`
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
DERISON MARSINOVA
03/168072/EIK/00324
1
2
HEMATEMESIS MELENA
A. Definisi.
Hematemesis merupakan muntah darah berwarna hitam ter yang berasal dari
saluran cerna bagian atas.
Sedangkan melena merupakan buang air besar darah berwarna hitam ter yang
berasal dari saluran cerna bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran cerna bagian
atas adalah saluran cerna di atas (proksismal) ligamnetum Treitz, mulai yeyunum
proksimal, duedonum, gaster, esofagus.
B. Etiologi
Hematemesis melena disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
o Trauma disepanjang saluran gastrointestinal
o Erosi atau ulcer pada lambung;
o Ruptur atau pelebaran vena seperti varicosity (varises esophagus atau
lambung),.
o Proses inflamasi, misalnya esofagitis (disebabkan oleh asam lambung
atau empedu), gastritis, inflamatory bowel disesase (chronic ulcerative
colitis) dan infeksi bakteri
o Diverticulosis
o Lesi atau gangguan vaskuler misalnya iskhemi pada rektum, fistula
aortainterik.
C. Patofisiologi
Hematemesis Melena
2
3
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari Hematemesis melena ini antara lain:
Muntah dan BAB darah warna hitam
Sindrom dispepsia, bila ada riwayat makan obat NSAID,
jamu pegal linu, alkohol, yang menimbulkan erosi/ulkus peptikum.
Keadaan umum pasien: pasien sakit ringan sampai berat
dapat disertai gangguan kesadaran (pre koma/koma hepatkum)
Dapat terjadi syok hipovolumik.
Takikardi
Perabaan dingin
Kulit pucat
Kesadaran kompos mentis sampai apatis.
E. Penegakan Diagnosa
Untuk menegakan diagnosa cidera kepala dapat dilakukan beberapa
prosedur tindakan meliputi:
a. Laboratorium
b. Endoskopi SCBA diagnostic untuk melihat sumber perdarahan (untuk pasien
yang tidak mau diendoskopi atau ada kontraindikasi endoskopi maka dilakukan
foto Ro OMD)
c. Ultrasonografi hati, menunjukan adanya hipertensi portal adan atau sirosis
hati/hepatoma.
d. CT-scan hati, v. porta/abdomen atas (dilakukan bila dengan pemeriksaan
ultrasonografi diagnosis belum jelas)
e. Foto thoraks:kadang-kadang menuunjukan adanya aspirasi darah disaluran
nafas.
c. Tes neuropsikologis selama rehbilitasi dapat menentukan penurunan kognitif
F. Penatalaksanaan
1. Non Faramakologis
Penyuluhan dan penerangan
Tirah baring
Puasa bila penyebab hematemesis melana yaitu pevahnya
varises esofagus , sedangkan bila disebabkan oleh hal lain tidak diperlukan
puasa. Pasien mendapatkan nutrisi parenteral total sampai perdarahan behenti
3
4
lalu digantikan dengan diet hati I (DH I) secara bertahap diganti dengan DH II,
DH III, DH IV oral.
Pada pasien nonvarises/tidak ada penyakit hati kronik/sirosis
hepatis DL IDLII DL III lunak DLIV
Kompres es melayang untuk menghentikan perdarahan
lambung dn duodenum.
2. Farmakologis
Tranfusi darah PRC (sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terjadi dan HB). Sampai Hb + 10 g/dL
Pada kasus nonvarise sampai Hn 12 g/dL
Sementara menunggu darah dapat diberikan pengganti plasma
(misal dekstran/hemacel) atau NaCl 0,9 atau RL.
Infis cairan dan elektrolit bila ada gejala syok hipovolume
Memberikan loading cairan atas dasar perjhitungan sebagai
berikut:
Jika tnda syok ditemukan pada posisi berbaring kehilangan cairan diperkirakan
sekitar 50%. Maka: 1 jam pertama: guyur cairan dan evalusi tekanan darah,
nadi, kesadaran. Jika tekanan sistolik > 100 mmHg, selanjutnya infus sesuai
dengan kondisi pasien (tetapi untuk pasien dengan usia > 50 tahun atau
penyakit koroner jantung, kecepatan pemberian cairan setengahnya)
Jika tanda-tanda syok tersebut ditemukan dalam posisi duduk kehilangan
cairan diperkirakan sekitar 30%. Pada kondisi ini guyur sampai dengan dua
kolf, bila tekanan sistolik >100 mmHg infus sesuai dengan kondisi pasien
Jika mengeingkinkan pasang monitor CVP. Pasang selang
lambung (NGT) untuk melakukan bilasan setiap 6 jam, mengeluarkan bekuan-
bekuan darah, dan dapat memperklirakan jumlah perdarahan secara kasar.
Untuk penyebab non varises:
- injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton
- sitoprotektor: sukralfat 3-4 x 1 gram, atau cetraxate3-4 x 1 tablet atau
misoprostol 3x 1 tablet
- antasida
- injeksi vitamin K untuk pasien dengan penyakit hati kronik atau sirosis
hepatis.
Untuk penyebab varises
4
5
5
6
6
7
Daftar Pustaka:
a. Alwi et al 2000. Pedoman Diagnostik dan Terapi di Bidang Penyakit Dalam.
FK UI. Jakarta.
b. Joanne et al, Nursinbg Intervention Calsification, Mosby, USA
c. Jong at al, 1977, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
d. Nanda. 2004. Nursing Diagnosis A Guide to Planning Care. Down load from
www.Us.Elsevierhealth.
e.. Swearingen. 2001. keperawatn Medikal Bedah. EGC. Jakarta
l
7
8