Anda di halaman 1dari 20

Kegawatdaruratan Onkologi

dan Terapi Suportif Anak


dengan Kanker
Dr Endang Windiastuti SpA(K)
Divisi Hematologi-Onkologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI – RS dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

1
Objektif

 Mampu mengetahui dan tatalaksana


kegawatdaruratan anak dengan kanker
 Mengetahui gejala dan tanda
kegawatdaruratan anak dengan kanker.
 Mengetahui jenis terapi suportif yang
diperlukan

2
Kegawatdaruratan Onkologik

Definisi : keadaan yang mengancam jiwa yang


disebabkan oleh keganasan atau
pengobatannya.

Tiga jenis dasar :


1. Disebabkan oleh penyakit kanker
2. Disebabkan oleh pengobatan kanker
3. Disebabkan oleh keadaan komorbid.

3
Disebabkan oleh penyakit kanker

 Komplikasi oleh invasi kanker ke organ tubuh


 Komplikasi karena tekanan massa tumor
 Perdarahan
 Efusi massa tumor

Disebabkan oleh pengobatan kanker


 Komplikasi tindakan operasi
 Komplikasi kemoterapi
 Komplikasi radioterapi

4
Kedaruratan Onkologi
 Keadaan Darurat /akut
– Kompresi Spinal Cord
– Hiperleukositosis
– Sindrom Vena Cava Superior

 Darurat berhubungan dengan terapi


– Sindrom Lisis Tumor
– Demam Neutropenia
– Typhlitis

5
Kasus 1
 Anak laki2, 14 thn, sebelumnya sehat
 Datang ke RS dengan pembesaran kel limfe leher multipel,
tak ada tanda2 infeksi. Sudah dapat antibiotika 1 minggu
tanpa perubahan.
 Dilakukan biopsi eksisi (curiga Limfoma)
 Lab (saat biopsi): Hb 11.9 g/dL, leukosit 17,000/uL,
trombosit 347.000/ul
 2 minggu kemudian: Pucat, pusing,perdarahan gusi (+),
hepatomegali, splenomegali
Lab : Hb 8.6 g/dL, leukosit 240.000/uL,trombosit 13.400/uL, blast
87%. Ureum 50 mg/dL, kreatinin 1.2 mg/dL, asam urat 9.8 gm/dL
Hiperleukositosis

 Definisi: leukosit > 100,000/uL


 Menimbulkan hiperviskositas – lebih
sering pada AML (Acute Myeloblastic
Leukemia)
 Gangguan metabolik lebih sering pada
pasien ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia)
Gejala Hiperviskositas

 Paru
– Dyspnea, hipoksemia, gagal jantung kanan
 Susunan Saraf Pusat (SSP)
– Penglihatan terganggu, sakit kepala,
penurunan kesadaran
 Lain-lain
– Perdarahan SSP atau paru
– Acute Kidney injury
9
Tata laksana Hiperleukositosis
• A-B-C
• Akses vena
• Mencegah Sindrom Lisis Tumor :
• Hidrasi – alkalinisasi + alopurinol/Rasburicase  asam urat
• Trombosit
• Pertahankan >20.000/uL (mencegah perdarahan)
• Hemoglobin
• Tunda transfusi PRC (mencegah hiperviskositas)
• Bila leukosit cepat/tidak - pertimbangkan sitoreduksi:
• Steroid (ALL)
• Hidroksiurea
• Leukoferesis
Sindrom LisisTumor

 Etiologi: turnover sel sangat cepat


– Sering pada ALL & Limfoma Burkitt
– Terjadi spontan atau karena kemoterapi
 Patofisiologi:
Tumor cell ↑ LDH
death

↑ PO42- ↑ K+ ↑ Lactate ↑ Urate ↓ Ca2+


Sindrom LisisTumor
Hiperurisemia:
– 10-15 mg/dl: letargi,nausea, muntah, kolik renal, hematuria
– >20 mg/dl: perubahan mental, gagal ginjal

Hiperkalemia:
– Lemah, paralisis, gejala GI
– Abnormal EKG : Gel T tinggi, elevasi segmen ST

Hiperfosfatemia / hipokalsemia:
– Gagal ginjal
– Batu ginjal
– Hipokalsemia
12
Laboratorium pada Sindr Lisis Tumor

Monitor berkala (tiap 6-8 jam)


– Elektrolit
» K, PO4, Ca, Asam urat
– Fungsi Organ
» Kreatinin
– Pemecahan sel
» LDH
 Marker tidak spesifik
 Peningkatan LDH tidak merubah terapi
 Digunakan saat pertama unutk menilai risiko TLS
 Dapat diperiksa tiap hari
Tata laksana TLS
Target: mempertahankan funsi ginjal, mencegah
disritmia (fatal), menghindari hemodialisis
 Hidrasi: 1.5 – 2X kebutuhan maintenance IV
 Memperbaiki perfusi ginjal, ekskresi as urat
 Menimimal / mencegah asidosis
 Pertahankan URINE OUTPUT
• 2 - 3 mL/kg/ jam

14
Kasus 2
 Perempuan 11 tahun, sesak nafas semakin berat
sejak 2 minggu, kadang terdengar stridor
 CXR menunjukkan massa mediastinal

Kompresi V
Cava Superior
Sindrom Vena Cava Superior

• Gejala
• Batuk, dyspnea, orthopnea, nyeri dada,
suara serak
• Sakit kepala, visus terganggu, nausea,
letargi
• Pem Fisis
• Muka/leher bengkak, plethora, sianosis,
pembuluh darah vena melebar di leher dan
dinding dada, stridor
Sindrom Vena Cava Superior
Diagnosis:
• Radiologik:
- CXR, CT/MRI / USG
• Histologik :
– BMP, biopsi jaringan, kel getah bening.
– Sitologi : cairan pleura, cairan ascites.
• Marker keganasan / Lab
– AFP, B-hCG
– Darah tepi lengkap, LED, LDH.
Sindrom Vena Cava Superior

Terapi kedaruratan
– Radiasi 200-400 cGy
– Kortikosteroids :
» Solumedrol 5-15 mg/m2 tiap 6-8 jam,
» Dexametason 0.5 – 2 mg/kg tiap 8 jam
– Hindari sedasi
Kesimpulan
 Setiap anak dengan kanker mempunyai risiko
mengalami kegawatdaruratan onkologi
 Peran tenaga medis sangat penting untuk
mengenali gejala kegawatdaruratan onkologi pada
anak.
 Semakin cepat mengenali dan menanganinya,
semakin kecil terjadinya komplikasi yang berat

19
20

Anda mungkin juga menyukai