Anda di halaman 1dari 29

EVAKUASI Siti Harna 1610211018

MERUPAKAN SUATU TINDAKAN


PEMINDAHAN KORBAN DARI
LOKASI KEJADIAN / BENCANA KE
LOKASI YG LEBIH AMAN

PADA SITUASI YG BERBAHAYA,


PERLU TINDAKAN YANG TEPAT,
CEPAT DAN WASPADA/CERMAT.
EVAKUASI DARURAT
Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung dan
cepat dari orang-orang yang menjauh dari ancaman
atau kejadian yang sebenarnya dari bahaya
evakuasi skala kecil : evakuasi oleh sebagian orang dgn tempat evakuasi
karena dampak bencana yang kecil.
 evakuasi skala besar : evakuasi semua orang beserta struktur masyarakat
karena dampak bencana yang besar dan luas.
TUJUAN
• Mencegah timbulnya sumber bahaya

• Mencegah membesarnya menjalarnya bahaya

• Memberikan jalan keluar/ perlindungan terhadap manusia.

4
PENERAPAN PRINSIP EVAKUASI
1. Bencana alam
–Darat : longsor, letusan gunung merapi, gempa bumi,
kekeringan, banjir dll
–Laut : tsunami
–Udara : Puting beliung, badai
2. Peristiwa Lain
–Kecelakaan Lalu Lintas
–Kecelakaan Pabrik/Industri
–Serangan Teroris
–Serangan Militer
–Pemboman
–Kebakaran
–Wabah Virus
URUTAN EVAKUASI
Terdapat beberapa urutan dalam melakukan suatu proses evakuasi,
yang mana urutan tersebut antaralain :
1.Deteksi, proses untuk menemukan dan menentukan keberadaan potensi dari
suatu ancaman.
2.Keputusan, penentuan tindakan yang akan diambil saat setelah
menemukan potensi bahaya.
3.Alarm, sebuah pemberitahuan/peringatan akan adanya ancaman.
4.Reaksi, tindakan yang dilakukan setelah mengeluarkan sebuah keputusan
dan peringatan bahaya.
5.Pemindahan menuju area aman, proses memindahkan manusia dan benda
dari area berbahaya ke dalam zona yang lebih aman.
6.Transportasi, proses memindahkan manusia dan benda dari suatu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan mesin.
PROSEDUR EVAKUASI KEBAKARAN

1. Timbulnya Keadaan Darurat


2. Bunyi alarm
3. Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk evakuasi
(toilets and small rooms)
4. Menghubungi pemadam kebakaran
5. Menutup/menghalangi sebaran api dan melindungi escape
routes
6. Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan, ambil
tindakan penyelamatan jiwa
7. Petugas pemandu evakuasi membimbing ke assembly point
dan melaporkan siapapun yang telah terselamatkan.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA

1. Evakuasi dilakukan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan. Penanggungjawab lantai memberikan aba-aba
kepada rekan yang lain untuk memimpin proses evakuasi.
2. Barang berharga dan alat komunikasi jika memungkinkan dibawa pada saat gempa dengan catatan tidak menghambat
proses evakuasi.
3. Evakuasi dilakukan dengan tertib dan tidak saling dorong mendorong. Wanita yang menggunakan sepatu hak tinggi
diminta untuk dilepas guna menghindari kesulitan pada saat evakuasi.
4. Penanggungjawab lantai membawa rekan-rekan ke area evakuasi (berkumpul) untuk dilakukan absensi dan memberikan
tindakan P3K jika ada korban.
5. Jika tidak memungkinkan untuk evakuasi, berlindung dibawah peralatan furnitur yang cukup kuat dan tidak terbuat dari
kaca. Pegang kaki furnitur tersebut selama terjadinya gempa.
6. Jika tidak ada furnitur, dapat berlindung pada pondasi bangunan yang kuat dan tahan terhadap gempa. Jangan lupa
untuk melindungi kepala dan memperhatikan benda-benda yang berjatuhan.
7. Apabila gempa sudah selesai, dapat keluar menuju area evakuasi (berkumpul). Jika terjebak didalam runtuhan
bangunan, maka cobalah untuk tetap tenang dan jika memungkinkan menghubungi rekan lain menggunakan alat
komunikasi yang dibawa.
PROSEDUR EVAKUASI BANJIR

Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan, semua karyawan harus
mengamankan lingkungan sekitarnya dari kemungkinan bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat
terjadi, disamping harus memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
1. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat menghambat / menyumbat
jalannya air.
2. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat terendam air.
3. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih tinggi dari lantai sebelum
meninggalkan ruangan.
4. Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang lain atau yang
berwenang.Untuk menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian harus memonitor dan melakukan
tindakan-tindakan pencegahan lainnya di lapangan dengan meminta bantuan kepada bawahannya.
5. Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan darurat maka lakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang sesuai.
6. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya banjir termasuk
kerusakan bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA TSUNAMI

1. Merunduk, Lindungi Kepala dan Bertahan di tempat aman!


2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman terdekat.
3. Tetaplah di dalam ruangan sampai guncangan berakhir dan anda yakin telah aman untuk keluar.
4. Menjauhlah dari jendela.
5. Jika anda sedang di tempat tidur, tunggu dan tetaplah disana sampai gempa mereda, lindungi kepala anda dengan bantal.
6. Jika anda berada di luar ruangan, carilah titik aman yang jauh dari kemungkinan rubuhnya bangunan, pohon, dan kabel. Rapatkan
badan anda ke tanah.
7. Jika anda di dalam mobil, melambatlah dan kemudikan mobil anda menuju titik aman, keluarlah dari kendaraan dan lakukan evakuasi.
8. Periksalah diri anda, apakah ada yang terluka. Lindungi diri anda dari bahaya selanjutnya dengan memakai celana panjang, baju
lengan panjang, sepatu dan sarung tangan.
9. Tolonglah orang lain yang luka. Berikan pertolongan pertama terhadap korban yang cedera serius.
10. Jika terjadi kebakaran. Cari pemadam api. Matikan gas jika anda mencium bau gas atau jika menurut anda gas tersebut mengalami
kebocoran.
11. Hidupkan radio untuk mendengarkan instruksi dan informasi.
YANG PERLU DIPERHATIKAN....
Selamatkan nyawa
Cegah pemburukan
Percepat pemulihan
Lindungi korban tidak sadar

Setiap menit sangat berharga bagi korban


dalam kondisi darurat
Lakukanlah tindakan pertolongan
secepat mungkin
PRINSIP DASAR EVAKUASI

JANGAN DILAKUKAN JIKA TIDAK


MUTLAK PERLU

LAKUKAN SESUAI DG TEKNIK YG


BAIK DAN BENAR

KONDISI PENOLONG HARUS BAIK


DAN TERLATIH
Evakuasi korban...
Sebisa mungkin, jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api, lalu-lintas,
asap beracun atau hal lain yang membahayakan korban maupun penolong. Sebaiknya berikan
pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu bantuan datang.
Jika terpaksa memindahkan korban, perhatikan hal-hal berikut:
Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan dipindahkan kecuali memang
benar-benar diperlukan.
Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih parah. Perhatikan bagian
kepala, leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan.
Angkat korban secara perlahan-lahan tanpa merenggutnya.
MACAM-2 PEMINDAHAN KORBAN

PEMINDAHAN DARURAT
Hanya dilakukan jika :
1. Ada bahaya langsung thd penderita
2. Untuk memperoleh jalan masuk atau menjangkau penderita lainnya
3. Tindakan penyelamatan nyawa tdk dpt dilakukan karena posisi penderita
tidak sesuai untuk perawatannya
PEMINDAHAN TDK DARURAT (BIASA)

Dilakukan setelah :
1. Penilaian awal sudah lengkap dilakukan
2. Denyut nadi dan nafas stabil ( dbn )
3. Tdk ada perdarahan luar atau tak ada indikasi perdarahan dalam
4. Mutlak tdk ada cedera spinal / leher atau cedera ditempat lain
5. Semua patah tulang sudah diimobilisasi (difiksasi secara benar)
DARURAT :
 Tarikan lengan atau bahu
 Tarikan baju atau selimut
 Tarikan menjulang
 Tarikan dg merangkak

