Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HANGTUAH

PEKANBARU
Jl. Mustafa Sari No.5 Tangkerang Selatan, Pekanbaru, Telp. (0761)33815, Fax. (0761) 863646
Email : info.stikes@hangtuahpekanbaru.ac.id Izin Mendiknas : 226/D/O/2002
Website : www.hangtuahpekanbaru.ac.id

TUGAS INDIVIDU

MK PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN


Nama : Roby Julianda
NIM : 21012002
SMT 2B Non Reg

Jawablah pertanyan di bawah ini

1. Jelaskan hubungan politik dan pembangunan ?

Perencanaan merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan yang diidentifikasi
memiliki tantangan di masa yang akan datang di bidang politik dimana posisi perencanaan -
pembangunan merupakan salah satu bidang kajian dari pembangunan administrasi dalam
ilmu administrasi pembangunan. Pada dasarnya perencanaan tidak lain merupakan sebuah proses
politik yang menimbulkan adanya persaingan antar kelompok.

2. Jelaskan bagaimana perencanaan partisipatif dalam konteks demokrasi keterwakilan ?

Perencanaan partisipatif dapat dilakukan melalui demokrasi keterwakilan dimana masyarakat


tidak terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan melainkan melalui
perwakilan-perwakilan. Selain beragam dan seringkali saling bertentangan, rakyat juga sulit
dihimpun untuk penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Untuk itu perlu ada lembaga
perwakilan/lembaga pemerintahan, yang anggota-anggotanya dipilih dari partai politik atau
perseorangan sebagai agregasi dari berbagai kepentingan rakyat.
3. Jelaskan 3 tradisi konsep partisipasi dengan praksis pembangunan masyarakat

yangdemokratis Menurut Gaveta dan Valderama ?

1. Partisipasi politik (political participation) lebih berorientasi pada “mempengaruhi”


dan “mendudukan wakil-wakil rakyat” dalam lembaga pemerintah ketimbang
partisipasi aktif dalam proses-proses kepemerintahan itu sendiri.
2. Partisipasi social (social participation) partisipasi ditempatkan sebagai beneficiary
atau pihak diluar proses pembangunan dalam konsultasi atau pengambilan keputusan
dalam semua tahapan siklus proyek pembangunan dari evaluasi kebutuhan sampai
penilaian, pemantauan, evaluasi dan implementasi. Partisipasi sosial sebenarnya
dilakukan untuk memperkuat proses pembelajaran dan mobilisasi sosial. Dengan kata
lain, tujuan utama dari proses sosial sebenarnya bukanlah pada kebijakan publik itu
sendiri tetapi keterlibatan komunitas dalam dunia kebijakan publik lebih diarahkan
sebagai wahana pembelajaran dan mobilisasi sosial.
3. Partisipasi warga (citizen participation/citizenship) menekankan pada partisipasi
langsung warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proses
pemerintahan. Partisipasi warga telah mengalih konsep partisipasi “dari sekedar
kepedulian terhadap penerima derma atau kaum tersisih menuju suatu keperdulian
dengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan
pengambil keputusan diberbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan
mereka. Maka berbeda dengan partisipasi sosial, partisipasi warga memang
berorientasi pada agenda penentuan kebijakan publik.

4. Jelaskan 2 pendekatan terhadap demokrasi empirik ?

 akuntabilitas, yang artinya dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh
rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijakan yang hendak ditempuhnya.

 Rotasi kekuasaan, artinya demokrasi mensyaratkan terbukanya peluang terjadinya rotasi


kekuasaan yang berlangsung secara teratur dan damai. Rekrutmen politik secara terbuka,
artinya setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik mempunyai
peluang yang sama dalam kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut.
5. Jelaskan prinsip dasar perencanaan partisipatif dalam konteks demokrasi keterwakilan
?

Setidaknya ada enam prinsip dasar dalam perencanaan partisipatif, khususnya perencanaan
partisipatif dalam konteks demokrasi keterwakilan yaitu :

1. Saling percaya.
Di antara semua pihak yang terlibat dalam penyusunan perencanaan harus saling percaya,
saling mengenal dan dapat bekerja sama. Untuk menumbuhkan rasa saling percaya
dituntut adanya kejujuran dan keterbukaan.

2. Kesetaraan.
Prinsip kesetaraan dimaksudkan agar semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
perencanaan dapat berbicara dan mengemukakan pendapatnya, tanpa adanya perasaan
tertekan.

3. Demokratis.
Prinsip demokrasi menuntut adanya proses pengambilan keputusan yang merupakan
kesepakatan bersama, bukan merupakan rekayasa kelompok tertentu.

4. Nyata.
Perencanaan hendaknya didasarkan pada segala sesuatu masalah atau kebutuhan yang
nyata, bukan berdasarkan sesuatu yang belum jelas keberadaanya atau kepalsuan (fiktif).

5. Taat asas dalam berpikir.


Prinsip ini menghendaki dalam penyusunan perencanaan harus menggunakan cara
berpikir obyektif, runtut dan mantap.

6. Terfokus pada kepentingan warga masyarakat.


Perencanaan pembangunan hendaknya disusun berdasarkan permasalahan dan kebutuhan
yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Perencanaan yang berdasarkan pada masalah
dan kebutuhan nyata masyarakat, akan mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai