Anda di halaman 1dari 2

Nama : Harun Dwi Subakti

NIM : 185040200111051

Kelas :H

HIDRASI

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia
dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen
dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan
menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk
kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen
klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk
mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai
komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah
tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh
alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan
tanah itu sendiri.

Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu
bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan
dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran
yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting.
Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat
dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses
proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah.

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan


dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian
bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral
itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat
bergabung dengan unsur setempat membentuk kristal mineral baru.
Pada pelapukan kimia air dan gas terlarut memegang peran yang sangat
penting. Sedangkan pelapukan kimia sendiri mempunyai peran terpenting
dalam semua jenis pelapukan. Hal ini disebabkan karena air ada pada hampir
semua batuan walaupun di daerah kering sekalipun. Akan tetapi pada suhu
udara kurang dari 30o C, pelapukan kimia berjalan lebih lambat. Proses
pelapukan kimia umumnya dimulai dari dan sepanjang retakan atau tempat
lain yang lemah.

Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan


ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan
cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah
kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat mencerminkan
kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat diukur. Namun secara
umum, kecepatan pelapukan kimia akan meningkat dua kali dengan
meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral basa pada umumnya akan lebih
cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan lebih cepat
lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada
batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan
bahan semennya.

Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga


membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral
kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang
terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh
yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit
sehingga membentuk gutit.

Sumber :

Hidayat,2013.Geokimia.https://id.scribd.com.Diakses pada 12 September


2018.

Anda mungkin juga menyukai