ISLAM KENDAL
Disusun Oleh :
Reni Fatmasari
202011024
FAKULTAS KESEHATAN
0
1
Daftar isi
A. Definisi................................................................................................................................................................................ 3
B. Klasifikasi febris...............................................................................................................................................................3
C. Anatomi Fisiologi...........................................................................................................................................................5
D. Etiologi................................................................................................................................................................................ 6
E. Tanda Dan Gejala............................................................................................................................................................ 7
F. Komplikasi........................................................................................................................................................................7
G. Patofisiologi....................................................................................................................................................................... 8
H. Pathway..............................................................................................................................................................................9
I. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................................................................9
G. Penatalaksanaan Oedis.................................................................................................................................................10
K. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................................................................................11
J. Analisa data....................................................................................................................................................................... 13
K. Diagnosis keperawatan yang mngkin muncul.............................................................................................................14
L. Intervensi...........................................................................................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................................................................ 18
i
A. Definisi
B. Klasifikasi febris
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
1
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-
kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria.
1
C. Anatomi Fisiologi
3
e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior
f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
g. Pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, kemudian
D. Etiologi
3
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi (Guyton dalam Thobroni, 2015).
6. Suhu lingkungan.
7. Adanya infeksi
8. Pneumonia.
9. Malaria.
10. Otitis media.
11. Imunisasi
F. Komplikasi
5
G. Patofisiologi
2
H. Pathway
diare
hipertermi
lntoleransi
Deficit
aktivitas
nutrisi
Gangguan
pola tidur
ansietas
I. Pemeriksaan Penunjang
thorax, USG upper dan lower abdomen, bila dibutuhkan juga harus
diperiksa CT scan abdomen, pemeriksaan darah lengkap, termasuk kimia
darah, serologi terhadap beberapa seromarker yang ada, serta pemeriksaan
imunologi, seperti ANA test untuk melihat kemungkinan SLE.
Pemeriksaan labolatorium :
25. Darah dan urine rutin merupakan pemeriksaan dasar untuk penjajakan
demam. Kalau dari darah dan urine rutin sudah dapat menemukan
penyebab demam, maka pemeriksaan lainnya hanya untuk konfirmasi
diagnostik atau untuk melihat kemungkinan komplikasi. Banyak
penyakit infeksi sudah bisa diketahui atau sudah dapat diduga dengan
pemeriksaan darah dan urine rutin dan dikonfirmasi dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pada Tabel 1 beberapa penyakit
infeksi yang umum di Indonesia dengan manifestasi demam dapat
dibedakan dengan pemeriksaan darah rutine dan mengenali jenis
demamnya. Beberapa petunjuk penting pada kasus demam akibat
penyakit infeksi dan non infeksi yang lazim ditemukan pada
pemeriksaan darah rutin antara lain:
a. Anemia sering dijumpai pada malaria, leptospirosis, demam tifoid,
tuberkulosis, infeksi saluran kemih dengan batu (biasanya disertai
dengan hematuria), SLE, ITP, dan malignansi.
b. Leukopenia sering dijumpai pada infeksi virus akut seperti DBD,
chikungunya, demam tifoid, ITP, anemia aplastik.
c. Leukositosis dijumpai pada infeksi bakteri, malaria, leptospirosis,
leukemia (lebih dari 20.000).
d. Trombositopenia dijumpai pada DBD, chikungunya,
leptosopirosis, malaria, ITP, dan anemia aplastik.
e. Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi seperti pada diare
akut, DBD.
<
f. Limfopenia dijumpai pada infeksi virus akut
g. Limfositosis dijumpai pada infeksi kronik seperti tuberkulosis
h. LED meningkat pada kasus infeksi bakteri, anemia kronik.
hemostasis.
27. Pemeriksaan feses, merupakan pemeriksaan sederhana secara
mikroskopik, dapat menemukan berbagai mikroorganisme penyebab
demam, seperti amuba, shigella, berbagai cacing usus, dan berbagai
jenis jamur. Pemeriksaan feses bisa dilanjutkan dengan kultur dan tes
sensitivitas serta PCR. Bila diperlukan kultur feses sesuai dengan
mikroorganiosme yang dicurigai sebagai penyebab.
28. Malaria smear dengan sediaan darah tebal dan tipis harus dilakukan
pada pasien demam yang dicurigai malaria. Pemeriksaan darah malaria
harus diambil dari ujung jari (darah tepi, bukan darah vena). Hapusan
darah tebal dan tipis dibuat dalam satu slide, dan untuk darah tebal,
tidak difiksasi. Pewarnaan Giemsa untuk sediaan darah tepi malaria
harus susuai dengan standard.
29. Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan stick saat ini banyak digunakan
untuk mendeteksi berbagai infeksi seperti DBD (NS1, IgM, IgG),
Malaria (falciparum dan vivax), Influenza, Demam tifoid (typhidot),
Leptospirosis, Infeksi HIV.
30. Bacterial smear dapat dilakukan dari urine atau sekret yang diduga
6
31. Tes Antigen saat ini terus berkembang untuk beberapa penyakit
infeksi, seperti NS1 pada DBD
32. Tes Serologik. Berbagai jenis tes serologik terus berkembang saat ini
Permintaan kultur jenis bakteri atau jamur tertentu akan lebih terarah
dalam menelusuri etiologi penyebab demam.
34. Kimia Darah, seperti Elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, LFT, dan
lain-lain tergantung kondisi klinis pasien. Pemeriksaan kimia darah
ditujukan untuk melihat fungsi organ dan gangguan metabolik lain
akibat penyakit yang mendasari atau akibat komplikasinya, dan
juga untuk menunjang diagnosis penyebab demamnya. Misalnya,
tuberkulosis selalu sebagai komplikasi diabetes, gangguan fungsi
ginjal terjadi pada Weil's diseases, hiponatremia bisa terjadi pada
G. Penatalaksanaan Oedis
10
K. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, nama orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku,
bangsa, agama.
b. Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh
suhu tubuh panas > 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan
peningktan suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya
yang kan timbul menggigil, mual/muntah, berkeringat, nafsu
makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila klien
pernah mengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita oleh
keluarga baik itu penyakit keturunan ataupun penyakit menular,
ataupun penyakit yang sama.
f. Genogram Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi : prenatal, natal,
postnatal, serta data pemebrian imunisasi pada anak.
h. Riwayat sosial Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan
sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami
nafsu makan, dan susuh untuk makan sehingga kekurang
asupan nutrisi.
2) Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk
tidur karena klien merasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi
11
4) Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air
besar dan juga bisa mengakibatkan terjadi konsitensi bab
menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15 — 13,
berat badan serta tinggi badan
2) Tanda — tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5
°C, nadi > 80 x i Head to toe
a) Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma
atau tidak
b) Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada
gangguan / kelainan.
dan dalam
g) Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada
nadinya meningkat
h) Sistem muskuloskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang
tertinggal / gerakan nafas dan biasanya kesadarannya
gelisah, apatis atau koma
j) Pemeriksaan tingkat perkembangan
(1) Kemandirian dan bergaul Aktivitas sosial klien
12
(2) Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi
oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya :
J. Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS : keluarga mengatakan Peningkatan laju Hipertermi
pasien demam metbolisme (D.0130)
13
pasien lemah aktivitas
DO : frekuensi jan tung (D.0056)
meningkat
14
L. Intervensi
No. Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Hipertemi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia (I. 15506) – Mengidentifikasi
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dan mengelola
– ldentifikasi penyebab Hipertermia
dengan 3x 24 jam, diharapkan : kelebihan volume
– monitor suhu tubuh
peningkatan 1. Pucat menurun cairan intravaskuler
– monitor kadar elektrolit
laju 2. Menggigil menurun – monitor komplikasi dan ekstraseluler
metabolisme 3. Takikardi menurun – Akibat Hipertermia serta mencegah
Terapeutik
(D.0130) 4. Suhu membaik terjadinya
– Longgarkan atau lepaskan pakaian ketat
5. Suhu kulit – berikan cairan oral komplikasi
membaik Edukasi
– Anjurkan tirah baring
(Termoregulasi
Kolaborasi
L.14134) – Kolaborasi pemberian
Cairan dan elektrolit
2. Deficit nutrisi Setelah dilakukan Pemantauan Nutrisi (I.03123) Observasi – Keadekuatan
– Identifikasi faktor yang mempengaruhi
berhubungan tindakan keperawatan asupan nutrisi
asupan gizi
dengan 3x 24 jam, diharapkan : untuk memenuhi
– Identifikasi perubahan BB
peningkatan 1. Pola makanan – Identifikasi kelainan pada kulit kebutuhan
15
kebutuhan
yang dihabiskan – Identifikasi kelainan pada rambut metabolism
metabolisme – Identifikasi pola makan
2. Sariawan – Mengumpulkan
(D.0019) – Identifikasi kelainan pada kuku
berkurang dan menganalisis
– Identifikasi Kemampuan menelan
3. Perasaan cepat – Identifikasi kelainan pada rongga mulut data yang berkaitan
kenyang menurun – Identifikasi kelainan eliminasi dengan asupan dan
4. Nafsu makan
– Monitor mual muntah
status gizi
– Monitor asupan oral
meningkat
– Monitor warna konjungtiva
5. Bising usus – Monitor hasil laboratorium
membaik Terapeutik
6. Membran – Timbang BB
– Ukur antroprometri komposisi tubuh
mukosa membaik
– Hitung perubahan BB
(Status nutrisi – Atur interval waktu pemantauan
L.03030) sesuai dengan kondisi pasien
– Dokumentasi kan hasil pemantauan
Edukasi
– Jelaskan tujuan dan prosedur
Pemantauan
– Informasi kan hasil pemantauan
3. Intoleransi Pemantauan tanda vital (I.02060)
Setelah dilakukan Mengumpulkan dan
Observasi
aktivitas tindakan keperawatan menganalisis data hasil
16
berhubungan
3x 24 jam, diharapkan : – monitor nadi ( frekuensi, kekuatan, pengukuran fungsi
dengan irama )
1. Frekuensi nadi vital kardiovaskuler,
kelemahan – monitor pernapasan ( frekuensi,
membaik pernafasan dan
kedalaman )
(D.0056)
2. Kemudahan dalam – monitor suhu tubuh suhu tubuh
melakukan – monitor oksimetri nadi
aktivitas sehari - – identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
hari
Terapeutik
3. Perasaan lemah – atur interval pemantauan sesuai kondisi
menurun
pasien
4. Frekuensi napas – Dokumentasikam hasil pemantauan
Edukasi
membaik
– Jelaskan tujuan dan prosedur
(Toleransi aktivitas pemantauan
L.05047) – Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
4. Gangguan Setelah dilakukan Teknik Menenangkan (I.08248) Teknik relaksasi
pola tidur tindakan keperawatan Observasi dengan pembetukan
– Identifikasi masalah yang dihadapi
berhubungan 3x 24 jam, diharapkan : imajinasi individu
Terapeutik
dengan 1. Kesejahteraan fisik – Buat kontrrak dengan pasien dengan meggunakan
hambatan membaik – Ciptkan ruangan yang nyaman semua indera melalui
dan tenang
17
18
keluarga
2. Pola tidur – Monitor tanda-tanda ansietas akibat atsipasi bahaya
(D.0080) Terapeutik
membaik yang memun gkinkan
– Ciptakan suasana terapeutik
3. Pucat menurun individu melakukan tin
untuk menumbuhkan
4. Perilaku gelisah kepercayaan dakan untuk
menurn – Pahami situasi yang membuat ansietas menghadapi ancaman
5. Tremor – Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
menurun (Tingkat
– Dengarkan dengan penuh perhatian
Ansietas L.09093) – Edukasi
– Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang dialami
– Anjrkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
– Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
– Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
– Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
6. Diare Setelah dilakukan jika perlu Menyiapkan, memberi
berhubungan tindakan keperawatan Pemberian Obat ( I. 02062 ) dan mengevaluasi
dengan Observasi
3x 24 jam, diharapkan keefektifan agen
– identifikasi kemungkinan alergi,
perubahan air : farmakologis yang di
interaksi dan kontra indikasi obat
1. Nyeri abdomen – monitor tanda vital dan nilai
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, S., & Pertiwi. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap
21