Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Politik Sosial dan Strategi Pendidikan Pancasila

Nama kelompok 7:
1. Muhammad Rizky Aprialdi
2. Chariena Rhamadhani Hutagalung
3. Lulu Dwi Damayanti

KIMIA-B
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2022

1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami limpahkan segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT.
Yang mana tanpa petunjuk dan bimbingan-Nya makalah ini tidak akan dapat terselesaikan
dengan tepat waktu dan lancar. Sholawat bersamaan salam mari hadiahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW. Semoga orang tua kita, nenek dan kakek kita, guru-guru dan orang
terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kritik, bimbingan, serta do‟a yang
tulus dari banyak pihak yang sangat membantu atas pekerjaan makalah ini dapat
terselesaikan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok Pendidikan Agama Islam tentang “Konsep Moral dan Akhlak Dalam Islam.”

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak jaya paldi M.pd selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan kepada semua pihak yang sudah membantu dengan tulus dalam
penulisan makalah dari awal sampai selesai. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para
pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan makalah.

Pekanbaru, 29 Agustus 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian politik
2.2 Pengertian sosial
2.3 Strategi nasional
2.4 Pendidikan Pancasila dan Politik
2.5 Pendidikan Pancasila di bidang sosial
2.6 Strategi dalam Pendidikan Pancasila
BAB IV: PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan daam sikap
mental dan tingkah laku serta amal perbuatan yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia , artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu
pada sesuatu Yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.
Meskipun nilai ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga
terdapat dalam Ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima sila
tersebut Mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara simultan. Di samping Itu,
proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi kepribadian bangsa Indonesia
dengan berbagai variasi yang sangat beragam. Sehingga, kepribadian bangsa
Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak lama yang tercatat dalam sejarah kejayaan di
zaman Majapahit, Sriwijaya, Mataram, Dan lain-lain yang memperlihatkan
keunggulan peradaban di masa itu. Nilai-nilai spiritual, sistem perekonomian, politik,
budaya merupakan contoh Keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat
Indonesia sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Seberapa penting pendidikan Pancasila pada kehidupan?
2. Bagaimana cara pembentukan karakter melalui pendidikan Pancasila di bidang
politik?
3. Apa strategi yang harus dilakukan untuk menanamkan karakter seseorang melalui
pendidikan Pancasila?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan Pancasila.
2. Bentuk penerapan pendidikan Pancasila dalam kehidupan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 .PENGERTIAN POLITIK

Politik adalah pembentukan keukuasaan dalam masyarakat dalam membuat suatu


keputusan untuk negara. Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Kata politik berasal dari
bahasa Belanda “politiek” dan bahasa Inggris “politics”.
Pengertian politik menurut beberapa ahli :
 Menurut Andrew Heywood
Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan dan menjalankan peraturan yang ada untuk patokan
hidupnya.
 Menurut Carl Schmdit
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat
keputusan-keputusan dari lembaga-lembaga abstrak
 Menurut Aristoteles
Politik adalah usaha yang ditempuh warga untuk mewujudkan kebaikan
bersama.
Adapun lembaga-lembaga politik yang berati seperangkat norma yang melaksanakan
dan memiliki kekuasaan atau wewenang dalam suatu bidang yang khusus. Lembaga
politik meliputi eksekutif , legislatif dan yudiktif, keamanan dan pertahanan nasional
serta partai politik. Setiap lembaga memiliki ketua untuk mengatur lembaganya
masing-masing. Berikut ini proses pembentukan lembaga politik :
1. Mengadakan kegiatan yang dapat mewakili aspirasi masyarakat
2. Pembentukan tentara nasional dari suatu negara merdeka dengan
pasrtisipasi dari berbagai golongan yang mewakili masyarakat
Fungsi lembaga politik adalah :
1. Menjaga keamanan dan katahanan masyarakat
2. Melaksanakan kesejahteraan umum
3. Sebagai jembatan penyampaian aspirasi dari masyarakat ke pemilik kebijakan
negara
2.2 PENGERTIAN SOSIAL
Sosial sering kali kita kaitkan dengan suatu masyarakat, namun kali ini
maksud dan arti khusus dari sosial ialah sebagai hubungan individu terhadap
individu lain atau kelompok lain dimana terjalin nya suatu hubungan ataupun
interaksi dengan tetap mempertahankan nilai kesatuan.
Sosial juga memiliki beberapa aspek yaitu budaya , masyarakat , adat
istiadat ,ideologi ,aspek ekonomi , aspek budaya ,aspek politik dan lain
sebagainya.

5
2.3 STRATEGI NASIONAL
Strategi nasional adalah perencanaan dan memutuskan sesuatu untuk
kepentingan negara. Kata strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani stratēgos. Politik
dan strategi pertahanan nasional harus berjalan selaras. Strategi nasioanal dirancang
untuk menjawab kepentingan nasional negara tersebut. Setiap strategi di masing-
maisng negara berbeda karena kebijakan dan kebutuhan masyarakat disetiap negar
berbeda-beda satu sama lainnya.
Sebagai salah satu negara berdaulat dan bermartabat, tentunya Indonesia harus
memiliki strategi besar yang dapat menjamin tercapainya segala kepentingan nasional
guna mewujudkan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan makmur.

2.4 PENDIDIKAN PANCASILA DAN POLITIK


Politik merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga hal ini menjadi penting.
Pancasila dalam tataran tertentu Merupakan ideologi politik yaitu mengandung
nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun Dalam mewujudkan tata tertib sosial
politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan Pendapat Budiardjo 1998:32
yakni: Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki
Seseorang atau sekelompok orang, atas dasar menentukan sikapnya terhadap
Kejadian dan masalah politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah
laku Politiknya. Melalui pendekatan politik ini Anda diharapkan mampu
menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang
bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan
kehidupan politik yang sehat.

Pendidikan politik adalah kegiatan edukatif yang intensional dan


sistematis untuk mengarahkan individu pada proses belajar berpartisipasi
dalam kehidupan politik. Pendidikan politik sebagai upaya yang dilakukan
untuk memengaruhi individu agar lebih aktif dalam perjuangan politik dan
memiliki tanggung jawab etis yang tinggi dalam kegiatan politiknya (Cholisin,
2013). Saat ini, pelaksanaan pendidikan politik pada masyarakat umum
cenderung kurang efektif, bahkan dapat dikatakan belum berjalan dengan baik
karena sedikitnya peraturan atau undang-undang yang secara khusus mengatur
tentang pendidikan politik. Ada satu undang-undang saja yang mengatur
tentang pendidikan politik, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-undang tersebut menjelaskan

6
bahwa pendidikan politik merupakan salah satu fungsi dari partai politik, dan
negara dalam hal ini pemerintah tidak melibatkan diri untuk dengan status
individu sebagai warga negara. Begitu pula dengan pendidikan dan politik,
ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan serta saling berkaitan.
Ketentuan ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36
Tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitas Penyelenggaraan Pendidikan Politik
yang menjelaskan bawa negara hanya memfasilitasi program-program
pendidikan politik yang dilakukan oleh para agen politik.

Manusia pada dasarnya mempunyai dimensi politis yang bisa di ilustrasi


kan dalam tiga hal yaitu manusia sebagai makhluk sosial, manusia dengan
dimensi kesosialannya, serta dimensi politis kehidupan manusia. Manusia
sebagai makhluk sosial di gambarkan dengan sebuah bentuk kesetaraan yang
mana seorang manusia bebas melakukan tindakan menurut keinginannya,
tetapi tindakan yang dilakukan akan berarti ketika telah berada di tengah-
tengah manusia yang lain. Maksudnya adalah manusia akan dilihat
eksistensinya karena orang lain ada serta hanya dapat hidup dan
berkembang juga karena orang lain ada. Dimensi kesosialan manusia
dimaknai sebagai penemuan jati diri seorang individu ketika bersama
dengan orang lain. Dimensi politis kehidupan manusia adalah fungsi
pengatur kerangka kehidupan masyarakat baik secara normatif ataupun
efektif.

Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai Pancasila.


Pancasila merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita.
Berkaitan dengan hal tersebut, proses pembangunan politik yang sedang
berlangsung di negara kita sekarang ini harus diarahkan pada proses
reaktualisasi sistem politik demokrasi Pancasila yang handal, yaitu sistem
politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi
yang memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya
secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakat nya dan
perubahan zaman.

Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang


bersamaan dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa
mempertahankan, memeli hara dan memperkuat relevansinya dalam
kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan dibudidayakan, tetapi
diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus
berkembang.
reaktualisasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu sistem
politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi
yang memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya
secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakat nya dan
perubahan zaman.
Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang
bersamaan dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa

7
mempertahankan, memeli hara dan memperkuat relevansinya dalam
kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan dibudidayakan, tetapi
diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus
berkembang.
Penyelenggaraan negara baik menyangkut kekuasaan, kebijaksanaan yang
menyangkut publik, pembagian serta kewenangan harus berdasarkan
legitimasi moral relegius (sila I) serta moral kemanusiaan (sila II). Selain itu
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi
hukum yaitu prinsip legalitas. Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh
karena itu “keadilan” dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana
terkandung dalam sila ke V. Negara adalah berasal dari rakyat dan segala
kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila
IV).

