Anda di halaman 1dari 6

REVIEW BUKU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Bapak. Diki Abdul Kodir

Oleh:

Shintya Nurfaadillah 1222080097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022/2023
Identitas Buku

Judul : Pendidikan Politik Indonesia

Pengarang : Dr. Eko Handoyo, M.Si. & Puji Lestari, Spd.,


M.Si.

Penerbit : Pohon Cahaya

Tahun,Tempat Penerbit: Oktober 2017, Yogyakarta 55142

Tebal Buku : 193 hlm.; 15×23 cm

ISBN : 978-602-5474-08-8

Isi Buku

BAB I. ARTI DAN HAKIKAT PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sengaja untuk menggali


dan mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik agar mereka memiliki
kemampuan dalam menanggapi lingkungan secara positif atau melakukan
perubahan (pengetahuan, sikap, dan perilaku) yang bermakna bagi dirinya,
masyarakat, dan lingkungannya. Pendidikan yang baik akan memengaruhi politik.
Proses pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan berperan penting dalam
membentuk perilaku masyarakat di suatu negara. Begitu pula sebaliknya, lembaga-
lembaga dan proses politik membawa dampak pada karakteristik pendidikan di
suatu negara.

Pendidikan politik merupakan bentuk pendidikan orang dewasa yang


diberikan kepada generasi muda, dengan jalan menyiapkan kader-kader politik
untuk berkompetisi politik dan mendapatkan penyelesaian politik agar menang
dalam perjuangan politik. Pengertian pendidikan politik dalam arti sempit ini
ditujukan kepada mereka yang merupakan kader partai atau kader politik. Dalam
arti luas, pendidikan politik merupakan upaya pendidikan yang disengaja dan
sistematis untuk membentuk individu yang berkepribadian politik, agar memiliki
kesadaran politik dan mampu menjadi partisipan yang bertanggung jawab secara
etis atau moral dalam mencapai tujuan politik masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB II. PARADIGMA DAN RANAH PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan dimaksudkan untuk membentuk insan politik yang menyadari


status, kedudukan politiknya di tengah masyarakat. k. Paradigma itu adalah
paradigma pendidikan konservatif, paradigma pendidikan liberal, dan paradigma
pendidikan kritis.

Pendidikan politik memiliki tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan


psikomotorik. Ranah kognitif meliputi pemahaman tentang demokrasi, hak warga
negara, kedaulatan rakyat, sistem kelembagaan negara, hubungan kekuasaan
pemerintah pusat dan daerah, serta sistem ekonomi. Ranah afektif mencakupi
kebebasan, tanggung jawab, kemandirian, hak untuk menentukan diri sendiri,
partisipasi, toleransi, pertolongan agar dapat menolong diri sendiri, pluralisme,
kemajuan, dan perdamaian. Ranah psikomotorik dari pendidikan politik diarahkan
untuk membangun cara berpikir dan kesadaran kritis pada warga negara.

BAB III. SEJARAH PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan politik di Indonesia berlangsung sesuai dengan rezim yang


berkuasa. Pendidikan politik pada masa prakemerdekaan dilakukan oleh berbagai
organisasi politik, yang dimotori oleh Budi Utomo untuk membangun dan
meningkatkan kesadaran politik masyarakat Indonesia akan pentingnya memiliki
negera yang bebas dan merdeka. Kesadaran itu menguat pada tahun 1928 dengan
berlangsungnya Kongres Pemuda yang memiliki ikrar satu Indonesia. Masa awal
dan pasca kemerdekaan adalah masa konsolidasi kekuasaan dan pembinaan bangsa,
sehingga Soekarno memfokuskan pendidikan politik pada nation and character
building. Materi utamanya adalah tujuh bahan indoktrinasi atau yang dikenal
dengan TUBAPIN. Tujuh bahan pokok indoktrinasi tersebut adalah (1) bahan
pokok kesatu, yaitu Lahirnya Pancasila, (2) bahan pokok kedua, adalah UUD 1945,
(3) bahan pokok ketiga yaitu Manifesto Politik Republik Indonesia, (4) bahan
pokok keempat dan kelima, adalah Pedoman-pedoman pelaksanaan Manifesto
Politik Republik Indonesia, yang meliputi jalannya Revolusi Kita (DJAREK) dan
Membangun Dunia Kembali, (5) bahan pokok keenam adalah Penjelasan
MANIPOL dan USDEK, dan (6) bahan pokok ketujuh, adalah Amanat Presiden
tentang Pembangunan Semesta Berencana.

BAB IV. MATERI PENDIDIKAN POLITIK

Materi pendidikan politik yang dapat digunakan oleh pendidik politik


adalah materi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecakapan warga negara,
khususnya menumbuhkan kecakapan berpikir kritis dan kesadaran kritis terhadap
kehidupan bangsa dan negara. Materi yang diperlukan untuk tujuan tersebut, yaitu
negara, pemerintah, wakil rakyat, partai politik dan demokrasi, hak asasi manusia,
gender dan politik, serta globalisasi

BAB V. METODE, MEDIA, DAN LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN


POLITIK

Pendidikan politik memerlukan metode dan media yang terukur yang dapat
menjadi jembatan penghubung antara pendidik politik dengan warga negara.
Metode pendidikan yang paling efektif adalah metode pendidikan nonformal.
Pendidikan nonformal adalah segala bentuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan
yang sistematis dan diselenggarakan di luar sistem formal untuk memberikan pola-
pola pembelajaran kepada anggota kelompok dalam suatu populasi (masyarakat)
baik dari kalangan orang dewasa maupun anak-anak. Metode yang biasa digunakan
dalam pendidikan politik, yaitu: (1) bursa gagasan (brainstorming), (2) buzz groups,
(3) studi kusus, (4) debat, (5) pengharapan, dan (6) diskusi terbuka. Media yang
digunakan dalam pendidikan politik terdapat dua model, yaitu media langsung dan
media tidak langsung. Media langsung, dalam arti masyarakat terlibat secara
langsung, kritis dan otonom dalam proses-proses pendidikan yang dilaksanakan,
seperti melalui diskusi, pelatihan, workshop, debat terbuka, yang semuanya
diarahkan pada materi-materi pendidikan. Media tidak langsung merupakan media
di mana warganegara tidak terlibat secara langsung dalam proses pendidikan.
Contoh media ini tidak langsung adalah spanduk, selebaran, leaflet, newsletter,
memasang iklan di media massa, menyebarkan informasi lewat internet, dan
sebagainya. Lembaga-lembaga pendidikan politik yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pendidikan politik yaitu keluarga, sekolah, partai politik,
kelompok penekan, serta media informasi dan komunikasi publik.

BAB VI. PENDIDIKAN POLITIK, SOSIALISASI POLITIK DAN


KEPRIBADIAN POLITIK

Pendidikan politik merupakan upaya yang dilakukan ole lembaga


pendidikan formal maupun non formal yang tujuanny adalah membentuk dan
menumbuhkan kepribadian politi yang sejalan dengan kultur politik suatu negara
agar dapat berpartisipasi politik secara positif.

Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan


sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan
serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Kepribadian politik
merupakan sejumlah respons yang dinamis, sistematis, dan berkesinambungan, dan
biasanya terbentuk karena adanya rangsangan politik

BAB VII. PEMBANGUNAN POLITIK DAN PERUBAHAN POLITIK


DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

Pembangunan politik dimaknai tidak saja dalam pengertian membangun


struktur dan lembaga-lembaga politik dalam perspektif modernisasi, tetapi juga
membangun kultur demokrasi yang memungkinkan sistem politik terpelihara
sekaligus dapat merespons perubahan sosial politik yang terjadi di dunia. Dalam
arti modernisasi politik, pembangunan politik merupakan kehidupan politik yang
khas dan ideal dari masyarakat industri berkaitan erat dengan pandangan bahwa
pembangunan politik sama dengan modernisasi politik. Itulah sebabnya, banyak
negara di dunia ketiga mengadopsi struktur dan lembaga-lembaga politik dari
negara demokrasi modern, seperti lembaga parlemen, pemilihan umum,
ombusman, mahkamah konstitusi, dan lainnya. Negara-negara ini akan disebut
modern atau telah melakukan pembangunan politik manakala telah menggunaka
atribut modern dalam kehidupan politik.

Pembangunan politik dapat dilihat dalam 7 pendekatan, yaitu pendekatan


demokrasi, pendekatan fungsional, pendekatan proses sosial, pendekatan
modernisasi, pendekatan institusional, pendekatan krisis, dan pendekatan radikal.
Pembangunan politik memiliki lima model, yaitu model liberal, model borjuis,
model autokratik, model teknokratik, dan model populis.

Kelebihan Buku

 Buku ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk mempelajari dan lebih
mendalami materi pendidikan politik yang khas Indonesia.
 Terdapat bahasa asing yang jelaskkan sehingga mudah untuk dipahami

Kekurangan Buku

 Materi dalam buku ini kurang lengkap


 Desain dalam buku ini sangat minimalis

Anda mungkin juga menyukai