Disusun oleh:
Wulan Meilani, S.Ked
04054821618101
04054821618103
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Lumbal
Oleh :
Wulan Meilani, S.Ked
04054821618101
04054821618103
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Periode 30 Juni 08
Agustus 2016.
Palembang,
Juli 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan laporan
kasus yang berjudul Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Lumbaluntuk memenuhi
tugas laporan kasus yang merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Neurologi RSUP DR. Moh. Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Afriani, Sp.S selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan
laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi
manfaat dan pelajaran bagi kita semua.
Palembang,Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
BAB II
LAPORAN KASUS
Identifikasi...............................................................................................2
Anamnesis...............................................................................................2
Pemeriksaan Fisik....................................................................................3
Resume..................................................................................................11
Diagnosis...............................................................................................12
Penatalaksanaan.....................................................................................13
Prognosis...............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Keluhan nyeri punggung bawah atau nyeri pinggang masih tetap menjadi
keluhan yang banyak dijumpai pada setiap orang. Menurut Cailiet, sekitar 80%
setiap orang dari masa hidupnya pernah mengalami nyeri pinggang. Prevalensi
nyeri pinggang di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun di Amerika,
prevalensi berkisar antara 60-80% dan setengah dari kalangan pekerja dilaporkan
pernah mengeluh nyeri pinggang. Dari jumlah itu 5-10% menjadi keluhan kronis.
Ada beberapa faktor risiko utama yang diduga berperan dalam terjadinya
nyeri pinggang, yaitu stres fisik (misalnya, pekerjaan mengangkat terus menerus,
kondisi tulang belakang statis atau digerakkan berulang-ulang), stres psikososial,
karakter pribadi (misalnya, merokok), dan karakter fisik (obesitas). Berkaitan
dengan faktor risiko kerja, usia 24-25 tahun rentan mengalami nyeri pinggang.
Salah satu penyebab tersering terjadinya nyeri punggung bawah adalah
hernia nukleus pulposus (HNP) yaitu terdorongnya nukleus pulposus yang berada
diantara ruas-ruas tulang belakang ke arah belakang, baik lurus maupun ke arah
kanan atau kiri, yang menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut saraf
sehingga mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang hebat. HNP paling sering
terjadi pada daerah lumbal (90% mengenai diskus intervertebralis L4-L5 dan L5S1). Salah satu faktor penyebab terjadinya HNP adalah trauma atau kecelakaan.
Nyeri pinggang yang disebabkan oleh HNP terasa lebih menggigit, seperti
terbakar, atau seperti terkena sengatan listrik. Nyeri dirasakan menjalar ke bagian
tungkai bawah (ischialgia). Jika nyeri yang dirasakan sudah sangat hebat dapat
menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang. Oleh karena itu,
diperlukan pembahasan dan pengkajian mengenai HNP agar dapat menegakkan
diagnosis dan melakukan tatalaksana untuk mengatasi gangguan tersebut.
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
: Tn. K
: 29 tahun
: Jln. Let Murod Lr.Puskesmas No.975, Ilir Timur
Palembang
d. Suku
: Palembang
e. Bangsa
: Indonesia
f. Agama
: Islam
g. Pendidikan : Sarjana
h. Pekerjaan
: Guru Olahraga
i. MRS
: Rawat Jalan
j. No. RM
: 925903
ANAMNESIS (Autoanamnesis, Kamis 14Juni 2016, Pukul 11.00 WIB)
Penderita kontrol kebagian Neurologi RSMH karena nyeri pada pinggang
kanan yang menjalar sampai tungkai kanan bawah yang terjadi secara perlahanlahan.
Sejak +7 bulan yang lalu penderita mengalami nyeri pinggang kanan yang
menjalar sampai tungkai kanan bawah. Penderita mengaku nyeri timbul semenjak
mengangkat semen yang berat. Nyeri dirasakan semakin hebat bila penderita
beraktivitas. Ketika batuk, bersin dan mengejan nyeri bertambah. Pasien memberi
nilai nyeri 6. Nyeri sampai membuat penderita mengeluarkan keringat karena
menahan sakit. Jika berjalan penderita harus membungkukkan badannya dan
dibantu oleh tongkat. Nyeri tetap dirasakan saat berbaring, keluhan nyeri
berkurang jika penderita tidur dengan posisi menyamping. Penderita juga
merasakan kesemutan dan rasa kebas pada bagian kaki yang nyeri. Gejala tidak
disertai sakit kepala, mual dan muntah. Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
Penderita berobat ke Poliklinik RSMH dan selalu kontrol hingga sekarang.
Riwayat jatuh dari motor dengan posisi punggung tertimpa motor pada
tahun 2013. Nyeri pinggang sedikit dirasakan namun hilang setelah diurut.
Riwayat darah tinggi tidak ada. Riwayat kencing manis tidak ada. R/ sakit jantung
tidak ada.
: GCS = 15
(E: 4, M: 6, V: 5)
Gizi
: Cukup
Suhu Badan
: 36,6C
Jantung
Nadi
: 86 x/menit
Paru-paru
Pernapasan
: 22 x/menit
Hepar
: tidak teraba
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Lien
: tidak teraba
Berat Badan
: 60 kg
Tinggi Badan
: 165 cm
Genitalia
Sikap
: wajar, koperatif
Ekspresi Muka
: wajar
Perhatian
: ada
Kontak Psikik
: ada
: tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: normocephali
Deformitas
: tidak ada
Ukuran
: normal
Fraktur
: tidak ada
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: tidak ada
Hematom
: tidak ada
Pembuluh darah
Tumor
: tidak ada
Pulsasi
Sikap
: lurus
Deformitas
: tidak ada
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
Pembuluh darah
LEHER
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
Anosmia
tidak ada
tidak ada
Hyposmia
tidak ada
tidak ada
Parosmia
tidak ada
tidak ada
N.Opticus
Kanan
Kiri
Visus
normal
normal
Campus visi
V.O.D
V.O.S
- Anopsia
tidak ada
tidak ada
- Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
- Papil edema
tidak diperiksa
tidak diperiksa
- Papil atrofi
tidak diperiksa
tidak diperiksa
Fundus Oculi
Perdarahan retina
tidak diperiksa
tidak
diperiksa
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Kanan
Kiri
Diplopia
tidak ada
tidak ada
Celah mata
simetris
simetris
Ptosis
tidak ada
tidak ada
- Strabismus
tidak ada
tidak ada
- Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
- Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
- Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
ke segala arah
ke segala arah
- Bentuknya
bulat
bulat
- Besanya
3 mm
3 mm
- Isokori/anisokor
isokor
isokor
- Midriasis/miosis
tidak ada
tidak ada
- Langsung
ada
ada
- Konsensuil
ada
ada
- Akomodasi
ada
ada
tidak ada
tidak ada
Kanan
Kiri
- Menggigit
normal
normal
- Trismus
tidak ada
tidak ada
- Refleks kornea
ada
ada
- Dahi
normal
normal
- Pipi
normal
normal
- Dagu
normal
normal
N.Facialis
Kanan
Kiri
Pupil
- Refleks cahaya
- Argyl Robertson
N.Trigeminus
Motorik
Sensorik
Motorik
Mengerutkan dahi
simetris
simetris
Menutup mata
lagophtalmus (-)
lagophtalmus (-)
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
Istirahat
simetris
Berbicara/bersiul
simetris
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
-
Salivasi
Lakrimasi
Chovsteks sign
tidak diperiksa
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Kanan
Kiri
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
tidak dilakukan
Tes Rinne
tidak dilakukan
N. Vestibularis
Nistagmus
tidak ada
Kiri
Arcus pharingeus
simetris
Uvula
di tengah
Gangguan menelan
tidak ada
Suara serak/sengau
tidak ada
Denyut jantung
normal
Refleks
-
Muntah
tidak diperiksa
Batuk
tidak diperiksa
Okulokardiak
tidak diperiksa
Sinus karotikus
tidak diperiksa
Sensorik
N. Accessorius
tidak diperiksa
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
simetris
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Mengulur lidah
Kiri
tidak ada kelainan
Fasikulasi
tidak ada
Atrofi papil
tidak ada
Disartria
tidak ada
MOTORIK
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
normal
normal
Triceps
normal
normal
Radius
normal
normal
Ulna
normal
normal
Refleks patologis
-
Hoffman Tromner
tidak ada
Leri
tidak dilakukan
Meyer
tidak dilakukan
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
kurang
cukup
Kekuatan
Tonus
4 (nyeri)
normal
normal
Klonus
Paha
tidak ada
tidak ada
Kaki
tidak ada
tidak ada
Refleks fisiologis
-
KPR
normal
normal
APR
normal
normal
Refleks patologis
-
Babinsky
tidak ada
tidak ada
Chaddock
tidak ada
tidak ada
Oppenheim
tidak ada
tidak ada
Gordon
tidak ada
tidak ada
Schaeffer
tidak ada
tidak ada
Rossolimo
tidak ada
tidak ada
Mendel Bechterew
tidak ada
tidak ada
Atas
tidak dilakukan
Tengah
tidak dilakukan
Bawah
tidak dilakukan
Refleks cremaster
tidak dilakukan
SENSORIK
Paresthesia pada tungkai kanan
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Meningocele
: tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
Kiri
Kaku kuduk
tidak ada
Kernig
tidak ada
tidak ada
Lasseque
tidak ada
tidak ada
9
Brudzinsky
-
Neck
tidak ada
Cheek
tidak ada
Symphisis
tidak ada
Leg I
tidak ada
tidak ada
Leg II
tidak ada
tidak ada
positif
Lasseque
positif
Lassuque menyilang
positif
Kernig
positif
Valsava
positif
Naffziger
positif
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
Limping
:positif
Steppage
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
Ballismus
: tidak ada
10
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
: tidak ada
Afasia sensorik
: tidak ada
Apraksia
: tidak ada
Agrafia
: tidak ada
Alexia
: tidak ada
Afasia nominal
: tidak ada
LABORATORIUM
Tidak ada
PEMERIKSAAN KHUSUS
MRI lumbal
X-ray Lumbosacral
: Hemisacralisasi kanan
11
merasakan kesemutan dan rasa kebas pada bagian kaki yang nyeri. Gejala tidak
disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah. Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
Penderita berobat ke Poliklinik RSMH dan selalu kontrol hingga sekarang.
Riwayat terjatuh dari motor pada tahun 2013. Penyakit ini diderita untuk pertama
kalinya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), TD 120/80 mmHg, HR 86 x/menit, RR 22 x/menit, T 36,6C, gizi
cukup (BB 60 kg, TB 165 cm, IMT 22). Keadaan spesifik kepala, leher, thoraks,
abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis
didapatkan tidak ada kelainan pada pemeriksan fungsi N. Craniales. Pada
pemeriksaan fungsi motorik, gerakan pada tungkai kanan dinilai kurang, disertai
kekuatan dengan nilai 4. Pemeriksaan motorik lainnya dalam batas normal.
Didapatkan rasa kebas dan kesemutan pada tungkai kanan saat pemeriksaan
fungsi sensorik. Fungsi vegetatif, dan fungsi luhur tidak ada kelainan. Didapatkan
tes SLR, Lasseque, Lasseque menyilang Kernig, Valsava, dan Naffziger (+).
Tidak didapatkan gerakan abnormal. Pemeriksaan gait dan keseimbangan:
Limmping gait (+).
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIK
DIAGNOSIS TOPIK
Racikan:
Na diklofenak 30 mg
Paracetamol 300 mg
Amitriptilin 5 mg
Fisioterapi
12
2 x 1 kaps
Edukasi:
Jaga posisi
Pakai korset
Tidur di kasur keras
Hindari angkat berat
PROGNOSA
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Cervicales (7)
Thoracicae (12)
Lumbales (5)
Tulang vertebrae
anterior
tersusun
intervertebralis
atas
(sebagai
14
pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu dan lain
dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus
invertebralis
menyusun
seperempat
columna
panjang
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah
cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis,
dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak
cedera bila terjadi trauma.
15
Discus
terdiri
intervertebralis
dari
lempeng
rawan
hyalin
(Hyalin
Cartilage
Plate),
pulposus
(gel),
Sifat
nukleus
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum
16
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan
diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang
lentur, dan sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di
bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
3.2
Definisi HNP
Hernia nukleus pulposus (HNP) adalah suatu kondisi dimana menonjolnya
sebagian atau seluruh bagian dari sentral nukleus pulposus kedalam kanalis
vertebralis akibat degenerasi dari anulus fibrosus korpus intervertebralis, yang
menyebabkan sakit punggung dan kaki akibat iritasi radiks saraf tersebut. Nama
lainnya yaitu: Lumbar radiculopathy, herniated intervertebral disk, intervertebral
prolapsed disk, slipped disk, kerusakan saraf.
3.3
Etiologi HNP
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
3.4
Epidemiologi HNP
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada
dekade ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan
yang banyak membungkuk dan mengangkat. Ligamentum longitudinalis posterior
pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi discus
cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf.
3.5
3. Merokok.
Nikotin
dan
racun-racun
lain
dapat
mengganggu
Patofisiologi HNP
18
3.7
19
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal,
yang dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan
3.8
I.
Diagnosis HNP
Anamnesis
Manifestasi klinis yang timbul juga tergantung pada lokasi HNP terjadi:
1 Postero-lateral: disamping nyeri pinggang, juga akan memberikan
gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang
2
terkena.
Postero-sentral: mengakibatkan nyeri pinggang oleh karena menekan
ligamentum longitudinal yang bersifat peka nyeri. Mengingat bahwa
medulla spinalis berakhir pada vertebra L1 atau tepi atas L2, maka
HNP kearah postero-sentral vertebra L2 tidak akan melibatkan
medulla spinalis. Yang mungkin terkena adalah kauda equina, dengan
gejala dan tanda berupa rasa nyeri yang dirasakan mulai dari
pinggang, daerah perineum, tungkai sampai kaki, refleks lutut dan
tumit menghilang yang sifatnya unilateral atau asimetris.
20
barang berat.
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1
Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri
bertambah hebat. Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau
hilang.
II.
Pemeriksaan fisik
Pada posisi berdiri tampak adanya skoliosis.
Pada posisi terlentang dapat dilakukan tes provokasi sbb:
1. Tes untuk meregangkan saraf iskhiadikus.
a. Tes Laseque (straight leg raising = SLR)
Dilakukan fleksi tungkai yang sakit dalam posisi lutut ekstensi. Tes
normal bila tungkai dapat difleksikan hingga 80-90 derajat. Tes
positif bila timbul rasa nyeri di sepanjang perjalanan saraf
iskhiadikus sebelum tungkai mencapai kecuraman 70 derajat. Tes
ini terutama meregangkan saraf spinal L5 dan S1, sedangkan yang
lain kurang diregangkan. Beberapa variasi dari tes ini adalah
dorsofleksi kaki yang akan menyebabkan nyeri bertambah
(Bragards sign) atau dorsofleksi ibu jari kaki (Sicards sign).
b. Tes Laseque menyilang / crossed straight leg raising test (Tes
OConell).
Tes ini sama dengan tes Laseque tetapi yang diangkat tungkai yang
sehat. Tes positif bila timbul nyeri radikuler pada tungkai yang
sehat (biasanya perlu sudut yang lebih besar untuk menimbulkan
nyeri radikuler dari tungkai yang sakit).
21
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan radiologis
a. Foto polos vertebrae
Sebaiknya dilakukan dari 3 sudut pandang
yaitu AP, lateral dan oblique. Informasi yang
diperoleh dari pemeriksaan ini adalah:
Adanya penyempitan ruang intervertebralis
dapat mengindikasikan adanya HNP.
Pada HNP dapat juga dilihat skoliosis
vertebra
kesisi
yang
sehat
dan
kontras
negatif
yaitu
udara
dimana
Conray
280).
Adapun
prosedur
Mielografi asendens:
Zat kontras disuntikkan
subarachnoid
melalui
kedalam
pungsi
ruang
lumbal.
Pada
tidak
sehingga
tembus
terlihat
merendahkan
oleh
sinar
rontgen,
radiopak.
Dengan
rostral
kolumna
ujung
ke
rostral.
Apabila
ruang
ruang
ekstrameduler
ekstradural
atau
menindih
medulla
intraduralspinalis,
melalui
pungsi
oksipital.
secara
langsung atau
tak
langsung
dapat
kanalis
menyebabkan
spinalis
sehingga
blokade
sering
total
dicurigai
yaitu
intradural,
HNP,
kelainan
tumor
ekstra
kongenital
dan
serta
arakhnoiditis.
c. Magnetic Resonance Imaging
Keunggulan MRI adalah:
1
lunak
Mampu menghasilkan penampang dalam berbagai
pembuluh darah
Tidak invasive
24
A. Pemeriksaan neurofisiologi
Pemeriksaan EMG dapat membedakan lesi radiks dengan
saraf perifer atau iritasi radiks dengan kompresi radiks.
Pada iritasi radiks akan terlihat potensial yang besar dan
polifasik dengan durasi yang melebar pada otot-otot
segmen yang bersangkutan. Sedangkan pada kompresi
radiks, selain temuan seperti diatas juga terlihat adanya
fibrilasi dengan atau tanpa positif sharp waves pada otot25
Tatalaksana HNP
Perawatan utama untuk HNP adalah diawali dengan istirahat
dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik.
Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
a. Medikamentosa
Untuk penderita dengan HNP yang akut yang disebabkan oleh trauma
(seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera
diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan
NSAIDS akan dianjurkan.
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas
otot, biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam
bentuk pil atau langsung ke dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan
nyeri hebat berikan analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam. NSAID
Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih kecil,
26
Chemonucleosis
adalah
injeksi
enzim
(yang
disebut
28
BAB IV
ANALISIS KASUS
Tn K, 29 tahun, kontrol kebagian Neurologi RSMH karena nyeri pada
pinggang kanan yang menjalar sampai tungkai kanan bawah yang terjadi secara
perlahan-lahan. Sejak +7 bulan yang lalu penderita mengalami nyeri pinggang
kanan yang menjalar sampai tungkai kanan bawah. Penderita mengaku nyeri
timbul semenjak mengangkat semen yang berat. Nyeri dirasakan semakin hebat
bila penderita beraktivitas. Ketika batuk, bersin dan mengejan nyeri bertambah.
Pasien memberi nilai nyeri 6. Nyeri sampai membuat penderita mengeluarkan
keringat karena menahan sakit. Jika berjalan penderita harus membungkukkan
badannya dan dibantu oleh tongkat. Nyeri tetap dirasakan saat berbaring, keluhan
nyeri berkurang jika penderita tidur dengan posisi menyamping. Penderita juga
merasakan kesemutan dan rasa kebas pada bagian kaki yang nyeri. Gejala tidak
disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah. Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
Penderita berobat ke Poliklinik RSMH dan selalu kontrol hingga sekarang.
Riwayat terjatuh dari motor pada tahun 2013. Penyakit ini diderita untuk pertama
kalinya
Dari keluhan utama maka kita dapat menyimpulkan bahwa penderita
mengalami iskhialgia yaitu nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus
iskhiadikus yang merupakan gejala klinis dari Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Lumbal. HNP adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus
intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (Protusi diskus) atau ruptur pada
diskus vertebra yang diakibatkan oleh menonjolnya nukleus pulposus yang
menekan anulus fibrosus yang menyebabkan kompresi pada syaraf, terutama
terjadi di daerah lumbal, seperti pada kasus ini, atau servikal, sehingga
menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri).
Pada kasus ini dapat ditemukan beberapa faktor risiko. Penderita mengaku
nyeri didapatkan setelah mengangkat semen berat dan riwayat pernah jatuh dari
motor dengan posisi motor menimpa punggung tahun 2013, serta pekerjaan
sehari-hari yang merupakan guru olahraga. Riwayat trauma dan riwayat pekerjaan
29
30
didapatkan yakni
MRI LUMBAL
X-ray Lumbosacral
: Hemisacralisasi kanan
31
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin C. Herniated Disk. 2009. Sports Medicine and Shoulder Service.
UCSF Department of Orthopaedic Surgery.http://www.nlm.nih.gov
/medlineplus/ency/article/000442.htm
Foster, R. Mark. 2014. Herniated Nucleus Pulposus. http://emedicine.medscape.
com/article/1263961-overview
Nuarta, Bagus.2004 Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius. Jakarta.
Sidharta, Priguna.2009. Neurologi Klinis Dasar, cetakan ke-14. PT Dian Rakyat.
Jakarta.
Sidharta, Priguna. 2002.Sakit Neuromuskuloskeletal Dalam Praktek Umum. PT
Dian Rakyat. Jakarta
Sidharta, Priguna. 1999. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik
Umum. PT Dian Rakyat. Jakarta.
32