Anda di halaman 1dari 6

1.

DIAGNOSIS : Trombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT)

2. DEFINISI :
Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya
bekuan darah di dalam vena dalam.. Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial
(vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang
terbentuk di vena dalam. Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh
atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan mengalir ke jantung
lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat
satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.
Berdasarkan triad Virchow terdapat 3 faktor yang berperanan dalam patofisiologi
trombosis, yaitu kelainan dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah dan
perubahan daya beku darah. Ketiga faktor ini saling berkaitan. Pada trombosis arteri,
faktor yang paling penting adalah kelainan dinding pembuluh darah, sedangkan pada
trombosis vena yang terpenting adalah stasis vena dan hiperkoagulabilitas.

3. DIAGNOSIS
Diagnosis dari trombosis vena dalam dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan adanya
tanda dan gejala trombosis vena dalam.
A. ANAMNESIS
- Pembengkakan tungkai disertai nyeri
- Terdapat faktor resiko
• Operasi ortopedi
• Neoplasma
• Trauma/fraktur
• Imobilisasi
• Kontrasepsi oral
• Terapi hormonal pengganti
• Hamil
• Hiperkoagulatif faktor
• Venulitis
• Sepsis
• Obesitas
• Pernah DVT
B. PEMERIKSAAN FISIK
• Kondisi umum pasien : penyakit penyerta seperti darah tinggi, diabetes dan
kelainan darah
• Pulsasi arteri masih ada, untuk membedakan dengan trombosis arteri
• Edema tungkai unilateral: iliaka, femoral, popliteal.
• Eritema
• Warm/hangat
• cord/ tonjolan
• peningkatan turgor jaringan
• Distensi vena superfisial
• Vena kolateral
• Tanda houman (+): nyeri & peningkatan resistensi ketika kaki yang edema
dorsofleksi

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Noninvasif
• USG Doppler:
Untuk: mengetahui kecepatan aliran darah, aliran darah menurun pada kondisi:
gangguan respirasi & kompresi vena
Lebih sensitif & spesifik pada DVT proximal
• MRI:
Untuk: mengetahui thrombosis pada vena cava & vena pelvis
Invasif
• Venografi/ phlebografi
Untuk: mengetahui defek atau tidak adaknya blood filling di vena tersebut
Pada DVT: betis, paha, ileofemoral
Kerugian: pasang kateter → syok, injeksi kontaras/ yodium→ alergi
Pemeriksaan ini merupakan suatu standar baku (gold standard) pada trombosis
vena dalam.

-LABORATORIUM :
• peningkatan D-dimer, Pemeriksaan ini mengukur kadar D-Dimer dalam darah yang
biasanya dikeluarkan ketika bekuan darah memecah.
• antitrombin
• Pemeriksaan darah perifer rutin
• Gula darah sewaktu, fungsi ginjal dan fungsi hati
• Hemostasis : PT/APTT
•Kultur pus dan resistensi

4. DIAGNOSIS BANDING
• Ruptur otot
• Kista popliteal yang ruptur
• Trauma
• Hematom
• Limfedema

5. PENANGANAN
Tujuan terapi:
• Stop peningkatan thrombus
• Batasi progresivitas edema tumgkai
• Lisis & buang bekuan darah (trombektomi)
• Cegah: disfungsi vena, emboli paru

A. NON OPERATIF
 Istirahat ditempat tidur pada hari pertama sampai kurang dari 2 minggu.
 Elevasi ekstremitas yang terkena, biasanya 30o
 Pencegahan dengan mobilisasi dini, pemakaian kaos kaki elastis, latihan gerakan
kaki.
 untuk mencegah kambuhnya pembengkakan penderita diharuskan menggunakan
stoking elastis setiap hari.
 Ekstremitas dibungkus dengan kain atau alat yang hangat
 Analgetik bila diperlukan
 Antibiotik
 Antikoagulan : Heparin IV 5000 U tiap 4 jam selama 5-10 hari dengan target waktu
protrombin mencapai 2-2 ½ kali normal. Bila sudah tercapai, heparin stop.
 Terapi trombolitik : pemberian bahan fibrinolitik streptokinase 250.000 IU disusul
100.000 IU tiap jam selama 1-5 hari.
 Anti agregasi trombosit : pentoxyfilin, cilostazol

B. OPERATIF
 Dilakukan bila terapi antikoagulan dan trombolitik tidak berhasil serta bahaya
terjadinya gangren.
 Ligasi vena : dilakukan untuk mencegah emboli paru. Vena femoralis dapat diikat
tanpa menyebabkan kegagalan vena menahun bila diligasi dibawah percabangan
vena safena.
 Trombektomi vena : memberikan hasil yang baik bila dilakukan sebelum lewat 3
hari.
o Tujuannya yaitu mengurangi gejala pasca flebitis, mempertahankan fungsi
katup dan mencegah terjadinya ulkus stasis.
o kateter Fogarthy pada sisi yang sakit sampai melampaui trombus, balon diisi
untuk mendorong trombus keluar melalui venotomi.
o Bila hasil baik maka terdapat aliran dari proksimal dan distal

TIMING OPERASI
 Operasi darurat (emergency) : pada kasus baru < 3 hari
 Semidarurat (urgent) : pada kegagalan terapi medis dan meluasnya ganggren
PROBLEM PRABEDAH
 Kondisi umum pasien yang lemah dan telah terjadi sepsis.
 Gangguan fungsi ginjal.
 Gangguan fungsi jantung yang cukup berat.
 Keterbatasan penunjang untuk menilai lokasi sumbatan
PROBLEM INTRABEDAH
 Perdarahan
 Cedera vaskuler dan saraf
 Trombus yang sudah melekat erat
 Emboli paru
PROBLEM PASCABEDAH
 Perdarahan
 Infeksi yang sulit dikontrol : memerlukan penilaian yang cepat dan tepat agar
tindakan berikutnya dapat dilakukan secepatnya.
 Nekrosis ekstremitas
 Sepsis
FOLLOW UP
 Perawatan luka harus adekuat di ruangan agar infeksi dapat dikontrol.
 Atasi kemungkinan trombosis berulang
 Pemberian antikoagulan, antiagregasi dan memperbaiki mikrosirkulasi
 Rehabilitasi

6. KOMPLIKASI :
• Emboli paru
• Perdarahan
• Trombositopenia
• Ulkus stasis
• Gangren
• Sepsis
• Kematian

7. KONSULTASI
a. Dokter Spesialis Anasthesi
b. Dokter spesialis terkait dengan faktor resiko dan komplikasi
DAFTAR PUSTAKA

1. CAMERON JOHN L., Sistem vaskuler, Terapi Bedah Mutakhir (Current Surgical
Therapi) , Edisi Ke IV, Jilid II, Binarupa Aksara, Grogol, Jakarta Barat, 1997.
2. SCHWARTZ M.D, Venous and Lymphatic Disease, Principles of Surgery, seventh
edition, Volume 1, A division of the Mc Graw Hill Companies, USA ,1998
3. SJAMSUHIDAJAT R., WIM DE JONG, Jantung, Pembuluh Darah dan Limfe, Buku
Ajar Ilmu Bedah, edisi II, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta, 2002
4. PURUHITO, Dr.Med, Dasar-dasar Umum Angiologi, Pengantar Bedah Vaskulus, ,
Bedah Toraks Kardiovaskuler, Bagian Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, R.S Dr. Sutomo, Airlangga University Press, Surabaya, 1987
5. ROBERT W HOBSON II, MD, SAMUEL E. WILSON, MD, FRANK J VEITH, MD,
Vascular Surgery, Principles and Practice, Third Edition, Revised and
Expanded, Detroit Medical Center Detroit, Michigan, U.S.A, 2004

Anda mungkin juga menyukai