Prinsip-prinsip dasar etika politik itu telah jelas terkandung dalam pancasila.
Dengan demikian, pancasila adalah sumber etika politik yang mesti
direalisasikan. Para pejabat eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, pelaksana
aparat dan penegak hukum harus menyadari bahwa selain legitimasi hukum
dan legitimasi demokratis juga harus berdasar pada legitimasi moral yang
memang pembentukan dari nilai-nilai serta dikongkretisasi oleh norma.

2.5 PENDIDIKAN PANCASILA DI BIDANG SOSIAL

Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyataan yang historis


dan sosial. Keunikan budaya yang beragam ini memberikan implikasi pola
Pikir, tingkah laku dan karakter pribadi masing-masing sebagai sebuah tradisi
Yang hidup dalam masyarakat dan daerah. Konsep Bhineka Tunggal Ika
Memerlukan pemantapan yang kuat ditunjukkan oleh beberapa kasus intoleran
Yang mengatas namakan keberagaman seperti kasus bom Bali, Poso, Ambon
hingga
Terakhir kasus di Jakarta pasca Pilkada. Masalah toleransi dan kerukunan
hidup
Antar umat beragama di Indonesia sudah sejak awal mendapat perhatian yang
Serius dari Pemerintah.
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia. Di
dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan
sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, di samping juga
mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam
masyarakat. Dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan
sosiologis ini pula diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial
yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

8
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja,
melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat
dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara. Bung Karno menegaskan bahwa
nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan kata lain,
nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat
Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh
Bung Karno. Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari
Notonegoro bahwa Pancasila merupakan penyebab lahirnya
(kemerdekaan) bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna Alinea III Pembukaan UUD
1945.Sebagai
Makhluk Tuhan, sebaiknya segala pemberian Tuhan, termasuk
kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah satu bentuk
wujud konkret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan
memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembaharuan dalam
masyarakat. Bentuk lain mensyukuri kemerdekaan adalah dengan
memberikan kontribusi konkret bagi pembangunan negara melalui
kewajiban membayar pajak, karena dengan dana pajak itulah pembangunan
dapat dilangsungkan secara optimal. Sejalan dengan hal itu, Anda juga
diharapkan dapat berpartisipasi dalam meningkatkan fungsi-fungsi lembaga
pengendalian sosial (agent of social control) yang mengacu kepada nilai-
nilai Pancasila. Dalam rangka mensyukuri karunia kemerdekaan, Anda
diminta untuk mengidentifikasi sekurang-kurangnya fenomena
permasalahan sosial yang menurut Anda tidak sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Kemudian, Anda diminta untuk membuat ringkasan
secara tertulis untuk diserahkan kepada dosen. Sumber Yuridis Pendidikan
Pancasila Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan
salah satu cirinya atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu
pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar
negara merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS lemah,
maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya
saing bangsa melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah
meningkatkan motivasi kejuangan bangsa dan meningkatkan motivasi belajar
Anda dalam menguasai IPTEKS sesuai dengan prodi masing-masing.
Berdasarkan penjelasan di atas, Anda dipersilakan mencari fakta-fakta
historis dan pelajaran yang menginspirasi Anda dari berbagai sumber,
guna memberikan kontribusi yang konstruktif bagi masa depan bangsa yang
lebih baik. Kemudian, Anda diminta untuk melaporkan secara tertulis kepada
dosen.
Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila Sosiologi dipahami
sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia. Di dalamnya mengkaji,
antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari

9
berbagai golongan dan kelompok masyarakat, di samping juga mengkaji
masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekarno (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan
masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja,
melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri melalui proses refleksi.
Selama bertahun-tahun, Sosial Budaya semakin berkurang dan
sedikit yang mencerminkan budaya Indonesia seperti tolong menolong,
rukun, menghargai, dan menghormati perbedaan yang ada. Namun,
dalam kehidupan sosial budaya sekarang ini lebih kearah individualis.
Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang
beragam, Bangsa Indonesia ini harus bersatu dan menghargai perbedaan
walau berbeda dari segi ekonomi maupun jabatan. Keberadaan perbedaan
tersebut sering dijadikan sebagai faktor dan alasan untuk memecah belah
Negara Indonesia. Perbedaan yang ada dijadikan sebagai ancaman antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya. Memudarnya rasa nasionalisme terhadap
bangsa kini juga sudah dirasakan. Namun, jika warga Indonesia
memahami Bhineka Tunggal Ika, memahami makna Pancasila dan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial
budaya masyarakat tidak akan ada perbedaan dan perpecahan di negara
Indonesia. Implementasi semacam ini mungkin menjadi alasan
mengapa Pancasila menetapkan nilai-nilainya untuk mendorong warga
negara mengedepankan persatuan dalam perbedaan.
Pancasila bukan hanya sekadar pedoman negara tetapi juga pedoman bagi
setiap orang, dari Pancasila sudah mencakup semua aspek-aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Warga Indonesia dikenal dalam keramahannya
dalam dunia luar, Indonesia amat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang
telah ditanamkan sejak dini. Namun, ditengah gempuran zaman dan
modernisasi banyak orang yang sudah mulai melupakan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu sendiri, mereka mengabaikan moral dan norma
yang berlaku dan bertindak dengan semaunya. Negara. Pendidikan budaya dan
karakter Bangsa bertujuan mempersiapkan siswa Menjadi warga negara yang
lebih baik, yaitu; Warga negara yang memiliki kemampuan, Kemauan, dan
menerapkan nilai nilai pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara .
Nilai Pendidikan Karakter terdiri dari: Religius: Sikap dan perilaku yang patuh
dalam Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

10
pelaksanaan Ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan Pemeluk agama lain.
Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2.6 STRATEGI DALAM PENDIDIKAN PANCASILA.

Kepribadian adalah ciri Atau karakteristik atau gaya atau sifat Khas
dari diri seseorang yang Bersumber dari bentuk-bentuk yang Diterima dari
lingkungan misalnya Keluarga pada masa kecil, dan juga Bawaan seseorang
sejak lahir. Sudah saatnya bagi tiap Sekolah untuk melaksanakan kembali
Pancasila sebagai acuan dasar dalam Membentuk karakter peserta didik.
Terbukti Pancasila sangat kaya akan Nilai-nilai keutamaan hidup yang Mampu
menyejahterakan masyarakat Indonesia. Satu-satunya jalan Mewujudkan
kesejahteraan adalah Melalui pendidikan karakter.
Menurut Pandji Setijo dalam karyanya yang membahas Pancasila
perspektif sejarah bangsa perjuangan bangsa bahwa nilai-nilai Pancasila dalam
perjalanannya mengalami tafsir yang beragam disebabkan persepsi dalam
memahami dan menilai Pancasila dari pihak-pihak yang ingin memiliki dasar
atau ideologi yang lain bagi negara Indonesia, namun pada kenyataannya
Pancasila selain sebagai dasar negara juga sebagai ideologi bangsa dan dapat
mempersatukan seluruh kebinekaan bangsa Indonesia. (Setijo, 2006)
Pendidikan di Indonesia mengalami dinamika dan kompleksitas yang
mengarah pada keistimewaan nilai-nilai keluhuran pendidikan yaitu
mempersiapkan manusia yang mapan dan siap untuk hadir di masa depan.
Alih-alih perubahan itu silih berganti dengan dalil-dalil suci tersebut. Patut
diakui bersama di sebuah negara modern, peran kebijakan pemerintah menjadi
langkah strategis dalam mengusung pendidikan ke arah gerbong yang siap
berdaya guna, daya hasil dan daya saing. Upaya-upaya dieksperimenkan agar
tercapailah niat keluhuran pendidikan tersebut. Indonesia mencatatkan
namanya sebagai negara yang siap berdialog dan studi banding dengan
mancanegara, terkait usaha perwujudan harapan kualitas pendidikan di
Indonesia yang semakin mulia, tetapi tanpa melepaskan amanat Pancasila,
Indonesia harus bisa membaca keadaan zaman yang telah terjadi, sedang dan
akan terjadi. Agar racikan pendidikan yang dibangun secara regulasi tidak
terkesan menjadi uji coba bahkan hanya menghambur-hamburkan dana yang
ada.

