Anda di halaman 1dari 39

TROMBOFLEBITIS

Dr. NURALIM MALLAPASI


PENDAHULUAN
 Tromboflebitis terdiri dari dua kata yaitu
trombo dan flebitis
 Trombo berarti bekuan, flebitis adalah
inflamasi pada vena
 Tromboflebitis merupakan oklusi parsial
atau komplit pada vena oleh thrombus
dengan perubahan inflamasi pada dinding
vena.
PENDAHULUAN
 Tromboflebitis dapat terjadi pada vena
dalam dan vena superfisial
 Paling sering terjadi pada vena superfisial
ekstremitas kaki
 Tromboflebitis pada vena superfisial 
Tromboflebitis superfisialis
 Tromboflebitis pada vena profunda 
Trombosis Vena Dalam
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 tiga macam sistem vena yang mempunyai
arti klinis yaitu (1) sistem vena superficial
(sistem dangkal), (2) sistem vena profunda
(sistem dalam) dan (3) sistem komunikans
atau sistem vena penghubung
 Sistem permukaan terdiri dari vena safena
magna dan vena safena parva
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Vena safena magna adalah vena terpanjang
di tubuh, berjalan dari malleolus di mata
kaki, naik ke bagian medial betis dan paha,
bermuara ke vena femoralis
 Vena safena magna mengalirkan darah dari
bagian anteromedial betis dan paha
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Vena safena parva berjalan disepanjang sisi
lateral dari mata kaki melalui betis menuju
ke lutut
 Vena safena parva mengalirkan darah dari
bagian posterolateral betis ke vena poplitea
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Sistem vena dalam : vena tibialis anterior
dan posterior, peroneus, poplitea, femoralis,
femoralis profunda
 Sistem vena penghubung: langsung, tak
langsung, campuran, dan atipik
 Katup-katup semilunaris satu arah tersebar
di seluruh sistem vena ekstremitas bawah
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Katup adalah lipatan lapisan intima terdiri
dari endotel dan kolagen
 Katup vena mencegah terjadinya alir balik
dan mengarahkan aliran ke proksimal
berjalan melawan gravitasi
 Pompa vena terdiri dari komponen perifer
dan komponen sentral
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Pompa vena perifer tergantung pada
kompresi saluran vena selama kontraksi otot
 Kekuatan sentral yang memudahkan alir
balik vena :
- Pengurangan tekanan intratoraks sewaktu
inspirasi
- Penurunan tekanan atrium kanan dan
ventrikel kanan setelah ejeksi ventrikel
INSIDEN DAN PREVALENSI
 40% pasien Infrak Miokard Akut menderita
flebitis superfisial yang berkembang
menjadi Trombosis Vena Dalam (DVT)
 DVT sekitar 80 kasus per 100.000
penduduk setiap tahun
 Laki-laki dan wanita adalah 1,2:1
 DVT biasa terjadi pada usia > 40 tahun
ETIOLOGI
 Tromboflebitis disebabkan oleh suatu trombus
 Faktor resiko:
- Umur > 40 tahun
- Obesitas
- Immobilisasi lama > 3 hari
- Kehamilan dan periode postpartum
- Duduk dalam pesawat atau mobil pada perjalanan yang
panjang (> 4 jam)
- Merokok
- Dehidrasi
ETIOLOGI
- Kanker
- Stroke
- Infark Miokard Akut (AMI)
- Gagal jantung Kongestif (CHF)
- Anemia hemolitik
- Hiperlipidemia
- Sepsis
- Varises vena
ETIOLOGI
- Multiple trauma
- Trauma medula spinalis
- Luka bakar
- Fraktur ekstremiats bawah
- Infeksi
- Lupus Eritematosus Sistemik
- Lupus antikoagulan
ETIOLOGI
- Polisitemia vera
- Trombositosis
- Gangguan pembekuan/gangguan fibrinolisis
- Defesiensi antitrombin III
- Defesiensi protein C
- Defesiensi protein S
- Abnormalitas fibrinogen dan gangguan aktivasi
plasminogen
ETIOLOGI
- Pemakaian obat injeksi intravena
- Oral kontrasepsi
- Estrogen
- Kateter
- Kemoterapi
- Heparin
- Warfarin
- Venografi
PATOFISIOLOGI
 Trias virchow : (1) stasis aliran darah, (2)
cedera endotel, dan (3) hiperkoagulabilitas
darah
 Stasis darah dibelakang daun katup vena 
predisposisi untuk deposisi trombosit dan
fibrin, mencetuskan perkembangan
trombosis vena dalam
PATOFISIOLOGI
 Cedera endotel mengawali pembentukan
thrombus
 Hiperkoagulabilitas darah tergantung
interaksi kompleks endotel pembuluh darah,
faktor-faktor pembekuan dan trombosit,
komposisi dan sifat-sifat aliran darah
PATOFISIOLOGI
 Sistem fibrinolitik intrinsik
menyeimbangkan sistem pembekuan
melalui lisis dan disolusi bekuan untuk
mempertahankan patensi vaskuler
 Resistensi aliran vena menyebabkan
peningkatan volume dan tekanan darah
vena
PATOFISIOLOGI
 Katup yang tidak berfungsi atau yang
inkompeten mempermudah terjadinya stasis
dan penimbunan darah di ekstremitas
 Perluasan thrombus dapat membentuk
ujung yang panjang dan bebas, dan dapat
lepas menjadi emboli yang menuju sirkulasi
paru-paru
KLASIFIKASI

 Tromboflebitis dibedakan menjadi :


- Tromboflebitis Vena Profunda
- Tromboflebitis Vena Superfisialis
 Trombosis Vena Dalam dibedakan :
  - Trombosis Vena Dalam Akut
- Trombosis Vena Dalam Kronik
KLASIFIKASI
Beberapa tipe Tromboflebitis Vena Superfisialis :
- Tromboflebitis Traumatik
- Tromboflebitis Varises Vena
- Tromboflebitis akibat suatu infeksi
- Tromboflebitis suatu hemoroid
- Tromboflebitis migran
- Tromboflebitis vena superficial dada dan dinding
depan dada.
KLASIFIKASI
 Klasifikasi klinik penyakit vena kronik ekstremitas bawah
:
- Klas 0 Tidak tampak tanda penyakit vena
- Klas 1 Teleangiektasi, vena retikuler, malleolar melebar
- Klas 2 Varises vena
- Klas 3 Edema tanpa perubahan kulit
- Klas 4 Perubahan kulit akibat penyakit vena
(pigmentasi, eksema vena, lipodermatosklerosis)
- Klas 5 Perubahan kulit tampak ulserasi yg sembuh
- Klas 6 Perubahan kulit tampak ulserasi yg aktif
DIAGNOSA
 Anamnesis
- Nyeri terutama ketika berjalan
- Kemerahan pada vena superfisial
- Riw. Trauma lokal
- Riw. Episode berulang
- Riw. Varises vena
- Riw. Perjalanan panjang/stasis
DIAGNOSA
- Pasien gagal jantung kongestif
- Post operasi
- Neoplasma
- Penggunaan Kontrasepsi oral
- Tidak beraktivitas dalam waktu lama
DIAGNOSA
 Pemeriksaan Fisis
1. Inspeksi
- Bengkak
- Edema
- Penonjolan vena subkutan
- Sianosis  jarang
DIAGNOSA
2. Palpasi
- Nyeri tekan  Tanda Homan & Tanda
Lowenburg
- Peningkatan turgoe jaringan
- Suhu kulit meningkat  dilatasi vena
superfisial
- Denyut arteri menghilang
DIAGNOSA
3. Perkusi
- Tes Perkusi pertes
4. Tes Trendelenburg
5. Uji Pertes
6. Tes Darah
- Kadar D-Dimer tinggi
- Defesiensi kadar AT-III, PC & PS
DIAGNOSA
 Pemeriksaan Penunjang
1. Doppler Ultrasound
2. Duplex Ultrasonic Scaning
3. Pletismografi Vena
4. Pencitraan radionuklid
5. Venografi
DIAGNOSA BANDING
         - Selulitis
         - Limfedema
         - Limfangitis
         - Neuritis
         - Tendonitis
DIAGNOSA BANDING
         - Fibrositis
         - Pannikulitis
         - Eritema Nodosum
         - Varises vena
         - Ruptur caput medial gastrocnemius
KOMPLIKASI
- Emboli paru
- Serangan jantung dan stroke
- Syok sepsis
- Varises vena
- Edema
- Infeksi
- Ganggren
KOMPLIKASI
   - Hiperpigmentasi
   - Insufisiensi vena kronis
   - Perdarahan
- Sindrom pasca flebitis (nyeri dan edema
pada tungkai yang terkena suatu bekuan
baru)
PENCEGAHAN

A. Cara Non Farmakologis


1. Elevasi kaki pada tempat tidur 15-20
derajat
2. Mobilisasi awal pasien pada periode post
operasi
3. Stocking antiflebitis elastis
PENCEGAHAN
B. Antikoagulan
- Heparin 5.000 uinit tiap 8-12 jam S.C. 2
jam sebelum operasi diteruskan post operasi
- Warfarin 1,5-2,0 INR
PENATALAKSANAAN
A. Konservatif
1. Memberikan tekanan dari luar
2. Elevasi kaki di tempat tidur sekitar 9 inch
(24 cm)
3. Analgetik untuk nyeri
4. Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID)
untuk mengurangi inflamasi
PENATALAKSANAAN
5. Antibiotik diberikan jika infeksi terjadi
6. Terapi trombolitik :
- Antikoagulan : Heparin 5.000-10.000 unit
dosis awal injeksi IV lanjut dgn infus IV
20.000-40.000 tiap 24 jam dlm 1000 ml
dekstrosa 5 %
PENATALAKSANAAN
- Obat Fibrinolitik : Streptokinase dosis awal
600.000 unit selama 1 jam infus IV dlm
dekstrosa 5 % lanjut 600.000-900.000 unit
tiap 6 jam selama 3 hari. Dapat
ditambahkan 100 mg hidrokortison tiap 6
jam IV  pireksia & alergi
PENATALAKSANAAN
B. Operatif
- Trombektomi
- Ligasi Vena
- Flebektomi
PROGNOSIS

 Baik jika periode berbahaya emboli paru


berlalu
 Episode flebitis berulang dapat terjadi
 Tromboflebitis superfisialis umumnya
benigna & singkat

Anda mungkin juga menyukai