Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342162799

TUGAS REVIEW BUKU MATA KULIAH FILSAFAT ILMU MENGUAK MISTERI


CROP CIRCLE DI INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu

Book · June 2020

CITATIONS READS

0 984

1 author:

Lintang Nurul Fatichah


Universitas Diponegoro
6 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Lintang Nurul Fatichah on 15 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TUGAS REVIEW BUKU MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

MENGUAK MISTERI CROP CIRCLE DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhammad Nur DEA

Disusun oleh :

LINTANG NURUL FATICHAH

24040119420020

PROGRAM STUDI MAGISTER DEPARTEMEN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONOGORO

SEMARANG

Juni, 2020
ISI BUKU

Judul Buku : Menguak Misteri Crop Circle Di Indonesia


Penulis : Muhamad Nur
Kartono
Tahun : 2011
Kota : Yogyakarta
Penerbit : Graha Ilmu

2
BAB 1
LINGKARAN TANAMAN (CROP CIRCLE): SENI YANG MASIH MISTERI

Lingkaran tanaman (Crop Circle) adalah suatu pola yang terbentuk secara
misterius dan teratur di lahan perkebunan. Pola teratur tersebut sering membentuk
rancangan simetris bentuk lingkaran dan terbentuk dalam waktu yang singkat. Biasanya
pada sore hari tidak ada apa-apa, namun pada pagi harinya CC telah ditemukan. Crop
Circle tanaman di Indonesia berada di desa Jogomangsan, Rejotirto, Berbah Sleman
Yogyakarta tanggal 23 Januari 2011. Dengan berbagai spekulasi tentang munculnya CC
yang terlontar dari berbagai pihak diantaranya adalah campur tangan manusia.

Alam memiliki dimensi bahkan pola-pola yang bersifat simetri dan salah satu
pola yang dihasilkan oleh alam adalah adanya aurora. Fenomena aurora merupakan
bagian dari lucutan gas yang menghasilkan suatu materi fase baru yaitu gas terionisasi
yang disebut plasma. Konsep tentang plasma ditemukan pertama kali oleh Langmuir
dan Tonks tahun 1928. Plasma didefinisikan sebagai gas yang terionisasi dalam lucutan
listrik dikenal sebagai materi fase ke empat. Alam menyajikan struktur geometri yang
indah dan rumit. Teknik permutasi dari bentuk geometri tertentu akan menghasilkan
pola simetris dan geeometri yang indah. Dalam pembentukan Crop Circle memang
masih menjadi misteri. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa Crop Circle
terbentuk oleh perbuatan manusia secara manual dengan menggunakan papan, tali dan
peralatan pembantu lainnya

3
BAB II
KONDISI CUACA SEBELUM TERJADINYA CROP CIRCLE

Pada malam terjadinya CC di Yogyakarta terdapat pertumbuhsn awan konvektif.


Hasil dari analisis citra satelit menggambarkan bahwa bulan Januari di Pulau Jawa
terjadi pola monsual yang menumbuhkan awan konvektif. Awan konvwktif dapat
menyebabkan terjadinya curah hujan yang tinggi, terjadinya petir dan angin kencang.
Wilayah Indonesia berada di wilayah ekuatorial yang konveksinya paling aktif yang
merupakan wilayah dengan pusat tekanan rendah atau dikenal sebagai wilayah siklon.
Wilayah ini dikenal dengan nama Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ).

Fenomena Crop Circle di Berbah, Sleman, Yogyakarta yang terjadi tanggal 22


Januari 2011 ditinjau dari kondisi iklim, terjadi pola angina Monsun Barat. Seperti
faktor lokal seperti awan cumulonimbus, karakteristik hujan di Yogyakarta juga
dipengaruhi oleh Monsun yaitu angina udara atas pada ketinggian 3000 feat yang
bertiup dalam skala regional. Awan tersebut merupakan awan cumulus dengan
ketebalan vertikal dan terdiri dari kristal es di bagian atas dan tetesan air di bagian
bawah. Hujan bisa terjadi dengan proses kenaikan udara lembab sehingga mengalami
pendinginan, kemudian pengembunan (kondensasi) sehingga dapat membentuk awan.
Gaya gravitasi di dalam awan memegang peranan yang paling dominan dan
menyebabkan adanya gerakan turun dan naik.

Proses kondensasi dan pembentukan awan di daerah tropis dan di daerah lintang
menengah dan tinggi mempunyai perbedaan yang mencolok. Di daerah tropis proses
kondensasi dan pembentukan awan terjadi pada suhu >0°C melalui pengangkatan udara
atau konveksi yang diakibatkan oleh pemanasan yang kuat.

4
BAB III
KEINGINTAHUAN SUCI DALAM KEILMUAN

Pengumuman dari lembaga resmi pemerintah seperti LAPAN, menyatakan


bahwa Crop Circle di Brebah dan Piyungan Yogyakarta adalah buatan manusia.
Siapapun dapat meneliti dan memberikan arahan dan jawaban atas apa yang terjadi
dengan misteri Crop Circle dengan berbekal ijtihad saintifik. Ijtihad adalah usaha
dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada
ketetapannya, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Ijtihad dapat dilakukan dengan
menggunakan akal pikiran yang sehat dan dapat dilakukan untuk semua aspek
kehidupan. Dasar-dasar keilmuan yang dimiliki seseorang dan pengalaman-pengalaman
yang telah dilalui akan mengantarkan seseorang akademisi mempunyai pendapat dan
pemikiran suatu hal.

Perkembangan sains modern salah satunya adalah ketika Einsten menulis


otobiografinya. Einsten menulis: ‘Aku melihat bahwa matematika terpecah menjadi
sangat banyak spesialisai, masing-masing yang dapat dengan mudah beradaptasi dalam
waktu singkat dengan keadaan. Akibatnya, aku melihat diriku menjadi seseorang yang
tidak mampu untuk memutuskan’. Einsten sangat tertarik dalam bidang fisika, terutama
fisika teori. Menurut pengakuan Einsten: ‘Fisika berbeda. Aku segera belajar untuk
sesuatu hal dalam fisika yang dapat menuntunku mampu memahami penyebab
mendasar (hukum-hukum dasar) dan hukum-hukum dasar itu dapat diarahkan ke segala
sesuatu masalah fisis yang lain.’

Atom terdiri dari sub atomik dan sub atomik dibentuk pula oleh sub-sub atomik
sehingga muncul quark yang dianggap sebagai partikel paling elementer. Salah satu
perdebatan ketika teori mekanika kuantum dikemukakan adalah terjadi perubahan
konsep yang mendasar dalam bidang fisika yaitu dari fisika klasik ke fisika kuantum.

5
BAB IV
MENCARI DAN MENGUNGKAP FAKTA CROP CIRCLE

Pasca kemunculan Crop Circle di Brebah dan Piyungan di Indonesia banyak


menimbulkan ketertarikan pada ilmuwan. Tim UP3ST (Unit Pengembangan Penelitian
dan Penerapan Sains dan Teknologi) FMIPA Univeritas Diponegoro tertarik untuk
berkontribusi menguat misteri Crop Circle dalam kajian ilmiah. Kesimpulan dari
LAPAN yang menyatakan Crop Circle adalah buatan manusia menjadi pendorong tim
UP3ST untuk meneliti Crop Circle lebih jauh. Tim UP3ST berkeinginan dapat
memberikan pencerahan bagi masyarakat khususnya dalam menjembatanu harapan
masyarakat dalam menuntaskan kasus Crop Circle melalui kajian ilmiah. Tim UP3ST
terdiri dari 12 orang dari empat disiplin ilmu berbeda yaitu Biologi, Fisika, Kimia dan
Matematika.

Tim UP3ST mengembangkan hipotesis awal bahwa kejadian Crop Circle adalah
fenomena alam yang mungkin terjadi akibat angin ion nitrogen yang terbentuk karena
adanya perbedaan muatan ion pada awan dan bumi.

Di Sleman, tim UP3ST mengadakan pengukuran untuk mengkaji secara


matematis tentang pola geometris Crop Circle tersebut. Pengkajian ini difokuskan untuk
menjawab permasalahan yang terkait dengan keteraturan pola geometris. Di lokasi telah
dilakukan investigasi untuk mendapatkan data jari-jari lingkaran pembentuk Crop Circle
melalui pengukuran dari titik pusat yang ditemukan di lokasi ke boundary lingkaran
luarnya dan titik-titik simpul, kemulusan (smoothing) kurva boundary lingkarannya dan
arah batang padinya.

6
BAB V
MENGUAK POLA GEOMETRIS CROP CIRCLE

Crop Circle yang kelihatannya acak dan rumit secara visual. Dalam abad ke-21
merupakan era digitalisasi. Salah satu aspeknya adalah pemahaman akan seni generatif.
Seni generatif visual modern diawali dengan membuat aturan-aturan visualisasi yang
secara berulang memvisualkan bentuk sederhana sehingga pada akhirnya diperoleh
pola-pola yang kompleks. Crop Circle dipandang sebagai sebuah objek estetika yang
berpola dengan memiliki tata aturan penggambaran pseudo-algoritmik yang diperlukan
sebagai bentuk seni generatif.

Seiring dengan perkembangan teknologi komputasi, sebagaimana diterapkan


untuk melihat pola aritmatika sederhana yang menghasilkan chaos, juga dapat
diterapkan untuk melihat pola geometri sederhana yang menghasilkan fraktal. Upaya
melihat fenomena fraktal pada Crop Circle akan memperluas khazanah dan peluang
apresiasi yang lebih baik pada fenomena kemunculan Crop Circle. Ketika Crop Circle
dapat ditunjukkan pola fraktalnya, maka akan menjadi peluang untuk dilihat sebagai
bentuk generatif.

Eksperimen diawali dengan identifikasi variable-variabel koordinat polar, titik


pusat dan jari-jari lingkaran. Setelah didapatkan data lapangan, pendekatan komputasi
dilakukan. Kemudian dibandingkan dengan hasil dari foto dan hasil digitalisasi.
Ternyata pola-polanya sangat simetris dan bersifat iterative. Hasil dari pola-pola yang
sangat banyak berasal dari satu pola sederhana yang dilakukan secara berulang-ulang.

7
BAB VI
KIMIA MENGUNGKAP FAKTA CROP CIRCLE

Berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa malam sebelum ditemukannya


Crop Circle, turun hujan dan ada petir. Dari pengalaman sebelumnya, petir akan
mengayakan kadar nitrogen dalam tanah dan tumbuhan yang tumbuh di tanah itu.
Terjadinya petir diawali dengan mendekatnya awan-awan yang bermuatan positif ke
bumi yang bermuatan negatif. Terdapat beda potensial antara awan dan bumi yang
dimungkinkan terjadinya lucutan listrik di udara antara awan dan bumi tersebut.
Teknologi plasma memungkinkan tim peneliti membuat petir mini skala laboratorium.
Teknologi ini mampu mengontrol ion nitrogen yang dihasilkan dan mendorongkannya
kepada tumbuhan.

Dari hasil uji komposisi kimia sampel batang padi yang diambil pada area Crop
Circle menunjukkan keberadaan unsur logam nikel yang mengindikasikan bahwa
keberadaan unsur nikel sampai saat ini belum bisa dijelaskan. Keganjilan dari berbagai
data-data yang diperoleh semakin menguatkan dan memberikan keyakinan bahwa
fenomena Crop Circle sulit dilakukan oleh manusia.

8
BAB VII
BIOFISIK BERBICARA TENTANG FAKTA CROP CIRCLE

Pengamatan yang telah dilakukan di daerah Crop Circle menunjukkan bahwa


terdapat perbedaan fisis yang dapat dilihat secara langsung hampir di semua batang padi
yang rebah dengan padi yang masih tegak. Batang padi yang rebah di daerah Crop
Circle mengalami pembengkokan pada nodusnya, sedangkan pada padi yang masih
tegak tidak ditemukan adanya pembengkokan. Setelah diamati adanya pembengkokan,
ternyata juga tampak warna kecoklatan pada nodus padi yang terdapat di Crop Circle.
Fakta-fakta di atas mengindikasikan bahwa kemungkinan pembentukan Crop Circle
akibar perlakuan mekanik yang sangat kecil. Beberapa pendekatan dapat dilakukan
untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam area tersebut.

Analisis kandungan unsur-unsur dalam padi menggunakan SEM-EDS yang


menunjukkan morfologi permukaan di sekitar nodus padi tegak tersusun oleh pola-pola
mirip tabung yang tersusun parallel. Selain itu adanya lubang pori yang memanjang
tipis dan menyempit hampir menyerupai celah di antara susunan yang berbentuk tabung
yang menyambung. Analisis kandungan unsur-unsur dalam padi menggunakan SEM-
EDS (Scanning Electron MicroscopeEnergy Dispersive Spectroscopy) mengungkapkan
adanya unsur nikel pada tanaman padi di area Crop Circle.

9
BAB VIII
HIPOTESIS CROP CIRCLE

Hipotesis yang dilakukan adalah Crop Circle merupakan buatan manusia secara
mekanik dengan menggunakan papan, tali, dan patok kayu. Pembuatannya dilakukan
dengan menginjak padi. Hipotesis lainnya yaitu dengan menggunakan Crop Circle
tiruan dimana tumbuhan yang terdapat pada Crop Circle tiruan hasilnya akan sempurna
karena proses alam merupakan proses yang bersifat probabilitas. Tim dari Universitas
Diponegoro menemukan adanya unsur nikel. Unsur tersebut tidak tersebar seecara acak,
dimana unsur tersebut dianggap ada yang sengaja memasukkannya dalam area Crop
Circle. Kecurigaan tentang kehadiran Crop Circle merupakan bagian dari aktivitas
intelijen militer yang merupakan kegiatan pembuatan Crop Circle adalah bagian dari
rekayasa sosial yang berfikir tentang pengalihan isu. Fenomena Crop Circle juga diduga
karena adanya alien atau makhluk luar angkasa. Yang diperkuat dengan suara gemuruh
seperti suara pesawat pada malam hari.

10
BAB IX
KESIMPULAN

Pada buku ini mempelajari tentang Crop Circle yang pernah terjadi di Indonesia
khususnya di daerah Yogyakarta. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Crop
Circle ini terjadi karena buatan manusia itu sendiri, dan ada juga yang beranggapan
bahwa Crop Circle ini bekas jejak pesawat luar angkasa atau biasa kita kenal alien.
Beberapa ilmuan melakukan penelitian mengenai Crop Circle. Pada malam sebelum
terjadinya peristiwa Crop Circle , awan di daerah pulau jawa menurut hasil analisis citra
satelit terdapat pertumbuhan awan konvektif (awan local atau static) yang dapat
menyebabkan curah hujan tinggi, terjadinya petir, dan angin kencang. Berita resmi
muncul dari lembaga resmi pemerintah seperti LAPAN, yang terus terang menyatakan
bahwa Crop Circle yang terjadi di Brebah da Piyungan Yogyakarta adalah buatan
manusia, namun kenyataannya Crop Circle masih menjadi misteri. Islam membahas
tentang usaha para ilmuwan yang berusaha untuk mengungkap apa yang terjadi dan dari
mana Crop Circle terjadi, hal tersebut dinamakan Ijtihad. Ijtihad ialah usaha dengan
sungguh - sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik
dalam Al - quran maupun Hadits. Tim UP3ST (Unit Pengembangan penelitian dan
Penerapan Sains dan Teknologi) Universitas Diponegoro ikut turun tangan dalam
memecahkan kasus Crop Circle ini. Tujuan lain UP3ST adalah ingin memberikan
pencerahan bagi masyarakat khususnya dalam menjembatani harapan msayarakat dalam
menuntaskan kasus Crop Circle ini memalui kajian ilmiah. Tim UP3ST yang
beranggotakan 12 orang dari empat disiplin ilmu berbeda yaitu Biologi, Fisika, Kimia
dan Matematika menggembangkan hipotesis awal yanng menyebutkan bahwa kejadian
Crop Circle merupakan fenomena alam yang dimungkinkan terjadi akibat adanya
‘angin’ ion nitrogen yang terbentuk karena adanya perbedaan muatan ion pada wan dan
bumi. Penelitian yang dilaksanakan oleh para peneliti Universitas Diponegoro telah
melakukan penelitian dengan radiasi ion nitrogen terhadap bibit bakau.mereka
mendapat informasi yang akurat tentang kadar nitrogen yang terdapat di tanamn dan
tanah pada lokasi Crop Circle muncul. Kenaikan yang sangat mencolok kadar nitrogen
baik di tanaman padi maupun tanah pada lokasi Crop Circle. Hal yang membuat
naiknya konsentrasi nitrogen pada area Crop Circle karena adanya nitrogen dari udara

11
tertarik ke area Crop Circle melalui fenomena elektrostatik. Perbedaan fisik yang bisa
dilihat secara langsung pada area Crop Circle tentang perbedaan batang padi yang rebah
dengan batang padi yang masih tegak. Batang padi yang rebah di area Crop Circle
mengalami pembengkokkan pada nodusnya, sedangkan pada padi yang masih tegak
tidak ditemukan adanya pembengkokkan.walaupun mengalami pemengkokkan, tidak
ditemui adanya patahan atau sobekan pada batang padi yang bisa dilihat langsung. Fakta
- fakta tersebut mengindikasikan bahwa adanya kemungkinan pembentukan Crop
Circleakibat perlakuan mekanik sangat kecil. Analisis kandungan unsur - unsur dalam
padi pada area Crop Circlemenggunakan SEMEDS (Scanning Electron Microscope-
Energy Dispersive Spectroscopy) mengungkapkan adanya unsur nikel pada tanaman
padi di area Crop Circle. Unsur ini ditemukan pada buku padi yang mengalami
pembengkokkan dan perpanjangan Internode. Hasil pengamatan morfologi dan anatomi
padi menunjukkan bahwa pembengkokkan kemungkinan terjadi akibat pemanasan yang
berasal dari radiasi gelombang eletromagnetik. Didukung pula hasil pengukuran kadar
nitrogen yang sangat tinggi (400%) pada area Crop Circle. Hipotesis berdasrkan dari
data dan fakta yang diperoleh bahwa pola Crop Circleberbentuk simetris pada area
Crop Circle di Berbah, didapat bahwa epidermis dari bongkol tersebut pecah, ini
dimungkinkan karena pemanasan dan reaksi kimia plasma. hasil dari fakta berupa data
kimia, biologi, fisika, data cuaca, dan data geometri berkesimpulan diragukan jika Crop
Circleyang terjadi di Berbah akibat hasil dari perbuatan manusia.

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai