Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

APENDISITIS AKUT
Pembimbing: dr. Yustina, SpB

OLEH: WULAN MEILANI

DEPARTEMEN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUD DR. H MOHAMMAD RABBAIN MUARA ENIM
2017
OUTLINE

Laporan Tinjauan
Pendahuluan Analisis Kasus
Kasus Pustaka
PENDAHULUAN

Peradangan pada apendiks Risiko seseorang mengalami


Apendisitis: penyebab
timbul mendadak dan apendisitis dalam hidupnya:
umum terjadinya nyeri perut
dicetuskan oleh berbagai laki-laki (8,6%), perempuan
pada kuadran kanan
faktor, yang dapat (6,7%). Insiden tertinggi
bawah dan menjadi alasan
menimbulkan didapatkan pada dekade
tersering pasien ke IGD
penyumbatan apendiks ke2 da ke3 kehidupan

Apendektomi segera
Perlu untuk mengetahui
menjadi standar
cara penegakan diagnosis
tatalaksana yang masih
secara cepat da tepat
diterima untuk mencegah
untuk mencegah komplikasi
perforasi
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI

Nama : Tn. LLT


Tanggal Lahir : 30 Mei 1975
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tungkal Ulu, Muara Enim
Pekerjaan : Buruh
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Sumatera
MRS : 25 Juli 2017 (17.00 WIB)
No. RM : 21.31.21
ANAMNESIS

Nyeri perut kanan bawah sejak 12 jam SMRS

Keluhan utama

Nyeri perut awalnya dirasakan di daerah ulu hati, nyeri dirasakan makin
tajam berpindah ke perut kanan bawah
Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak menjalar. Nyerimemberat saat
pasien batuk, bergerak, dan saat perut ditekan
Riwayat Riwayat demam (-), mual (-), muntah (-)
perjalanan Nafsu makan, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pasien berobat diberi penghilang nyeri > dirujuk ke RS H.M Rabain
penyakit
ANAMNESIS

Riwayat keluhan serupa seperti yang dialami sekarang disangkal


Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit
Riwayat kencing manis disangkal
Dahulu Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat keluhan serupa dalam keluarga


Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal
Riwayat Penyakit
Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal
Keluarga Riwayat penyakit jantung disangkal

Pasien bekerja sebagai buruh. Pasien memiliki kebiasaan makan


makanan tinggi lemak dan pedas. Riwayat merokok (+). Riwayat alkohol
Riwayat Sosial
disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Umum


Kesadaran : GCS = 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu Badan : 37,6 C
Skala Nyeri VAS : 4 (nyeri sedang)
PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Kepala
Normocephali, simetris, konjungtiva
palpebra pucat (-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokor (+/+) ukuran 3mm.

Leher
Letak sentral, JVP: 5-2 cmH2O,
pembesaran kelenjar getah bening (-)
PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Thorax (Paru)
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, Retraksi sela
iga (-)
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan, Pelebaran
sela iga (-), Nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronkhi (-)

Thorax (Jantung)
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : HR= 80x/menit, Bunyi jantung I-II (+) normal,
murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
(ABDOMEN)

Inspeksi
Datar, jaringan parut (-), venektasi (-), gambaran darm contour(-) dan darm steifung (-)

Auskultasi
Bising usus (+) normal

Palpasi
Nyeri tekan kuadran kanan bawah (+) punctum maksimum di titik McBurney
Rebound tenderness (+)
Rovsing sign (-)
Blumberg sign (-)
Defans muskular (-)
Psoas sign (-)
Obturator sign (-)
Hepar dan lien sulit dinilai karena nyeri

Perkusi
Timpani, nyeri ketok (+), shifting dullness (-)
PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Ekstremitas
Akral hangat
edema -/-
CRT < 2 detik
Tonus otot baik di keempat ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(LABORATORIUM)
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hemoglobin 11,1 gr/dL 14-18 gr/dL
HCT 32,4 % 40-52 %
Eritrosit 3,59 4,5-6,0 106/uL
Leukosit 10,88 5,0 -10,0 x 103/uL
Trombosit 219/L 150-450 x 103/L
MCV 90,3 fl 82-92 fL
MCH 30,9 pg 27-31pg
MCHC 34,3 g/dL 32-36 g/dL
Neutrofil 62,3 % 50-70 %
Lymphosit 30,6 % 20-40 %
Monosit 5, 4% 2-8 %
Eosinofil 1,6 % 1-3 %
Basofil 0,1 % 0-1 %
Bleeding Time 3 menit 1-7 menit
Clotting Time 6 menit < 15 menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(USG APENDIKS)

Tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik dengan


diameter 8,6 mm. Tidak tampak koleksi cairan disekitarnya.
Kesan: menyokong apendisitis.
DIAGNOSIS

Diagnosis Banding
Apendisitis Akut
Adenitis mesenterika
Divertikulitis meckel
Crohns disease onset akut
Kolik ureter

Diagnosis Kerja
Apendisitis Akut
PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologis Farmakologis

Edukasi IVFD Asering gtt


Monitoring vital sign XX/menit
Rujuk ke dokter Inj. Cefoperazone 1
spesialis bedah (Pro gr per 12 jam (IV)
apendektomi) Inj. Metronidazole
500 mg per 12 jam
(IV)
PROGNOSIS

Quo ad Quo ad
Vitam Functionam
dubia ad dubia ad
bonam bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS KASUS
ANATOMI APENDIKS

Organ sempit
Panjang apendiks
berbentuk tabung.
rerata 6-9 cm
Jaringan limfoid >>

Diameter luar 3-8


Dasarnya melekat
mm. Diameter
pada
lumen 1-3 mm.
posteromedial
Lumen sempit di
sekum.
bagian proksimal.

Pelvikum (30%)
Apendiks memiliki
Retrocaecal (65%)
beberapa
Preileal (2%) kemungkinan posisi
Retroileal (1%)
ANATOMI APENDIKS

terletak di regio iliaka


dekstra dan pangkal
Apendiks diliputi oleh
diproyeksikan ke dinding
peritoneum
anterior abdomen pada
titik McBurney

Apendiks
Persarafan: saraf simpatis disuplai oleh a.
Nyeri (vertebra torakalis X) dan
parasimpatis (nervus Apendikularis Nekrosis
sekitar
vagus) (kecil dan tidak gangren
umbilikus
beranastomosis)
EMBRIOLOGI APENDIKS

Apendiks vermiformis berasal dari struktur primordial yakni


divertikulum sekal yang muncul pada janin berusia 6 minggu

Bagian proksimal Bagian distal membentuk


membentuk sekum apendiks
HISTOLOGI APENDIKS

secara struktural mirip kolon ,


terdapat empat lapisan yaitu,
mukosa, submukosa, tunika
muskularis, dan tunika serosa

Aggregat limfoid terdapat di


lapisan submukosa dan dapat
mencapai lapisan tunika
muskularis

Pada mukosa terdapat kripta


lieberkuhn
FISIOLOGI APENDIKS

menghasilkan sekret
sebanyak 1-2 ml per hari
akan mengalir ke sekum

Terdapat GALT (Gut


Associated Lymphoid Tissue)
menghasilkan igA
sebagai sistem imun
EPIDEMIOLOGI

Risiko seseorang Pada Kasus


mengalami apendisitis
dalam hidupnya sebesar
8,6% untuk laki-laki dan Pasien berjenis kelamin laki-
6,7% untuk perempuan laki dan berusia 42 tahun

insiden tertinggi
didapatkan pada dekade
kedua dan ketiga
kehidupan
ETIOLOGI

Faktor obstruksi merupakan etiologi utama:


- Hiperplasia limfoid submukosa (60%)
- Fekalith (35%)
- Benda asing (4%)
- Sebab lain, seperti sumbatan cacing dan parasit
(1%)

Faktor lain:
Faktor bakteri
Kecenderungan familial
Faktor ras dan diet
PATOFISIOLOGI

Penyumbatan
Fekalit
secret mukus

Mukus >>

Obstruksi
lumen
appendiks

Gangguan aliran mucus


dari Appendik - sekum

Bendungan
mukus
Peningkatan Gangguan edema,
tekanan aliran limfe diapedesis
intraluminal bakteri, dan
ulserasi mukosa

Obstruksi arteri (a. Obstruksi


terminalis appendikularis) vena
PATOFISIOLOGI

Obstruksi arteri (a. Obstruksi


terminalis appendikularis) vena apendisitis akut

Edema >>
Nyeri daerah
infark dinding
epigastrium
apendiks
bakteri akan
menembus dinding
apendiks.
gangren
Peradangan Appendisitis
peritoneum Supuratif akut

apendisitis
ganggrenosa Nyeri perut
kanan
bawah
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri perut merupakan keluhan utama


Memiliki karakteristik yang khas
Nyeri timbul mendadak, tumpul, samar-samar di
daerah periumbilikus

Menjadi nyeri somatik yang dapat dilokalisir pada


KANAN BAWAH (McBurney) setelah beberapa jam
MANIFESTASI KLINIS

Pada Kasus

keluhan nyeri perut kanan


bawah sejak 12 jam SMRS.
Nyeri muncul tiba-tiba dan
dirasakan terus-menerus

Diagnosis banding abdomen akut berdasarkan lokasi nyeri


MANIFESTASI KLINIS

Pada Kasus

didapatkan bahwa pasien


sebelumnya sempat
mengalami nyeri perut di
daerah periumbilical yang
dirasakan hilang timbul dan
kemudian berpindah ke
perut kanan bawah yang
dirasakan terus menerus

Hasil penelitian: nyeri perut berpindah bukti kuat


untuk diagnosis apendisitis
MANIFESTASI KLINIS

Posisi apendiks yang tidak tetap sebaiknya diingat


pada waktu melakukan diagnosis apendisitis

Pada apendiks letak retrosekum dan menggantung di


pelvis jarag terdapat keluhan nyeri perut yang khas
MANIFESTASI KLINIS

Gejala mual, muntah, dan anoreksia dapat


menjadi tanda-tanda awal apendisitis

Pada Kasus

Pada pasien tidak ditemukan adanya keluhan anoreksia,


mual, muntah, dan demam yang umumnya ditemukan pada
pasien dengan apendisitis akut.

keluhan gastrointestinal dapat terjadi baik dalam


bentuk diare maupun konstipasi
MANIFESTASI KLINIS

Keadaan Umum
Adanya tanda radang atau nyeri akut. Takikardia dan
demam ringan-sedang sering ditemukan. Demam pada
apendisitis umumnya sekitar 37,5 38,5C.
Keadaan Lokal
Adanya tanda perangsangan peritoneum oleh apendiks
secara langsung atau tidak langsung
- Nyeri tekan McBurney
- Nyeri lepas McBurney
- Rovsings dan Blumbergs Sign
- Tanda apendiks retrosekal: Psoas Sign dan obturator sign
MANIFESTASI KLINIS

Psoas sign
MANIFESTASI KLINIS

Pada Kasus

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan:


Nyeri tekan kuadran kanan bawah (+) punctum
maksimum di titik McBurney
Rebound tenderness (+)
Rovsing sign (-)
Blumberg sign (-)
Defans muskular (-)
Psoas sign (-)
Obturator sign (-)
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik
Pada Kasus

Penunjang Didapatkan leukosit:


10.800
Dan dominasi neutrofil
PENEGAKAN DIANOSIS

Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian yang


penting dalam diagnosis.
Leukositosis ringan sering biasanya disertai dengan
dominasi polimorfonuklear.
Peningkatan leukosit > 18.000/mm3 jarang
didapatkan dan menandakan adanya perforasi
apendiks
Peningkatan C-reactive protein (CRP) juga
merupakan indikator kuat untuk apendisitis.
PENEGAKAN DIANOSIS

Setelah mendapatkan gejala dan tanda apendisitis


disertai pemeriksan laboratorium, diagnosis klinis
dapat dilakukan dengan sistem skoring
PENEGAKAN DIANOSIS

Pada Kasus
Nilai Alvarado score di
atas adalah 6,
menunjukkan bahwa
dibutuhkan penunjag
(imaging) untuk diagnosis
lebih lanjut

USG: menyokong
apendisitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(USG APENDIKS)

Tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik dengan


diameter 8,6 mm. Tidak tampak koleksi cairan disekitarnya.
Kesan: menyokong apendisitis.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan imaging yang sering dilakukan adalah


USG dan CT Scan
lebih murah sensitivitas 92% - 97%
dapat dilakukan segera spesifisitas 85% - 94%
tidak membutuhkan medium
kontras
dapat dilakukan pada ibu hamil
sensitivitas 55% - 96%
spesifisitas 85% - 98%.
bergantung pada keahlian
operator

USG CT scan
TATALAKSANA

Medikamentosa Operatif

Analgetik Apendektomi
segera
Antibiotik Setiap penundaan 12 jam
spektrum luas waktu operasi, terdapat
penambahan risiko 5%
Resusitasi terjadinya perforasi

cairan
APENDEKTOMI

Open apendectomy
Insisi pada titik McBurney yang dilakukan tegak lurus
terhadap garis khayalan antara SIAS dan umbilikus
Di bawah pengaruh anestesi
Dilakukan palpasi untuk menemukan massa yang
membesar identifikasi sekum palpasi ke arah
posteromedial untuk menemukan apendisitis posisi pelvik.
Mesoapendiks diligasi dan dipisahkan
Basis apendiks kemudian dilakukan ligasi dan transeksi.
Apendektomi dengan laparoscopy
Appendiceal critical view
KOMPLIKASI

Perforasi

Peritonitis
purulenta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai