net/publication/342162799
CITATIONS READS
0 984
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lintang Nurul Fatichah on 15 June 2020.
Disusun oleh :
24040119420020
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS DIPONOGORO
SEMARANG
Juni, 2020
ISI BUKU
2
BAB 1
LINGKARAN TANAMAN (CROP CIRCLE): SENI YANG MASIH MISTERI
Lingkaran tanaman (Crop Circle) adalah suatu pola yang terbentuk secara
misterius dan teratur di lahan perkebunan. Pola teratur tersebut sering membentuk
rancangan simetris bentuk lingkaran dan terbentuk dalam waktu yang singkat. Biasanya
pada sore hari tidak ada apa-apa, namun pada pagi harinya CC telah ditemukan. Crop
Circle tanaman di Indonesia berada di desa Jogomangsan, Rejotirto, Berbah Sleman
Yogyakarta tanggal 23 Januari 2011. Dengan berbagai spekulasi tentang munculnya CC
yang terlontar dari berbagai pihak diantaranya adalah campur tangan manusia.
Alam memiliki dimensi bahkan pola-pola yang bersifat simetri dan salah satu
pola yang dihasilkan oleh alam adalah adanya aurora. Fenomena aurora merupakan
bagian dari lucutan gas yang menghasilkan suatu materi fase baru yaitu gas terionisasi
yang disebut plasma. Konsep tentang plasma ditemukan pertama kali oleh Langmuir
dan Tonks tahun 1928. Plasma didefinisikan sebagai gas yang terionisasi dalam lucutan
listrik dikenal sebagai materi fase ke empat. Alam menyajikan struktur geometri yang
indah dan rumit. Teknik permutasi dari bentuk geometri tertentu akan menghasilkan
pola simetris dan geeometri yang indah. Dalam pembentukan Crop Circle memang
masih menjadi misteri. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa Crop Circle
terbentuk oleh perbuatan manusia secara manual dengan menggunakan papan, tali dan
peralatan pembantu lainnya
3
BAB II
KONDISI CUACA SEBELUM TERJADINYA CROP CIRCLE
Proses kondensasi dan pembentukan awan di daerah tropis dan di daerah lintang
menengah dan tinggi mempunyai perbedaan yang mencolok. Di daerah tropis proses
kondensasi dan pembentukan awan terjadi pada suhu >0°C melalui pengangkatan udara
atau konveksi yang diakibatkan oleh pemanasan yang kuat.
4
BAB III
KEINGINTAHUAN SUCI DALAM KEILMUAN
Atom terdiri dari sub atomik dan sub atomik dibentuk pula oleh sub-sub atomik
sehingga muncul quark yang dianggap sebagai partikel paling elementer. Salah satu
perdebatan ketika teori mekanika kuantum dikemukakan adalah terjadi perubahan
konsep yang mendasar dalam bidang fisika yaitu dari fisika klasik ke fisika kuantum.
5
BAB IV
MENCARI DAN MENGUNGKAP FAKTA CROP CIRCLE
Tim UP3ST mengembangkan hipotesis awal bahwa kejadian Crop Circle adalah
fenomena alam yang mungkin terjadi akibat angin ion nitrogen yang terbentuk karena
adanya perbedaan muatan ion pada awan dan bumi.
6
BAB V
MENGUAK POLA GEOMETRIS CROP CIRCLE
Crop Circle yang kelihatannya acak dan rumit secara visual. Dalam abad ke-21
merupakan era digitalisasi. Salah satu aspeknya adalah pemahaman akan seni generatif.
Seni generatif visual modern diawali dengan membuat aturan-aturan visualisasi yang
secara berulang memvisualkan bentuk sederhana sehingga pada akhirnya diperoleh
pola-pola yang kompleks. Crop Circle dipandang sebagai sebuah objek estetika yang
berpola dengan memiliki tata aturan penggambaran pseudo-algoritmik yang diperlukan
sebagai bentuk seni generatif.
7
BAB VI
KIMIA MENGUNGKAP FAKTA CROP CIRCLE
Dari hasil uji komposisi kimia sampel batang padi yang diambil pada area Crop
Circle menunjukkan keberadaan unsur logam nikel yang mengindikasikan bahwa
keberadaan unsur nikel sampai saat ini belum bisa dijelaskan. Keganjilan dari berbagai
data-data yang diperoleh semakin menguatkan dan memberikan keyakinan bahwa
fenomena Crop Circle sulit dilakukan oleh manusia.
8
BAB VII
BIOFISIK BERBICARA TENTANG FAKTA CROP CIRCLE
9
BAB VIII
HIPOTESIS CROP CIRCLE
Hipotesis yang dilakukan adalah Crop Circle merupakan buatan manusia secara
mekanik dengan menggunakan papan, tali, dan patok kayu. Pembuatannya dilakukan
dengan menginjak padi. Hipotesis lainnya yaitu dengan menggunakan Crop Circle
tiruan dimana tumbuhan yang terdapat pada Crop Circle tiruan hasilnya akan sempurna
karena proses alam merupakan proses yang bersifat probabilitas. Tim dari Universitas
Diponegoro menemukan adanya unsur nikel. Unsur tersebut tidak tersebar seecara acak,
dimana unsur tersebut dianggap ada yang sengaja memasukkannya dalam area Crop
Circle. Kecurigaan tentang kehadiran Crop Circle merupakan bagian dari aktivitas
intelijen militer yang merupakan kegiatan pembuatan Crop Circle adalah bagian dari
rekayasa sosial yang berfikir tentang pengalihan isu. Fenomena Crop Circle juga diduga
karena adanya alien atau makhluk luar angkasa. Yang diperkuat dengan suara gemuruh
seperti suara pesawat pada malam hari.
10
BAB IX
KESIMPULAN
Pada buku ini mempelajari tentang Crop Circle yang pernah terjadi di Indonesia
khususnya di daerah Yogyakarta. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Crop
Circle ini terjadi karena buatan manusia itu sendiri, dan ada juga yang beranggapan
bahwa Crop Circle ini bekas jejak pesawat luar angkasa atau biasa kita kenal alien.
Beberapa ilmuan melakukan penelitian mengenai Crop Circle. Pada malam sebelum
terjadinya peristiwa Crop Circle , awan di daerah pulau jawa menurut hasil analisis citra
satelit terdapat pertumbuhan awan konvektif (awan local atau static) yang dapat
menyebabkan curah hujan tinggi, terjadinya petir, dan angin kencang. Berita resmi
muncul dari lembaga resmi pemerintah seperti LAPAN, yang terus terang menyatakan
bahwa Crop Circle yang terjadi di Brebah da Piyungan Yogyakarta adalah buatan
manusia, namun kenyataannya Crop Circle masih menjadi misteri. Islam membahas
tentang usaha para ilmuwan yang berusaha untuk mengungkap apa yang terjadi dan dari
mana Crop Circle terjadi, hal tersebut dinamakan Ijtihad. Ijtihad ialah usaha dengan
sungguh - sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik
dalam Al - quran maupun Hadits. Tim UP3ST (Unit Pengembangan penelitian dan
Penerapan Sains dan Teknologi) Universitas Diponegoro ikut turun tangan dalam
memecahkan kasus Crop Circle ini. Tujuan lain UP3ST adalah ingin memberikan
pencerahan bagi masyarakat khususnya dalam menjembatani harapan msayarakat dalam
menuntaskan kasus Crop Circle ini memalui kajian ilmiah. Tim UP3ST yang
beranggotakan 12 orang dari empat disiplin ilmu berbeda yaitu Biologi, Fisika, Kimia
dan Matematika menggembangkan hipotesis awal yanng menyebutkan bahwa kejadian
Crop Circle merupakan fenomena alam yang dimungkinkan terjadi akibat adanya
‘angin’ ion nitrogen yang terbentuk karena adanya perbedaan muatan ion pada wan dan
bumi. Penelitian yang dilaksanakan oleh para peneliti Universitas Diponegoro telah
melakukan penelitian dengan radiasi ion nitrogen terhadap bibit bakau.mereka
mendapat informasi yang akurat tentang kadar nitrogen yang terdapat di tanamn dan
tanah pada lokasi Crop Circle muncul. Kenaikan yang sangat mencolok kadar nitrogen
baik di tanaman padi maupun tanah pada lokasi Crop Circle. Hal yang membuat
naiknya konsentrasi nitrogen pada area Crop Circle karena adanya nitrogen dari udara
11
tertarik ke area Crop Circle melalui fenomena elektrostatik. Perbedaan fisik yang bisa
dilihat secara langsung pada area Crop Circle tentang perbedaan batang padi yang rebah
dengan batang padi yang masih tegak. Batang padi yang rebah di area Crop Circle
mengalami pembengkokkan pada nodusnya, sedangkan pada padi yang masih tegak
tidak ditemukan adanya pembengkokkan.walaupun mengalami pemengkokkan, tidak
ditemui adanya patahan atau sobekan pada batang padi yang bisa dilihat langsung. Fakta
- fakta tersebut mengindikasikan bahwa adanya kemungkinan pembentukan Crop
Circleakibat perlakuan mekanik sangat kecil. Analisis kandungan unsur - unsur dalam
padi pada area Crop Circlemenggunakan SEMEDS (Scanning Electron Microscope-
Energy Dispersive Spectroscopy) mengungkapkan adanya unsur nikel pada tanaman
padi di area Crop Circle. Unsur ini ditemukan pada buku padi yang mengalami
pembengkokkan dan perpanjangan Internode. Hasil pengamatan morfologi dan anatomi
padi menunjukkan bahwa pembengkokkan kemungkinan terjadi akibat pemanasan yang
berasal dari radiasi gelombang eletromagnetik. Didukung pula hasil pengukuran kadar
nitrogen yang sangat tinggi (400%) pada area Crop Circle. Hipotesis berdasrkan dari
data dan fakta yang diperoleh bahwa pola Crop Circleberbentuk simetris pada area
Crop Circle di Berbah, didapat bahwa epidermis dari bongkol tersebut pecah, ini
dimungkinkan karena pemanasan dan reaksi kimia plasma. hasil dari fakta berupa data
kimia, biologi, fisika, data cuaca, dan data geometri berkesimpulan diragukan jika Crop
Circleyang terjadi di Berbah akibat hasil dari perbuatan manusia.
12