TIDAK DARURAT :
 Teknik angkat langsung (2-3 orang)
 Teknik angkat anggota gerak
EVAKUASI 1 PENOLONG
KORBAN TIDAK SADAR
-Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi tengkurap)
Teknik ini dilakukan ketika sudah dipastikan bahwa korban
tidak mengalami patah tulang, urai sendi, atau cedera semacamnya. Jika
korban mengalami patah tulang punggung, maka teknik ini jangan
dilakukan. Sebab hanya akan menyebabkan kondisi korban semakin fatal.
KORBAN TIDAK SADAR

-Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi terlentang)


Teknik ini juga dilakukan pada kondisi yang sama seperti
pada teknik kondisi korban tengkurap
KORBAN TIDAK SADAR

-Korban berada di dalam reruntuhan gedung


Teknik ini lebih sering dipakai ketika kondisi kebakaran
yang terjadi di dalam gedung. Prioritas utama adalah
korban yang kita tolong, sehingga posisi penolong harus
berada di atas korban untuk melindungi tubuh korban dari
reruntuhan
KORBAN TIDAK SADAR
-Teknik membopong
Jika korban adalah anak-anak, maka teknik ini bisa
digunakan karena lebih praktis dibandingkan dengan
teknik-teknik lainnya. Namun jika penolong memiliki
tenaga yang lebih, teknik ini pun bisa dilakukan untuk
korban orang dewasa.
KORBAN TIDAK SADAR
-Tenaga penolong yang lemah

Ketika kita tidak memiliki tenaga yang cukup untuk


melakukan pertolongan terhadap korban, secara darurat
kita dapat memindahkan korban ke tempat yang aman.
Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko terjadinya
kondisi yang lebih darurat dibandingkan jika korban berada
pada wilayah bencana.

Kita dapat menggunakan tangan kosong maupun alat


seadanya sebagai fasilitas pendukung. Alat yang
digunakan dapat berupa kain atau selimut. Usahakan
untuk memilih kain yang tebal untuk meminimalisir luka
ketika tubuh korban bergesekan dengan tanah/ ground.
Teknik ini hanya layak dilakukan untuk pemindahan korban
pada jarak yang relatif dekat
KORBAN SADAR
-Teknik sampir bahu
Jika korban tidak mengalami patah tulang punggung,
kaki, maupun lengan, teknik ini dapat dilakukan. Teknik
ini dipakai ketika korban dalam kondisi yang sangat
lemah
KORBAN SADAR
-Teknik gendong
Jika korban dalam kondisi lemah dan tidak mampu
untuk berjalan, penolong dapat menggunakan teknik ini.
KORBAN SADAR
-Teknik memapah
Jika korban masih mampu berjalan namun dengan
kondisi yang lemah, maka penolong
diajurkan memilih teknik ini. Teknik ini juga disarankan
bagi penolong yang tidak memiliki cukup tenaga untuk
mengangkat korban
KORBAN SADAR
-Teknik mempopong

Teknik ini sama seperti teknik membopong pada korban tidak


sadar. Hanya saja korban diminta untuk meletakkan tangan
sebelah kirinya pada
Tandu beroda / tandu trolley ambulance
Tandu : lipat, scoop, kursi, basket
Spinal board (panjang & pendek)
Penahan kepala & leher
Matras vakum
Bidai vakum
Selimut
WAKTU PENCARIAN, PERTOLONGAN, DAN EVAKUASI

1. Selama 7 (tujuh) hari


2. Dapat diperpanjang dengan pertimbangan apabila ada indikasi korban
bencana masih dapat ditemukan dan/ atau diselamatkan berdasarkan
keputusan Kepala BNPB/BPBD
3. Penghentian pencarian, pertolongan, dan evakuasi dinyatakan oleh
Kepala BNPB/BPBD.

Anda mungkin juga menyukai