Anda di halaman 1dari 40

Penyakit Ginjal Kronik

Tito Felix Sitohang


Pembimbing
Moch. Haryr
Deasy Putri Sahbana Nst
Rizky Aulia S. Meliala Dr. Hariyani Adin, Sp.PD, FINASIM
Pujas Setio Rahardi
Muhammad Syauqi
Rian Hadiansyah
Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik adalah suatu Berbagai faktor yang


proses patofisiologis dgn etiologi mempengaruhi kecepatan
yang beragam, mengakibatkan kerusakan serta penurunan
penurunan fungsi ginjal yang fungsi ginjal dapat berasal
progresif dan umumnya berakhir dari genetik, perilaku,
dgn gagal ginjal lingkungan maupun proses
degeneratif
Prevalensi

Prevalensi PGK di
Indonesia pada Kelompok umur 25-
pasien > 15 tahun 44 tahun 0,3% diikuti
umur 45-54 tahun 0,4 Prevalensi pada laki-
yang didata
%, umur 55-74 tahun laki 0,3% lebih tinggi
berdasarkan jumlah
kasus yang 0,5 % dan tertinggi dari perempuan 0,2 %
pada kelompok umur
didiagnosis dokter
> 75 tahun 0,6%
adalah sebesar
0,2%
Epidemiologi
Angka prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia pada
tahun 2018 cukup tinggi yaitu mencapai 3.8 permil
populasi Indonesia menderita penyakit ginjal kronis yang
terdiagnosis dokter. Penyakit ginjal kronis terdapat pada
sekitar 753 juta orang di seluruh dunia yang meliputi 336
juta pada pasien laki-laki dan 417 juta pada pasien
perempuan.

Di seluruh dunia terdapat 1,2 juta kematian per


tahun akibat penyakit ginjal kronis, Penyebab
tersering penyakit ginjal kronis adalah Hipertensi
pada 550 ribu pasien, diabetes melitus pada 418
ribu pasien, dan glomerulonephritis pada 238 ribu
pasien.
Etiologi
Tabel 4. Penyebab Utama penyakit Ginjal Kronik di Amerika Serikat (1995-1999)

Penyebab Insiden

Diabetes mellitus 44%


Tipe 1 (7%)
Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%

Glomerulonefritis 10%
Nefritis Interstisialis 4%
Kista dan penyakit bawaan lain 3%

Penyakit sistemik (lupus, vaskulitis) 2%

Neoplasma 2%
Tabel 5. Penyebab Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di Indonesia Th. 2000
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46,39%
Diabetes Melitus 18,65%
Obstruksi dan infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%
Faktor Risiko

Penelitian mencatat bahwa 35% hingga 65% dari penderita


hipertensi esensial berkembang menjadi proteinuria, dengan
satu pertiganya berkembang menjadi insufisiensi ginjal dan 6
hingga 10% meninggal akibat uremia. Diabetic Kidney Disease
(DKD) akan terjadi pada 30-40% penderita diabetes, dan
sepertiga dari penderita tersebut akan berkembang menjadi
gagal ginjal. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya
penyakit ginjal. Sebaliknya, CKD merupakan penyebab tersering
terjadinya hipertensi sekunder.
Patogenesis
Klasifikasi

Laju rata-rata
Laju Filtrasi Glomerulus penyaringan darah yang
terjadi di glomerulus
Gejala Klinis
1. Peningkatan tekanan darah
2. Akumulasi urea pada darah yang menyebabkan uremia.
3. Kalium terakumulasi dalam darah sehingga menyebabkan hiperkalemi
4. Penurunan produksi eritropoietin yang dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah
merah yang dapat menyebabkan anemia.
5. Overload volume cairan yang disebabkan oleh retensi natrium dan cairan pada ginjal
sehingga dapat menyebabkan edema ringan hingga edema yang mengancam nyawa
misalnya pada edema paru.
6. Hyperphosphatemia yang disebabkan oleh berkurangnya ekskresi phosphate oleh ginjal.
7. Hipokalsemia yang disebabkan oleh stimulasi pembentukan FGF-23 oleh osteosit dibarengi
dengan penurunan masa ginjal.
8. Asidosis metabolic, disebabkan oleh akumulasi dari fosfat dan urea.
9. Anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh beberapa factor yaitu: peningkatan inflamasi
yang disebabkan oleh akumulasi urea, penurunan eritropoietin dan penurunan fungsi
sumsum tulang.
Diagnosis
01 Gambaran 02 Gambaran 03 Gambaran
klinis laboratorium radiologis

Penyakit Dasar Sindrom uremia Gejala komplikasi


- Diabetes - Lemah, letargi - Hipertensi
- Infeksi traktus - Anoreksia - Anemia
urinarius - Mual muntah - Osteodistrofi renal
- Hipertensi - Nokturia - Asidosis metabolic
- Kelebihan volume - Penyakit jantung
cairan - Gangguan
- Neuropati keseimbangan
- Kejang hingga elektrolit
koma
Diagnosis
01 Gambaran 02 Gambaran 03 Gambaran
klinis laboratorium radiologis

- Sesuai penyakit yang mendasari


- Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum
dan kreatinin, serta penurunan LFG
- Kelainan biokimia darah seberti hemoglobin, hiper atau
hypokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
- Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria,
leukosuria
Diagnosis
01 Gambaran 02 Gambaran 03 Gambaran
klinis laboratorium radiologis

• Foto polos
abdomen, bila
tampak batu
opaq
• Ultrasonografi
ginjal
• Pielografi
intravena
Gambaran USG ginjal ditemukan batu ginjal
Penatalaksanaan
1. Terapi spesifik terhadap
penyakit dasarnya
2. Pencegahan dan terapi
terhadap kondisi komorbid
3. Menghambat perburukan Pembatasan asupan protein (0,6-
fungsi ginjal 0,8/kgBB/hari)
4. Pencegahan dan terapi
terhadap penyakit
kardiovaskular
5. Pembatasan cairan dan Pembatasan elektrolit berupa kalium
elektrolit dan natrium
6. Terapi pengganti ginjal Penyakit ginjal kronik stadium 5
7. Pencegahan dan terapi yaitu LFG <15ml/ menit.
terhadap komplikasi
Penatalaksanaan
Hipertensi pada
Penyakit ginjal
kronik
Komplikasi

Secara umum komplikasi pada penyakit ginjal kronis


disebabkan oleh berkurangnya kemampuan ginjal • Sindrom Uremia
untuk mengekskresikan zat-zat berlebihan dalam • Hypoalbuminemia
tubuh. Zat-zat ini dapat berupa: urea, kalium, fosfat. • Gagal Jantung
Penyebab komplikasi pada ginjal lain adalah Kongestif
berkurangnya produksi darah akibat kematian jaringan • Anemia
ginjal yang ireversibel yang menyebabkan produksi • CKD-MBD (Chronic
eritropoietin yang berkurang. Kidney Disease-
Mineral Bone Disorder)
Prognosa

Secara garis besar prognosis dari CKD yang tidak ditangani adalah buruk.
Mortality rate untuk pasien yang menjalani dialisis adalah sebesar 20%.
Apalagi jika disertai dengan gangguan kardiovaskular, mortality rate dapat
meningkat menjadi 30%. Prediksi prognosis dapat dilihat melalui beberapa
parameter seperti penyebab CKD, kategori LFG, kategori albuminuria dan
faktor resiko serta komplikasi yang sudah terjadi
Laporan Kasus
Nomor Rekam Medis : 00.94.98.68
Dokter Penanggung Jawab Pasien : dr. M. Gusti Shahfredi, Sp.PD
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Rimbun Sitompul
Umur : 54 Tahun
JenisKelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan: Menikah
Pekerjaan: Supir
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Mesjid Taufik No. 161 Medan
Keluhan Utama : Lemas dan pucat

Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu, pasien BAB : 1 x/3 hari
mengalami lemas yang semakin memberat dan tidak berwarna kehitaman
membaik saat istirahat yang menyebabkan pasien
mengalami penurunan kesadaran. Awalnya pasien selalu BAK : 2x/hari, sedikit,
terlihat tertidur dan hanya merespon bila diperintah. Selain dan berwarna pekat
itu pasien juga mengeluhkan sesak, pusing, tangan kebas,
bengkak pada kedua kaki, BAB berwarna kehitaman dan RPO : Glibenclamide,
BAK sedikit dan berwarna pekat yang dialami ±2 hari yang Valsartan, Amlodipine
lalu. Sesak dirasa terus menerus dan tidak bekurang saat
istirahat, nyeri dada (-), berdebar (+), keringat dingin (+). RPT: DM tipe 2,
Keluhan mual muntah disangkal. Pasien mengetahui Hipertensi
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes sejak 4 bulan
terakhir dan telah diberikan pengobatan diabetes dan RPK: -
antihipertensi.
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Keadaan Umum: Sedang Anemia (+), Ikterus (-), Dispnoe (+)
Keadaan Penyakit: Sedang Sianosis (-), Edema (-), Dehidrasi (-)

Sensorium : Somnolen Turgor Kulit : Baik


Tekanan darah: 143/73 mmHg Keadaan Gizi: overweight
Nadi : 115 x/menit Berat Badan: 80 kg
Pernafasan : 28 x/menit Tinggi Badan: 170 cm
Temperatur : 36,5⁰C IMT : 27,68 kg/m2 ( overweight )
RBW: 114,28 % (overweight)
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Wajah : Pucat dan sembab
Mata: Konjungtiva inferior anemis
Bibir: Pucat
Abdomen: nyeri tekan pada
regio hipogastrium
Jantung :
Batas atas: ICS III
Batas kiri: Satu jari keluar Ginjal : Ballotement (-), Nyeri
ICS V Linea midclavicularis ketuk CVA (+)
Sinistra
Batas kanan: Linea
Parasternalis Dextra

Ekstremitas inferior : Edema kedua tungkai


Tanggal : 25 juni 2021
Darah Kimia Klinik
RBC: 1,16 x 106/ul Ureum : 150 mg/dl
HGB: 3,4 g/dL Kreatinin : 6,38 mg/dl
UrinAcid : 9,3 mg/dl
HCT: 10,2% SGOT : 33 U/L
WBC: 17,04 x 103/mm3 SGPT : 20 U/L
PLT : 295 x 103/𝜇l Alkali Posfatase : 61 U/L
Total bilirubin : 0,8 mg/dl
Hitung jenis: Direct bilirubin : 0,08 mg/dl
- Eosinofil: 0,3% Glukosa Adrandom : 270 mg/dl
- Basofil: 6,3 % Natrium: 133,00 mmol/L
- Neutrofil: 76,3 % Kalium: 8,1 mmol/L
- Limfosit : 11,9 % Chlorida: 116,00 mmol/L
- Monosit: 7,4 %
 
DIAGNOSIS 1. Anemia ec. Perdarahan + PSMBA ec gastritis
BANDING erosive + CKD grade V ec. Nefropati hipertensi +
Hipertensi Grade II + DM tipe II + hyperkalemia
2. Anemia ec. Penyakit kronik + CKD grade V ec.
Nefropati diabetik + Hipertensi Grade I + DM tipe
II + hiperkalemia
3. Anemia ec. Infeksi + CKD grade V + Hipertensi
Grade II + DM tipe I + hiperkalemia
DIAGOSIS Anemia ec. Penyakit kronis + CKD grade V ec.
SEMENTARA Nefropati hipertensi + Hipertensi Grade I + DM tipe II
+ hiperkalemia
PENATALAK Farmakologis
SANAAN • Transfusi PRC 3 bag on HD
• Sulfas ferosus 1x1
• Asam folat 1x1 mg
• Inj. Transamin 1 amp/8 jam
• Inj. Vit K 1 amp/hari
• Inj. Omeprazole 1 vial/12 jam
• Sucralfat syrup 3x1
• Hemodialisa 2x/ seminggu
• Calcium Carbonat 500 mg 3x1
• Valsartan 1x 160 mg
• Amlodpine 1x 10 mg
• Calcium polystyrene sulfonat 5g
• Insulin Rapid acting 3 x 12 IU ( Novoporamid)

DIET - Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan rendah garam dan
rendah kalium
- Diet DM 1575 kkal/ hari
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK

1. Darah lengkap 9. USG ginjal


2. Ferritin serum 10. Tekanan darah
3.SI /TIBC 11. Kadar gula darah
4.Morfologi darah tepi 12. Elektrolit
5.Endoskopi 13. AGDA
6.Ureum dan kreatinin 14. Pemeriksaan serologi
7.Urinalisa  
8.Renal function test  
FOLLOW UP P : Farmakologi
1. Transfusi PRC 3 bag on HD
TANGGAL 26/06/2021 2. Sulfas ferosus 1x1
S : Lemas, BAK sedikit dan berwarna kuning 3. Asam folat 1x1 mg
pekat, wajah pucat berkurang
4. Hemodialisa 2x/ seminggu
O : Sens: CM, TD : 130/70 mmHg, Nadi: 117
x/mnt, reguler, RR: 24 x/mnt, Temp: 36.5°C 5. Calcium Carbonat 500 mg 3x1
Wajah: pucat 6. Valsartan 1x 160 mg
Mata: konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+) 7. Amlodpine 1x 10 mg
Glukosa adrandom 468 mg/dL 8. IVFD Asam amino 2% durante HD
WBC 19,49 x103/uL 9. Calcium polystyrene sulfonat 5g  
RBC 1,93 x 106/uL 10. Insulin Novorapid 3x12 IU
HGB 5,6 gr/dL
Non farmakologi
HCT 16,4%
A : Anemia ec. Penyakit kronis + CKD grade V 11. Tirah baring
ec. Nefropati hipertensi + Hipertensi Grade II 12. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
+ DM tipe I + hiperkalemia 13. Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan
rendah garam dan kalium
14. Diet DM 1575 kkal/hari
15. Pembatasan cairan 500-800ml/ hari
FOLLOW UP P : Farmakologi
1. Sulfas ferosus 1x1
TANGGAL 27/06/2021
S : Lemas, wajah pucat (-), BAK sedikit 2. Asam folat 1x1 mg
dan berwarna kuning pekat 3. Hemodialisa 2x/ seminggu
O : Sens: CM, TD : 160/100 mmHg, 4. Calcium Carbonat 500 mg 3x1
Nadi: 111 x/mnt, reguler, RR: 20 x/mnt,
Temp: 36.4°C 5. Valsartan 1x 160 mg
Wajah: pucat (-) 6. Amlodpine 1x 10 mg
Mata: konjungtiva palpebra inferior 7. Calcium polystyrene sulfonat 5g  
pucat (+/+)
Non farmakologi
HGB 9,4 gr/dl
8. Tirah baring
Glukosa adrandom 274 mg/dL
Natrium 135 mmol/L 9. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
Kalium 4,3 mml/L 10. Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan
Klorida 110 mmol/L rendah garam dan kalium
A : Anemia ec. Penyakit kronis + CKD 11. Diet DM 1575 kkal/hari
grade V ec. Nefropati hipertensi +
12. Pembatasan cairan 500-800ml/ hari
Hipertensi Grade II + DM tipe I
FOLLOW UP P : Farmakologi
TANGGAL 28/06/2021 1. Sulfas ferosus 1x1
S : Lemas, wajah pucat (-), BAK 2. Asam folat 1x1 mg
sedikit dan berwarna kuning pekat 3. Hemodialisa 2x/ seminggu
O : Sens: CM, TD : 160/90 4. Calcium Carbonat 500 mg 3x1
mmHg, Nadi: 106 x/mnt, reguler, 5. Valsartan 1x 160 mg
RR: 23 x/mnt, Temp: 36.7°C 6. Amlodpine 1x 10 mg
Wajah: pucat (-) 7. Insulin Novorapid 3x12 IU
Mata: konjungtiva palpebra
inferior pucat (+/+) Non farmakologi
Glukosa adrandom 178 mg/dL 8. Tirah baring
A : Anemia ec. Penyakit kronis + 9. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
CKD grade V ec. Nefropati 10. Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan
hipertensi + Hipertensi Grade II + rendah garam dan kalium
DM tipe I 11. Diet DM 1575 kkal/hari
12. Pembatasan cairan 500-800ml/ hari
FOLLOW UP P : Farmakologi
TANGGAL 29/06/2021 1. Sulfas ferosus 1x1
S : Lemas, wajah pucat (-), BAK 2. Asam folat 1x1 mg
sedikit dan berwarna kuning pekat 3. Hemodialisa 2x/ seminggu
O : Sens: CM, TD : 160/100 4. Calcium Carbonat 500 mg 3x1
mmHg, Nadi: 93 x/mnt, reguler, 5. Valsartan 1x 160 mg
RR: 23 x/mnt, Temp: 37 °C 6. Amlodpine 1x 10 mg
Wajah: pucat (-) 7. Insulin Novorapid 3x12 IU
Mata: konjungtiva palpebra inferior
pucat (+/+) Non farmakologi
Glukosa adrandom 284 mg/dL 8. Tirah baring
A : Anemia ec. Penyakit kronis + 9. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
CKD grade V ec. Nefropati 10. Diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgBB/ hari) dan
hipertensi + Hipertensi Grade II + rendah garam dan kalium
DM tipe I 11. Diet DM 1575 kkal/hari
12. Pembatasan cairan 500-800ml/ hari
TEORI PASIEN
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu, pasien
patofisiologis dengan etiologi yang beragam mengalami lemas yang semakin memberat dan tidak
yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal membaik saat istirahat yang menyebabkan pasien
