DENGAN FEBRIS
ANDIKA SAPUTRA
2022207209232
TAHUN 2022-202
KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak
imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
Demam merupakan suatu keadaan saat tubuh manusia berada di atas normal
atau di atas 37ºC dan merupakan salah satu gajala saat tubuh manusia terserang
tubuh, (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Menurut Arif Muttaqin (2014)
merupakan suatu keadaan saat suhu tubuh manusia berada di atas normal atau diatas
37ºC sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dapat
nucleus interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan dareah inti.
Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus. Berfungsi mengontrol dan
mengatur system saraf autonom, Pengaturan diri terhadap homeostatic, sangat kuat
dengan emosi dan dasar pengantaran tulang, Sangat penting berpengaruh antara
system syaraf dan endokrin. Hipotalamus juga bekerjasama dengan hipofisis untuk
hormonal dengan kelenjar hipofisis. Hipotalamus juga sebagai pusat lapar dan
mengontrol berat badan. Sebagai pengatur tidur, tekanan darah, perilaku agresif dan
seksual dan pusat respons emosional (rasa malu, marah, depresi, panic dan takut).
terutama bergantung pada interaksi antara dua area: area “makan” lateral di anyaman
Perangsangan pusat makan membangkitkan perilaku makan pada hewan yang sadar,
sedangkan kerusakan pusat makan menyebabkan anoreksia berat yang fatal pada
sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila ersediaan makan
Jalur aferen dan eferen utama dari dan ke hipolamus sebagian besar tidak
selnya terdapat di nucleus arkuata dan berujung pada atau dekat kapiler yang
traktus hipotalamohipofisis.
kompleks seperti makan dan bentuk emosi lain seperti marah. Sebagai contoh,
seperti lepasmuatan simpatis massal yang di jumpai pada hewan yang terpajan
stress.
bagian ini serta fisiologi keseluruhan dari keadaan tidur dan terjaga dibakar.
Sel pada tumbuhan dan hewan mengalami fluktuasi ritnis dalam berbagai
fungsinya yang lamanya sekitar 24 jam, yang disebut bersifat sirkadian. Pada
Dalam hati, irama ini dipengaruhi oleh pola asupan makanan,tetapi pada
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi
dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau
pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian
mencerna hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan xat interleukinke dalam cairan
demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit.
protagladin ataupun zat yang memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian bekerja
Jadi apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka
2012).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis
danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan status
atau tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi
terhadap orang tua, variasikeadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses,
pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin,
E. Penatalaksanaan
1. Tindakan farmakologis
berupa:
a. Paracetamol
waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat
b. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti
jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurunan panas dapat dicapai dengandosis
5 mg/Kg BB.
d. Memberikan kompres
F. KONSEP PERTUMBUHAN
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI,
2012).
G. KONSEP PERKEMBANGAN
lebihkompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
(Kemenkes RI,2016).
tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dandapat
termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah lakusebagai hasil dari
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga
yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan
besar dan menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004 dalam
psikis yang dapat menjadi sebab anak dirawat di rumah sakit (Stevens, 1999 dalam
Madyastuti 2017).
berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah
psikis pada anak. Perubahan psikis terjadi dikarenakan adanya suatu tekanan atau
krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan
mudah mengalami krisis yang disebabkan anak mengalami stres akibat perubahan
hari.
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
kesehatan) dan resiko (untuk mencegah atau menunda potensi masalah) (Nanda,
2018).
2. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : klien yang
mual/muntah.
tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,
sendi.
4. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
5. Riwayat Kesehatan Keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah di derita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik
atau tidak).
9. Pola Aktifitas/istirahat :
10. Pola Istirahat dan Tidur : Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk
11. Pola Eliminasi : Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar
nafsu makan, dan susah untuk makan sehingga kekurangan asupan nutrisi.
17. Seksualitas
Tanda-tanda vital : biasa klien dengan febris suhunya >37,5 °C, nadi >80
x/menit
Kepala dan leher : Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
Kulit, rambut, kuku : Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
indranya adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan febris
ada peningkatan bising usus bising usus normal pada bayi 3 – 5 x/menit
22. Sistem respirasi : Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam, tidak
23. Sistem kardiovaskuler : Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkat
b. Motorik halus
coret, menggunting
c. Motorik kasar
tangga
menurun.
27. Data pengobatan :Biasanya diberikan obat antipiretik untuk mengurangi suhu
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
makanan.
informasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
b. Menentukan tujuan.
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
- Batasi oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika
perlu
Regulasi Temperatur
Observasi
- Monitor suhu bayi
sampai stabil (36.5 C -
37.5 C)
- Monitor suhu tubuh
anak tiap 2 jam, jika
perlu
- Monitor tekanan darah,
frekuensi pernapasan
dan nadi
- Monitor warna dan suhu
kulit
- Monitor dan catat tanda
dan gejala hipotermia
dan hipertermia
Terapeutik
- Pasang alat pemantau
suhu kontinu, jika perlu
- Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
- Bedong bayi segera
setelah lahir, untuk
mencegah kehilangan
panas
- Masukkan bayi BBLR
ke dalam plastic segera
setelah lahir (mis. bahan
polyethylene, poly
urethane)
- Gunakan topi bayi untuk
memcegah kehilangan
panas pada bayi baru
lahir
- Tempatkan bayi baru
lahir di bawah radiant
warmer
- Pertahankan
kelembaban incubator
50 % atau lebih untuk
mengurangi kehilangan
panas Karena proses
evaporasi
- Atur suhu incubator
sesuai kebutuhan
- Hangatkan terlebih
dahulu bhan-bahan yang
akan kontak dengan
bayi (mis. seelimut, kain
bedongan, stetoskop)
- Hindari meletakkan bayi
di dekat jendela terbuka
atau di area aliran
pendingin ruangan atau
kipas angin
- Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat dan penghangat
ruangan, untuk
menaikkan suhu tubuh,
jika perlu
- Gunakan kasur
pendingin, water
circulating blanket, ice
pack atau jellpad dan
intravascular cooling
catherization untuk
menurunkan suhu
- Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
- Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion, heat stroke
- Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
- Demonstrasikan teknik
perawatan metode
kangguru (PMK) untuk
bayi BBLR
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antipiretik jika perlu
2. Resiko Setelah dikakukan Manajemen Hipovolemia
hypovolemi tindakan
berhubungan keperawatan 3x24 jam Observasi
dengan diharapkan Status Cairan - Periksa tanda dan gejala
kekurangan intake Membaik. hipovolemia (mis.
cairan. Kriteria hasil : frekuensi nadi
- Kekuatan nadi meningkat, nadi teraba
meningkat lemah, tekanan darah
- Turgor kulit menurun, tekanan nadi
meningkat menyempit, turgor kulit
- Output urine menurun, membrane
meningkat mukosa kering, volume
urine menurun,
hematokrit meningkat,
haus dan lemah)
- Monitor intake dan
output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified
trendelenburg
- Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
(mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian
produk darah
Pemanatauan Cairan
Observasi
- Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu
pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau
turgor kulit
- Monitor jumlah, waktu
dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin
dan protein total
- Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis. Osmolaritas
serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat
badan menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojogular positif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
- Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3. Defisit nutrisi Setelah dikakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan tindakan Observasi
dengan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan diharapkan Status nutrisi - Identifikasi alergi dan
mengabsorbsi membaik intoleransi makanan
makanan. Kriteria hasil: - Identifikasi makanan
- Intake nutrisi yang disukai
tercukupi - Identifikasi kebutuhan
- Asupan makanan kalori dan jenis nutrient
dancairan tercukupi - Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
- Fasilitasi menentukan
pedooman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan makanan
rendah protein
Edukasi
- Anjurkan posisi dusuk,
jika mampu
- Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu
Teraupetik
- Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu
- Sediakan makanan yang
tepat sesuai kondisi
pasien (mis. Makanan
dengan tekstur halus,
makanan yang di
blender, makanan cair
yang diberikan melalui
NGT atau gastrostomy,
total parenteral nutrition
sesuai indikasi)
- Hidangkan makanan
secara menarik
- Berikan suplemen, jika
perlu
- Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk
peningkatan yang
dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau
- Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
4. Intoleransi Setelah dikakukan Manajemen Energi
aktivitas tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 3x24 jam - Identifkasi gangguan
dengan kelemahan. diharapkan toleransi fungsi tubuh yang
aktivitas meningkat. mengakibatkan
Kriteria Hasil : kelelahan
- Pasien mampu - Monitor kelelahan fisik
melakukan aktivitas dan emosional
sehari-hari - Monitor pola dan jam
- Pasien mampu tidur
berpindah tanpa - Monitor lokasi dan
bantuan ketidaknyamanan
- Pasien mengatakan selama melakukan
keluhan lemah aktivitas
berkurang
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
E. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan: Pelakasaaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan dan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh
klien.
F. EVALUASI
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi
pada individu. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan SOAP sebagai pola pikirnya:
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah tidak teratasi atau muncul masalah baru.
P : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. (2014). Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika.
Cahyaningrum, E, T., Dan Putri, D. 2017. Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum
Kemenkes Ri., 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, Dan Intervensi Dini Tumbuh
Marmi, Margiyati. 2017. Pengantar Psikologi Kebidanan Buku Ajar Psikologi Kebidanan.
Nurarif, A, H., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Ppni. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Ppni. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Ppni. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Soetjiningsih, Dan Gde Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Edit Revisi Ii. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sulistyawati, Ari. 2017. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika
Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang
Mengalami Demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu
Yahya, M Azmi. 2018. Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus. Asuhan Keperawatan Pada
Klien An. Q Dengan Febris Di Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr. Achmad Mochtar