Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI TRAKTUS URINARIUS

Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga


retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-
struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf, dan ureter menuju dan
meninggalkan ginjal. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung
pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada
autopsi klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11.5
cm x 6 cm x 3.5 cm. Beratnya bervariasi antara 120-170 gram atau kurang lebih
0,4% dari berat badan.

Struktur di Sekitar Ginjal


Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilat yang disebut
kapsula fibrosa (true kapsul) ginjal dan diuar kapsul ini terdapat jaringan lemak
perirenal. Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula
adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal
dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini berfungsi
sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta
mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia
Gerota dapat pula berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi
atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ sekitarnya. Di luar fasia
Gerota terdapat jarinagan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak para
renal.
Di sebelah posterior, Ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal
serta tulang rusuk ke XI dan XII sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh
organ-organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan
duodenum; sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas,
jejenum, dan kolon.

Struktur Ginjal
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks dan
medulla ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam
medula banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari
ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distalis,
dan duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh
difiltrasi di dalam glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih
diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme
mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 180
liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine
yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem
pelvikalikes ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem
pelvikalikes ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor, dan
pielum/pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalikes terdiri atas epitel transisional
dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk
mengalirkan urine sampai ke ureter.

Vaskularisasi Ginjal
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena
sentralis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah
end arteri yaitu arteri yang tidak mempunyai anstomosis dengan cabang-cabang
dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini,
berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.

Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi
mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa
panjangnya kurang lebih 20 cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh
sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat
melakukan gerakan peristaltik guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Sepanjang
perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis terdapat beberapa
tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada ditempat lain,
sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut
di tempat itu.
Tempat-tempat penyempitan itu antara lain adalah : pada perbatasan antara
pelvis renalis dan ureter, tempat arteri menyilang arteri iliaka di rongga pelvis,
dan pada saat ureter masuk ke buli-buli (intramural). Keadaan ini dapat mencegah
terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter pada saat buli-buli
berkontraksi. Ureter dibagi dua bagian yaitu : ureter pars abdominalis, yaitu yang
berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka, dan ureter pars pelvika,
yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Secara
radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu ureter 1/3 proksimal mulai dari
pelvis renalis sampai batas atas sakrum, ureter 1/3 medial mulai dari batas atas
sakrum smpai pada batas bawah sakrum, dan ureter 1/3 distal mulai batas bawah
sakrum sampai masuk ke buli-buli.
Buli-buli
Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas tiga lapis otot detrusor
yang saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah
merupakan otot sirkuler, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa
buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa
pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara
ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang trigonum buli-
buli.
Secara anatomi bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan
superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferolateral,
dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakan likus minoris dinding
buli-buli. Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada
saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli-
buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan
menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4. Hal ini
akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan
relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi.

Uretra
Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli
sampai orifisium uretra eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi.
Uretra pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior.
Uretra posterior dibagi menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars
membranasea. Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra, pendulare uretra dan
bulbus uretra. Dalam keadaan normal lumen uretra laki-laki 24 ch, dan wanita 30
ch. Kalau 1 ch = 0,3 mm maka lumen uretra laki-laki 7,2 mm dan wanita 9 mm.3
a. Uretra bagian anterior
Uretra anterior memiliki panjang 18-25 cm (9-10 inchi). Saluran ini dimulai
dari meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini
berupa tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau
memerlukan operasi atau reparasi relatif mudah.
b. Uretra bagian posterior
Uretra posterior memiliki panjang 3-6 cm (1-2 inchi). Uretra yang dikelilingi
kelenjar prostat dinamakan uretra prostatika. Bagian selanjutnya adalah uretra
membranasea, yang memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra,
sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot yang membentuk
sfingter. Sfingter ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan
berhenti pada waku berkemih. Uretra membranacea terdapat dibawah dan
dibelakang simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat
mencederai uretra membranasea.

Renal
1. Medulla (dalam)
a. Terdiri atas 10 - 18 struktur berbentuk kerucut (pyramid
medulla/malphigi) dengan dasar/pinggirnya pada korteks, puncaknya
menonjol ke dalam calyx berupa papilla. Pada papilla terdapat 10 - 12
lobang yang merupakan muara duktus kolligens (area cribrosa).
b. Dari dasar pyramid tersusun 400 - 500 tubulus panjang disebut
medullary ray.
c. Tiap medullary ray terdiri atas duktus kolligens lurus. Terdapat tubulus
koligens.
2. Korteks (luar)
a. Terletak antara dasar pyramid dan kapsula ginjal.
b. Pada potongan segar terdapat bercak bercak merah.
c. Terdapat nefron.

NEFRON
a. Merupakan unit filtrasi fugsional ginjal.
b. Tiap tiap ginjal mempunyai 1 - 2 juta unit filtrasi fungsional.
c. Tiap nefron terdiri atas :
1. Renal korpuskulum (badan malphigi)
2. Tubulus kontortus proksimal
3. Lengkung henle
4. Tubulus kontortus distalis

Renal Korpuskulum
Terdiri atas :
1. Anyaman kapiler (glomerulus)
2. Kapsula Bowman’s
a. Bagian dalam kapsula Bowman’s meliputi kapiler disebut lapisan visceral.
Epitel lapisan visceral mengalami modifikasi selama perkembangan
embrional.
b. Sel lapisan dalam dinamakan podosit, membentuk beberapa tonjolan
primer.
c. Beberapa tonjolan primer membentuk tonjolan skunder yang mengelilingi
glomerulus dan berhubungan langsung dengan lamina basalis kapiler.
d. Tonjolan skunder mengandung banyak mikrofillamen dan mikrotubulus.
e. Sitoplasma podosit mengandung mengandung banyak ribosom bebas,
mikrotubulus dan mikrofilamen.
f. Kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial yang melekat pada
dindingnya. Sel mesangial mempunyai tonjolan - tonjolan kecil yang
diliputi oleh lapisan zat amorf.
g. Sel mesangial mungkin bekerja sebagai makrofag yang berperan
membersihkan lamina basalis dari zat - zat tertentu yang tertimbun dalam
matriks selama filtrasi cairan darah.
h. Bagian luar disebut lapisan parietal kapsula Bowman’s yang terdiri atas
lapisan selapis epitel gepeng yang terletak diatas lamina basalis.
i. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsuler, yang menerima cairan filtrasi
melalui dinding kapiler dan lapisan visceral.

Tiap korpuskulum renal mempunyai :


1. Kutub vaskuler, dimana arteriole aferen masuk dan arteriole eferen keluar.
2. Kutub urinarius, dimana tubulus kontortus proksimal dimulai.
Tekanan hidrostatis darah arteri yang terdapat dalam kapiler glomerulus diatur
oleh arteriole eferen. Dinding areteriole ini banyak mengandung otot polos.

Tubulus Kontortus Proksimal


Merupakan segmen awal nefron, mulai dari kutub urinarius berkelok - kelok
kemudian menjadi segmen desendens lurus yang menembus medulla, dilanjutkan
dengan lengkung henle. Dilapisi selapis epitel kuboid, sitoplasma acidophil,
mitokondria banyak. Apeks sel menghadap ke lumen tubulus, banyak mikrovilli
dengan panjang kurang lebih 1 µm dan membentuk brush border. Permukaan luar
mikrovilli brush border diliputi selubung PAS positif yang diduga berperan
membantu absorbsi zat - zat antara lain peptide dan glukosa yang keluar dari
darah selama filtrasi.

Lengkung Henle
Berbentuk huruf U (melengkung) terdiri atas :
1. Segmen tipis (sebagian besar berjalan turun)
Segmen tipis merupakan lanjutan tubululus kontortus proksimal dengan
penampang 12 µm, lumen lebar karena terdiri atas sel - sel gepeng yang
intinya menonjol ke dalam lumen.
2. Segmen tebal (pendek berjalan ke atas)
Segmen tipis menyerupai kapiler darah.
Lengkung henle tebal (asenden) strukturnya sama dengan tubulus kontortus
distalis.

Tubulus Kontortus Distalis


Bagian tebal lengkung henle menembus korteks, berkelok - kelok
kemudian menjadi tubulus kontortus distalis (segmen akhir nefron). Dilapisi
selapis epitel kuboid. Tubulus kontortus proksimal dan distal terdapat dalam
korteks dan dilapisi epitel kuboid, tetapi sel tubulus kontortus proksimal lebih
besar, mempunyai brush border, lebih acidophil karena banyak mengandung
mitokondria. Lumen tubulus distalis lebih besar, sel tubulus distalis lebih kecil
dan pendek dari pada sel tubulus kontortus proksimal. Selnya kurang acidophil,
sedikit brush border dan mikrovilli, punya tonjolan lateral.
Dalam perjalanannya di korteks tubulus kontortus distalis mengadakan
hubungan dengan kutub vaskuler badan ginjal, dekat arteriole aferen dan eferen.
Pada tempat ini terjadi modifikasi bersama dengan arteriole aferen. Selnya
menjadi toraks, intinya menjadi satu, sebagian besar sel ini mempunyai apparatus
golgi pada daerah basalnya. Segmen dinding tubulus kontortus distal yang
mengalami modifikasi ini pada sediaan mikroskopik tampak lebih gelap
dinamakan “makula densa“.

Tubulus Koligens
Tubulus kontortus distalis menuju tubulus koligens.Beberapa tubulus koligens
bersatu membentuk saluran lurus yang lebih besar disebut duktus papillaris
bellini. Dilapisi epitel kuboid, penampang kurang lebih 40 µm, dekat papilla 200
µm. Tiap tiap tubulus koligens yang besar saling berhubungan tegak lurus dengan
beberapa tubulus koligens kecil yang berasal dari dari masing masing medullary
ray.
Aparatus Juksta Glomerulus
Di dekat corpusculum malphigi tunika media arteriole aferen mengalami
modifikasi, menjadi seperti sel epiteloid disebut “sel - sel juksta glomerulus“ yang
punya inti seperti rokok, sitoplasma penuh granula berwarna gelap (dengan
pewarnaan khusus/PAS positif). Sel juksta glomerulus menghasilkan enzim renin,
yang bekerja sebagai protein plasma yang dinamakan angiotensinogen,
menghasilkan dekapeptida inaktif yang dinamakan angiotensin I.
Sebagai akibat kerja converting enzyme yang diduga terdapat dalam paru -
paru, kehilangan dua asam amino, menjadi oktapeptida yang dinamakan
angiotensin II. Angiotensin II dapat meningkatkan sekresi hormon aldosteron oleh
korteks adrenal, sehingga mempengaruhi tekanan darah. Aldosteron bekerja pada
sel tubulus ginjal (terutama tubulus distalis), meningkatkan reabsorsi natrium dan
klorida dan akibatnya menghambat ekresi renin. Sebaliknya kelebihan natrium
dalam darah akan menekan sekresi renin dengan akibat penghambatan
pembentukan aldosteron sehingga akan meningkatkan konsentrasi natrium urin.
Jadi apparatus juksta glomerulus mempunyai peranan homeostatis yang penting
dalam mengawasi keseimbangan ion.

URETER
Ureter dan vesika urinaria mempunyai struktur dasar histologi yang sama. Makin
dekat ke arah vesika urinaria menjadi lebih tebal. Mukosa dilapisi epitel
transtitional. Lapisan otot dekat vesica urinaria menjadi longitudinal, bagian ureter
yang terletak dalam vesica urinaria terdiri atas serabut longitudinal yang
menyebar ke distal membentuk trigonum superficial. Kira kira 2 – 3 cm proksimal
dari vesika urinaria ada permukaan luar ureter ditemukan selubung waldeyer.
Berakhir pada leher vesika urinaria sebagai dengan membentuk trigonum
profunda. Ureter menembus dinding kandung kemih secara miring sehingga
terbentuk katup yang mencegah aliran balik urin.
VESIKA URINARIA
Mukosa dilapisi epithel transtitional. Bila Vesika urnaria kosong dapat
membentuk lipatan, sebaliknya bila penuh menjadi datar. Serabut otot berjalan ke
segala arah menuju leher vesika urinaria. Terdapat tiga lapisan :
1. Lapisan longitudinal, pada bagian distal leher vesika urinaria menjadi sirkuler
mengelilingi uretra pars prostatika dan prostat (laki laki).
2. Lapisan tengah, berakhir pada leher kandung kemih.
3. Lapisan luar longitudinal, melanjutkan diri sampai ke ujung prostat (laki laki)
dan meatus uretra ekternus (wanita).

URETRA
Merupakan tabung yang mengalirkan urin ke luar tubuh.
Uretra pada pria
Terbagi atas 4 bagian :
1. Pars prostatika
2. Pars membaranacea
3. Pars bulbaris
4. Pars pendulosa

Fisiologi Traktus Urinarius


Unit fungsional ginjal adalah nefron, yang pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas glomerulus yang
mengandung kapsula bowmen dan tubulus. Tubulus terdiri dari tiga bagian yaitu
tubulus proksimalis, lengkungan Henley (loop of Henle dan tubulus distalis
beberapa tubulus distalis akan bersatu membentuk duktus kolektivus. Glomerulus
proksimalis dan distalis terletak pada korteks ginjal sedang lengkung Henley dan
duktus kolektivus pada medulla ginjal. (Siregar, H, et all, (1999), hal. 20).
Setiap nefron mempunyai dua komponen utama :
1. Glomerulus (kapiler glomerulus) yang dilalui sejumlah besar cairan yang
difiltrasi dari darah.
2. Tubulus yang panjang dimana cairan hasil filtrasi di ubah menjadi urin dalam
perjalanannya menuju pelvis ginjal.
Meskipun setiap nefron mempunyai semua komponen seperti yang
digambarkan di atas, tetapi tetap terdapat perbedaan, bergantung pada berapa
dalamnya letak nefron pada massa ginjal. Nefron yang memiliki glomerulus dan
terletak di luar korteks disebut nefron kortikal; nefron tersebut mempunyal ansa
Henle pendek yang hanya menembus kedalam medulla dengan jarak dekat kira-
kira 20-30% nefron mempunyal glomerulus yang terletak dikorteks renal sebelah
dalam dekat medula dan disebut nefron jukstaglomerulus. Nefron ini mempunyai
ansa Henle yang panjang dan masuk dalam medula, pada beberapa tempat semua
berjalan menuju ujung papila renal.
Kecepatan eksresi berbagal zat dalam urin menunjukkan jumlah ketiga
proses ginjal yaitu: filtrasi glomerulus, reabsorpsi zat dari tubulus renal ke dalam
darah dan sekresi zat dari darah ke tubulus renal. Pembentukan urin dimulai
dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler glomerulus
ke kapsula Bowmen. (Guyton & Hall, 1997 hal 400).
Sistem kemih terdiri dan organ pembentuk urin ginjal dan struktur. yang
menyalurkan urin dari ginjal ke luaar tubuli. Setiap ginjal dipasok (diperdarahi)
oleh arteri renalis dan vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal
dilakukan medial yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti ginjal mengolah
plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan
bahan-bahan tertentu & mengeliminasi bahan-bahan yang tidak diperlukan
kedalam urin. Setelah terbentuk urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul
sentral, kemudian urin disalurkan ke dalam ureter, sebuah duktus berdinding otot
polos yang keluar dari batas medial dekat dengan pangkal (bagian proksimal)
arteri dan vena renalis. Terdapat dua ureter, yang menyalurkan urin dari setiap
ginjal ke sebuah kandung kemih.
Kandung kernih yang menyimpan urin secara temporar, adalah sebuah
kantung berongga yang dapat direnggangkan dan volumenya disesuaikan dengan
mengubah-ubah status kontraksi otot polos di dindingnya. Secara berkala, urin
dikosongkan dari kandung kemih keluar tubuh melalui sebuah saluran, uretra.
Uretra pada wanita berbentuk lurus dan pendek berjalan secara langsung dari leher
kandung kemih keluar tubuh. Pada pria uretra lebih panjang dan melengkung dan
kandung kemih keluar tubuh melewati kelenjar prostat dan penis. (Lauralle
Sherwood, 2001, hal. 463).
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi
cairan ekstra sel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstra
sel dikontrol oleh filtrasi glomerulus reabsorbsi dan sekresi tubulus. Zat-zat yang
difiltrasi di ginjal dibagi dalam 3 kelas : Elektrolit, nonelektrolit dan air. Beberapa
jenis elektrolit yang paling penting adalah (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++),
magnesium (Mg++), bikarbonat (HCO2), klorida (Cl-), dan fosfat (HPO4),
sedangkan non elektrolit yang penting antara lain glukosa, asam amino, dan
metabolik yang merupakan produk akhir dari proses metabolisme protein : Urea,
asam urat dan kreatinin. (Price, S, et all, 1995, hal 770).
Proses filtrasi pada glomerulus dinamakan ultrafiltrasi glomerulus, karena
filtrate primer mempunyal komposisi sama seperti plasma kecuali tanpa protein.
Sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar seperti protein secara efektif
tertahan oleh pori-pori membran filtrasi, sedangkan air dan kristaloid dapat
tersaring dengan mudah. Setiap menit kira-kira satu liter darah yang mengandung
500 cc plasma, mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 100 cc (10 %) dari
itu disaring keluar.
Perbandingan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan
jumlah yang biasanya dikeluarkan ke dalam urin menunjukkan besar daya selektif
sel tubulus:

Daya Selektif Sel Tubulus


Komponen disaring dikeluarkan :
1. Air 150 liter 1, 5 liter
2. Garam 750 liter 15 gram
3. Glukosa 150 liter 0 gram
4. Urea 50 Gram
(Pearce E, 1993 hal 248-249)
Fungsi lain dari ginjal yaitu memproduksi renin yang berperan dalam
pengaturan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, maka sel-sel otot polos
meningkatkan pelelepasan reninnya. Apabila tekanan darah naik maka sel-sel otot
polos mengurangi pelepasan reninnya. Apabila kadar natrium plasma berkurang,
maka sel-sel makula dansa memberi sinyal pada sel-sel penghasil renin untuk
meningkatkan aktivitas mereka. Apabila kadar natrium plasma meningkat, maka
sel-sel makula dansa memberi sinyal kepada otot polos untuk menurunkan
pelepasan renin.
Setelah renin beredar dalam darah dan bekerja dengan mengkatalisis
penguraian suatu protein kecil yaitu angiotensinogen menjadi angiotensin I yang
terdiri dari 10 asam amino, angiotensinogen dihasikna oleh hati dan
konsentrasinya dalam darah tinggi. Pengubahan angiotensinogen menjadi
angiotensin I berlangsung diseluruh plasma, tetapi terutama dikapiler paru-paru.
Angoitensin I kemudian dirubah menjadi angiotensin II oleh suatu enzim konversi
yang ditemukan dalam kapiler paru-paru. Angiotensin II meningkatkan tekanan
darah melalui efek vasokontriksi arteriola perifer dan merangsang sekresi
aldosteron. Peningkatan kadar aldosteron akan merangsang reabsorbsi natrium
dalam tubulus distal dan duktus pengumpul selanjutnya peningkatan reabsorbsi
natrium mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air, dengan demikian volume
plasma akan meningkat yang ikut berperan dalam peningkan tekanan darah yang
selanjutnya akan mengurangi iskemia ginjal (corwin, 2000).

Komposisi urin
Urin atau air kemih adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies
yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin
dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan
untuk mempercepat pembentukan kompos.

Anda mungkin juga menyukai