Anda di halaman 1dari 17

Nama : Ellysa Carolinna

NIM : 04011281823177
Kelas : Gamma 2018
LI : Anatomi dan Fisiologi Traktus Urinarius

Anatomi dan Fisiologi Traktus Urinarius

I. Ginjal / REN

Ren yang berbentuk seperti biji kacang terletak retroperitoneale di regio


abdominalis posterior. Ren terletak dalam jaringan ikat extraperitoneale tepat di
lateral columna vertebralis. Pada posisi supinasi, ren terletak kira-kira setinggi
vertebra TXII di superior dan vertebra LIII di inferior, dengan ren dextra terletak
lebih rendah dibandingkan ren sinistra karena posisinya terhadap hepar. Meskipun
ren dextra dan sinistra serupa dalam ukuran dan bentuk, ren sinistra lebih panjang
dan lebih ramping dibandingkan ren dextra, dan lebih dekat dengan garis tengah
tubuh.
Ginjal mempunyai nefron yang tiap – tiap tubulus dan glomerulusnya adalah satu
unit. Ukuran ginjal ditentukan oleh sejumlah nefron yang dimilikinya. Kira – kira
terdapat 1,3 juta nefron dalam tiap – tiap ginjal manusia.

Fungsi Ginjal :
A. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
B. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
C. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal
D. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh
E. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-
sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.

Vaskularisasi dan vasa lymphatica ren

Satu arteria renalis, yang merupakan cabang lateral aorta abdominalis,


menyuplai masing-masing ren. Biasanya pembuluhpembuluh darah ini muncul
tepat di inferior dari pangkal arteria mesenterica superior, di antara vertebrae LI
dan L.II, Biasanya arteria renalis sinistra muncul pada level yang sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan yang dextra, dan arteria renalis dextra lebih
panjang dan lewat di posterior vena cava inferior. Saat setiap arteria renalis
mendekati hilum renale, arteria ini terbagi menjadi rami anteriores dan
posteriores, yang menyuplai parenchyma renalis. Arteriae renalis accessorius
umum ditemui. Arteriae ini berasal dari aspectus lateralis aorta abdominalis, baik
di atas atau di bawah arteria renalis utama, memasuki hilum renale bersama
arteria renalis utama atau lewat langsung menuju ren pada level yang sedikit
berlainan, dan biasanya disebut sebagai arteriae extrahilare. Venae renales
multipel berperan pada pembentukan venae renales dextra dan sinistra,
keduanya terdapat di anterior arteria renalis, vena renalis sinistra yang lebih
panjang dari yang dextra menyilang garis tengah tubuh di anterior aorta
abdominalis dan di posterior dari arteria mesenterica superior dan dapat
mengalami penekanan oleh suatu aneurisma salah satu dari kedua arteriae
tersebut. Drainase lymphatici masing-masing ren bermuara ke nodi aortici
laterales (lumbrdes) di sekeliling pangkal arteria renalis
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
PROSES PEMBENTUKAN URIN
Tahap pembentukan urin
A. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri
dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
B. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal
terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan
pada papilla renalis.
C. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

II. Ureter
Ureter adalah suatu tabung/saluran musculorum yang berfungsi untuk
mengalirkan urin dari ren menuju vesica urinaria. Di superior ureter berlanjut
dengan pelvis renalis. Pelvis renalis dibentuk oleh penggabungan 2-3 calices
renales majores, yang merupakan gabungan dari beberapa calices renales
minores.
Calices renales minores mengelilingi satu papilla renalis. Pelvis renalis
menyempit saat struktur ini melintas ke inferior melewati hilum renale dan
bersinambungan dengan ureter pada pertemuan ureteropeivica/ ureteropelvic
junction inferior dari pertemuan ini, ureter turun dan terletak di retroperitoneale
pada aspectus medialis musculus psoas major. Pada pintu pelvis, ureter menyilang
ujung arteria iliaca communis atau permulaan arteriae iliaca externa, dan masuk
ke dalam cavitas pelvis, dan berlanjut hingga ke dalam vesica urinaria.
Pada tiga titik di sepanjang lintasan ureter terdapat penyempitan-penyempitan
A. titik penyempitan pertama di pertemuan ureteropelvica:
B. titik penyempitan kedua adalah saat ureter menyilang arteria
C. iliaca communis di pintu peivis;
D. titik penyempitan ketiga adalah saat ureter memasuki dinding
E. vesica urinaria.

Ureter memasuki cavitas pelvis dari abdomen dengan berjalan melewati apertura
pelvis superior. Pada setiap sisi, ureter melintasi apertura pelvis superior dan
memasuki cavitas pelvis pada area yang terletak anterior dari percabangan arteria
iliaca communis. Dari titik tersebut, ureter berlanjut di sepanjang dinding dan
dasar pelvis untuk bergabung dengn basis vesica urinaria, Di dalam pelvis, ureter
disilang oleh:
A. ductus deferens pada pria, dan
B. arteria uterina pada wanita
Gambar: Bagian pelvis sistema renale (Sumber: Gray’s Basic Anatomy)

Vaskutarisasi dan vasa lymphatica ureter


Ureter menerima suplai dari cabang-cabang arteriae dari vasa di dekatnya saat
ureter menuju vesica urinaria
A. Arteria renalis menyuplai ujung atas.
B. Bagian tengah mungkin menerima cabang-cabang dari aorta abdominalis,
arteriae testicularis atau ovarica, dan arteriae iliaca communis.
C. dalam cavitas pelvis. ureter disuplai oleh satu atau lebih arteriae dari cabang-
cabang arteriae iliaca interna.

Di semua kasus, arteriae yang menuju ureter terbagi menjadi cabang-cabang


ascendens dan descendens, yang membentuk suatu anastomosis longitudinalis.
Drainase lymphatici ureter mengikuti pola yang serupa dengan suplai arterialnya.
Lymphaticus dari:
A. Bagian superior setiap ureter bermuara ke nodi aortici laterales (lumbales):
B. Bagian medial setiap ureter bermuara ke nodi lymphatici yang berhubungan
dengan vasa iliaca communis.
C. Bagian inferior setiap ureter bermuara ke nodi lymphatici yang berhubungan
dengan vasa iliaca externa dan interna.

Persarafan ureter
Persarafan ureter berasal dari plexus renalis, aorticus, hypogastricus superior, dan
inferior melalui nervi yang mengikuti pembuluh-pembuluh darah. Serabut-serabut
efferentes viscerales berasal dari sumbersumber sympathicum dan
parasympathicum, sedangkan serabutserabut afferentes viscerales kembali ke
medulla spinalis pada level T11-L2. Nyeri ureter, yang biasanya berhubungan
dengan distensi ureter, dengan demikian dialihkan ke daerah kulit yang disuplai
oleh level medulla spinalis TII-L2. Daerah III sebagian besar adalah dinding
posterior dan lateral abdomen, di bawah costae di atas crista iliaca, regio pubica.
scrotum pada pria, labium majus pudendi pada wanita, dan aspectus anterior
proximal regio femoralis.

III. Vesica Urinaria


Vesica urinaria merupakan elemen yang paling anterior dari viscera pelvis.
Vesica urinaria sepenuhnya terletak di dalam cavitas pelvis ketika keadaan
kosong, vesica urinaria mengembang ke superior ke dalam cavitas abdominalis
ketika keadaan penuh. Vesica urinaria yang kosong berbentuk seperti sebuah
piramida dengan tiga sisi yang memiliki ujung yang terletak pada salah satu
tepinya. Vesica urinaria memiliki sebuah apex, sebuah basis, dan sebuah
permukaan superior, dan dua permukaan inferolateral.

Gambar: Vesica urinaria pandangan superolateral

A. Apex vesicae menghadap ke bagian atas symphysis pubica: struktur yang


dikenal sebagai ligamentum umbilicale medianum (sisa chorda
urachus/chorda umbilicalis embryonicum yang berkontribusi pada
pembentukan vesica urinarial berlanjut dari bagian superiornya naik ke
dinding anterior abdomen menuju umbilicus.
B. Basis vesica urinaria berbentuk seperti sebuah segitiga terbalik dan
menghadap ke posteroinferior. Kedua ureter memasuki vesica urinaria di
setiap sudut atas basis vesica urinaria, dan urethra berjalan ke inferior dari
sudut bawah basis vesica urinaria. Di bagian dalam. lapisan mucosa pada
basis vesica urinaria halus dan melekat erat pada lapisan otot polos dinding
yang mendasarinya (tidak seperti di tempat lain di dalam vesica urinaria yang
mucosanya terlipat dan melekat secara longgar pada dinding. Area segitiga
yang halus di antara ostium ureteris dan urethra di bagian dalam vesica
urinaria dikenal sebagai trigontun vesicae)
C. Permukaan inferolateral dari vesica urinaria ditopang di antara musculi
levator ani diaphragtna pelvis dan musculi obturator interns yang berdekatan,
di atas perlekatan diaphragma pelvis. Permukaan superior hampir berbentuk
kubah ketika vesica urinaria kosong: permukaan superior mengembang ke
atas ketika vesica urinaria terisi.
Gambar: Trigonum Vesicae pandangan anterior (dengan bagian anterior vesica
urinaria dihilangkan)

