PENDAHULUAN Tromboflebitis terdiri dari dua kata yaitu trombo dan flebitis Trombo berarti bekuan, flebitis adalah inflamasi pada vena Tromboflebitis merupakan oklusi parsial atau komplit pada vena oleh thrombus dengan perubahan inflamasi pada dinding vena. PENDAHULUAN Tromboflebitis dapat terjadi pada vena dalam dan vena superfisial Paling sering terjadi pada vena superfisial ekstremitas kaki Tromboflebitis pada vena superfisial Tromboflebitis superfisialis Tromboflebitis pada vena profunda Trombosis Vena Dalam ANATOMI DAN FISIOLOGI tiga macam sistem vena yang mempunyai arti klinis yaitu (1) sistem vena superficial (sistem dangkal), (2) sistem vena profunda (sistem dalam) dan (3) sistem komunikans atau sistem vena penghubung Sistem permukaan terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva ANATOMI DAN FISIOLOGI Vena safena magna adalah vena terpanjang di tubuh, berjalan dari malleolus di mata kaki, naik ke bagian medial betis dan paha, bermuara ke vena femoralis Vena safena magna mengalirkan darah dari bagian anteromedial betis dan paha ANATOMI DAN FISIOLOGI Vena safena parva berjalan disepanjang sisi lateral dari mata kaki melalui betis menuju ke lutut Vena safena parva mengalirkan darah dari bagian posterolateral betis ke vena poplitea ANATOMI DAN FISIOLOGI Sistem vena dalam : vena tibialis anterior dan posterior, peroneus, poplitea, femoralis, femoralis profunda Sistem vena penghubung: langsung, tak langsung, campuran, dan atipik Katup-katup semilunaris satu arah tersebar di seluruh sistem vena ekstremitas bawah ANATOMI DAN FISIOLOGI Katup adalah lipatan lapisan intima terdiri dari endotel dan kolagen Katup vena mencegah terjadinya alir balik dan mengarahkan aliran ke proksimal berjalan melawan gravitasi Pompa vena terdiri dari komponen perifer dan komponen sentral ANATOMI DAN FISIOLOGI Pompa vena perifer tergantung pada kompresi saluran vena selama kontraksi otot Kekuatan sentral yang memudahkan alir balik vena : - Pengurangan tekanan intratoraks sewaktu inspirasi - Penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi ventrikel INSIDEN DAN PREVALENSI 40% pasien Infrak Miokard Akut menderita flebitis superfisial yang berkembang menjadi Trombosis Vena Dalam (DVT) DVT sekitar 80 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun Laki-laki dan wanita adalah 1,2:1 DVT biasa terjadi pada usia > 40 tahun ETIOLOGI Tromboflebitis disebabkan oleh suatu trombus Faktor resiko: - Umur > 40 tahun - Obesitas - Immobilisasi lama > 3 hari - Kehamilan dan periode postpartum - Duduk dalam pesawat atau mobil pada perjalanan yang panjang (> 4 jam) - Merokok - Dehidrasi ETIOLOGI - Kanker - Stroke - Infark Miokard Akut (AMI) - Gagal jantung Kongestif (CHF) - Anemia hemolitik - Hiperlipidemia - Sepsis - Varises vena ETIOLOGI - Multiple trauma - Trauma medula spinalis - Luka bakar - Fraktur ekstremiats bawah - Infeksi - Lupus Eritematosus Sistemik - Lupus antikoagulan ETIOLOGI - Polisitemia vera - Trombositosis - Gangguan pembekuan/gangguan fibrinolisis - Defesiensi antitrombin III - Defesiensi protein C - Defesiensi protein S - Abnormalitas fibrinogen dan gangguan aktivasi plasminogen ETIOLOGI - Pemakaian obat injeksi intravena - Oral kontrasepsi - Estrogen - Kateter - Kemoterapi - Heparin - Warfarin - Venografi PATOFISIOLOGI Trias virchow : (1) stasis aliran darah, (2) cedera endotel, dan (3) hiperkoagulabilitas darah Stasis darah dibelakang daun katup vena predisposisi untuk deposisi trombosit dan fibrin, mencetuskan perkembangan trombosis vena dalam PATOFISIOLOGI Cedera endotel mengawali pembentukan thrombus Hiperkoagulabilitas darah tergantung interaksi kompleks endotel pembuluh darah, faktor-faktor pembekuan dan trombosit, komposisi dan sifat-sifat aliran darah PATOFISIOLOGI Sistem fibrinolitik intrinsik menyeimbangkan sistem pembekuan melalui lisis dan disolusi bekuan untuk mempertahankan patensi vaskuler Resistensi aliran vena menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah vena PATOFISIOLOGI Katup yang tidak berfungsi atau yang inkompeten mempermudah terjadinya stasis dan penimbunan darah di ekstremitas Perluasan thrombus dapat membentuk ujung yang panjang dan bebas, dan dapat lepas menjadi emboli yang menuju sirkulasi paru-paru KLASIFIKASI
Tromboflebitis dibedakan menjadi :
- Tromboflebitis Vena Profunda - Tromboflebitis Vena Superfisialis Trombosis Vena Dalam dibedakan : - Trombosis Vena Dalam Akut - Trombosis Vena Dalam Kronik KLASIFIKASI Beberapa tipe Tromboflebitis Vena Superfisialis : - Tromboflebitis Traumatik - Tromboflebitis Varises Vena - Tromboflebitis akibat suatu infeksi - Tromboflebitis suatu hemoroid - Tromboflebitis migran - Tromboflebitis vena superficial dada dan dinding depan dada. KLASIFIKASI Klasifikasi klinik penyakit vena kronik ekstremitas bawah : - Klas 0 Tidak tampak tanda penyakit vena - Klas 1 Teleangiektasi, vena retikuler, malleolar melebar - Klas 2 Varises vena - Klas 3 Edema tanpa perubahan kulit - Klas 4 Perubahan kulit akibat penyakit vena (pigmentasi, eksema vena, lipodermatosklerosis) - Klas 5 Perubahan kulit tampak ulserasi yg sembuh - Klas 6 Perubahan kulit tampak ulserasi yg aktif DIAGNOSA Anamnesis - Nyeri terutama ketika berjalan - Kemerahan pada vena superfisial - Riw. Trauma lokal - Riw. Episode berulang - Riw. Varises vena - Riw. Perjalanan panjang/stasis DIAGNOSA - Pasien gagal jantung kongestif - Post operasi - Neoplasma - Penggunaan Kontrasepsi oral - Tidak beraktivitas dalam waktu lama DIAGNOSA Pemeriksaan Fisis 1. Inspeksi - Bengkak - Edema - Penonjolan vena subkutan - Sianosis jarang DIAGNOSA 2. Palpasi - Nyeri tekan Tanda Homan & Tanda Lowenburg - Peningkatan turgoe jaringan - Suhu kulit meningkat dilatasi vena superfisial - Denyut arteri menghilang DIAGNOSA 3. Perkusi - Tes Perkusi pertes 4. Tes Trendelenburg 5. Uji Pertes 6. Tes Darah - Kadar D-Dimer tinggi - Defesiensi kadar AT-III, PC & PS DIAGNOSA Pemeriksaan Penunjang 1. Doppler Ultrasound 2. Duplex Ultrasonic Scaning 3. Pletismografi Vena 4. Pencitraan radionuklid 5. Venografi DIAGNOSA BANDING - Selulitis - Limfedema - Limfangitis - Neuritis - Tendonitis DIAGNOSA BANDING - Fibrositis - Pannikulitis - Eritema Nodosum - Varises vena - Ruptur caput medial gastrocnemius KOMPLIKASI - Emboli paru - Serangan jantung dan stroke - Syok sepsis - Varises vena - Edema - Infeksi - Ganggren KOMPLIKASI - Hiperpigmentasi - Insufisiensi vena kronis - Perdarahan - Sindrom pasca flebitis (nyeri dan edema pada tungkai yang terkena suatu bekuan baru) PENCEGAHAN
A. Cara Non Farmakologis
1. Elevasi kaki pada tempat tidur 15-20 derajat 2. Mobilisasi awal pasien pada periode post operasi 3. Stocking antiflebitis elastis PENCEGAHAN B. Antikoagulan - Heparin 5.000 uinit tiap 8-12 jam S.C. 2 jam sebelum operasi diteruskan post operasi - Warfarin 1,5-2,0 INR PENATALAKSANAAN A. Konservatif 1. Memberikan tekanan dari luar 2. Elevasi kaki di tempat tidur sekitar 9 inch (24 cm) 3. Analgetik untuk nyeri 4. Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi inflamasi PENATALAKSANAAN 5. Antibiotik diberikan jika infeksi terjadi 6. Terapi trombolitik : - Antikoagulan : Heparin 5.000-10.000 unit dosis awal injeksi IV lanjut dgn infus IV 20.000-40.000 tiap 24 jam dlm 1000 ml dekstrosa 5 % PENATALAKSANAAN - Obat Fibrinolitik : Streptokinase dosis awal 600.000 unit selama 1 jam infus IV dlm dekstrosa 5 % lanjut 600.000-900.000 unit tiap 6 jam selama 3 hari. Dapat ditambahkan 100 mg hidrokortison tiap 6 jam IV pireksia & alergi PENATALAKSANAAN B. Operatif - Trombektomi - Ligasi Vena - Flebektomi PROGNOSIS
Baik jika periode berbahaya emboli paru
berlalu Episode flebitis berulang dapat terjadi Tromboflebitis superfisialis umumnya benigna & singkat