Prevalensi PGK di
Indonesia pada Kelompok umur 25-
pasien > 15 tahun 44 tahun 0,3% diikuti
umur 45-54 tahun 0,4 Prevalensi pada laki-
yang didata
%, umur 55-74 tahun laki 0,3% lebih tinggi
berdasarkan jumlah
kasus yang 0,5 % dan tertinggi dari perempuan 0,2 %
pada kelompok umur
didiagnosis dokter
> 75 tahun 0,6%
adalah sebesar
0,2%
Epidemiologi
Angka prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia pada
tahun 2018 cukup tinggi yaitu mencapai 3.8 permil
populasi Indonesia menderita penyakit ginjal kronis yang
terdiagnosis dokter. Penyakit ginjal kronis terdapat pada
sekitar 753 juta orang di seluruh dunia yang meliputi 336
juta pada pasien laki-laki dan 417 juta pada pasien
perempuan.
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 10%
Nefritis Interstisialis 4%
Kista dan penyakit bawaan lain 3%
Neoplasma 2%
Tabel 5. Penyebab Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di Indonesia Th. 2000
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46,39%
Diabetes Melitus 18,65%
Obstruksi dan infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%
Faktor Risiko
Laju rata-rata
Laju Filtrasi Glomerulus penyaringan darah yang
terjadi di glomerulus
Gejala Klinis
1. Peningkatan tekanan darah
2. Akumulasi urea pada darah yang menyebabkan uremia.
3. Kalium terakumulasi dalam darah sehingga menyebabkan hiperkalemi
4. Penurunan produksi eritropoietin yang dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah
merah yang dapat menyebabkan anemia.
5. Overload volume cairan yang disebabkan oleh retensi natrium dan cairan pada ginjal
sehingga dapat menyebabkan edema ringan hingga edema yang mengancam nyawa
misalnya pada edema paru.
6. Hyperphosphatemia yang disebabkan oleh berkurangnya ekskresi phosphate oleh ginjal.
7. Hipokalsemia yang disebabkan oleh stimulasi pembentukan FGF-23 oleh osteosit dibarengi
dengan penurunan masa ginjal.
8. Asidosis metabolic, disebabkan oleh akumulasi dari fosfat dan urea.
9. Anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh beberapa factor yaitu: peningkatan inflamasi
yang disebabkan oleh akumulasi urea, penurunan eritropoietin dan penurunan fungsi
sumsum tulang.
Diagnosis
01 Gambaran 02 Gambaran 03 Gambaran
klinis laboratorium radiologis
• Foto polos
abdomen, bila
tampak batu
opaq
• Ultrasonografi
ginjal
• Pielografi
intravena
Gambaran USG ginjal ditemukan batu ginjal
Penatalaksanaan
1. Terapi spesifik terhadap
penyakit dasarnya
2. Pencegahan dan terapi
terhadap kondisi komorbid
3. Menghambat perburukan Pembatasan asupan protein (0,6-
fungsi ginjal 0,8/kgBB/hari)
4. Pencegahan dan terapi
terhadap penyakit
kardiovaskular
5. Pembatasan cairan dan Pembatasan elektrolit berupa kalium
elektrolit dan natrium
6. Terapi pengganti ginjal Penyakit ginjal kronik stadium 5
7. Pencegahan dan terapi yaitu LFG <15ml/ menit.
terhadap komplikasi
Penatalaksanaan
Hipertensi pada
Penyakit ginjal
kronik
Komplikasi
Secara garis besar prognosis dari CKD yang tidak ditangani adalah buruk.
Mortality rate untuk pasien yang menjalani dialisis adalah sebesar 20%.
Apalagi jika disertai dengan gangguan kardiovaskular, mortality rate dapat
meningkat menjadi 30%. Prediksi prognosis dapat dilihat melalui beberapa
parameter seperti penyebab CKD, kategori LFG, kategori albuminuria dan
faktor resiko serta komplikasi yang sudah terjadi
Laporan Kasus
Nomor Rekam Medis : 00.94.98.68
Dokter Penanggung Jawab Pasien : dr. M. Gusti Shahfredi, Sp.PD
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Rimbun Sitompul
Umur : 54 Tahun
JenisKelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan: Menikah
Pekerjaan: Supir
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Mesjid Taufik No. 161 Medan
Keluhan Utama : Lemas dan pucat
Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu, pasien BAB : 1 x/3 hari
mengalami lemas yang semakin memberat dan tidak berwarna kehitaman
membaik saat istirahat yang menyebabkan pasien
mengalami penurunan kesadaran. Awalnya pasien selalu BAK : 2x/hari, sedikit,
terlihat tertidur dan hanya merespon bila diperintah. Selain dan berwarna pekat
itu pasien juga mengeluhkan sesak, pusing, tangan kebas,
bengkak pada kedua kaki, BAB berwarna kehitaman dan RPO : Glibenclamide,
BAK sedikit dan berwarna pekat yang dialami ±2 hari yang Valsartan, Amlodipine
lalu. Sesak dirasa terus menerus dan tidak bekurang saat
istirahat, nyeri dada (-), berdebar (+), keringat dingin (+). RPT: DM tipe 2,
Keluhan mual muntah disangkal. Pasien mengetahui Hipertensi
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes sejak 4 bulan
terakhir dan telah diberikan pengobatan diabetes dan RPK: -
antihipertensi.
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Keadaan Umum: Sedang Anemia (+), Ikterus (-), Dispnoe (+)
Keadaan Penyakit: Sedang Sianosis (-), Edema (-), Dehidrasi (-)
DIET - Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan rendah garam dan
rendah kalium
- Diet DM 1575 kkal/ hari
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK