Oleh :
Ade Tiapratiwi (16174096)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
DEFINISI
Trias Virchow
disfungsi dari dinding endotel
vena,
hiperkoagulobilitas,
gangguan aliran pada vena
FAKTOR RESIKO
Usia tua, duduk lama (perjalanan jauh,
Faktor demografi / lingkungan
saat situasi bencana)
a. Trauma : fraktur ekstremitas inferior,
cedera medulla spinalis
b. Keganasan
c. Hiperkoagulobilitas congenital :
Coagulation inhibitor deficiencies
d. Hiperkoagulobilitas dapatan : pasca
pembedahan jantung
e. Inflamatory bowel disease, antifosfolipid
Keadaan patologi syndrome, vaskulitis, systemic lupus
erythematosus
f. Varises pada ekstremitas inferior
g. Dehidrasi, polycytemia
h. Obesitas, kehamilan, post partum
i. Congenital iliac bands and webs,
penekanan v. iliaka oleh a. iliaka
j. Riwayat thrombosis sebelumnya :
thrombosis vena, embol paru
a. Pembedahan : orthopaedi, bedah saraf,
bedah digestive
b. Obat obatan : hormon wanita,
Tindakan medis
kortikosteroid, hemostatik
c. Kateterisasi pembuluh darah
d. Bed rest lama
PATOGENESIS
Stasis vena
Kerusakan pembuluh darah
- Trauma langsung
- Inflamasi
Aktifitas faktor pembekuan
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri/kaku
Pembengkakan
Perubahan warna kulit
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium
ELISA atau latex agglutination
assay
Radiologis
Venografi
Flestimografi Impedans
Ultrasonografi (USG) Doppler
Magnetic Resonance Venography
PENATALAKSANAAN
Terapi non-farmakologis
Elevasi ekstremitas
Kompresi menggunakan stocking
Kompres hangat sirkulasi mikrovaskular
Latihan lingkup gerak sendi (range of
motion) fleksi-ekstensi, menggengam dll
aliran darah di vena-vena yang masih
terbuka (patent)
Pemakaian kaus kaki elastis (elastic
stocking), alat ini dapat meningkatkan
aliran darah vena.
Farmakologis
Tujuan
Mencegah meluasnya trombosis dan
timbulnya emboli paru.
Mengurangi morbiditas pada serangan
akut.
Mengurangi keluhan post
flebitis/pencegahan Sindroma post-
flebitis.
Mengobati hipertensi pulmonal yang
terjadi karena proses trombo
emboli/pencegahan terhadap adanya
hipertensi pulmonal.
Mencegah meluasnya trombosis
dan timbulnya emboli paru.
Antikoagulan
1) Pemberian Heparin standar
Heparin 5000 bolus (80 iu/KgBB), bolus
dilanjutkan dengan drips kontinyu 1000 1400
iu/jam (18 iu/KgBB), drips selanjutnya tergantung
hasil APTT, untuk menentukan dosis dengan
target 1,5 2,5 kontrol.
Bila APTT 1,5 2,5 x kontrol dosis tetap.
Bila APTT < 1,5 x kontrol dosis dinaikkan 100
150 iu/jam.
Bila APTT > 2,5 x kontrol dosis diturunkan 100
iu/jam.
Penyesuaian dosis untuk
mencapai target dilakukan pada
hari ke 1 tiap 6 jam, hari ke 2 tiap
2 - 4 jam. Hal ini di lakukan
karena biasanya pada 6 jam
pertama hanya 38% yang
mencapai nilai target dan
sesudah dari ke 1 baru 84%.
Heparin dapat diberikan 710
hari yang kemudian dilanjutkan
dengan pemberian heparin dosis
rendah yaitu 5000 iu/subkutan, 2
kali sehari atau pemberian anti
koagulan oral, selama minimal 3
bulan. Pemberian anti koagulan
oral harus diberikan 48 jam
sebelum rencana penghentian
heparin karena anti koagulan
efektif sesudah 48 jam.
Pemberian Low Milecular Weight
Heparin (LMWH)
Pemberian obat ini lebih di sukai dari heparin
karena tidak memerlukan pemantauan yang
ketat, sayangnya harganya relatif mahal
dibandingkan heparin.
Saat ini preparat yang tersedia di Indonesia
adalah Enoxaparin (Lovenox) dan
(Nandroparin Fraxiparin). Pada pemberian
heparin standar maupun LMWH bisa terjadi
efek samping yang cukup serius yaitu
Pemberian Oral Anti koagulan
oral
Anamnesa khusus
Pasien datang dengan keluhan bengkak
pada tangan kiri sejak dua hari yang lalu.
Bengkak dirasakan dari lengan hingga ke
ujung tangan. Bengkak muncul tiba-tiba
tanpa didahului terjatuh, tersengat hewan
berbisa, ataupun terkena benda keras.
Bengkak hanya dirasakan pada tangan kiri
dan tidak terdapat pada bagian tubuh yang
lain. Bagian tangan yang bengkak terasa
nyeri yang terus-menerus, seperti ditusuk-
tusuk dan memberat jika digerakkan, warna
lebih gelap, teraba keras (+), panas (+).
ANAMNESA TAMBAHAN
Riwayat penyakit dahulu : CKD
on HD, HHD, Skizofrenia
Riwayat penyakit keluarga :
Hipertensi dan DM
Riwayat penggunaan obat : ada
Kebiasaan sosial : perokok (-),
konsumsi kopi (+)
STATUS PRESENT
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4,V5,M6
Status gizi:
BB : 63 kg
TB : 158 cm
IMT : 25,3 (overweight)
Tanda Vital:
Tekanan Darah : 193/135 mmHg
Pernafasan: 22x/menit, reguler tipe torakoabdominal
Nadi : 94x/menit, regular, kuat,
Suhu : 37 Celcius
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : rambut (jarang), muka (pucat,
bengkak).
Telinga : berdengung (-/-), sekret (+/+)
Mata : konjungtiva terlihat pucat, pupil isokor,
reflek
cahaya baik.
Hidung : tidak dijumpai hiperemis dan
epitaksis.
Mulut : bibir (kering), lidah dalam batas normal
Tenggorokan : tidak ada hiperemis
Leher : sulit dinilai
Thoraks
Depan: Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : nyeri tekan tidak ada,
fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor di kedua belah paru
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler.