Anda di halaman 1dari 8

Nama: Syahrul Ramadhan

NIM: 3210159
Kelas: PAI 1A
Tugas Pendidikan Pancasila
Studi Pendidikan Agama Islam 1 A
Jum’at 10/02/2023
1. Apa yang menjadi alasan mendasar diperlukannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ?
2. Bagaimana relasi antara tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa dan tujuan pendidikan
Pancasila dan tujuan program studi anda ?
3. Bagaimana pendidikan Pancasila dalam hubungannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara
?
4. Apa yang akan terjadi jika pendidikan Pancasila tidak diselenggarakan dalam dunia pendidikan
Indonesia ?
5. Apa faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila pada
masyarakat Indonesia ?

Jawaban
1. Di antara alasan mendasar diperlukannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ialah:
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi
nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan
bernegara.
b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani
yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi
dengan dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia.
2. Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari pendidikan nasional, yang di antara tujuannya adalah
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat
agar mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
Mahasiswa yang cerdas dapat membantu negara untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, serta
merealisasikan tujuan dari mempelajari pendidikan Pancasila. Adapun relasinya dengan tujuan
program studi saya adalah karena program studi saya merupakan bidang pendidikan, maka sudah
semestinya pendidikan Pancasila diberikan perhatian khusus agar semua masyarakat hidup dalam
tujuan Pancasila yang terealisasi.
3. Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai- nilai
kenegaraan dan kemasyarakatan terkandung dalam sila-sila Pancasila yang merupakan hasil karya
besar bangsa Indonesia, diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara. Maka struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila dapat dengan mudah dikaji.
4. Jika pendidikan Pancasila tidak diselenggarakan dalam pendidikan Indonesia, maka akan berkurang
rasa empati dan simpati masyarakat terhadap bangsa Indonesi, begitu pula rasa cinta mereka terhadap
negara mereka sendiri, dan tidak terealisasikan tujuan Pancasila yaitu menjawab tantangan dunia
dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan,
penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Maka, akan hidup warga negara yang tidak
berwawasan luas, berpemahaman sempit, tidak berkomitmen pada negara, dan lain-lain.
5. Di antara faktor yang menjadikan rendahnya pemahaman bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai
Pancasila ialah kurangnya pendidikan agama yang dapat dijadikan pondasi setiap manusia, kurangnya
pendidikan Pancasila di setiap tempat belajar mengajar, adanya rasa menyepelekan pendidikan
Pancasila karena dianggap bisa dengan mudah dipahami, kurangnya penanaman dalam proses belajar
mengajar, serta kurang efektifkan pembiasaan nilai etika yang terjadi di lingkungan sekolah maupun
tempat tinggal.
Nama: Syahrul Ramadhan
NIM: 3210159
Tugas Pendidikan Pancasila
Studi Pendidikan Agama Islam 1 A
Jum’at 24/02/2023
1. Sebutkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam perumusan suatu kebijakan
pemerintah !
2. Jelaskan dan sebutkan bukti-bukti sosiologis bahwa Pancasila sebagai dasar negara
merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia !
3. Jelaskan tantangan globalisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan
bagaimana solusi untuk mengatasi dampak negatif globalisasi ?
4. Bagaiaman alternative terbaik sebagai upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
kehidupan ekonomi masyarakat ?
5. Apakah terkait dengan terorisme yang mengancam eksitensi ideologi Pancasila ? Jelaskan
!

Jawaban:
1. Bentuk implementasi nilai Pancasila dalam perumusan suatu kebijakan pemerintah ialah:
a. Dalam bidang politik, (1) Sektor Suprastruktur Politik menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai batas kewenangan yang ditentukan dalam UUD dan peraturan
perundang-undangan lainnya. Lembaga-lembaga pemerintah tersebut berfungsi
memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan publik
dalam batas kewenangan masing-masing. (2) Sektor Masyarakat, yakni nilai-nilai
Pancasila akan menuntun masyarakat ke pusat inti kesadaran akan pentingnya
harmoni dalam kontinum antara sadar terhadap hak asasinya di satu sisi dan
kesadaran terhadap kewajiban asasinya di sisi lain sesuai dengan ketentuan dalam
UUD 1945.
b. Dalam bidang ekonomi, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang
ekonomi mengidealisasikan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus bertumpu kepada
asas- asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan peran perseorangan,
perusahaan swasta, badan usaha milik negara, dalam implementasi kebijakan
ekonomi.
c. Dalam bidang sosial budaya, semua kebijakan sosial budaya yang harus
dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia harus menekankan rasa kebersamaan dan semangat kegotongroyongan
karena gotong royong merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang konstruktif
sehingga budaya tersebut harus dikembangkan dalam konteks kekinian.
d. Dalam bidang hankam, asas politik negara Indonesia adalah kedaulatan rakyat
yang dapat dimaknai bahwa negara Indonesia milik seluruh warga negara. Maka,
seluruh warga negara harus merasa bertanggung jawab dalam bidang pertahanan
dan keamanan negara.
2. Di antara bukti-bukti sosiologis bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan nilai-
nilai yang hidup dan berkembang:
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang
bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan
bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat memainkan
peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial.
Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, dan sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental
etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.
Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
3. Tantangannya adalah di antaranya sebagai berikut;
1. Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan
bernegara dalam era reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang
begitu cepat termasuk digulirkannya otonomi daerah yang seluas- luasnya, di satu
pihak, dan di pihak lain, masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma
dalam kehidupan bernegara.
2. Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur
pemerintahan, baik sipil maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa
kenegarawanan. Terdapat fenomena perilaku aparatur yang aji mumpung atau
mementingkan kepentingan kelompoknya saja.
Hal-hal itu dapat dicegah dengan cara meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan
melakukan upaya secara masif serta sistematis dalam membudayakan nilai-nilai
Pancasila bagi para aparatur negara. Seluruh elemen masyarakat harus bahu-membahu
merespon secara serius dan bertanggung jawab guna memperkokoh nilai-nilai Pancasila
sebagai kaidah penuntun bagi setiap warga negara, baik bagi yang berkiprah di sektor
masyarakat maupun di pemerintahan.
4. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi mengidealisasikan
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan
ekonomi nasional harus bertumpu kepada asas- asas keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan peran perseorangan, perusahaan swasta, badan usaha milik negara, dalam
implementasi kebijakan ekonomi. Selain itu, negara juga harus mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
termasuk fakir miskin dan anak terlantar. Kebijakan ekonomi nasional tersebut tidak
akan terwujud jika tidak didukung oleh dana pembangunan yang besar. Dana
pembangunan diperoleh dari kontribusi masyarakat melalui pembayaran pajak. Pajak
merupakan bentuk distribusi kekayaan dari yang kaya kepada yang miskin, sehingga
pada hakikatnya pajak itu dari rakyat untuk rakyat.
5. Pancasila sebagai ideologi, selain menghadapi tantangan dari ideologi- ideologi besar
dunia juga menghadapi tantangan dari sikap dan perilaku kehidupan yang menyimpang
dari norma-norma masyarakat umum. Tantangan itu meliputi, antara lain terorisme.
Beberapa unsur ancaman yang ditimbulkan oleh aksi terorisme, antara lain:
a. Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri mengancam
keamanan negara dan masyarakat pada umumnya.
b. Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap kesatuan
bangsa sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
c. Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan modal di
Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia sehingga
mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.
Nama: Syahrul Ramadhan
NIM: 3210159

Tugas Pendidikan Pancasila


Studi Pendidikan Agama Islam 1 A
Jum’at 10/03/2023
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem etika ?
2. Mengapa sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila sebagai sistem etika ?
3. Bagaimana konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ?
4. Mengapa sumber historis, sosiologis, politis berupa Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu di Indonesia ?
5. Bagaimana dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ?

Jawaban:
1. Konsep Pancasila sebagai sistem etika terkandung dalam kelima sila yang kelima nilai
tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila
ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri
manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila
kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih
manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar
sesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan
(mitsein), cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap
menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas
nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
Adapun urgensi Pancasila sebagai sistem etika agar Pancasila menjadi tuntunan atau
sebagai Leading Principle bagi warga negara untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila yang disebutkan dalam konsepnya.
2. Sumber historis tentang Pancasila sistem etika berguna untuk mengetahui kejadian-
kejadian dan masalah-masalah yang terjadi pada zaman-zaman sebelumnya agar
dijadikan pelajaran. Sumber historis juga berguna untuk memberikan sudut pandang
tertentu agar Pancasila sebagai sistem etika dapat direalisasikan sesuai dengan
konsepnya. Adapun sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan
dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia, yakni dengannya masyarakat
dapat mengikuti hal-hal yang dapat mempengaruhi kehidupan sesuai dengan Pancasila
sebagai sistem etika, memahami pengaruhnya serta menghindari kesalahannya.
Selanjutnya, sumber politis tentang pancasila sebagai sumber etika yang mengatur
masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan praktik institusi sosial, hukum,
komunitas, struktur-struktur sosial, politik, dan ekonomi memiliki 3 dimensi, yaitu
tujuan, sarana, dan aksi politik itu sendiri. Yang ketiganya didasari agar terbentuk
masyarakat yang beretika sesuai dengan sumber yang ada di Pancasila sebagaimana
konsepnya.
3. Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa
jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan
iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak
keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap
pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri
atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
4. Sumber historis berupa Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
adalah karena dasar nilai pengembangan ilmu telah dikemukakan sejak terbentuknya
UUD 1945, maka sumber historis dapat memperkuat keterkaitan Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu di Indonesia agar sesuai dan tidak melenceng dari dasar negara
dalam pengembangan ilmu tersebut. Adapun sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan iptek yang dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat
memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan adalah agar manakala iptek tidak
sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, terjadi penolakan. Dan sumber politis
berupa Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang lebih bersifat apologis
agar memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai
Pancasila lebih lanjut.
5. Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek
di Indonesia, diantaranya: kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia,
termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu menjadi terbatas. Selain itu, globalisasi yang menyebabkan
lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia
lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen dibandingkan dengan
negara- negara lain. Lalu, konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar
bagi produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Terakhir, pragmatisme yang
mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Sumber: Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila, Dr. Misnal Munir,
M.Si., Dr. Rizal Mustansyir, Dr. Encep Syarief Nurdin, Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, 2016.

Anda mungkin juga menyukai