
h. Warna Feses
kuning ( )
Coklat (√)
Hitam ( )
Putih seperti air cucian beras ( )
Seperti dempul ( )
i. Konsistensi Feses
Setengah padat (√) Berdarah ( )
Terdapat lendir ( ) Tidak ada kelainan ( )
Cair ( )
j. Konstipasi
Ya ( ) Tidak (√)
Lamanya ...................... hari
k. Hepar
Teraba () Tidak teraba (√)
l. Abdomen
Lembek (√) Assites ()
Kembung () Distensi ()
10. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : ( ) Ya (√) Tidak
( ) Exopthalmus
c. B.A.K
Warna
(√) Kuning jernih () Kuning kental / coklat
( ) Merah ( ) Putih
e. Sakit pinggang
() Ya (√) Tidak
f. Skala nyeri : -
Kelainan kulit
( ) Ya, sebutkan : ................. (√) Tidak
Kondisi kulit daerah pemasangan infus : Baik
Keadaan rambut
Keadaan kuku
(√) Normal
( ) Abnormal ( ) Paronikia ( ) Clubbing
( ) Garis beau ( ) Spoon nail
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
G. DATA TAMBAHAN
Tidak Ada
Do :
Hasil pengkajian didapatkan
Kesadaran Composmentis
Badan klien terasa panas
Klien terlihat lemas dan
hanya berbaring ditempat
tidur
TTV :
TD :120/80 mmHg,
N : 85x/menit,
RR : 21x/menit,
S: 380C.
Do :
Mukosa bibir kering
Klien terlihat lemas dan
Do ;
Hasil pengkajian didapatkan
Kesadaran Composmentis
Badan klien terasa panas
Mukosa bibir kering
Klien terlihat lemas dan
hanya berbaring ditempat
tidur
TTV :
TD :120/80 mmHg,
N : 85x/menit,
RR : 21x/menit,
S: 380C.
BB : 63kg dari 68kg
TB : 175cm
2. Dan seterusnya...
2
Hypovolemia b.d kegagalan
mekanisme regulasi 12/4/2021 -
09.30 :
Melakukan pengkajian ulang pada pasien :
Klien mengatakan dating ke RS dengan
keluhan demam sudah 2 hari naik turun
2 disertai batuk dan sakit kepala. Klien
mengatakan sudah pulang dari luar kota dan
terkena malaria.
3 12.00 :
Memberikan diit makanan pada klien
Klien dapat menghabiskan setengah porsi
makanan yang diberikan
4 12.30 :
Observasi pemberian obat IV
Tidak ada keluhan saat klien diberikan obat
08.30 :
Selasa, 13 April 1
Observasi pemberian obat oral
2021
Tidak ada keluhan saat klien diberikan
2 obat oral
09.00 :
3 Melakukan pengambilan darah vena untuk
keperluan Lab.
Klien dapat mengontrol nyeri saat dilakukn
pengambilan darah
11.00 :
4 Memberikan diit makanan pada klien
Klien mengahbiskan setengah posri
maknan yang diberikan
Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 135
5 12.30 :
Melakukan pemberian obat IV
Tidak Ada keluhan saat diberikan inj. Obat
IV
Rabu, 14 April 1
2021
S:
Klien mengatakan masih demam
2 Senin, 12 April dan sering naik turun
2021
Klien mengatakan sering merasa
haus
O:
Klien tampak lemas
Mukosa bibir klien tampak kering
Klien banyak mengeluarkan
keringat
A : Masalah keperawatan teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 Rabu, 13 April S:
2021 Klien mengatakan masih merasa
pusing
Klien mengatakan suhu tubuhnya
sering naik pada malam hari
Klien mengatakan masih lemas
O:
4 Rabu, 13 April
2021 S:
Klien mengatakan masih kurang
nafsu makan
Klien mengatakan badannya masih
merasa lemas
Klien mengatakan tidak enak saat
makan
O:
Klien menghabiskan setengah porsi
makanan yang diberikan
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan