Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR IDENTIFIKASI DAN MITIGASI BAHAYA

1. UMUM

Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan adalah menjadi sesuatu yang penting
diperhatikan dengan meningkatnya aktivitas pekerjaan dilingkungan PT. Darmawan
Putera Pratama karena lebih berpeluang dan berpotensi terjadinya kecelakaan.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kesertaan dan kesadaran para
karyawan untuk melakukan segala upaya dan langkah guna memastikan keselamatan
tersebut.

Dengan disusunnya pedoman keselamatan dan kesehatan kerja karyawan ini, maka
diharapkan kesadaran karyawan terhadap keselamatan, kesehatan kerja akan
semakin membaik dan membudaya. Sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi atau
dihilangkan.

1. SASARAN

Meningkatkan kesadaran dan kemampuan karyawan dilingkungan PT. Darmawan


Putera Pratama sebagai investasi dalam upaya mengurangi kerugian perusahaan
akibat kecelakaan atau kebakaran, serta merupakan konsep pencegahan kerugian
secara dini, demi menunjang prestasi dan produktifitas kerja.

2. TUJUAN

Dengan disusunnya buku pedoman pedoman kerja aman ini, maka diharapkan
segenap karyawan PT. Darmawan Putera Pratama hendaknya selalu bekerja dengan
meningkatkan :

a. Perubahan sikap yang selalu memperhatikan keselamatan ( safety mindedness )


b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis pekerjaannya
c. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi kecelakaan yang akan terjadi
pada suatu pekerjaan dan dapat menghindarinya kecelakaan yang akan
mungkin terjadi dari pekerjaan tersebut.
d. Berperan dalam usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna mencegah
segala kerugian sesuai tugas dan tanggung jawabnya dan dilakukan secara
terpadu di unit kerjanya.

1. PERATURAN KESELAMATAN KERJA

A. Pemeliharaan tempat kerja

Sebagian besar kecelakaan yang terjadi dikegiatan work shop dan instalasi
perpipaan umumnya bisa dihindari minimum dikurangi dengan memelihara
tempat kerja yang baik, oleh sebab itu segala bentuk pemeliharaan sangat
dianjurkan dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
Adapun hal-hal yang perlu mendapat pemeliharaan antara lain :

1. Penempatan barang
Semua barang yang ditempatkan agar ditempatkan pada rak untuk
menghindari kemungkinan jatuh dan disusun gengan rapih.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 1


2. Tempat lalu-lalang
a. Tempat lalu lalang agar dipelihara sehingga tidak becek, tidak licin dan
bebas dari hambatan-hambatan.
b. Seluruh tempat lalu lalang yang membahayakan agar dilengkapi dengan
pegangan ( Hand rail ).

3. Ceceran minyak
Tumpahan minyak yang berada pada lantai, dek, ruang akomodasi atau
tempat lain agar dibersihkan secepatnya terutama pada mesin-mesin
generator. Minyak atau bahan bakar cair dan gas yang mudah terbakar agar
disimpan cukup jauh dari nyala api. Cat dan minyak agar ditaruh di ruang
khusus yang bervebtilasi. Minyak dilarang dibuang kedalam air demikian pula
yang berasal dari uji produksi.

4. Menggunakan dan menyimpan alat


a. Alat-alat tidak diperkenankan untuk ditinggalkan ditempat pekerjaan tetapi
harus disimpan dalam gudang/tempatnya.
b. Alat-alat yang telah rusak agar diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
Kewajiban pekerja adalah :
c. Memeriksa sebelum dan sesudah alat digunakan dan melakukan
tindakan pemeliharaan bila perlu.
d. Letakkan alat-alat ditempat yang benar.
e. Laporkan peralatan yang rusak.

B. Kerapihan dan kebersihan pribadi

Kerapihan dan kebersihan pribadi hendaknya selalu diperhatikan demi menjaga


keselamatan dan kesehatan diri dengan cara :
1. Selalu mengenakan pakaian kerja yang telah ditentukan dengan rapih selama
jam kerja dan menjaga kebersihannya.
2. Selalu menjaga kebersihan diri demi penampilan pribadi.
3. Selalu memperhatikan dan mengatur rambut dengan rapih.
4. Buatlah suatu kebiasaan bersih dan selalu mencuci tangan anda sebelum
makan.
5. Jangan menggunakan tabung atau kaleng bahan kimia untuk menyimpan
minuman atau makanan.
6. Apabila anda mengetahui adanya tumpahan atau kebocoran minyak, maka
genangan minyak tersebut harus selalu ditutupi dengan bahan penyerap
yang tersedia, contohnya pasir, serbuk gergaji
7. Jangan meninggalkan perkakas, kain lap dan sebagainya didalam atau pada
mesin. Setelah menggunakan sapu, sekop atau peralatan lain, kembalikan
semuanya ditempat penyimpanan yang semestinya.
8. Ketika menumpuk barang-barang pastikan barang-barang tersebut ditumpuk
secara merata, diikat dan tidak akan jatuh.
9. Jangan menyimpan barang-barang didepan jalan keluar atau jalan masuk.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 2


C. Kerja tangan

a. Teknik mengangkat

 Kedua kaki harus dibuka dengan letak barang ditengah-tengah kaki.


 Pegang benda itu dengan telapak tangan bukan dengan jari.
 Siku dan lengan dimasukkan agar lebih kuat.
 Pusatkan berat badan dengan kaki, gunakan kekuatan kaki untuk
mengangkat, bukan dengan bagian belakang badan.

b. Rencanakan arah

 Sebelum mengangkat barang terlebih dahulu tentukan arah kemana


barang tersebut akan dibawah.
 Rencanakan jalan bebas dari hambatan. Jika barang tersebut terlalu
sulit untuk diangkat sendiri mintalah bantuan dan gunakan mesin
pengangkat.

D. MESIN PENGANGKAT

a. Crane

 Hanya operator crane yang mempunyai ijin boleh mengoperasikan


crane.
 Daerah dalam jangkauan crane pada saat bekerja harus bebas dari
orang berada dibawahnya.
 Gunakan tali untuk menghentikan benda yang terayun pada saat
diangkat bila hendak diturunkan.
 Hanya orang yang dikenali operator dapat memberikan isyarat
menurut cara-cara yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan
barang.
 Sebelum pengangkatan, taksir dahulu benda yang akan diangkat agar
tidak melebihi kapasitas angkat yang diijinkan.
 Benda yang diangkat harus terikat kuat pada kawat pengangkat
sehingga tidak ada kemungkinan jatuh.
 Hindari pada waktu mengangkat tali pengangkat terpintal.
 Hindari sentakan-sentakan pada waktu menaikan atau menurunkan
barang.
 Jangan tinggalkan muatan tergantung bila crane tidak terjaga.
 Periksa secara berkala kait pada blok muatan agar selalu dalam
keadaan baik.

2. Forklift

 Hanya operator yang mempunyai ijin boleh mengoperasikan forklift.


 Operator harus hati-hati dengan permukaan tanah yang tidak rata.
 Bila forklift dalam keadaan tidak digunakan garfu boleh diturunkan ke
tanah
 Perhatikan/Taksir berat benda lebih dahulu sebelum diangkat.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 3


E. Ergonomics

1. Hendaknya selalu memperhatikan keserasian antara alat kerja, alat bantu


kerja, cara kerja, lingkungan kerja dan antropometri manusianya, (Sehingga
terasa nyaman/tidak cepat lelah)
2. Hendaknya selalu menyesuaikan luas ruangan dengan jumlah karyawan,
sehingga kadar oksigen dalam ruang tersebut masih memenuhi persyaratan.
3. Untuk mencegah kelelahan, maka melaksanakan kerja, harus dihindari :
monotoni, penerangan ( cahaya ) yang kurang ( redup ), kebisingan kerja fisik
dan mental yang berat dan langsung lama dalam waktu yang lama,
melaksanakan tugas / kerja dengan beban mental, bekerja dalam keadaan
sakit serta pemberian gizi tidak seimbang.

F. Kotak P3K dan tandu

1. Dalam pemakaian obat-obat selalu harus dicatat.


2. Di wilayah harus disediakan tandu dan tempatkan tandu pada lokasi yang
mudah dijangkau, tidak kepanasan, tidak kehujanan dan diberitanda.
3. Kenali lokasi dan penggunaan pertolongan pertama dan peralatan
keselamatan.
4. Karyawan harus bekerjasama untuk merawat perlengkapan P3K.
5. Perlengkapan P3K hanya digunakan pada pertolongan pertama.
6. Supervisor akan memeriksa persediaan obat-obatan untuk P3K secara
teratur.

G. Penyimpanan ( strorage )

Cara menangani dan menyimpan barang-barang :


1. Semua barang-barang harus disusun dengan baik dan dikokohkan supaya
tidak merosot, jatuh atau runtuh.
2. Pakailah teknik mengangkat yang baik jika mengangkat barang-barang :
 Berjongkoklah dekat barang yang akan diangkat
 Tegak dan luruskan selalu punggung anda
 Angkatlah secara perlahan-lahan dengan menggunakan kaki anda
sebagai tumpuan
 Jangan menyentak atau berputar
 Mintalah bantuan untuk mengangkat barang-barang yang besar atau
berat.
3. Barang-barang yang akan disimpan tidak boleh menghalangi pintu, jalan
keluar, jalan masuk gudang
4. Jarak barang-barang yang disimpan didalam gudang tidak boleh kurang dari
2 meter.
5. Barang-barang berupa pipa dan batang-batangan harus ditumpuk dengan
menggunakan penahan yang baik.
6. Simpan barang-barang menurut jenis, berat dan fungsinya.

H. Penyimpanan solar, oli, thiner, air battery, cat & gemuk

1. Lokasi penyimpanan solar, oli, thiner, air accu, cat dan gemuk harus jauh dari
sumber api, panas, air hujan dan dipisahkan satu dengan yang lainnya.
2. Disetiap lokasi penyimpanan harus diberi tanda pengenal barang dan rambu
larangan untuk kegiatan yang membahayakan.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 4


3. Kaleng derigen dan lain-lain yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
harus dalam keadaan tertutup.
4. Ruang penyimpanan harus bersih/bebas dari tumpuhan solar, oli, thiner,
gemuk, cat dan air accu.

I. Penyimpanan tools

1. Tempat tools pada lokasi penyimpanan sesuai dengan lay-outnya.


2. Lokasi penyimpanan harus bersih dan kering.
3. Dilarang menyimpan tools dengan cara menumpuk terlalu banyak.
4. Dilarang menyimpan tools yang berat atau tools yang mudah tergulir ditempat
yang tinggi dan miring.
5. Pisahkan antara tools yang mudah pecah dengan tools yang keras.
6. Dilarang meletakkan tools berat diatas tools ringan.
7. Sertakan instruksi manual untuk menggunakan tool yang berbahaya.
8. Dilarang menimpan tools yang bertekanan dalam keadaan belum direlease.
9. Beri tanda atau nama tools pada rak penyimpanan.
10. Berikan ventilasi dan penerangan yang cukup.

J. Penyimpanan equipment / peralatan kerja

1. Penyimpanan equipment harus dalam kondisi kering & bersih.


2. Tempatkan equipment pada lokasi dan lay-out yang sudah ditentukan.
3. Untuk electrical equipment sebelum disimpan pastikan power switch dalam
kondisi off, gulung kabel power dengan baik.
4. Dilarang menyimpan peralatan yang menggunakan tekanan udara / oil
hydraulic dalam keadaan belum direleas( dibuang tekanannya ).
5. Pastikan Control Power ( Peralatan yang menggunakan tekanan udara )
dalam kondisi netral.
6. Pastikan control level dari Hydraulic equipment dalam kondisi netral.

K. Penyimpanan material fabrikasi

1. Dilarang menyimpan besi plat/propile dengan berdiri tanpa pengaman.


2. Saat penyimpanan, pastikan rak tempat penyimpanan material dalam kondisi
kuat dan aman.
3. Perhatikan jenis dan bentuk material ( plat, propile, pipa, dll ) dan simpanlah
sesuai procedure standard yang telah ditetapkan
4. Penyimpanan material fabrikasi harus terlindung dari panas dan air hujan.

L. Alat-alat listrik

1. Seluruh alat-alat listrik dengan kabelnya agar diperiksa secara berkala


terhadap kemungkinan terjadinya hubungan pendek.
2. Setiap pekerjaan perbaikan listrik agar memperhatikan syarat-syarat
keselamatan misalnya dengan mematikan arus listrik terlebih dahulu,
menggunakan isolator dan sebagainya.
3. Hanya orang yang mendapatkan ijin boleh melakukan pekerjaaan listrik.
Sebelum bekerja agar dipersiapkan

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 5


2. PERLINDUNGAN KERJA PERORANGAN (APD)

Merupakan falsafah perusahaan apabila memungkinkan keselamatan perorangan


merupakan factor kunci dalam pemancangan disemua area kerja perusahaan. Namun
demikian banyak lokasi kerja yang memiliki bahaya yang potensial yang tidak
memberikan jalan pemecahannya. Semua karyawan harus dipersiapkan untuk hal-hal
yang tidak terduga karena alasan itulah perlengkapan kerja perorangan diwajibkan ada
ditempat-tempat tertentu dan pada saat melakukan pekerjaan. Persyaratan berikut ini
merupakan standard minimum : Persyaratan yang lebih ketat mungkin ada pada
daerah-daerah tertentu. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi foreman, supervisor anda
atau coordinator safety.

Peralatan keselamatan kerja perorangan (APD)

1. Topi keselamatan kerja ( Safety Hat )

Dalam melakukan pekerjaan, seluruh regu karyawan harus menggunakan


topi keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan baik terbuat dari plastic
ataupun aluminium. Penggunaan safety hat ini dianjurkan bagi pekerja-
pekerja yang besar kemungkinan mendapat kecelakaan pada bagian kepala
akibat dari benda yang jatuh atau benturan yang telah diukir karena
kondisinya sudah tidak aman.

2. Sepatu keselamatan kerja ( Safety Shoes )

Harus digunakan selama yang bersangkutan berada pada tempat pekerjaan.


Pekerjaan di lapangan agar menggunakan sepatu safety yang kuat dan
memenuhi syarat keselamatan kerja, bentuknya tinggi tanpa menggunakan
tali dengan besi pada ujung kaki serta bagian bawah terbuat dari karet yang
anti slip dan tahan minyak. Sepatu yang telah rusak agar cepat diganti.

3. Alat Pelindung mata ( Eye protector )

Alat pelindung mata ini harus dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan antara


lain mengelas, mengerik cat, menggerinda atau pekerjaan lain yang dapat
mengakibatkan bahaya pada mata baik oleh cahaya maupun masuknya
partikel-partikel (Misalnya pada pekerjaan sandblasting)

4. Sarung tangan ( Hand gloves )

Semua pekerjaan di lapangan maupun di work shop wajib menggunakan


sarung tangan yang terbuat dari katun yang berguna agar waktu memegang
alat-alat lebih kuat (Tidak licin), mencegah luka bila memegang permukaan
yang kasar atau panas dan dapat memegang lebih kuat. Selain itu pekerjaan
yang lain tersedia pula sarung tangan yang terbuat dari kulit, karet atau
plastic.

5. Pakaian kerja ( Cover all )

Saat melakukan pekerjaan harus menggunakan pakaian kerja dengan ukuran


badannya (Tidak longgar dan tidak ketat), warna pakaian sebaiknya yang
menyolok dengan bahan terbuat dari katun. Guna pakaian kerja antara lain
menghindari panas matahari, sengatan serangga, tanaman beracun, goresan
benda-benda kasar dan kontak dengan bahan kimia secara langsung.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 6
6. Pelindung telinga ( Ear protector )

Dipakai pada daerah yang mempunyai tingkat kebisingan diatas 80 db


misalnya didaerah sekitar mesin-mesin pada instalasi generator, compressor
dan lain-lain.

7. Pelindung pernapasan ( Masker ) dan alat bantu pernapasan

Alat ini harus dipakai bila bekerja pada daerah yang berdebu, contoh pada
tempat penampung lumpur, cementing atau zat kimia.

8. Sabuk pengaman (Safety belt)

Digunakan oleh pekerja yang berada pada tempat yang tinggi dimana ada
resiko jatuh. Dalam melaksanakan pekerjaan diketinggian harus selalu
menggunakan alat ini.

9. Pelindung dada ( Apron )


Digunakan sebagai peralatan pelindung dada pada pekerjaan las maupun
pencampuran bahan kimia. Alat ini diikatkan pada leher dan punggung dan
biasanya terbuat dasi karet atau kulit.

Standard perlengkapan kerja perorangan yang diisyaratkan oleh perusahaan sesuai


dengan tugas dan bidang pekerjaaan

3. KESELAMATAN KERJA MENGGUNAKAN PERALATAN

A. Keselamatan mekanis

Untuk menjamin agar pemakaian alat – alat selalu dalam keadaan aman, maka
perlu diperhatikan keselamatan sebagai berikut :

1. Mesin Perkakas
 Lathe ( Mesin bubut )
 Booring ( Mesin bor )
 Grinda/grind ( Mesin gerinda )
 Hax Saw Machine ( Gergaji Mesin )
 Milling machine ( Mesin perata )
 Test Macine ( Mesin test )
 Welding machine ( Mesin las )

Alat pengaman terdiri dari kaca pelindung dan guard belt, bila terbuat dari
kawat jarak 3/8” atau 0.9 cm. Khusus untuk gerinda yang perlu diperhatikan
jarak antara batu gerinda terhadap landasan 1/8” atau 0.3 cm ( 0.3 x tebal
benda kerja ).

2. Mesin las

 Alat pengaman yang diperhatikan guard belt (Pelindung ban bergerak)


las engine
 Pelindung terhadap knalpot dan pengunci roda
 Kabel Switch On-Off ( untuk mesin las trapo )

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 7


 Holder las dan standard APD yang digunakan.

3. Engine Tester

 Perlu diperhatikan, exhaust dibungkus dengan rock Wool yang dilapisi


aluminium foil.
 Guard untuk pulley / Belt
 Guard untuk propeller shaft dan perhatian adjuster stopper
 Accessories control Panel

4. Electrical Tester

 Perlu diperhatikan guard belt dan clamp pengikat serta safety brake

B. Keselamatan listrik

Untuk melakukan pekerjaan listrik harus orang yang betul-betul mengerti.

1. Kabel listrik yang perlu diperhatikan


a. Kabel terbuka/terkoyak
b. Kabel tua/isolator kering
c. Sambungan kuat isolasi ( Pelindung )
d. Penggunaan kabel harus diperhitungkan dengan bebannya/besarnya ampere.
e. Sambungan kabel tidak boleh lebih dari satu.
f. Bila mana kabel atau sirkuit listrik diputuskan, kabel atau sirkuitnya harus
dikunci atau diberi tanda kunci, tanda demikian hanya boleh dicabut oleh
orang yang memasangnya atau personil yang berwenang.
g. Perhatian khusus harus diberikan bilamana bekerja dengan benda-benda
logam panjang disekitar kabel-kabel atau sakelar listrik. Jangan memikul
batangan atau pipa panjang diatas bahu anda bilamana bekerja dekat
kabel beraliran listrik
h. Segera laporkan setiap kabel atau sakelar yang putus jaga agar tak
seorang pun yang menyentuh kabel atau sakelar yang bersangkutan.
i. Jangan sekali-sekali membawa menarik atau meletakan kabel yang
beraliran listrik kedalam atau melalui genangan air.
j. Kabel-kabel listrik yang bersifat sementara harus tertutup atau dipasang
diketinggian tidak boleh merintangi jalanan atau tempat-tempat lainnya
karena dapat mengakibatkan rusaknya kabel-kabel tersebut dan
tersandung kaki
k. Sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tetap memiliki
kekuatan-kekuatan mekanis dan kemampuan listrik dari kabel yang asli.

2. Sekering

a. Tidak boleh disambung dengan kawat


b. Sesuai dengan beban
c. Bila MCB turun tidak boleh dinaikan lebih dari dua kali, harus dicari sumber
kerusakan dahulu
d. Tidak boleh memegang MCB dalam kondisi tangan basah
e. Jangan menyimpan barang-barang lain dalam lemari sakelar
f. Hanya orang-orang yang mengerti saja yang diperbolehkan membuka dan
menutup sakelar listrik
g. Semua sakelar listrik utama harus diberi label untuk menunjukan unit-unit
mana yang dikendalikan melalui sakelar-sakelar tersebut.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 8
Peralatan listrik yang diperlukan :

 Hindari pemakaian yang bertumpuk ( Berlebihan )


 Tidak boleh menghubungkan kabel kestop kontak tanpa stecker
 Hanya orang yang ditunjuk yang boleh memasuki ruang pembangkit
listrik atau gardu listrik.
 Kawat listrik yag kendor, tergantung dan peralatan listrik yang
tampaknya memerlukan perbaikan harus dilaporkan kepada
departemen listrik
 Peralatan tangan bertenaga listrik tak boleh dioperasikan dengan
voltage yang berpotensi tinggi
 Semua cairan dan gas harus dianggap sebagai bahan yang berpotensi
pengantar arus listrik.
 Semua perkakas dan alat-alat listrik harus dihubungkan dengan tanah
(dikebumikan)
 Hanya orang-orang yang ditunjuk dan tukang listrik (electrician) yang
diperbolehkan untuk mengoperasikan / memperbaiki alat-alat listrik.
 Tidak diperbolehkan bekerja pada atau berdekatan dengan rangkaian
listrik yang bertegangan tinggi, kecuali jika telah diambil tindakan
pengaman secukupnya, jalannya pekerjaan telah ditinjau kembali dan
disetujui oleh pengawas bagian listrik.
 Bila harus bekerja dibagian-begian yang beraliran listrik, maka sarung
tangan karet, dan alat-alat pelindung lainnya harus dipakai.
 Ditempat-tempat yang berbahaya harus dipasang rintangan-rintangan
dan tanda-tanda peringatan sebagaimana mestinya, seperti :
DILARANG MASUK, AWAS BAYAHA LISTRIK TEGANGAN TINGGI
dan sebagainya.

C. Keselamatan kerja pada waktu menggerinda.

a. Kacamata pengaman harus selalu dipakai ( Gunakan ADP yang sesuai


dengan standard )
b. Penggantian batu gerinda harus dilakukan oleh operator yang ditugaskan
dan berwenang dengan memutuskan sumber arus terlebih dahulu dan telah
mengikuti / menyelesaikan latihan khusus.
c. Jarak antara gerinda dan meja kerja harus 3 mm.
d. Dilarang berdiri didepan batu gerinda pada saat orang lain sedang
menggerinda (diarah percikan batu gerinda)
e. Tidak dibenarkan menggunakan sisi batu gerinda atau menekan batu
gerinda secar berlebihan.
f. Supaya percikan tidak kena mata harus selalu menggunakan pelat
transparant.
g. Bila menggunakan gerinda tangan, tidak boleh ada seorang pun berada
diarah putaran gerinda.
h. Setelah batu gerinda diganti, orang yang bertugas mengganti harus
melakukan putaran percobaan.
i. Batu gerinda harus dilengkapi dengan cicin pengaman sewaktu dipasang,
dilindungi dengan tutup pengaman, dan dilengkapi dengan kaca perisai.
j. Ukuran dan bentuk batu gerinda yang digunakan harus sesuai dengan
standard pabrik pembuat.
k. Kecepatan putaran mesin gerinda tidak boleh melebihi ketentuan pabrik.

D. Keselamatan kerja pada waktu mengolah logam (meluruskan / bengkok)

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 9


a. Alat-alat pelindung diri (kaca mata pelindung, penutup telinga, pelindung
tangan, sarung tangan kulit dan penutup kaki harus selalu dipakai).
b. Bila menggunakan palu besar (Sledge Hammer), sarung tangan harus
ditanggalkan.
c. Perkakas dan jig harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya kerusakan
d. Untuk tiap pekerjaan harus menggunakan perkakas yang telah ditentukan
e. Setiap personil wajib berhati-hati terhadap benda kerja agar kemungkinan
terluka, terjepit atau tergores bias dihindari.
f. Selalu konsentrasi perhatian pada benda kerja

E. Keselamatan kerja dalam pekerjaan memotong dengan gas/api

a. Memotong dengan gas harus dilakukan oleh operator yang memenuhi


syarat dan telah menyelesaikan latihan.
b. Alat pelindung diri ( Kaca mata pelindung gelap, pelindung lengan, sarung
tangan dan pelindung kaki ) harus selalu dipakai.
c. Hose harus selalu diperiksa dan harus segera diganti bila ada kerusakan.
d. Sebelum dan sesudah bekerja, tabung gas dan salurannya harus selalu
diperiksa untuk menghindari adanya kebocoran gas.
e. Membuka dan menutup valve harus hati-hati.
f. Bila menggunakan igniting lighter, operator harus menjauhkan nyala api
dari mukanya.
g. Nyala api tidak boleh diarahkan kepada operator lain.
h. Alat pemadam kebakaran harus disiapkan didekat operator bekerja.
i. Penyimpanan tabung Acetyline/LPG dan oksigen tidak boleh diletakkan
berdekatan.
j. Tidak dibenarkan menyimpan tabung di tempat yang panas dan posisi
selalu berdiri dan diikat.
k. Mengikat hose tidak boleh memakai kawat melainkan harus menggunakan
clamp.
l. Lubang-lubang pada brander las harus dibersihkan jangan sampai tertutup
kotoran.
m. Bila pekerjaan selesai buanglah gas didalam hose
n. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja

F. Keselamatan kerja pada waktu mengelas dengan las listrik

a. Alat- Alat pelindung diri harus digunakan ( Kaca mata pelindung, topeng,
apron, pelindung lengan, sarung tangan kulit, pelindung dan penutup kaki )
b. Tutup pengaman kabel dan holder harus selalu diperiksa, jika ada
kerusakan harus segera diperbaiki.
c. Tidak boleh melakukan penglelasan apabila badan atau pakaian dalam
keadaan basah.
d. Apabila bekerja pada daerah yang lembab harus lebih berhati-hati karena
kemungkinan shock ( Pingsan )
e. Tidak oleh bekerja didekat bahan-bahan yang mudah meledak dan mudah
terbakar.
f. Bila mengelas tangki minyak tanah, tangki tersebut harus benar-benar
dalam keadaan kosong dan terbuka.
g. Tidak boleh menggunakan holder yang telah rusak.
h. Kabel masa harus benar-benar tersambung pada benda kerja dengan baik.
i. Gagang palu harus selalu kokoh dan cukup panjang.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 10
j. Sambungan sambungan kawat pengelasan pada bagian primer & sekunder
harus selalu disekat secara sempurna.
k. Batang pengelas (Welding Rod ) harus selalu dilepas apabila menyimpan
holder setelah berhenti ata selesai mengelas
l. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja.

G. Cutting machine yang harus diperhatikan

1. Harus dipasang alat pelindung diri yang sesuai dengan standard pekerjaan.
2. Jarak pemasangan harus diperhitungkan agar tangan pekerja tidak
terpotong/terjepit.
3. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja.

H. Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan sling nilon

1. Sling nilon harus segera diganti apabila :

 Terdapat irisan-irisan pada ikatan dan sabuk utama apabila irisannya


lebih lebar dari tebal sling
 Terjadi keausan yaitu bila nap sudah mengaburkan anyaman.
 Bagian-bagian stiko rusak dan benang-benang nilon terputus-putus.
 Terjadi kerusakan karena panas atau bahan kimia, terjadi pelunakan
atau pengerasan yang berlebihan, sangat kotor dan dipakai terlalu
lama.
2. Bila mengangkat benda persegi harus menggunakan alas penyekat.
3. Tidak boleh menggunakan sling nilon didalam cairan asam.
4. Tidak boleh mengangkat beban panjang sebelah.
5. Tidak boleh menggunakan sling nilon yang terpuntir atau tergulung.
6. Tidak boleh menggunakan sling nilon untuk menarik beban.
7. Tidak boleh menggunakan sling nilon diatas beban kapasitas yang
diperkenankan.

I. Menggunakan peralatan dengan cara yang aman

 Orang yang tidak berwenang dilarang mengutak-atik peralatan.


 Sebelum memeriksa atau memperbaiki peralatan semua sakelar harus
dimatikan, tekanan alat-alat hydrolik harus dibuang dan sakelar harus dberi
tanda label “Sedang diperbaiki”
 Jika terjadi gangguan listrik pada suatu peralatan, peralatan itu harus
dilaporkan kepada foreman atau supervisor.
 Petugas harus mengenal baik tempat sakelar utama dan sakelar darurat
peralatan yang sedang ditangani maupun peralatan lain disekitarnya.
 Alat-alat penarik otomatis harus dilakukan oleh orang-orang specialis.
 Tanpa memperoleh persetujuan tidak boleh memutus atau mengelas, kabel-
kabel bertegangan tinggi, pipa pipa oli, pipa-pipa air atau pipa-pipa udara
yang bertekanan tinggi yang ada diruangan bengkel.
 Bila bekerja pada ketinggian lebih dari 2 meter, harus meminta persetujuan
terlebih dahulu dan harus memakai sabuk pengaman dan atau tangga/stager.
 Perhatikan lokasi sekitar tempat kerja sebelum memulai pekerjaan.

J. Perkakas kerja
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 11
1. Gunakan Perkakas Kerja Yang Masih Berfungsi Dengan Baik Dan Aman Bagi
Keselamatan Kerja.
2. Laporkan segera kepada atasan apabila ditemukan perkakas kerja yang
rusak, agar diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
3. Apabila harus memperbaiki perkakas kerja pertimbangkan factor
keselamatan kerja.
4. Harus memahami prosedur pemakaian perkakas kerja yang benar dan aman
sebelum mempergunakannya.
5. Jangan memasakan pemakaian perkakas kerja tanpa memperhitungkan
keselamatan baik diri sendiri maupan orang lain dan perkakas kerja itu
sendiri.
6. Apabila mempergunakan perkakas kerja yang terbuat dari logam dan
bersumber tenaga dari listrik yang tanpa isolator, maka kabel arde harus
tertanam ditanah
7. Selalu tempatkan perkakas kerja dalam keadaan bersih teratur dan rapih.

K. Keselamatan menggunakan peralatan tangan secara aman

Pemeriksan dan penggunaan peralatan tangan secara aman :


 Para karyawan harus memeriksa alat-alat sebelum dipakai. Alat-alat yang
tak aman atau tak sempurna harus diperbaiki, diganti atau dilaporkan
kepada supervisor karyawan berangkutan.
 Perkakas tangan harus sering kali diperiksa dan sesuatu alat yang
ditemukan tak sempurna atau tak aman, harus segera diperbaiki atau
diganti.
 Perkakas tangan harus dijaga agar kondisinya selalu baik. Alat yang
kepalanya mengembang rusak, gagangnya retak/pecah/tak sempurnah
harus diperbaiki atau dibawa ke bengkel alat untuk perbaikan.
 Perkakas tangan harus diberi perawatan dan perhatian yang baik. Penyalah
gunaan atau kerusakan alat yang disengaja akan mengakibatkan
diambilnya tindakan disipliner.
 Pastikan bahwa semua perkakas tangan bersih dan tidak terkena pelumas,
minyak atau bahan asing lainnya.
 Gunakan selalu alat yang benar untuk pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Menggunakan alat yang tidak tepat menimbulkan bahaya
keselamatan fisik anda sendiri maupun orang-orang disekitar anda
 Jangan gunakan tangkai alat sebagai pengungkit, penyangga atau
memukul.
 Bilamana menggunakan pisau, potonglah kearah luar badan, jangan sekali-
kali kearah badan.
 Hanya kunci-kunci dengan ukuran yang tepat yang boleh digunakan untuk
sesuatu pekerjaan. Pembuatan perpanjangan gagang kunci supaya
menghasilkan genggaman yang lebih kuat harus dihindari.
 Bilamana menggunakan alat kunci, lindungilah tangan dan jagalah agar tak
jatuh seandainya kuncinya slip. Pastikanlah bahwa kuncinya cocok dengan
baut, mur dan sedapat mungkin memutarnya seakan-akan menarik kunci ini
dan bukan mendorongnya.
 Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan untuk memeriksa jalur.
Gunakan pin atau alat alin yang cocok.
 Semua alat dan peralatan hanya boleh digunakan untuk keperluan yang
telah dirancang untuk alat-alat bersangkutan dan tidak boleh dipakai
melampaui batas kerja yang aman.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 12
 Jangan memukul logam keras pada logam keras lainnya. Kepingan logam
dapat meluncur dengan daya tembus peluru.
 Kampak tangan, gergaji, pahat atau alat-alat tajam lainya harus disimpan
dalam kompartemen-kompartemen bilamana diangkut dengan kendaraan
dan harus diberi pelindung pada sisi tajamnya.
 Jangan sekali-kali menggunakan tang, tang pompa air atau kunci berbentuk
sabit untuk membuka baut, nut. Gunakan selalu kunci ujung berlubang
sebagai pilihan terbaik anda.
 Jangan gunakan obeng sebagai linggis, pahat/pemukul
 Bilamana mata obeng menjadi tidak tajam lagi, asahlah mata obeng
seperlunya dengan menggunakan gerinda sebelum dipergunakan, hati-
hatilah agar pekerjaan anda menghadap menjauhi rotasi roda gerinda guna
mencegah pantulan.
 Gunakanlah selalu kaca pelindung bilamana sedang menggerinda,
memukul, memahat atau mengamplas dengan kecepatan tinggi.
 Kikir tak boleh dipergunakan apabila tidak dilengkapi dengan pegangan.
Dan tidak boleh menggunakan kikir sebagi pengungkit.
 Bilamana alat terdiri satu bagian ( Misal palu, tang, kikir gergaji tangan,
obeng dan lain-lain. Pastikan bahwa pengikat/sambungan dalam kondisi
baik/kuat. Periksalah kalau-kalau ada sambungan yang longgar dan
gantilah alatnya jika perlu.
 Tidak diperbolehkan mepergunakan kunci-kunci yang sudah aus.
 Tidak dibenarkan menggunakan palu untuk memukul benda kerja yang
keras dan mudah pecah dll. Gunakanlah selalu alat khusus bilamana
diperlukan.
 Pada semua alat yang menggunakan socket, pastikan bahwa lubangnya
cocok dengan kunci atau alat penahan geraknya sudah tidak sempurna.
 Mulailah memasang baut atau sekrup dengan tangan terlebih dahulu guna
menghindri kerusakan ulirnya.
 Apabila ragu-ragu tentang skrup atau baut yang tepat untuk dipakai,
gunakanlah ukuran ulir untuk menginspeksi ukuran ulirnya.
 Gunakanlah kunci punter bilaman diperlukan. Pastikan bahwa Torque
Wrench sudah dikalibrasi.
 Pada karyawan yang bekerja pada tempat yang tinggi harus menempatkan
alat-alat dan bahan-bahan di lokasi yang aman sehingga tidak akan
terlempar atau terjatuh akibat getaran. Semua bahan, alat dan potongan
yang lepas harus dsingkirkan dari tempat kerja yang tinggi bilaman
pekerjaan perbaikan atau inspeksi telah selesai.
 Periksalah semua alat listrik guna memastikan kalau-kalu ada kabel yang
terlepas, terpotong atau sudah tidak baik lagi. Pastikan bahwa alat telah
dihubungkan dengan baik ke harde.
 Selalu putuskan hubungan dengan sumber listrik dari peralatan sebelum
pekerjaan repaire di mulai.
 Selalu gunakan alat-alat dengan memakai gagang yang terisolasi jika
bekerja disekitar tempat yang diduga ada sumber listrik.
 Pada waktu mengoperasikan alat listrik, tindakan pencegahan berikut yang
harus diambil guna melindungi para karyawan :

a. Kabel tiga kawat akan dipakai


b. Kabel dua kawat boleh dipakai jika sumbernya sudah di isolasi atau
alat-alat berisolasi ganda dipakai.
c. Grounded harus dipaku bersama kabel tiga konduktor di tempat yang
basah atau ardenya sudah dipasang.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 13


d. Alat-alat yang mengunci peralatan tangan pada posisi “ON” harus
disingkirkan.
e. Pastikan penutup-penutup lampu telah terpasang pada semua lampu
yang dipaki untuk pekerjaan perawatan.
f. Tidak diperbolehkan membiarkan kabel listrik tergeletak di genangan
minyak, air atau bahan baker atau menyeberangi tepian logam tajam.
g. Jika alt tidak sedang dipakai, pastikan bahwa semuanya bersih dan
simpanlah dalam kotak alat anda atau ruang peralatan.
h. Pada akhir jam kerja, pastikan bahwa semua peralatan kunci-kunci
sudah dibersihkan dan disimpan dalam tempat yang aman dan tidak
menghalangi jalan.

L. Angkat mengangkat barang

Prosedur mengangkat dan memindahkan beban dengan tepat aman, dengan


menggunakan alat peralatan pengangkat, crane atau tanpa alat.

a. Mengangkat dengan forklift

1. Tidak boleh menumpang selain menumpang selain operator yang


mengemudikan.
2. Dilarang mengemudikan forklift dengan kecepatan tinggi.
3. Tidak boleh saling mendahului sesame forklift.
4. Dilarang mengangkat barang melebihi kafasitas angkat.
5. Tidak boleh mengangkut orang dengan forklift.
6. Tidak boleh berdiri dibawah/diatas garfu pengangkat.
7. Tidak boleh mengoperasikan forklift dengan sepatu dan tangan
berminyak
8. Hindari rem mendadak pada saat forklift membawa beban.
9. Tidak boleh meninggalkan forklift saat engine masih dalam keadaan
hidup atau engine mati tapi beban masih diatas.
10. Pengemudi/operator harus mempunyai ijin khusus mengoperasikan
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
11. Operator harus memperhatikan kelengkapan dan kelayakan unit siap
kerja : Bel/Klapson, kaca spion, lampu-lampu dan fungsi brake/rem
dan tekanan ban.
12. Berhenti sesaat dan bunyikan klakson pada persimpangan jalan atau
tikungan.
13. Operator harus selalu konsentrasi penuh dalam mengemudikan dan
menggunakan APD sesuai standard.
14. Apabila beban menghalangi pandangan operator. forklift dioperasikan
mundur.
15. Bila menurunkan barang ditempat yang dikehendaki, harus dilakukan
dengan perlahan-lahan dan letakanlah pada posisi yang rata dan
stabil.
16. Jika mengangkat beban yang khusus ( Drum, roll plate kabel dll ),
Forklift harus dilengkapi perlengkapan khusus (Forklift).
17. Apabila forklift dalam keadaan Standby operator harus melakukan :
 Hand brake harus posisi mengikat
 Mesin harus dimatikan
 Garfu diturunksn sejajar dengan lantai
 Tempatkan pada jalan yang datar dan aman
 Kunci kontak dilepas dan diamankan

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 14


18. Pada jalan yang menurun untuk forklift yang membawa beban harus
berjalan mundur.

B. Mengangkat dengan mobil crane

1. Dilarang memegang component berat dan besar yang sedang dipindahkan


dengan crane, gunakan tali pengatur pada jarak yang aman.
2. Tidak boleh meninggalkan crane dalam kondisi ada beban terangkat
3. Tidak boleh mengangkat beban melebihi kapasitas angkat.
4. Dilarang memajukan atau bergerak kedepan, apabila crane membawa beban
( Harus ditempat )
5. Tidak boleh mengoperasikan crane ketika tangan masih basah/berminyak.
6. Pengemudi mobil crane harus memiliki ijin khusus mengoperasikan dari yang
berwenang / manager.
7. Mobil crane yang dioperasikan harus mempunyai kesiapan
a. Cluth & drum brake harus berfungsi dengan baik
b. Kawat baja/wire rope (Sling), alat-alat bantu harus dalam kondisi baik.
8. Mobil crane harus beroperasi pada tanah pondasi yang kuat serta pakai
balok/menahan jack dari kemungkinan meleset/amblas.
9. Daerah ayunan ( Swing area ) dari mobil crane harus dalam kondisi aman &
tidak ada orang / barang didaerah tersebut.
10. Kait, Derek (Hook) harus menggunakan pengaman (Safety hook )
11. Operator harus menurunkan Stand Jack ( Out Rigger ) apabila hendak
mengangkat barang.
12. Operator crane harus selalu memperhatikan ketinggian angkat dan sudut
boom pada waktu opearasi.
13. Karyawan lain dilarang menaiki crane pada saat dioperasikan.
14. Sling pembantu harus dalam kondisi baik.
15. Operator atau pembantu operator harus memastikan keadaan aman dari
barang-barang atau orang pada saat unit akan dioperasikan.
16. Menghindari dan menjaga operasi crane didaerah power line.
17. Operator dan pembantu operator dalam mengoperasikan crane, harus
memakai kode/isyarat untuk pelaksanaan kerja sesuai standard aba-aba
international.

C. Mengangkat dengan Over Head Crane

1. Dilarang mengangkat beban melebihi kapasitas angkat.


2. Dilarang bekerja/berjalan dibawah crane yang sedang membawa beban.
3. Setiap orang yang akan mengoperasikan over head crane harus sudah
mendapat latihan dan mendapatkan pengesahan dari yang berwenang.
4. Setiap pengoperasian over head crane harus mengikuti procedure alur kerja
yang berlaku.
5. Operator harus memerikasa tombol/push button dalam keadaan kering tidak
ada bekas air dan minyak.
6. Pastikan kabel-kabel tidak ada yang terkelupas
7. Laporkan segera ke supervisor, bila terjadi kelainan pada saat pengoperasian
Over Head Crane
8. Setiap Over Head Crane harus dilengkapi dengan alarm kerja.
9. Cara mengoperasikan crane dengan menekan push botton berkali-kali harus
dihindari.

D. Mengangkat barang dengan manual ( tanpa alat )


Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 15
1. Dilarang mengangkat sambil memutar.
2. Pastikan beban yang akan diangkat tidak melebihi kekuatan anda.
3. Mengangkat, menarik, mendorong beban harus dengan kekuatan otot kaki
bukan dengan kekuatan tulang punggung
4. Usahakan mengangkat beban dengan jari dan tangan penuh.
5. Jaga punggung harus tegap/lurus pada saat mengangkat
6. Berikan jarak tertentu pada kedua kaki untuk tumpuan
7. Mengangkat barang pada posisi jongkok, salah satu tumit harus terangkat.
8. Minta bantuan bila barang yang diangkat terlalu besar dan berat
9. Pada saat mengangkat posisi kepala harus tegak.

E. Mengangkat barang secara umum

1. Tidak boleh menggunakan alat bantu angkat ( rantai, wire rope, hook sling )
yang tidak memiliki sertifikat.
2. Jangan menggunakan perlengkapan alat tangan yang sudah aus dan rusak.
3. Jangan membiarkan sling atau kaki sling menggelantung pada waktu derek
sedang berjalan.
4. Jangan menyeret sling di tanah atau menarik sling dari bawah beban dengan
Derek.
5. Jangan gunakan bata, batako atau benda-benda lain yang mudah hancur
pada waktu memasang ganjal di bawah beban atau diantara tumpukan
beban.
6. Jangan membiarkan pin ( Pasak ) keluar dari shakle bila sedang tidak
digunakan dan kemudian menggunakan baut bila pin itu hilang.
7. Jangan membuat bahul ( Bundelan akhir ) pada tali kawat, tali serat dan
rantai atau sambungan rantai dengan menggunakan mur dan baut.
8. Jangan membiarkan sling-sling tali terpasang pada beban derek pada waktu
pengelasan ( Penghubung listrik ketanah )
9. Jangan melilitkan sling di seputar beban yang terbuka bagian atasnya tanpa
menggunakan spreader ( Perentang ) guna mencegah benturan.
10. Tempatkan sling pada lokasi yang berventilasi, terlindung dari benda-benda
tajam, serangga-serangga dan reruntuhan.
11. Sebelum menggunakan sling, pilih sling yang sesuai dengan kapasitas daya
angkat yang aman dan periksa kondisi sling tiap 30 cm disetiap sisi, bila
terjadi cacat, karat, pelapukan, diameter mengecil, serbuk-serbuk tali ada
yang putus, jangan digunakan.

12. Sebelum menggunakan/mengangkat beban, apakah safety hook berfungsi


dengan baik dan menjepit plate / shackle /soket penjepit sudah terpasang
dengan baik.

F. Perawatan alat-alat angkat

1. Semua peralatan/mesin yang sedang mengalami kerusakan/perbaikan harus


diberi tanda peringatan.
2. Tidak dibenarkan melakukan perbaikan/pemeliharaan peralatan/mesin tidak
pada tempat yang semestinya.
3. Semua peralatan / component tempat kerja harus dirawat dengan baik secara
berkala dan diberi proteksi / pengaman agar tidak rusak / tidak karatan
( Diberi terpal, penutup, plate grease atau di cat ulang )
4. Pastikan bahwa alat-alat yang telah selesai di maintenance dalam kondisi
siap pakai dan aman.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 16
5. Semua peralatan perlu ditest ( Untuk mengetahui, fungsi dan kemampuan
sesuai standard )

4. Perlindungan terhadap tindakan-tindakan yang berbahaya

Bekerja didaerah berbahaya


Yang dimaksud daerah berbahaya adalah :
a. Daerah yang mudah terbakar :
Tempat penyimpanan atau pamakaian thinner, bensin, cat, flincoat dan bahan-
bahan lainnya yang mudah terbakar & daerah paint shop, tanki bahan baker
atau pompa bensin, painting shop, dynamo meter room, FIP calibration.
b. Daerah tegangan tinggi :
Rumah Diesel/Genset dan tempat panel-panel listrik.

c. Daerah yang mudah meledak :


Tempat penyimpanan botol-botol gas/udara bertekanan, ruang kompresor dan
penyimpanan bahan peledak.

Bila akan bekerja pada daerah berbahaya, harus mendapatkan ijin terlebih dahulu,
untuk menjaga agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi bahaya-bahaya yang
tidak diharapakan.

5. Safety communication

A. Rambu-rambu

1. Rambu-rambu keselamatan kerja dilengkapi dan dipasang ditempat-tempat


kerja, dijalan-jalan adalah untuk melindungi, memberikan petunjuk / arahan
agar orang bisa bekerja dengan baik/benar/aman.
2. Setiap kerja yang ada perlu dipasang tanda-tanda, rambu-rambu, poster
keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup.
3. Setiap orang wajib memperhatikan, mengikuti aturan, mentaati rambu-
rambu yang ada ditempat kerja dengan baik dan benar.
4. Setiap rambu-rambu/tanda-tanda/poster harus dirawat dan diganti bila ada
yang rusak.
5. Melanggar rambu-rambu/ tanda-tanda/poster yang ada ditempat kerja,
berarti melanggar disiplin/melanggar aturan kerja yang ada, hal ini bias
dikenakan sangsi administrasi.
B. Radio komunikasi

1. Semua kendaraan yang beroperasi di Job Site, perlu adanya


informasi/tentang kondisi lapangan agar terhindar dari bahaya, kecelakaan,
cedera dan bisa dihubungi setiap saat.
2. Setiap kendaraan yang beroperasi di area tambang, perlu dilengkapi dengan
alat-alat komunikasi radio.
3. Setiap pengemudi/mekanik yang mendapat tugas ke job site, radio
panggil/SSB harus selalu stand by, agar bias mengikuti ionformasi kondisi
lapangan dan bias berhubungan langsung dengan cabang/customer.
4. Setiap pengemudi/mekanik yang mendapat tugas ke job site harus merawat /
menggunakan dengan baik perangkat komunikasi dan perlengkapan-
perlengkapan lain yang ada dikendaraan tersebut.
5. Setiap ada kelainan/kerusakan alat-alat yang ada pada endaraan tersebut
harus dilaporkan segera kepada atasannya/ supervisor.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 17
C. Peraturan keselamatan di mess/barak

Besarnya ukuran mess serta sifat kepadatan lokasi kerja mengharuskan


dipatuhinya berbagai peraturan maupun prosedur tertentu oleh semua penghuni.
Semua peraturan ini telah dirancang guna mengamankan baik anda maupun
rekan kerja anda. Sesuatu pelanggaran dengan mudah dapat menimbulkan
kebakaran dan mungkin diikuti dengan jatuhnya kornban jiwa dalam jumlah
besar. Peraturan berikut ini harus dipatuhi oleh semua penghuni. Pelanggaran
akan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan disiplin yang keras. Pelanggaran
yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa akan diserahkan kepada kepolisian
untuk penuntutan secara hukum.Hendakanya disadari bahwa semua penghuni
sebuah kamar akan dianggap sama-sama bersalah apabila ditemukan suatu
pelanggaran.

Aturan Di Mess

 Tidak diperbolehkan, mengadakan modifikasi pada jaringan kabel, stop


kontak listrik, atau lampu.
 Stop kontak listrik tidak boleh menampung lebih dari pada jumlah peralatan
yang telah ditentukan.
 Bilamana terjadi kebakaran turutilah petunjuk-petunjuk berikut :
 Mulai bangunkan para penghuni mess, dan mintalah seseorang menelepon
untuk melaporkan situasi darurat bersangkutan.
 Lanjutkan membangunkan orang-orang disektar ditempat anda jika mungkin.
 Apabila daerahnya berasap, jagalah agar anda terus dekat lantai (merangkak,
tiarap). Jangan sekali-kali membuka pintu tanpa menyentuhnya dahulu. Jika
pintunya terasa panas, JANGAN DIBUKA! Karena kemungkinan ruangan
sebelah sudah terbakar, cari jalan alternative lain.
 Apabila memungkinkan usahakan menyelamatkan orang dan barang-barang
dari area kebakaran / bangunan.
 Usahakanlah memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran bahan
kimia kering jenis portabel.
 Segera setelah berada diluar bangunan bersangkutan berkumpullah disuatu
tempat dimana anda dan yang lain-lainnya tidak akan menghalangi usaha
pemadam kebakaran.
 Tetaplah bersama sehingga dapat dilakukan perhitungan jumlah orang.
Ikutilah semua petunjuk para petugas, keselamatan dan keamanan dengan
seksama.
 Tidak boleh ada kompor atau alat pemanas yang dipakai untuk maksud
apapun didalam kamar.
 Dilarang merokok sewaktu berbaring diatas tempat tidur. Barang-barang yang
mudah terbakar seperti bensin, thiner dan lain-lain, dilarang disimpan didalam
kamar.
 Peralatan pemadam kebakaran, panel-panel listrik, gang-gang dan pintu-pintu
keluar tidak boleh terhalang.
 Kamar-kamar barak / mess harus mendapatkan penerangan dan ventilasi
udara yang cukup.
 Setiap penghuni mess harus turut serta mnjaga / memelihara kebersihan,
kerapihan, keamanan mess dan melakukan kerja bakti bersama-sama
penghuni lainnya.
 Dilarang membawa teman wanita kedalam kamar.
 Dilarang minum-minuman keras dan bermain judi di mess.
 Secara bergilir para penghuni mess ditugaskan menjadi coordinator mess.
Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 18
 Safety Officer dan manager terkait secara bergiliran melakukan audit
kelayakan mess.
 Dilarang melakukan asusila dilingkungan mess.

Identifikasi dan Mitigasi bahaya PT. Darmawan Putera Pratama 19

Anda mungkin juga menyukai