yang progresif dan pada umumnya berakhir mengalami penurunan kesadaran. Awalnya pasien selalu
dengan gagal ginjal. Gambaran klinis penyakit terlihat tertidur dan hanya merespon bila diperintah.
ginjal kronik meliputi: Selain itu pasien juga mengeluhkan sesak, pusing,
- Sesuai penyakit yang mendasari seperti DM, tangan kebas, bengkak pada kedua kaki, BAB berwarna
infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, kehitaman dan BAK sedikit dan berwarna pekat yang
hipertensi, hiperurikemia dan sebagainya. dialami ±2 hari yang lalu. Sesak dirasa terus menerus
- Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, dan tidak bekurang saat istirahat, nyeri dada (-), berdebar
letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, (+), keringat dingin (+). Keluhan mual muntah disangkal.
kelebihan volume cairan, neuropati perifer, Pasien mengetahui memiliki riwayat hipertensi dan
kejang hingga koma diabetes sejak 4 bulan terakhir dan telah diberikan
- Gejala komplikasi berupa hipertensi, anemia, pengobatan diabetes dan antihipertensi.
osteodistrofi renal, asidosis metabolic, penyakit BAB : 1 x/3 hari berwarna kehitaman
jantung, gangguan keseimbangan elektrolit. BAK : 2x/hari, sedikit, dan berwarna pekat
RPO : Glibenclamide, Valsartan, Amlodipine
RPT: DM tipe 2, Hipertensi
RPK: -
DIAGNOSIS VITAL SIGN
Diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan Sensorium : Somnolen
berdasarkan hasil temuan dari anamnesis, Tekanan darah : 143/73 mmHg
pemeriksaan fisis dan laboratorium yang Nadi : 115x/menit
dapat mendukung sehubungan dengan gejala Pernafasan : 28 x/menit
klinis yang sering tidak khas. Temperatur : 36,5⁰C
Kriteria penyakit ginjal kronik :  
A. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 STATUS LOKALISATA
bulan berupa kelainan structural atau -Kepala :
fungsional dengan atau tanpa penurunan laju - Mata :Konjungtivitis Anemis
filtrasi glomerulus (LFG) dengan manifestasi: - Hidung : Dalam batas normal
- Kelainan patologis - Telinga :Dalam batas normal
- Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk - Lidah : Pucat (+)
kelainan dalam komposisi darah dan urin atau Bibir : Pucat (+)
kelainan dalam tes pencitraan  
B. LFG <60 ml/menit//1,73 m2 selama 3 bulan -Leher :
dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Leher simetris, Trakea medial, pembesaran
KGB (-), KakuKuduk (-)
DIAGNOSIS VITAL SIGN
Gambaran klinis penyakit ginjal kronik meliputi: Thorax:
- Sesuai penyakit yang mendasari seperti DM, infeksi traktus Inspeksi : Simetris fusiformis
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemia dan Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan, kesan: Normal
sebagainya. Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
- Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual  Auskultasi :
muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, Suara Pernafasan = vesikuler
kejang hingga koma SuaraTambahan = -
- Gejala komplikasi berupa hipertensi, anemia, osteodistrofi renal,  Abdomen:
asidosis metabolic, penyakit jantung, gangguan keseimbangan Inspeksi : Simetris
elektrolit. Palpasi : Nyeri tekan (+) pada regio hipogastrium, Nyeri
 Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi: suprapubik (+) , Murphy’s sign (-)
- Sesuai penyakit yang mendasari Nyeri ketuk Sudut KostoVertebra (+)
- Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan Limpa : Pembesaran (-)
kreatinin, serta penurunan LFG Ekstremitas Bawah : Edema pada kedua tungkai
- Kelainan biokimia darah seberti hemoglobin, hiper atau Darah :
hypokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, Hb : 3,4 g/dL
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik Eritrosit : 1,16 x 106/mm3
- Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, leukosuria Leukosit: 17,04 x 103/mm3
 Gambaran radiologis meliputi : Ht: 10,2 %
- Foto polos abdomen, bila tampak batu opaq Neu% 87,1%
- Ultrasonografi ginjal  
- Pielografi intravena
PENATALAKSANAAN HASIL
Farmakologi  Kimia klinik

• Transfusi PRC 3 bag on HD - Ureum:150 mg/dl


• Sulfas ferosus 1x1 - Keratinin:6,38 mg/dl
• Asam folat 1x1 mg - UrinAcid 9,3 mg/dl
• Inj. Transamin 1 amp/8 jam - Glukosa adrandom 270 mg/dl
• Inj. Vit K 1 amp/hari - Natrium 133 mmol/L
• Inj. Omeprazole 1 vial/12 jam - Kalium 8,1 mmol/L
• Sucralfat syrup 3x1 - Chlorida 116 mmol/L
• Hemodialisa 2x/ seminggu
• Calcium Carbonat 500 mg 3x1
• Valsartan 1x 160 mg
• Amlodpine 1x 10 mg
• Calcium polystyrene sulfonat 5g
• Insulin Rapid acting 3x 12 IU
( Novoporamid)
PENATALAKSANAAN
 
Non farmakologi :
- Tirah baring
- Mengkonsumsi makanan sehat dan
bergizi
- Diet protein (0,6-0,8mg/ kgBB/ hari)
dan rendah garam, rendah kalium
- Diet DM 1575 kkal/ hari
- Pembatasan cairan 500-800ml/ hari
KESIMPULAN
Pasien berusia 54 tahun atas nama rimbun sitompul didiagnosa anemia ec. perdarahan+
psmba ec gastritis erosiva + ckd grade v ec. nefropati hipertensi + hipertensi grade ii +
DM tipe I + hiperkalemia dengan pemeriksaan lab hb : 3,4 g/dl, eritrosit : 1,16 x
106/mm3, leukosit: 17,04 x 103/mm3, ht: 10,2 % , neu% 87,1, ureum:150 mg/dl,
keratinin:6,38 mg/dl, urinacid 9,3 mg/dl, glukosa adrandom 270 mg/dl, natrium 133
mmol/l, kalium 8,1 mmol/l, chlorida 116 mmol/l. Diberikan tatalaksana secara
farmakologi berupa Transfusi PRC 3 bag on HD, Sulfas ferosus 1x1, Asam folat 1x1 mg,
Inj. Transamin 1 amp/8 jam, Inj. Vit K 1 amp/hari, Inj. Omeprazole 1 vial/12 jam,
Sucralfat syrup 3x1 , Hemodialisa 2x/ seminggu, Calcium Carbonat 500 mg 3x1 ,
Valsartan 1x 160 mg, Amlodpine 1x 10 mg , Calcium polystyrene sulfonat 5g , Insulin
Rapid acting 3 x 12 IU ( Novoporamid) . tatalaksana secara non farmakologi berupa tirah
baring, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, diet protein ( 0,6-0,8mg/ kgbb/ hari)
dan rendah garam dan kalium, Diet DM 1575 kkal/hari, dan pembatasan cairan 500-
800ml/ hari.
Daftar Pustaka
1. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Ilmu Penyakit Dalam. V. Jakarta: Interna
Publishing;
2. Fadhilah AZ. Chronic Kidney Disease, Stage 1. Definitions. 2020;
3. Situasi penyakit ginjal kronis. infodatin Kementeri Kesehat RI. 2017;
4. Eknoyan G. Chronic Kidney Disease. KDIGO 2012; 2013.
5. Carney E. The impact of chronic kidney disease on global health. 2020;16.
6. Kemenkes. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. 2019;
7. Liu ZZ, Bullen A, Li Y, Singh P. Renal oxygenation in the pathophysiology of chronic
kidney disease. Front Physiol. 2017;8(JUN):1–9.
8. Babitt JL, Lin HY. Mechanisms of anemia in CKD. J Am Soc Nephrol.
2012;23(10):1631–4.
9. Mistry K. Chronic kidney disease. Clinical Pediatric Nephrology: Third Edition. 2016.
601-626 p.
10. Loghman-Adham M, Kiu Weber CI, