DISUSUN OLEH :
Faiq Murteza G99181028
Hellena Hildegard G991902028
Karla Monica Praenta G991905031
Maulidi Izzati G991903034
Muh Arif Wira Bahari G99172116
Namira Nurul Hidayati G99181047
Periode 2-8 Desember 2019
PEMBIMBING :
Joko Purnomo, dr., Sp.B(K)Onk
Sindrom lisis tumor terjadi ketika sel-sel tumor melepaskan isinya ke dalam aliran darah, baik secara spontan
atau sebagai respons terhadap terapi, yang mengarah ke temuan khas seperti hiperurisemia, hiperkalemia,
hiperfosfatemia, dan hipokalsemia (Gertz, 2010).
Gangguan elektrolit dan metabolik dapat berkembang menjadi efek toksik, termasuk insufisiensi ginjal, aritmia
jantung, kejang, dan kematian akibat kegagalan multiorgan.
Insiden dan keparahan sindrom lisis tumor tergantung pada massa kanker, potensi lisis sel tumor, karakteristik
pasien, dan perawatan suportif.
DEFINISI
• Sindroma lisis tumor adalah sekumpulan kelainan metabolik sebagai akibat nekrosis sel-sel tumor
atau apoptosis fulminan yang timbul pada penderita kanker baik yang terjadi secara spontan
maupun sesudah pemberian terapi antikanker. Abnormalitas laboratorium yang sering timbul
pada SLT meliputi hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia yang bisa diikuti
dengan gagal ginjal akut.
• SLT sering terjadi pada pasien seperti Limphoblastik limphoma, Leukemia akut dan kronik serta
Limfoma Non Hodgkin tipe high grade seperti limfoma Burkitt.
EPIDEMIOLOGI
Dalam sebuah penelitian yang menyatakan
Insidensi dari tumor sebuah database Sampel Rawat Inap
lysis syndrom tidak Nasional, keganasan paling umum yang
diketahui secara terkait dengan tumor lysis syndrom yakni
pasti. Tumor lysis limfoma non-Hodgkin (30%), tumor padat
syndrom tidak (20%), leukemia myeloid akut (19%), dan
terkait dengan ras limfositik akut leukemia (13%). Angka
atau jenis kelamin. kematian di rumah sakit secara
keseluruhan adalah sekitar 21%.
Stephanos K and Picard L. Pediatric Oncologic Emergencies. Emerg. Med. Clin. North Am. 2018 Aug;36(3):527-535.
PATOGENESIS
FAKTOR RESIKO
Faktor terkait Host :
• Dehidrasi
• Penurunan fungsi ginjal yang sudah ada sebelumnya
• Infiltrasi renal oleh keganasan
• Uropati obstruktif
• Kadar asam urat yang sudah tinggi sebelumnya( > 8 mg/dL: pada anak atau >
10 mg/dL pada dewasa)
• Umur tua ( lebih dari 60 tahun) (Cairo et al, 2016)
FAKTOR RESIKO
Faktor terkait penyakit :
• Massa / ukuran tumor yang besar
• Proliferasi tumor cepat dan progresif
• Jenis tumor high radiosensitif atau high kemosensitif ( sensitif terhadap
terapi kanker) misalnya : tumor germ cell metastasis , baik yang gonadal atau
ekstra gonadal, high grade limfoma, leukemia limfositik akut pada dewasa,
Advanced T cell ALL pada anak-anak.
• Peningkatan laktat dehidrogenase (LDH) lebih dari dua kali batas atas nilai
normal
• Hitung sel lekosit > 50.000/mm3
• Keterlibatan sumsum tulang
FAKTOR RESIKO
Berdasarkan Jenis Tumor
FAKTOR RESIKO
Faktor terkait terapi :
Kreatinin: ≥1.5 batas atas nilai normal (umur >12 th atau penyesuaian umur)
Kejang
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
• Manifestasi dan gejala klinis secara langsung terkait
dengan gangguan biokimia yang diamati pada
gangguan ini.
• Sangat penting untuk curiga jika salah satu dari gejala
di atas timbul pada pasien dengan kanker, terutama
mereka yang memiliki tumor dalam kelompok risiko
tinggi
• Namun demikian, seorang dokter harus membedakan
TLS dari penyebab lain dari cedera ginjal akut seperti
sepsis, penyakit ginjal obstruktif, keracunan obat
(termasuk agen kemoterapi), penggunaan kontras
untuk pencitraan, dan rhabdomyolysis, serta kondisi
lain seperti sebagai vaskulitis dan glomerulopati
primer
Manifestasi Klinis
•Gejala yang tampak biasanya asimptomatis sampai terjadi oliguria atau anuria. Artritis akut
kadang-kadang dapat ditemukan pada pasien leukemia. Gejala mual, muntah dan letargi pada
umumnya timbul pada kadar asam urat 10-15 mg/dl. Beberapa pasien mengeluh nyeri pinggang
Hiperurisemia atau hematuria, dan pada analisis urin ditemukan banyak kristal asam urat.
•Pada keadaan berat dapat terjadi aritmia jantung seperti asistol, takikardi ventrikular atau fibrilasi,
dan henti jantung. Manifestasi lain adalah gangguan neuromuskular seperti kelemahan otot,
parestesia, spasme otot dan paralisis flaksid asenden. Nausea, muntah, diare dan anoreksia juga
Hiperkalemia dapat timbul. Gambaran EKG gelombang T yang tinggi dan pelebaran QRS
•Hipokalsemia menyebabkan terjadinya resorpsi tulang dan terjadi pembentukan kompleks kalsium
fosfat. Kompleks ini dapat mengganggu parenkim ginjal atau duktus koligentes, dapat terjadi
insufisiensi ginjal sampai gagal ginjal akut. Deposisi kompleks kalsium-fosfat pada jaringan dapat
Hiperfosfatemia menyebabkan timbulnya pruritus, iritis dan artritis. Manifestasi hipokalsemia dapat berupa spasme
Hipokalsemia karpopedal, tetani, kejang dan pada kasus yang ekstrim dapat terjadi henti jantung.
Manifestasi Klinis
• Asidosis laktat dapat dijumpai pada pasien leukemia akut
dengan hiperleukositosis. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan glikogenolisis pada jaringan perifer dan klirens
Asidosis laktat dan piruvat pada hepar yang tidak sempurna. Akibatnya
terjadi hipoksia jaringan dan asidosis metabolik.
Laktat
Gammopathy
Hipokalsemia Hiperparatiroidisme
monoclonal
Waldenstrom
Asidosis metabolic Hipotiroidisme
macroglobulinemia
Hiperplasia adrenal
Multiple Myeloma Nefrolitiasis
kongenital
Pseudohipoparatiroidis
Toksisitas dari digitalis Ketoasidosis alkoholik
me
Nekrosis tubular akut Rhabdomyolysis Ketoasidosis diabetikum