Nian Sarawarastri
N111 16 093
• Anestesi umum adalah keadaan tak sadar tanpa nyeri (dengan reflek otonomik minimal)
yang reversible akibat pemberian obat-obatan. Anestesi inhalasi, anestesi intravena,
anestesi intravaskular, anestesi perrektal adalah sub bagian dari anestesi umum, dan
kata "menerangkan" menunjukkan jalur masuknya obat ke dalam tubuh untuk
menghasilkan anestesi umum.
• Anestesi regional (atau mungkin lebih tepat analgesi regional) seringkali digunakan
sebagai sinonim anestesi lokal, lebih menunjukkan akibat blokade saraf pleksus,
medulla spinalis yang jauh dari daerah yang di buat tidak peka.
Indikasi absolut
• Induksi persalinan yang gagal
• Distosia persalinan
Berasal dari Ibu • Disproporsi sefalopelvik
• Sesar klasik
• Riwayat ruptur uterus
• Fibroid
Uretroplasenta • Plasenta previa
• Gawat janin
• Prolaps tali pusat
janin • Malpresentasi janin
• Bedah sesar elektif berulang
Riwayat Ibu
• Penyakit ibu
• Malpresentasi janin
• Makrosomia
janin • Kelainan janin
KONTRAINDIKASI SEKSIO SESAREA
1.Sistim kardiovaskular
a. Penurunan resistensi perifer
b.penurunan tekanan sistolik dan tekanan arteri rerata
c. Penurunan denyut jantung
2. Sistem respirasi
3. Sistem gastrointestinal
4. Headache (Post spinal headache)
5. Backache
6. Retensio urinae
7.Komplikasi neurologis parmanen
8. Chronic adhesive arachnoiditis
ANASTESI UMUM UNTUK SEKSIO SESAREA
Keuntungan anastesi umum adalah
induksinya cepat, mudah dikendalikan ,
kegagalan anastesi tidak ada dapat
menghindari terjadinya hipotensi.
Kerugiannya adanya aspirasi, masalah
pengelolaan jalan napas, bayi terkena obat
nerkotik serta ada kemungkinan awareness
BAB II LAPORAN KASUS
Preoperatif / Preanestesi
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : An. A
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Usia : 40 Tahun
4. Berat Badan : 55 kg
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : URT
7. Alamat : desa palolo kab.sigi
8. Tanggal Operasi : 28 / 06/ 2018
9. Diagnosa Pra Bedah :G4P2A1 +GRAVID ATERM +Inpartu kala i fase laten +letak
defleksi +calon akseptor kontap
10. Tindakan : seksio sesaria transperitoneal profunda +tubektomi
bilateral
11. Jenis anestesi : Anestesi umum (General Anestesi)
12. Teknik anestesi : Intubasi endotrakeal 11
ANAMNESIS
12
ANAMNESIS
13
BAB II LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
B 1 (Breath)
B 2 (Blood)
Airway : bebas, gurgling/snoring/crowing:-/-/-,
RR: 20 x/mnt, Mallampati : 2, JMH: 6 cm, , Akral hangat : ekstremitas atas (+/+) dan
Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-), sesak (-) ekstremitas bawah (+/+),
leher pendek (-), gerak leher bebas, tonsil (T1-
TD : 172/117 mmHg, HR : 84 x/mnt, reguler,
T1), faring hiperemis (-), pernapasan
masalah pada sistem cardiovaskuler (-).
bronkovesikular (+/+), suara pernapasan
tambahan ronchi (-/-), wheezing (-/-)
14
BAB II LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
B 5 (Bowel)
B 3 (Brain) Abdomen : peristaltik (+), Mual (-), muntah
(-). Nyeri tekan (-), bising usus (+)
kesadaran : CM,
Pupil: isokor Ø 2,5
mm / 2,5mm, RC +/+ ,
epistaksis (-/-) B 4 (Bladder)
Darah lengkap
16
BAB II LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan
Persetujuan
Surat persetujuan tindakan operasi (+)
tindakan
Surat persetujuan tindakan anestesi
(+)
Rencana
Seksio sesaria
operasi
17
BAB II LAPORAN KASUS
Kesimpulan
Jenis Anestesi
18
PREINDUKSI
Persiapan di Kamar Operasi
19
BAB II Laporan Kasus
200
180
160
140
LAPORAN
120
INTRAOPERATIF
100
Sistolik
- Sedacum 2,5 mg 80 Nadi
Diastolik
- Fentanyl 60 mg 60
- Propofol 100 mg 40
- Ketorolac 30 mg 20
0
- Asam traneksamat 1 mg
- Oxytosin 20 mg
- Sevoflurance 4 lpm
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
20
TERAPI CAIRAN :
BB :66 kg
EBV :60 cc/kg BB x 66 kg = 3960 cc
Stress operasi 8 cc/kgbb/jam = 8 x 66 = 528 cc/jam
Pemberian Cairan :
1 jam pertama = (50 % X pengganti puasa ) + maintenance + stress operasi
+ jumlah perdarahan
= (50 % X 792) + 132 + 528 + 500
= 396 + 132 + 528 + 500
= 1556 cc
1 jam kedua = (25 % X pengganti puasa ) + maintenance
= ( 25 % X 792 ) + 132
= 330 cc
Pucat, 1 Kesadaran
Sadar, siaga dan orientasi, 2
Sianosis, 0 Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
Pernapasan Tidak berespons, 0
Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
Aktivitas
Seluruh
Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1 ekstremitas dapat digerakkan, 2
Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
Apnoea atau obstruksi, 0
Tidak bergerak, 0
Postoperatif
• Tekanan darah, nadi, pernapasan,
aktivitas motorik.
• TD: 120/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 18 x/menit
• GCS E4V5M6, KU baik
• Memasang O2 3 L/menit nasal kanul.
• Memberikan antibiotik profilaksis,
antiemetik, H2 reseptor bloker dan
analgetik.
24
PEMBAHASAN
Pada Pasien ini dilakukan tindakan operasi seksio sesarea dengan teknik anastesi
general anastesi menggunakan endotrachel tube berukuran 6,5. hal ini dikarenakan pada saat
dilakukan tindakan spinal anastesi sebanyak lebih dari 3 kali tidak berhasil dan mengeluarkan
cairan berwarna merah, setelah dilakukan anamnesis di kembali ternyata pasien pernah mengalami
trauma di bagian tulang belakang. Hal ini sesuai dengan teori di mana kontraindikasi dari spinal
anastesi adalah bila ditemukan trauma di area yang akan dilakukan penusukan jarum., dan
terdapat problem di tulang belakang.
- peralatan yang digunakan sama halnya dengan teknik general anastesi ETT dengan
menggunalan obat obat medikasi intraoperatif Sedacum 2,5 mg Fentanyl 60 mg Propofol 100 mg Ketorolac 30 mg
2.Dobson MB. Penuntun Praktis Anestesi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1988.