Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG

GERAKAN MAHASISWA MELAKUKAN AKSI UJUK RASA MENOLAK

RUU KUHP DAN REVISI UU KPK 2019

DI SUSUN OLEH :

FAKHRULRAZI
170250024

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS MALIKUSALEH

LHOKSEUMAWE

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas yang bapak berikan yang berjudul

Gerakan Mahasiswa Melakukan Aksi Ujuk Rasa Menolak RUU KUHP DAN REVISI UU

KPK 2019

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak yang telah membantu kami

dalam mengerjakan tugas tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-

teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

pembuatan tugas ini.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada tugas ini. Oleh

karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan

karya kami. Semoga tugas ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua

tentang Gerakan Sosial

Lhokseumawe , November 2019


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan sosial adalah gerakan yang lahir dari kondisi masyarakat yang
menggambarkan ketidakadilan dan adanya sikap semena-mena maupun sikap yang tidak
semestinya terhadap rakyat, sebagai reaksi yang bertujuan menginginkan perubahan
kebijakan karena dinilai adanya ketidakadilan.

Gerakan Sosial adalah aksi yang terorganisir dari arti kelompok sosial masyarakat
tertentu dalam menghadapi adanya ketimpangan, dimana negara mengabaikan hak-hak
rakyat, yang ditandai dengan cara-cara oposisi yaitu di luar jalur pemerintahan atau bahkan
yang berlawanan dengan kaidah hukum yang berlaku.

Menurut Anthony Giddens (Putra dkk, 2006), gerakan sosial adalah suatu upaya
kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama
melalui tindakan kolektif (collective action) di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.

Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) yang saat ini
digodok di DPR diharapkan mampu menjadi jawaban atas segala kekurangan dan
ketertinggalan KUHP peninggalan kolonial belanda yang sedang di pakai saat ini. KUHP
peninggalan belanda sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi masyarakat hukum yang terus
berkembang atau yang sering dikenal dengan masyarakat modern. Perkembangan masyarakat
juga menuntut perkembangan hukum yang mengikuti dan bergerak sesuai dengan
masyarakat, sehingga hukum pidana mampu menjadi Social Control. Sehingga apa yang
menjadi cita-cita bangsa dan Negara dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, maju
dan berbudaya dapat diwujudkan.

Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Dari pendapat di atas
dapat dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena
hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Disadari atau tidak, pemuda dalam hal ini mahasiswa, sejatinya memiliki peran dan
fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Untuk itu,
tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan
perlu ditingkatkan Dalam hal ini mahasiswa adalah yang dianggap oleh masyarakat sebagai
orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi dibandingkan yang lain,sehingga mereka yakin
bahwa mahasiswa mampu menyampaikan aspirasi sebagai bentuk suara hatinya. Secara
umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran
(agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change),dan sebagai generasi
penerus masa depan (iron stock).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan gerakan sosial, RUU KUHP, dan mahasiswa ?
2. Apa tuntutan gerakan mahasiswa melakukan ujuk rasa menolak RUU KUHP dan
revisi UU KPK ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerakan Sosial

Gerakan sosial adalah gerakan yang lahir dari kondisi masyarakat yang
menggambarkan ketidakadilan dan adanya sikap semena-mena maupun sikap yang tidak
semestinya terhadap rakyat, sebagai reaksi yang bertujuan menginginkan perubahan
kebijakan karena dinilai adanya ketidakadilan.

Gerakan Sosial adalah aksi yang terorganisir dari arti kelompok sosial masyarakat
tertentu dalam menghadapi adanya ketimpangan, dimana negara mengabaikan hak-hak
rakyat, yang ditandai dengan cara-cara oposisi yaitu di luar jalur pemerintahan atau bahkan
yang berlawanan dengan kaidah hukum yang berlaku.

Gerakan sosial merupakan sebuah gerakan yang dilakukan secara bersama-sama demi
mencapai tujuan yang sama-sama diinginkan oleh kelompok atau dengan kata lain gerakan
sosial adalah tindakan kolektif untuk mencapai keinginan yang menjadi cita-cita bersama.

Tiga paradigma menurut para ahli sosiologi ;

1. Menurut Anthony Giddens (Putra dkk, 2006), gerakan sosial adalah suatu upaya
kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan
bersama melalui tindakan kolektif (collective action) di luar lingkup lembaga-
lembaga yang mapan.
2. Menurut Tarrow (1998), gerakan sosial merupakan politik perlawanan yang terjadi
ketika rakyat biasa yang bergabung dengan para kelompok masyarakat yang lebih
berpengaruh menggalang kekuatan untuk melawan para elit, pemegang otoritas, dan
pihak-pihak lawan lainnya.
3. Menurut Borgatta dan Marie (Sujatmiko, 2006), gerakan sosial adalah tindakan
kolektif yang mencoba untuk mempromosikan atau menentang perubahan di dalam
masyarakat atau kelompok.
Persepsi pemakalah terhadap 2 jenis gerakan ujuk rasa yang ingin diwujudkan bersama ;

1. Gerakan reformasi (reform movement), yaitu gerakan yang berupaya memperbaiki


beberapa kepincangan atau aspek tertentu dalam masyarakat tanpa memperbarui
secara keseluruhan.
2. Gerakan revolusioner (revolutionary movement), yaitu gerakan sosial yang
melibatkan masyarakat secara tepat dan drastis dengan tujuan mengganti sistem yang
ada dengan sistem baru.

2.2 RUU KUHP

Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) yang saat ini
digodok di DPR diharapkan mampu menjadi jawaban atas segala kekurangan dan
ketertinggalan KUHP peninggalan kolonial belanda yang sedang di pakai saat ini. KUHP
peninggalan belanda sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi masyarakat hukum yang terus
berkembang atau yang sering dikenal dengan masyarakat modern. Perkembangan masyarakat
juga menuntut perkembangan hukum yang mengikuti dan bergerak sesuai dengan
masyarakat, sehingga hukum pidana mampu menjadi Social Control. Sehingga apa yang
menjadi cita-cita bangsa dan Negara dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, maju
dan berbudaya dapat diwujudkan.

2.3 Peran Mahasiswa

Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Dari pendapat di atas
dapat dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena
hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

Disadari atau tidak, pemuda dalam hal ini mahasiswa, sejatinya memiliki peran dan
fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Untuk itu,
tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan
perlu ditingkatkan Dalam hal ini mahasiswa adalah yang dianggap oleh masyarakat sebagai
orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi dibandingkan yang lain,sehingga mereka yakin
bahwa mahasiswa mampu menyampaikan aspirasi sebagai bentuk suara hatinya. Secara
umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran
(agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change),dan sebagai generasi
penerus masa depan (iron stock).

Sejarah dunia pun bahkan tidak terlepas dari kontribusi gerakan mahasiswa demi
memperjuangkan banyak isu, mulai dari hak asasi secara umum, kesetaraan, anti perang, hak
perempuan dalam pemungutan suara, serta hal- hal yang bersifat kritik kepada pemerintah,
seperti undang-undang dan korupsi. Janani Harish, seorang analis riset ilmu sosial di India,
menggaris bawahi bahwa pendidik dan pelajar, termasuk mahasiswa, merupakan komponen
penting dari lingkaran masayarakat.

Kapasitas pengetahuan dan empati terhadap jeritan masyarakat yang merasa diwakili
mereka memungkinkan mahasiswa, terutama, untuk melakukan gerakan-gerakan sosial untuk
membantu mewakili suara masyarakat pun yang dilakukan oleh mahasiswa di jalan
menyuarakan kekhawatiran masyarakat akan pengesahan RUU KUHP dan UU KPK oleh
pemerintah.

2.3 gerakan mahasiswa melakukan ujuk rasa menolak RUU KUHP dan UU KPK ?

Mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo membatalkan Revisi Undang-Undang


Komisi Pemberantasan Korupsi (revisi UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana(RKUHP).

Kebijakan terhadap RUU KUHP tidak sesuai dengan norma nilai dan budaya yang
diinginkan masyarakat, yang menjadi kerugian masyarakat, maka timbulnya sebuah gerakan
mahasiswa , 5 poin penting yang dituntut dan di harapkan sebagai berikut;

1. Mendesak pemerintah dan DPR untuk merivisi UU KPK yang baru saja disahkan dan
menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.

Ada empat poin yang menjadi catatan dalam RUU KPK yang sudah diketok palu oleh
anggota Dewan sebagai berikut;

 Pertama, soal status kedudukan kelembagaan KPK yang akan berubah menjadi
lembaga penegak hukum yang berada di rumpun eksekutif, tetapi tetap melaksanakan
tugas dan kewenangan secara independen.
 Kedua, soal keberadaan Dewan Pengawas KPK yang punya kewenangan
melaksanakan tugas dan wewenang KPK, memberi atau tidak memberi izin
penyadapan, penggeledahan dan penyitaan, menyusun dan menetapkan kode etik
pimpinan dan pegawai, memeriksa dugaan pelanggaran kode etik, mengevaluasi
kinerja pimpinan dan pegawai KPK setahun sekali. Keberadaan dewan pengawas ini
dinilai berpotensi mengganggu penanganan perkara karena dugaan konflik
kepentingan.
 Ketiga, pembatasan fungsi penyadapan karena KPK wajib meminta izin tertulis dari
dewan pengawas sebelum menyadap. Dalam aturan sebelumnya KPK berwenang
sendiri melakukan penyadapan tanpa perlu meminta izin
 Keempat, menerbitkan SP3 untuk perkara korupsi KPK berwenang yang tidak selesai
dalam jangka waktu maksimal dua tahun.

2. Menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggung jawab
atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia.

Masalah kebakaran hutan belakangan disorot karena area titik apinya terus meluas.
Kebakaran tersebar di sebagian Sumatera dan kalimantan. Kepolisian telah menetapkan
puluhan tersangka pembakaran hutan dan sembilan korporasi yang bertanggung jawab.
Masyarakat menuntut para pelaku diadili hingga menyasar ke aktor intelektual. Proses hukum
juga harus dilakukan secara terbuka.

3. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk


pengkhianatan terhadap semangat reforma agraria. Poin-poin dalam RUU Pertanahan
dianggap merugikan masyarakat. Pembahasannya pun molor di DPR karena masih ada
pro-kontra di internal.

Fraksi PKS menganggap draf tersebut lebih menitikberatkan pada upaya peningkatan
iklim investasi dibandingkan pada aspek pemerataan ekonomi dan keadilan agraria. Dalam
poin-poin tersebut tidak ada upaya konkret untuk mengatasi ketimpangan penguasaan tanah.
Kemudian ada kecenderungan memberikan banyak kemudahan investasi bagi pemegang
HGU, HGB, dan hak pakai berjangka waktu.
Selanjutnya, tidak ada upaya untuk memprioritaskan pemberian hak pakai kepada
koperasi buruh tani, nelayan, UMKM, dan masyarakat kecil lain. Dalam draf tersebut juga
tidak terdapat upaya konkret untuk meningkatkan nilai ekonomi lahan warga yang telah
disertifikasi melalui program pemerintah.

Lalu, tidak ada upaya konkret untuk mempercepat pengakuan tanah hukum ada yang
menjadi amanat Putusan MK Nomor 35/2012. Selanjutnya, terhapusnya status tanah hak
bekas swapraja, yang ke depan akan kembali menjadi tanah negara.

Terakhir, tidak ada kebijakan untuk memberantas mafia tanah dan mengendalikan nilai
tanah. Dalam konferensi pers, Jokowi menyatakan bahwa RUU ini ditunda.

4. Mendorong demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di


berbagai sektor. Penangkapan aktivis juga menjadi perhatian selanjutnya oleh
mahasiswa.

Mereka tak ingin aktivis yang mewakili masyarakat ditangkap karena menyuarakan
protes hanya karena tak sesuai dengan kebijakan pemerintah. Contoh terbaru ialah
penangkapan aktivis Veronica Koman yang menjadi buronan polisi setelah ditetapkan
tersangka.

Veronica Koman dianggap memprovokasi aksi demo di Asrama Mahasiswa Papua di


Surabaya. Pengacara mahasiswa Papua itu disebut sangat aktif melakukan provokasi di media
sosial tentang isu-isu Papua, padahal ia sendiri tidak ada di lokasi saat aksi berlangsung.

5. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak


kepada pekerja. RUU Ketenagakerjaan juga menjadi sorotan lantaran beredar luas draf
revisi UU tersebut. Dari draf yang beredar, ada 14 pasal revisi yang ditolak oleh para
asosiasi buruh.

Dalam naskah yang beredar tersebut, beberapa revisi yang bakal dilakukan meliputi
pasal 81 mengenai cuti haid yang bakal dihapus lantaran dengan alasan nyeri haid dapat
diatasi dengan obat antinyeri.
Kemudian, Pasal 100 mengenai fasilitas kesehatan yang bakal dihapuskan, juga pasal
151-155 mengenai penetapan PHK. Dalam draf tersebut, UU Ketenagakerjaan versi revisi
bakal menetapkan keputusan PHK hanya melaui buruh dan pengusaha tanpa melalui
persidangan.

Selain itu, ada pula revisi yang bakal menghapus pasal mengenai uang penghargaan
masa kerja, juga ada penambahan waktu kerja bagi para buruh atau tenaga kerja. Namun,
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membantah draf tersebut bersumber dari pemerintah.
Ia mengatakan, draf yang berisi revisi UU Ketenagakerjaan tersebut hoaks dan tidak jelas
sumbernya.

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Gerakan sosial adalah gerakan yang lahir dari kondisi masyarakat yang menggambarkan
ketidakadilan dan adanya sikap semena-mena maupun sikap yang tidak semestinya terhadap
rakyat, sebagai reaksi yang bertujuan menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai
adanya ketidakadilan.

2. mahasiswa adalah yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang memiliki
pendidikan lebih tinggi dibandingkan yang lain,sehingga mereka yakin bahwa mahasiswa
mampu menyampaikan aspirasi sebagai bentuk suara hatinya. Secara umum mahasiswa
menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social
control), sebagai agen perubahan (agent of change),dan sebagai generasi penerus masa depan
(iron stock).
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Fadillah Dkk. 2006. Gerakan Sosial. Malang: Averrors Press

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/24/15440851/ramai-ramai-turun-ke-jalan-apa-
yang-dituntut-mahasiswa?page=all.

https://www.ayobandung.com/read/2019/10/07/66177/kontekstualisasi-gerakan-mahasiswa-
sekarang

Anda mungkin juga menyukai