Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Pertemuan Ke :
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
SP Ke :
Ruangan :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sering mendengarkan sesuatu, berbicara sendiri, tertawa
sendiri, pandangan tajam ke suatu tempat, merasakan sesuatu di kulit,
pengecapan, menghidu sesuatu tanpa ada objeknya, terkadang melihat
bayangan. Tingkat konsentrasi rendah, tidak mampu fokus pada
lingkungan. Perilaku melamun, sampai dengan teror, melukai karena
kendali halusinasi.

2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya (jenis, isi, waku, frekuensi, situasi
dan kondisi yang menimbulkan halusinasi)
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
d. Klien dapat memasukan cara menghardik halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan:
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi jenis halusinasi klien
c. Identifikasi isi halusinasi klien
d. Identifikasi waktu halusinasiklien
e. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
f. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
g. Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
h. Ajarkan klien menghardik halusinasi
i. Anjurkan klien memasukkan cara menghardik dalam jadwal kegiatan
harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya bruder M.Martono Diel, senang
dipanggil Diel.”
”Nama bapak/ibu siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya mahasiswa STIKes Banten yang akan merawat bapak/ibu. Saya
dinas pagi di ruangan ini pkl. 08.00-14.00. Mulai dari tanggal 1
Desember – 19 Desember 2015. Nanti saya yang akan merawat
bapak/ibu”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
Topik : ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
suara yang selama ini bapak/ibu dengar tetapi tak tampak
wujudnya?
Waktu : ”Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : ”Bapak/ibu mau dimana kita akan berbincang?
Bagaimana kalau kita berbincang disini”
Tujuan : ”Supaya bapak/ibu dapat mengendalikan suara-suara
yang bapak/ibu dengar”
2. Kerja
”Apakah bapak/ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang
dikatakan suara itu?”
”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering bapak/ibu dengar suara? Berapa kali sehari bapak/ibu alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang bapak/ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak/ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan
cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?
”Bapak/ibu, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak/ibu
bilang, ‘pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu.’ Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi.
Coba bapak/ibu peragakan. Nah begitu, … bagus.. Coba lagi, Ya bagus
bapak/ibu sudah bisa”

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah peragaan latihan
tadi?”
Obyektif : ”Bisa bapak/ibu ulangi sekali lagi cara yang baru kita
latih?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
”Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut,
bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian klien).
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang
kedua yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain?
Waktu : ”Jam berapa bapak/ibu? Bagaimana kalau dua jam lagi?
Berapa lama kita akan berlatih?
Tempat : ”Dimana tempatnya?”
”Baiklah, sampai jumpa bapak/ibu. Selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai