Pencegahan
1. Gunakan alas kaki yang tepat
Cara ini cukup sederhana, namun sering kali terabaikan. Dalam hal ini, pengusaha wajib menyediakan
sepatu keselamatan yang tepat sesuai kondisi area kerja. Pastikan alas kaki memiliki fitur anti licin,
nyaman dan pas digunakan pekerja.
Lakukan pemeriksaan visual dan menyeluruh pada tangga atau perancah. Jika tangga atau perancah
tidak layak pakai, pasang rambu K3 untuk memberi tahu pekerja lain bahwa peralatan tersebut tidak
dapat digunakan/ sedang diperbaiki.
10. Berikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh
Seperti jenis bahaya lainnya, bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh juga menjadi fokus penting
dalam pelatihan keselamatan untuk pekerja. Pastikan semua orang yang berada di area kerja,
mengenali dan memahami pencegahan bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh serta mereka
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar (bila diperlukan).
Penanganan.
1. Kenakan sepatu yang aman dan nyaman dalam segala aktivitas, dan pastikan ukurannya
tepat, serta hindari pemakaian sepatu hak tinggi.
2. Olahraga secara rutin, namun jangan terlalu berlebihan, dan jangan lupa untuk selalu
melakukan pemanasan dan peregangan sebelum mulai olahraga.
3. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama. Sebaiknya sesekali istirahat dan lakukan
peregangan.
4. Hindari melakukan olahraga berat tanpa mengikuti latihan yang benar sebelumnya.
5. Hati-hati jika berjalan di jalanan yang basah dan licin.
Penanganan
1. Berhentilah melakukan aktivitas atau gerakan yang dapat memperparah cedera,
setidaknya dalam waktu 2-3 hari setelah cedera.
2. Aplikasikan es yang dibalut dalam handuk pada area yang cedera selama setidaknya
15-20 menit tiap 2-3 jam sehari. Namun hindari menempelkan es secara langsung pada
area yang mengalami cedera.
3. Untuk membatasi pergerakan yang bisa memperparah kondisi cedera dan mencegah
bengkak yang meluas, balut area yang cedera dengan plester (perban) elastis. Pastikan
area ini terbalut rapat, tapi jangan sampai menghambat aliran darah. Lepaskan perban
sebelum Anda tidur.
4. Langkah lain untuk mencegah bengkak, letakkan kaki atau anggota badan yang cedera
pada posisi yang lebih tinggi. Anda bisa menggunakan bangku tambahan sebagai alas
meletakkan kaki saat duduk atau bantal saat tidur.
3. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika seseorang terkena benturan keras di kepala antara
lain :
1. Periksa jalan napas (airway), pernapasan, sirkulasi jantung pada korban. Jika diperlukan lakukan CPR.
2. Jika orang masih bernapas dan denyut jantung normal, tapi tidak sadarkan diri, stabilkan posisi kepala dan
leher dengan tangan (collar neck). Pastikan kepala dan leher tetap lurus dan hindari menggerakkan kepala
dan leher.
3. Bila ada pendarahan, tekan luka dengan kuat dengan kain bersih.
4. Jika diduga ada patah tulang tengkorak, jangan tekan luka dan jangan bersihkan luka. Tutu luka dengan
pembalut luka steril.
5. Jika korban muntah, miringkan posisi tubuhnya agar tak tersedak muntahan.
6. Hubung petugas keamanan dengan cepat.
Pencegahan Kecelakaan karena kejatuhan benda pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh benda
-benda jatuh dan bagian bangunan yang rubuh antara lain sebagai berikut :
1. perlu dipasang jarring atau jala pengaman di area bawah.
2. Harus dipasang tanda “hati-hati, ada pekerjaan di atas”.
3. Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah.
4. Penyimpanan/peletakan benda atau perlatan harus pada tempatnya.
5. Pemasangan material/peralatan ke atas harus benar.
6. Cara mengangkat material/peralatan harus baik dan pada tempatnya.
7. Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan.
8. Pekerja harus mengenakan tpoi pelndung/safety helmet.
4. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika seseorang terkena luka dan cara penanganan nya :
Luka merupakan keadaan dimana terjadi kerusakan dalam kontinuitas kulit dan jaringan bawah kulit (terbuka)
atau jika terputusnya kontinuitas kulit dibawah kulit saja, kulit tetap utuh/intak dinamakan luka tertutup.
Berikut jenis luka dan perawatannya :
a. Luka Lecet
Luka yang terjadi karena jatuh bergeser pada permukaan yang keras dan kasar misalnya karena jatuh
terseret atau terkena percikan api. Biasanya lapisan kulit terkelupas dan membekas berupa daerah yang kasar
dan lunak. Partikel debu-kotoran yang terbawa sering menimbulkan infeksi tambahan. Pertolongannya dengan
membersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya
ditambahkan untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan ditutup dengan kasa steril kemudian
diplester atau dibalut. Bawa korban ke RS terdekat untuk mendapatkan suntikan anti tetanus.
Jika luka cukup lebar dan terbuka, lakukan disinfeksi dengan meletakkan kasa steril di tengah luka
sebelum luka dibasuh dengan air sabun dan dicuci dengan antiseptik. Setelah kasa tsb diambil, luka disiram
kembali dengan air bersih dan kotoran yang masih tertinggal diambil dengan pinset steril. Luka kemudian
ditutup dengan sofratulle (kassa steril yang sudah diberi salep antibiotik) kemudian diatasnya diberi kasa
steril tebal kemudian dibalut.
b. Luka Iris
Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Luka iris yang pendek dan dangkal,
dibersihkan dengan air matang bersih, diberi obat merah atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup
dengan plester atau kain kasa yang bersih. Luka iris yang dalam dan panjang, dibersihkan dan ditutup
dengan kain kasa steril, korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
c. Luka Tusuk
Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku, jarum atau tertikam. Luka
dibersihkan, ditutup, dan korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat suntikan anti
tetanus.
d. Luka Memar
Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah kulit disertai perdarahan yang dari luar tampak
kebiruan. Penanganannya dengan kompres air hangat–dingin bergantian, dan meninggikan bagian yang
luka.
Pencegahan yang dapat dilakukan anda agar siswa tidak teluka, tebentur atau tertumbuk adalah
letakkan benda yang membahayakan yaitu yang tajam dan benda lainya pada tempat yang aman bagi siswa,
kemudian jelaskan kepada siswa dan orang di sekeliling siswa mengenai bahaya terluka, terbentur, dan
tertumbuk.
1. Cari udara segar. Jauhkan orang yang keracunan dari area yang terkontaminasi gas beracun dan
matikan atau sumbat sumber gas beracun tersebut.
2. Lakukan CPR jika perlu. Jika orang tersebut tidak responsif, berhenti bernapas atau kesulitan bernapas,
segera lakukan CPR selama satu menit. Lanjutkan CPR sampai orang tersebut mulai bernapas atau
bantuan darurat tiba.
3. Hubungi layanan kesehatan darurat.
4. Jika korban tak sadarkan diri namun masih bernapas, maka posisikan mereka dalam recovery position
(pertolongan pertama posisi pemulihan) untuk menjaga jalan napas korban yang tak sadar agar tetap
terbuka. Posisi pemulihan adalah posisi dengan satu lengan diluruskan dan tangan lainnya di area pipi
dekat tangan lurs.
5. Berikan oksigen bila ada.