Anda di halaman 1dari 16

Disusun Oleh :

Ajat
Eka
Iyus
Meyta
Suwandi
Yuli
Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait
dengan kelenjar endokrin pada tubuh.
Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang
menghasilkan hormon, yang merupakan sinyal kimia
yang dikeluarkan melalui aliran darah. Hormon
membantu tubuh mengatur berbagai proses, seperti
nafsu makan, pernapasan, pertumbuhan, keseimbangan
cairan, feminisasi, dan virilisasi (pembentukan tanda-
tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara atau
testis), serta pengendalian berat badan.
Sistem endokrin, seperti sistem syaraf, memungkinkan
bagian-bagian yang terletak jauh didalam tubuh untuk
saling berkomunikasi.
Terdapat tiga komponen dalam system endokrin:
1. kelenjar endokrin yang mengeluarkan zat-zat antara
kimiawi ke dalam aliran darah
2. zat antara kimiawi itu sendiri yang disebut hormone
3. sel atau organ sasaran yang berespon terhadap hormone
tersebut
Lansia sangat rentan terkena gangguan sistem tubuh, salah
satunya gangguan sistem endokrin. Dimana dari gangguan
tersebut bisa menimbulkan penyakit salah satunya
berkaitan dengan hormone, banyak penurunan dan
perubahan hormone yang terjadi pada lansia meskipun itu
dalam keadaan fisiologi yang normal. Yang paling sering
terjadi sekitar 70 % dari penurunan hormon ada pada
kelenjar pankreas dan kelenjar gonad yang dikaitkan
dengan penyakit DM /Diabetes Mellitus dan BPH. Dan
sisanya penyakit yang terkait dengan masing” hormon
tersebut.
Pengertian Lansia adalah kelompok penduduk yang
berusia 60 tahun keatas yang memerlukan perhatian
khusus.
 Penyakit yang terkait dengan gangguan sistem
endokrin:
1. Diabetes mellitus : keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibata
gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh
darah. Etiologi: pada lansia disebabkan oleh
resistensi yang cenderung meningkat pada usia
65th, dari penyebabnya maka DM pada lansia,
masuk pada DM tipe II/NIDDM
Tanda dan gejala DM pada lansia:
Peningkatan berkemih (poliuri) Rasa haus yang
berlebihan (polidipsi) Rasa lapar yang berlebihan
(polifagia) Kerentanan terhadap infeksi Komplikasi: -
komplikasi metabolik akut: hipoglikemia, DM
ketoasidosis, syndrom hiperglikemik, hyperosmolar
non ketotik. -Komplikasi vaskuler jangka panjang:
arteri koroner, penyakit cerebravaskuler, penyakit
vaskuler perifer, retinopati diabetik, retropati,
neuropati diabetes.
Pelaksanaan Diet Latihan jasmani Terapi insulin
2. Menopause
berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang
menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan
18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.

Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause


sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi
antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan
sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1
tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai
dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan
haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif
seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa
labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat
kandungan dan tulang.

Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika


seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi
hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu
fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan
berhentinya masa subur.
ETIOLOGI MENOPAUSE
 Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan
hormon ovarium yang berkurang akan menyebabkan
perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun
pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).
 Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi
selama 12 bulan atau satu tahun. Menopause umumnya
terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52
tahun (Rachmawati, 2006).
 Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon
estrogen mengakibatkan penipisan pada dinding vagina,
pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit juga
akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi
dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan
vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut)
vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan
permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali
wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu
senggama), sehingga malas berhubungan seksual.
3. Andropause
Istilah andropause berasal dari yunani, yaitu andro yang
berarti pria, pause yang berarti menghentikan.
Jadi andropause adalah berhentinya proses fisiologis
pada pria. Andropause merupakan sindrom pada pria
separu baya atau lansia dimana terjadi penurunan
kemampuan fisik, seksual dan fisiologi.
Sindrom andropause merupakan sindrom penurunan
kemampuan fisik, seksual dan psikologi yang
dihubungkan dengan berkurangnya hormon testosteron
dalam darah.
Tanda dan gejala andropause:
- Penurunan produksi spermatozoa
- Hormon tesstosteron
- Dan hormon-hormon lainnya terjadi secara perlahan-
lahan dan bertahap.
4. Benign Prostat Hipertrophy : merupakan
pertumbuhan jinak pada prostat yang menyebabkan
prostat membesar etiologi Idiopatik Manifestasi -
interupsi Frekuensi berkemih lebih sering pada malam
hari Ada rasa tahanan saat berkemih Kandung kemih
terasa penuh
Komplikasi Hidroureter dan hidronefrosis
Penatalaksanaan - Bedah konfisional
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
a. fisik :1. wawancara
2. pemeriksaan fisik
b. psikologis
c. sosial ekonomi
d. spiritual
e. Biodata
f. faktor predisposisi dan faktor presipitasi
g. pemeriksaan fisik
1. aktifitas istirahat 6. neuro sensori
2. sirkulasi 7. nyeri
3. integritas ego 8. pernapasan
4. eliminasi 9. keamanan
5. makanan dan cairan 10. sexsualitas
B. Pemeriksaan penunjang

a. glukosa darah
b. aseton plasman
c. asam lemak bebas
d. elektrolit
e. gas darah arteri
f. trombosit
g. ureum
h. kreatinin
i. amilase darah
1. Diagnosa Keperawatan DM
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Ketidakmampuan Untuk Mengabsorbsi Nutrisi
1) Manajemen Nutrisi
Aktivitas :
· Mengkaji adanya pasien alergi terhadap makanan
· Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
· Mengatur pola makan dan gaya hidup pasien
· Mengajarkan pasien bagaimana pola makan sehari- hari yang sesuai
dengan kebutuhan
· Memantau dan mencatat masukan kalori dan nutrisi
· Timbang berat badan pasien dengan interval yang sesuai
· Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana cara memenuhinya
· Membantu pasien untuk menerima program gizi yang dibutuhkan
2) Therapy nutrisi
Aktivitas :
· Memantau makanan dan minuman yang dimakan dan hitung intake kalori
sehari yang sesuai
· Memantau ketepatan anjuran diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
sehari- hariyang sesuai
· Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
· Memberikan makanan sesuai dengan diet yang dianjurkan
· Memantau hasil labor Memberikan
· Mengajari kepada keluarga dan pasien secara tertulis contoh diet yang
dianjurkan
3) Monitor Gizi
Aktivitas :
· Memantau berat badan pasien
· Memantau turgor kulit
· Memantau mual dan muntah
· Memantau albumin, total protein, Hb, hematokrit, dan elektrolit
· Memantau tingkat energi, lemah, letih, rasa tidak enak
· Memantau apakah konjungtiva pucat, kemerahan, atau kering
· Memantau intake nutrisi dan kalori
2. Diagnosa Keperawatan Menopause dan
andropause
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh atau fungsi tubuh
NOC:
Klien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota
tubuhnya secara positif
NIC:
 Kaji perasaan/persepsi klien tentang perubahan gambaran diri
 Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaan
kehilangan
 Bantu klien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
 Lakukan pendekatan dengan binaan hubungan saling percaya
 Tunjukan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada klien.
4. Diagnosa keperawatan BPH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x …
jam, pada pasien nyeri akut teratasi, dengan kriteria hasil :
pasien mengerti menejemen nyeri, nyeri berkurang, pasien
merasa nyaman
b. Intervensi
1) Monitor TTV
2) Monitor respon nonverbal pasien akibat nyeri
3) Ajarkan teknik nonfarmakologi : relaksasi nafas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingn
4) Berikan analgetik
5) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
6) Dorong pasien untuk melakukan relaksasi napas dalam
7) Dorong keluarga untuk mencari dukungan

Anda mungkin juga menyukai