Politik nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan


kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional.
Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Strategi nasional
disusun
untuk melaksanakan politik nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
1. Dasar Pemikiran Penyususan Politik dan Strategi Nasional

11
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berdasarkan
ideologi
Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Landasan pemikiran dalam manajemen nasional sangat penting sebagai
kerangka acuan dalam penyususan politik strategi nasional, karena
didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi
bangsa Indonesia.
2. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945.Sejak tahun 1985
berkembang pendapat yang mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga-
lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945 merupakan suprastruktur
politik, lembagalembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, BPK, dan
MA. Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat disebut
sebagai infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada
dalam masyarakat seperti partai politik,organisasi kemasyarakatan, media
massa, kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok penekan
(pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat
bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Strategi dalam menanamkan karakter yang berlandaskan Pancasila yakni:


 Ketuhanan Yang Maha Esa
Selalu tertib dalam menjalankan Ibadah. Tidak berbohong
kepada guru Maupun teman. Bersyukur kepada Tuhan Karena
memiliki keluarga yang Menyayanginya. Tidak meniru
jawaban Teman (menyontek) ketika ulangan ataupun
Mengerjakan tugas di kelas. Tidak Mengganggu teman yang
berlainan agama Dalam beribadah. Menceritakan suatu
Kejadian berdasarkan sesuatu yang Diketahuinya, tidak
ditambah-tambah Ataupun dikurangi. Tidak meniru pekerjaan
Temannya dalam mengerjakan tugas di Rumah. Percaya pada
kemampuan sendiri Dalam melakukan apapun, karena Allah
Sudah memberian kelebihan dan Kekurangan kepada setiap
manusia.
 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menolong teman yang sedangKesusahan. Tidak membeda-
bedakan dalam Memilih teman. Berbagi makanan dengan
Teman lain jika sedang makan didepan Teman lain. Mau
mengajari teman yang Belum paham dengan pelajaran

12
tertentu.Memberikan tempat duduk kepada orang Tua, ibu
hamil, atau orang yang lebih Membutuhkan saat ada di
kendaraan Umum. Tidak memaki-maki teman bersalah Kepada
kita. Meminta maaf atau memaafkan Apabila melakukan
kesalahan. Hormat dan Patuh kepada guru, tidak membentak-
Bentaknya. Hormat dan patuh kepada orang Tua
 Persatuan Indonesia
Mengikuti upacara bendera dengan Tertib. Bergotong royong
membersihkan Lingkungan sekolah. Tidak berkelahi sesama
Teman maupun dengan orang lain. Memakai Produk-produk
dalam negeri. Menghormati Setiap teman yang berbeda ras dan
Budayanya. Bangga menjadi warga negara Indonesia. Tidak
sombong dan membangga-Banggakan diri sendiri. Mengagumi
Keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia
 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan.Membiasakan diri bermusyawarah Dengan teman
teman dalam menyelesaikan Masalah. Memberikan suara
dalam Pemilihan. Tidak boleh memaksakan Kehendak kepada
orang lain. Menerima Kekalahan dengan ikhlas apabila kalah
Bersaing dengan teman lain. Dengan iktikad Baik dan rasa
tanggung jawab menerima Dan melaksanakan hasil keputusan
Musyawarah. Berani mengkritik teman, Ketua maupun guru
yang bertindak Semena-mena. Berani mengemukakan Pendapat
di depan umum. Melaksanakan Segala aturan dan keputusan
bersama Dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Berlaku adil kepada siapapun. Berbagi Makanan kepada teman
lain dengan sama Rata. Seorang ketua memberikan tugas yang
Merata dan sesuai dengan kemampuan Anggotanya. Seorang
guru memberikan Pujian kepada siswa yang rajin dan Memberi
nasihat kepada siswa yang malas.Tidak pilih-pilih dalam
berteman. Tidak Menggunakan hak milik untuk Bertentangan
dengan atau merugikan Kepentingan umum. Suka bekerja keras

13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup
dalam berbangsa dan bernegara. Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila
sangat penting dan diperlukan dalam membentuk kepribadian generasi bangsa yang
berkarakter agar generasi dapat menghargai dan hidup dalam damai dan bermoral
serta mampu bersaing dalam segala bidang.Diharapkan agar semua lapisan
Masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai Yang terkandung dalam pancasila tidak
Hanya sebatas mengetaui saja namun Melaksanakannya dalam kehidupan. Dan
Penerapan pendidikan karakter harus Ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila
akan melekat dalam karakter dan Kepribadian tiap individu dalam Bermasyarakat
agar senantiasa tercipta Bangsa Indonesia yang damai.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unikom.ac.id/41060/1/Politik%20Strategi%20Nasional.doc

https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/fkip/article/view/682

https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=5CD_DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR8&dq=strategi+dalam+pendid
ikan+Pancasila+&ots=vIL0pxQHfJ&sig=sgaYgdtCU01oEJ5lWv9jr4cwidk

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2227092&val=13769&title=Analisis%20Strategi%20Manajemen
%20Pancasila%20Untuk%20Globalisasi

https://osf.io/preprints/fb764/

http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/13965

15

Anda mungkin juga menyukai