Cervix/collum vesicae
Cervix vesicae mengelilingi permulaan dari urethra di tempat kedua permukaan
inferolateral dan basis vesica urinaria saling bertemu. Cervix vesicae merupakan
bagian yang paling inferior dari vesica urinaria dan juga bagian yang paling
"terfiksasi". Cervix vesicae tertanam ke dalam posisinya oleh sepasang pita
fibromusculare kuat, yang menghubungkan cervix vesicae dan bagian pelvis
urethra menuju aspectus posteroinferior setiap tulang pubis,

A B
Gambar: Ligamenta yang mengaitkan cervix vesicae dan pelvis uretra menuju
tulang-tulang pelvicum (A pada wanita; B pada pria)

A. Pada wanita. pita fibromusculare tersebut disebut ligamenta pubovesicale.


Bersama dengan membrana perinei dan musculi yang berkaitan, musculi
levator ani, dan tulang pubis, ligamenta tersebut membantu menyangga vesica
urinaria.
B. Pada pria, sepasang ligamenta puboprostaticum karena ligamenta tersebut
menyatu mengelilingi cervix vesicae dan bagian urethra yang berdekatan.

Meskipun vesica urinaria dianggap sebagai organ pelvis pada orang dewasa,
vesica urinaria memiliki posisi yang lebih tinggi pada anak-anak. Saat lahir,
vesica urinaria hampir seluruhnya berada di cavitas abdominalis; urethra dimulai
kira-kira di batas atas symphysis pubica. Dengan bertambahnya usia, vesica
urinaria turun sampai setelah pubertas ketika vesica urinaria dalam posisi dewasa.

IV. Urethra
Urethra berawal di basis vesica urinaria dan berakhir dengan sebuah lubang
keluar (ostium urethrae externum) pada perineum.
A. Pada wanita
Pada wanita, urethranya pendek, panjangnya sekitar 4 cm. Urethra melintas
dengan sedikit melengkung ketika berjalan ke inferior melewati dasar pelvis
ke dalam perineum, di mana urethra berjalan melewati spatium perinei
profundum dan membrana perinei sebelum bermuara pada vestibulum
vaginae yang terletak di antara kedua labium minus pudendi.

Ostium urethrae externum terletak di anterior dari ostium vaginae pada


vestibulum vaginae. Aspectus inferior urethra terikat pada permukaan
anterior vagina. Dua glandulae mucosus paraurethrales yang kecil (glandulae
Skene) berhubungan dengan ujung bawah urethra. Masing-masing bermuara
melalui suatu ductus yang terbuka menuju margo lateral ostium urethrae
externum.
B. Pada pria
Pada pria. memiliki urethra yang panjang. sekitar 20 em, dan membelok dua
kali sepanjang lintasannya.
Berawal di basis vesica urinaria dan berjalan ke inferior melewati prostata,
urethra berjalan melewati spatium perinei profundum dan membrana perinei
dan langsung memasuki radix penis. Ketika urethra keluar dari spatium
perinei profundum, urethra melengkung ke depan untuk berjalan ke anterior
pada radix penis. Ketika penis dalam keadaan lemas, urethra membuat
lengkungan yang lain, kali ini ke arah inferior, ketika berjalan dari radix penis
menuju corpus penis, Selama ereksi, lengkung di antara radix penis dan
corpus penis menghilang.

Urethra pada pria dibagi menjadi :


1. Pars preprostatica. Urethra pars preprostatica memiliki panjang sekitar 1
cm, membentang dari basis vesica urinaria menuju prostata, dan
berhubungan dengan manset circulare dari sabut-sabut otot polos
(musculus sphincter urethrae internum). Kontraksi sphincter tersebut
mencegah aliran balik dari semen ke dalam vesica urinaria selama
ejakulasi.
2. pars prastatica. Urethra pars prostaticamemiliki panjang 3 sampai 4 cm
dan dikelilingi oleh prostata. Di daerah ini, lumen urethra ditandai oleh
lipatan longitudinalis mucosa yang terletak di garis tengah (crista
urethralis). Depresi pada masing-masing sisi crista urethralis adalah
sinus prostaticus; ductuli prostatici bermuara ke dalam kedua sinus
tersebut. Di pertengahan sepanjang perjalanannya, crista urethralis
melebar untuk membentuk peninggian yang hampir melingkar (colliculus
seminalis). Pada pria, colliculus seminalis digunakan untuk menentukan
posisi prostata selama transeksi transurethralis prostata. Sebuah saluran
tertutup—utriculus prostaticus (dianggap sebagai homolog dari uterus
pada wanita terbuka di tengah colliculus seminalis. Pada setiap sisi
utriculus prostaticus terdapat muara ductus ejacutatorius sistem
reproduksi pria. Oleh karena itu hubungan antara tractus urinarius dan
systema genitale pada pria terletak di urethra pars prostatica.
3. Pars membranacea. Urethra pars membranacea sempit dan berjalan
melewati spatium perinei profundum. Selama perjalanannya melewati
spatium tersebut, baik pada pria maupun wanita, urethra dikelilingi oleh
otot rangka dari musculus sphincter urethrae externum.
4. Pars spongiosa. Urethra pars spongiosa dikelilingi oleh jaringan erektil
(corpus spongiosum; penis. Pars spongiosa membesar untuk membentuk
suatu bulbus/gelembung di pangkal penis dan menggelembung lagi di
ujung penis untuk membentuk fossa navicuiaris urethrae. Dua
glandulae bulbourethrales di dalam spatium perinei profundum
merupakan bagian systema genitale masculina dan bermuara ke dalam
bulbus penis. Ostium urethrae externum merupakan celah sagittalis di
ujung penis.

Fisiologi Traktus Urinarius

Unit fungsional ginjal adalah nefron, yang pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas glomerulus yang
mengandung kapsula bowmen dan tubulus. Tubulus terdiri dari tiga bagian yaitu
tubulus proksimalis, lengkungan Henley (loop of Henle dan tubulus distalis
beberapa tubulus distalis akan bersatu membentuk duktus kolektivus. Glomerulus
proksimalis dan distalis terletak pada korteks ginjal sedang lengkung Henley dan
duktus kolektivus pada medulla ginjal.
Setiap nefron mempunyai dua komponen utama :

A. Glomerulus (kapiler glomerulus) yang dilalui sejumlah besar cairan yang


difiltrasi dari darah.
B. Tubulus yang panjang dimana cairan hasil filtrasi di ubah menjadi urin dalam
perjalanannya menuju pelvis ginjal.
Meskipun setiap nefron mempunyai semua komponen seperti yang digambarkan
di atas, tetapi tetap terdapat perbedaan, bergantung pada berapa dalamnya letak
nefron pada massa ginjal. Nefron yang memiliki glomerulus dan terletak di luar
korteks disebut nefron kortikal; nefron tersebut mempunyal ansa Henle pendek
yang hanya menembus kedalam medulla dengan jarak dekat kira-kira 20-30%
nefron mempunyal glomerulus yang terletak dikorteks renal sebelah dalam dekat
medula dan disebut nefron jukstaglomerulus. Nefron ini mempunyai ansa Henle
yang panjang dan masuk dalam medula, pada beberapa tempat semua berjalan
menuju ujung papila renal.

Kecepatan eksresi berbagal zat dalam urin menunjukkan jumlah ketiga proses
ginjal yaitu: filtrasi glomerulus, reabsorpsi zat dari tubulus renal ke dalam darah
dan sekresi zat dari darah ke tubulus renal. Pembentukan urin dimulai dengan
filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler glomerulus ke
kapsula Bowmen.

Sistem kemih terdiri dan organ pembentuk urin ginjal dan struktur. yang
menyalurkan urin dari ginjal ke luaar tubuli. Setiap ginjal dipasok (diperdarahi)
oleh arteri renalis dan vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal
dilakukan medial yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti ginjal mengolah
plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan
bahan-bahan tertentu & mengeliminasi bahan-bahan yang tidak diperlukan
kedalam urin. Setelah terbentuk urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul
sentral, kemudian urin disalurkan ke dalam ureter, sebuah duktus berdinding otot
polos yang keluar dari batas medial dekat dengan pangkal (bagian proksimal)
arteri dan vena renalis. Terdapat dua ureter, yang menyalurkan urin dari setiap
ginjal ke sebuah kandung kemih.

Kandung kernih yang menyimpan urin secara temporar, adalah sebuah kantung
berongga yang dapat direnggangkan dan volumenya disesuaikan dengan
mengubah-ubah status kontraksi otot polos di dindingnya. Secara berkala, urin
dikosongkan dari kandung kemih keluar tubuh melalui sebuah saluran, uretra.
Uretra pada wanita berbentuk lurus dan pendek berjalan secara langsung dari
leher kandung kemih keluar tubuh. Pada pria uretra lebih panjang dan
melengkung dan kandung kemih keluar tubuh melewati kelenjar prostat dan
penis.

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra
sel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstra sel dikontrol
oleh filtrasi glomerulus reabsorbsi dan sekresi tubulus. Zat-zat yang difiltrasi di
ginjal dibagi dalam 3 kelas : Elektrolit, nonelektrolit dan air. Beberapa jenis
elektrolit yang paling penting adalah (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++),
magnesium (Mg++), bikarbonat (HCO2), klorida (Cl-), dan fosfat (HPO4),
sedangkan non elektrolit yang penting antara lain glukosa, asam amino, dan
metabolik yang merupakan produk akhir dari proses metabolisme protein : Urea,
asam urat dan kreatinin.

Proses filtrasi pada glomerulus dinamakan ultrafiltrasi glomerulus, karena filtrate


primer mempunyal komposisi sama seperti plasma kecuali tanpa protein. Sel-sel
darah dan molekul-molekul yang besar seperti protein secara efektif tertahan oleh
pori-pori membran filtrasi, sedangkan air dan kristaloid dapat tersaring dengan
mudah. Setiap menit kira-kira satu liter darah yang mengandung 500 cc plasma,
mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 100 cc (10 %) dari itu disaring
keluar.
Perbandingan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan jumlah
yang biasanya dikeluarkan ke dalam urin menunjukkan besar daya selektif sel
tubulus:

Daya Selektif Sel Tubulus


Komponen disaring dikeluarkan :
Air 150 liter 1, 5 liter
Garam 750 liter 15 gram
Glukosa 150 liter 0 gram
Urea 50 Gram

Fungsi lain dari ginjal yaitu memproduksi renin yang berperan dalam pengaturan
tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, maka sel-sel otot polos
meningkatkan pelelepasan reninnya. Apabila tekanan darah naik maka sel-sel otot
polos mengurangi pelepasan reninnya. Apabila kadar natrium plasma berkurang,
maka sel-sel makula dansa memberi sinyal pada sel-sel penghasil renin untuk
meningkatkan aktivitas mereka. Apabila kadar natrium plasma meningkat, maka
sel-sel makula dansa memberi sinyal kepada otot polos untuk menurunkan
pelepasan renin.

Setelah renin beredar dalam darah dan bekerja dengan mengkatalisis penguraian
suatu protein kecil yaitu angiotensinogen menjadi angiotensin I yang terdiri dari
10 asam amino, angiotensinogen dihasikna oleh hati dan konsentrasinya dalam
darah tinggi. Pengubahan angiotensinogen menjadi angiotensin I berlangsung
diseluruh plasma, tetapi terutama dikapiler paru-paru. Angoitensin I kemudian
dirubah menjadi angiotensin II oleh suatu enzim konversi yang ditemukan dalam
kapiler paru-paru. Angiotensin II meningkatkan tekanan darah melalui efek
vasokontriksi arteriola perifer dan merangsang sekresi aldosteron. Peningkatan
kadar aldosteron akan merangsang reabsorbsi natrium dalam tubulus distal dan
duktus pengumpul selanjutnya peningkatan reabsorbsi natrium mengakibatkan
peningkatan reabsorbsi air, dengan demikian volume plasma akan meningkat
yang ikut berperan dalam peningkan tekanan darah yang selanjutnya akan
mengurangi iskemia ginjal.

Komposisi urin:

Urin atau air kemih adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies
yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam
kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang
akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen
yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos.

Daftar Pustaka

Drake, R., Vogl, W.Mitchell, A,., 2012. Gray’s Basic Anatomy. Elsevier
Ganong, W. F., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC
Guyton, A. C., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai