Anda di halaman 1dari 18

SILABUS TEORI POLITIK &

PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
M EFFENDI - 21102070
RAMA DHONI WATI - 21102062

DOSEN PENGAMPU : Drs. EDWARD MANDALA, M. Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI TANJUNGPINANG
TAHUN 2022/2023
01
MEMAHAMI PARADIGMA
PENDIDIKAN POLITIK
PARADIGMA PENDIDIKAN POLITIK
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik,potensi cipta,rasa,maupun karsanya,agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,kesatuan,organis,harmonis,dan dinamis
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Selanjutnnya budaya politik seseorang atau masyarakat sebenarnya
berbanding lurus dengan tingkat pendidikan seseorang atau masyarakt . Politik berasal dari kata politic (Inggris)
yang menunjukkan sifatpribadi atau perbuatan. Dalam kamus berarti acting or judgeing wisely, welljudged
prudent. Kata politik diambil dari kata latin politicus atau bahasaYunani (Greek) politicos yang bermakna relating to
a citizen.
Dalam istilah, kata politik, pertama kali dikenal dari buku Plato yang berjudul politeia, yang dikenal juga
dengan Republik. Berikutnya muncul karya Aristoteles yang berjudul Politeia. Kedua karya itu dipandang sebagai
pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian.
Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar manusia (al-hâjatal-asasiyyah) yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia seperti halnya pangan,sandang, perumahan, kesehatan, dan perumahan. Pendidikan adalah bagian dari
masalah politik (siyâsah) yang diartikan sebagai ri‘âyah asy-syu’ûn al-ummah (pengelolaan urusan rakyat)
berdasarkan ideologi yang diemban negara.
Berdasarkan pemahaman mendasar ini, politik pendidikan (siyâsah at-ta‘lîm) suatu negara sangat
ditentukan oleh ideologi (pandangan hidup) yang diemban negara tersebut. Faktor inilah yang menentukan
karakter dan tipologi masyarakat yang dibentuknya. Dengan demikian, politik pendidikan dapat dipahami sebagai
strategi pendidikan yang dirancang negara dalam upaya menciptakan kualitas human resources (sumberdaya
manusia) yang dicita-citakan.
PARADIGMA PENDIDIKAN KONSERVATIF
Paradigma ini dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya
tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya Tuhan-
lah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya Dia yang tahu makna dibalik itu
semua. Pada perkembangan selanjutnya, kaum konservatif sangat melihat pentingnya
harmoni dalam masyarakat dan menghindarkan konflik dan kontradiksi. Bagi kaum
konservatif, ketidaksederajatan masyarakat merupakan suatu hukum keharusan alami,
suatu hal yang mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau
bahkan takdir Tuhan. Perubahan sosial bagi mereka bukanlah sesuatu yang harus
diperjuangkan, karena perubahan hanya akan membuat manusia lebih sengsara saja.
Ideologi-ideologi pendidikan konservatif terdiri dari tiga tradisi pokok yang
terentang dari ungkapan religius dari fundamentalisme pendidikan ke ujung terjauh yang
paling kurang konservatif, ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Fundamentalisme Pendidikan
2. Intelektualisme Pendidikan
3. Konservatisme Pendidikan
PARADIGMA PENDIDIKAN
LIBERAL
Golongan kedua yakni kaum Liberal, berangkat dari keyakinan bahwa memang ada masalah
dimasyarakat tetapi bagi mereka pendidikan tidak ada kaitannya dengan persoalan politik dan ekonomi
masyarakat. Denganl keyakinan seperti itu. tugas pendidikan juga tidak ada sangkut pautnya dengan
persoalanpolitik dan ekonomi. Sungguh pun demikian, kaum liberal selalu berusaha untuk menyesuaikan
pendidikan dengan keadaan ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan
berbagai masalah yang ada dalam pendidikan dengan usaha reformasi "kosmetik".
Kaum Liberal dan Konservatif sama-sama berpendirian bahwa pendidikan ialah a-politik, dan
“excellence” haruslah merupakan target utama pendidikan. Kaum Liberal beranggapan bahwa masalah
mayarakat dan pendidikan adalah dua masalah yang berbeda. Mereka tidak melihat kaitan pendidikan
dalam struktur kelas dan dominasi politik dan budaya serta diskriminasi gender di masyarakat luas.
Bahkan pendidikan bagi salah satu aliran liberal yakni "structural functionalism" justru dimaksud sebagai
sarana untuk menstabilkan norma dan nilai masyarakat. Pendidikan justru dimaksudkan sebagai media
untuk mensosialisasikan dan mereproduksi nilai-nilai tata susila keyakinan dan nilai-nilai dasar agar
masyarakat luas berfungsi secara baik.
Paradigma pendidikan liberal pada dasarnya sangatlah positivistik.Ideologi Liberal terdiri dari tiga
tradisi yang terentang dari ungkapan yang paling kurang liberal (liberalisme pendidikan atau liberalisme
metodis) hingga ke yang paling radikal (anarkisme utopis). Ketiga tradisi tersebut adalah:
1. Liberalisme Pendidikan
2. Liberasionisme Pendidikan
3. Anarkisme Pendidikan
PARADIGMA PENDIDIKAN KRITIS
Teori kritis berfungsi untuk mengkritik sebuah paradigma. Oleh sebab itulah muncullah teori
pendidikan baru disebut paradigma pendidikan kritis. Monsour Fakih mengartikan bahwa paradigma
pendidikan kritis merupakan sebuah ajaran yang berpendidikan yang mengacu pada anggapan kritis
kepada ideologi dominan mengacu pada pemikiran yang berhubungan dengan masyarakat.Secara tidak
langsung paradigma pendidikan kritis adalah pendidikan yang menerapkan pemikiran yang memiliki sifat
berkreasi dalam berkarya dan tidak termasuk kedalam sikap meniru. Pada dasarnya kita sebagai peserta
didik dituntut untuk selalu berpikir kritis dalam menyikapi permasalahan baik secara sosial maupun
personal. Pendidikan kritis sangat penting dalam menghadapi situasi-situasi genting.
Konsep pendidikan kritis sebenarnya ditujukan kepada peserta didik yang diharapkan dapat
berpikir secara aktif, kritis dan kreatif. Ada tiga konsep supaya memenuhi standar interaksi secara
menyeluruh yaitu :
1. Pendidikan harus membebaskan
2. Pendidikan memiliki akses yang sama terhadap peserta didik
3. Pendidikan mampu memberi ruang interaksi
Menurut Freire yang dikutip dari Toto Suharto, Pendidikan kritis adalah sebuah bentuk pedagogi
yang dikerjakan secara bersama secara keseluruhan seperti perjuangan untuk merebut kembali
kemanusiaan.4 Membebaskan diri dari segala belenggu yang bersifat menindas merupakan keinginan dari
pendidikan kritis tersebut. Dalam pandangan pendidikan kritis, berjuang melalui media pendidikan
merupakan komitmen, karena dinilai lebih efektif dalam merevisi pendidikan konservatif. Hal ini terwujud
dalam berbagai bentuk keadilan sosial. Sehingga, secara teoritik pendidikan kritis mendapat perhatian
yang besar dan dijadikan sebagai subjek pengetahuan yang layak untuk dikembangkan.
02
MEMAHAMI KONSEP DEMOKRASI MOHAMMAD
HATTA
1.RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
2.MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALNYA
A. Biografi Mohammad Hatta
Mohammad Hatta Lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukitinggi. Nama Mohammad Hatta berasal dari
Muhammad Athar yang diambil dari nama lengkap seorang tokoh Muslim, yaitu Muhammad Ata-Ilah Al-
Sakandari, pengarang kitab Al-Hikmah. Mohammad Hatta juga mempunyai nama panggilan, dan Orang-orang
di Bukitinggi biasa mempanggil dengan nama Athar.Kota Bukittinggi tempat kelahiran Mohammad Hatta
adalah sebuah kota kecil yang dihimpit dataran tinggi Agam. Pak Gaek adalah seorang pedagang besar, sampai
ke Sawahlunto dan Lubuk Sikaping. Pak Gaek juga memiliki kontrak usaha jasa pos dari pemerintahan
kolonial. Beberapa paman Hatta juga menjadi seorang pengusaha besar di Jakarta, di daerah Senen. Pada umur
8 bulan ayah Hatta meninggal dunia diusia 30 tahun. Pelayan pada waktu itu bukanlah pelayan yang biasa
didapati pada masa sekarang, melainkan anak-anak orang dari tempat jauh-jauh yang diserahkan kepada
keluarga Hatta untuk dididik dalam mengurus rumah tangga dan diperlakukan sebagai anggota keluarga. Setelah
adik-adik Hatta lahir, empat orang jumlahnya, dan paman Hatta juga memiliki dua orang anak, Pak Gaek
mendirikan rumah baru sederet letaknya untuk ibu dan paman-paman Hatta serta untuk anak-anak beliau yang
berjumlah tiga.
RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALNYA
B. Pemikiran Hatta tentang Demokrasi
Menurut Hatta ada tiga sumber pokok demokrasi yang mengakar di Indonesia. Pertama, sosialisme
Barat yang membela prinsip-prinsip humanisme, sementara prinsip-prinsip ini dinilai juga sekaligus
sebagai sebagai tujuan. Baginya, suatu kombinasi organik antara tiga sumber kekuatan yang bercorak
sosio religius inilah yang memberi keyakinan kepada Hatta bahwa demokrasi telah lama berakar di
Indonesia tidak terkecuali di desa-desa. Bila di desa yang menjadi tempat tinggal sekitar 70% rakyat
Indonesia masih mampu bertahan, maka siapakah yang meragukan hari depan demokrasi di Indonesia.
Akhirnya mereka hancur lewat cara yang destruktif. Sebelum wafat , Hatta tampaknya sangat kecewa
melihat perkembangan politik yang semakin lepas kendali. Dalam kesempatan lain Bung Hatta
mengatakan telah lama makan hati melihat keadaan yang menjauhkan bangsa bagi terwujudnya keutuhan
Bangsa.
RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALNYA
C. Nilai kepedulian Sosial Mohammad Hatta
Menurut Lamusu kepedulian sosial adalah suatu nilai penting yang arus dimiliki oleh seseorang
khususnya di kalangan remaja saat ini karena terdapat hubungan yang erat dengan nilai kejujuran, kasih
sayang, kerendahan hati,keramahan, dan juga kebaikan. Sedangkan Adler mengatakan bahwa kepedulian
sosial sebagai sikap, minat dan ketertarikan pada seseorang secara umum maupun sebagai empati untuk
setiap anggota masyarakat. Ketertarikan Bung Hatta dengan koperasi ini dilatarbelakangi oleh
keberhasilan koperasi yang dilihatnya di Eropa. Koperasi dinilai mampu membangun kemandirian
kelompok-kelompok ekonomi lemah. Sekolah ini mampu membangun manusia yang insaf akan dirinya
sebagai anggota masyarakat atau manusia yang mau memberikan jasanya kepada masyarakat.Koperasi,
menurut Bung Hatta, adalah suatu pendidikan yang bermakna untuk membangun potensi kemampuan diri
dan menumbuhkan kesadaran perlunya usaha.
RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALNYA
D. Karya – Karya Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah orang yang sangat produktif, aktif dan memiliki kecerdasan spiritual serta
intelektual yang memadai. Dengan kecerdasannya,setiap pemikirannya selalu ia bukukan. Sudah lebih dari
40 buah buku karangan Hatta yang dibukukan. Buku yang ditulis dan pertama kali diterbitkan tahun 1926
semasa di Den Haag Belanda Berjudul “Economische Werelbouw En Macthtstegen Stellingen“ dan karya
lain yang terkenal adalah “Portrait of a Patriot“
RIWAYAT HIDUP DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALNYA
D. Nilai kepedulian Sosial Mohammad Hatta
Menurut Lamusu kepedulian sosial adalah suatu nilai penting yang arus dimiliki oleh seseorang
khususnya di kalangan remaja saat ini karena terdapat hubungan yang erat dengan nilai kejujuran, kasih
sayang, kerendahan hati,keramahan, dan juga kebaikan. Sedangkan Adler mengatakan bahwa kepedulian
sosial sebagai sikap, minat dan ketertarikan pada seseorang secara umum maupun sebagai empati untuk
setiap anggota masyarakat. Ketertarikan Bung Hatta dengan koperasi ini dilatarbelakangi oleh
keberhasilan koperasi yang dilihatnya di Eropa. Koperasi dinilai mampu membangun kemandirian
kelompok-kelompok ekonomi lemah. Sekolah ini mampu membangun manusia yang insaf akan dirinya
sebagai anggota masyarakat atau manusia yang mau memberikan jasanya kepada masyarakat.Koperasi,
menurut Bung Hatta, adalah suatu pendidikan yang bermakna untuk membangun potensi kemampuan diri
dan menumbuhkan kesadaran perlunya usaha.
MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
A. Mundurnya Mohammad Hatta
Kata mundur dipahami sebagai tindakan mengambil langkah kebelakang, menyerah atau kalah, ataupun
dipahami sebagai tindakan menarik diri atau lepas dari tanggungjawab. Akan tetapi, dalam konteks ini mundur
bukan diartikan seperti yang telah sering dipahami tersebut. Atau lebih tepatnya adalah penarikan diri Hatta dari
segala bentuk jabatan dalam pemerintahan. Terutama disini adalah sebagai Wakil Presiden.
Mundurnya Hatta dari jabatan pemerintahan bukan pula diartikan sebagai sikap Hatta yang tidak
bertanggungjawab atau lari dari tanggung jawab, tetapi Hatta mundur karena adanya suatu pertimbangandengan
perhitungan yang matang. Demi kepentingan rakyat dannegara, dan untuk menghindari supaya tidak terjadi
konflik atau pertentangan terbuka yang dapat merugikan kepentingan bangsa dan negara, maka Hatta memilih
untuk mundur.
Lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa Hatta mundur karena ada kekecewaan dalam dirinya. Meski demikian,
bukan berarti Hatta tidak peduli lagi terhadap bangsa dan negara Indonesia ini.
MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
B. Faktor Pendorong Pengunduran diri Hatta sebagai Wakil Presiden Tahun 1956
Pada tanggal 1 Desember 1956 Mohammad Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden
Republik Indonesia. Jabatan yang telah dipangkunya selama sebelas tahun, terhitung sejak pengangkatannya
pada sidang Panitia Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Banyak kalangan yang mengatakan
bahwa Dwitunggal telah retak dan berada diujung kehancuran.Sebenarnya, perbedaan-perbedaan pendapat
ataupun pandangan antara Hattadengan Soekarno bukanlah hal baru. Keduanya pernah berbeda pendapat pada
masa pergerakan nasional di tahun 1932, yaitu dalam persoalan bentuk perjuangan yang non-
kooperatif. Namun, keduanya masih dapat menghindarkan perpecahan diantara mereka. Pasang surut hubungan
antara Hatta dengan Soekarno bukan merupakan faktor satu-satunya penyebab Hatta mundur.
MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
C. Jabatan Wakil Pre siden Konstitusional Yang Tidak Memiliki Peran dan Fungsi Menentukan
Hatta dipilih kembali sebagai Wakil Presiden oleh DPR pada tanggal 14 Oktober 1950 tanpa perlawanan yang berarti.
Dengan perolehan suara yang demikian, maka cukup jelas bahwa Hatta tetap merupakan tokoh yang dipercaya dan diharapkan
mampu membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Sehingga, yang dapat dilakukan Hatta dalam sistempemerintahan yang
demikian hanya mengemukakan nasihat atau anjuran, ataupun pertimbangan-pertimbangan bagi pemerintahan yang bersangkutan.
Karena, keputusan yang menyangkut segala persoalan-persoalan negara tetap berada ditangan parlemen. Tindakan yang paling jauh
yang dapat dilakukan Hatta apabila menemukan ketidaksesuaian dengan tindakan yang dilakukan pemerintah, yakni memberi
peringatan dengan mengingatkan pejabat atau kabinet yang bersangkutan.
Melihat peran dan fungsinya sebagai Wakil Presiden Konstitusional yang sebenarnya tidak diperlukan, maka Hatta memilih
untuk mundur. Disamping karena perseteruannya dengan Soekarno seperti yang telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya.
Hatta beranggapan bahwa tidak mungkin ia mampu turut mempertanggungjawabkan segala persoalan yang dihadapibangsa ini
secara moral kepada rakyat jika jabatannya sendiri tidak memungkinkan dirinya untuk mengambil suatu kebijakan atau
tindakan,karena ia tidak mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan.
MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
D. Kecewa Terhadap Jalannya Pemerintahan
Sama seperti rakyat Indonesia pada umumnya, Hatta menghadapi tahun 1950-an dengan penuh harapan, bahwa
pemulihan kedaulatan akan membawa Indonesia kepada cita-cita yang selama ini diperjuangkan, berupa keadilan,
kemakmuran, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, dengan jabatannya pada masa demokrasi yang sedang dijalankan ini,
Hatta sangat mengharapkan tegaknya konstitusi untuk dijalankan, aparatur pemerintahan yang bersih dan jujur sesuai
konstitusi yang berlaku, dan pengabdian pada rakyat demi terwujudnya tujuan bersama. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa kemerdekaan adalah jalan atau jembatan untuk mencapai cita-cita bangsa, yakni keadilan,
kemakmuran, dan kesejahteraan. Melihat jabatan Soekarno sebagai Presiden Konstitusi, seharusnya ia menghargai dan
taat padakonstitusi yang ada. Terutama adalah kabinet yang belum mempunyaikewibawaan sehingga dalam menjalankan
pemerintahannya dapat denganmudah dipengaruhi oleh kelompok-kelompok ataupun para pemangku pemerintahan yang
mempunyai kepentingan di dalamnya.
MUNDUR DARI WAKIL PRESIDEN DAN
KETERLIBATANNYA DI DALAM PARTAI
E. Karir Politik
Awal perpolitikan Hatta dimulai saat dia sekolah di Belanda, Hatta bergabung dan aktif dalam organisasi Indische
Vereniging , yansebenarnya adalah organisasi sosial, dan kemudian berubah menjadi organisaisi politik, terutama dengan pengaruh
Ki Hadjar Dewantara, Dous Dekker, dan Tjibto Mangunkusumo pada tahun 1913 ketika mereka tidak diperbolehkan bergerak di
Indonesia. Pada tahun 1924 Indische Vereniging berganti nama menjadi Indonesische Vereniging atau Perhimpunan Indonesia .
Setelah dipimpin oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Ahmad Subardjo, Sutomo, Hermen Kartowisastro, Iwa Koesoema
Soemantri, Nazir Datuk Pamuntjak, dan Sukiman Wirjosandjojo,pada tanggal 17 Januari 1926 pimpinan jatuh ke tangan Hatta,
Pada saat Hatta dipilih menjadia Ketua PI, dia menyampaikan pidato inagurasi yang berjudul Economiche Wereldbouw en
Machtstegenstelingen.Setelah PI dibawah pimpinan Hatta banyak memperlihatkan perubahan.
Hatta diminta berpidato. Hatta Berkata: Bagi pemuda Indonesia, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar laut
dari pada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali Kemudian pada 8 Maret 1943, empat Serangkai seprti, Soekarno, Hatta, Ki
Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur, mendirikan Poetera . Poetera sendiri menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagai
tujuan pokok bangsa. Poetera juga berusaha mengubah sistem pendidikan warisan Belanda menjadi sistem yang lebih cocok untuk
Indonesia. Hatta terpilih lagi menjadi wakil Ketua, yang kali ini dibenarkan oleh pemerintah. Keduanya merasa tidak dapat
mengesampingkan Panitia. Pada 16 Agustus 1945, mulanya akan menyelnggarakan rapat, tetapi pada hari itu Soekarno dan Hatta
dipaksa oleh para pemuda ke Rengasdengklok Pemuda yang memaksa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengkok pun akhirnya setuju
dengan saran kedua untuk membawa mereka segera kembali ke Jakarta, pada 16 Agustus malam. Sesampainya di Jakarta mereka
berdua mengadakan Rapat Panitia Kemerdekaan, yang tergesa-gesa diadakan malam itu juga di rumah Admiral Maeda di Jalan
Imam Bonjol, menghasilkan teks proklamasi yang didikte Hatta dan ditulis oleh Soekarno.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai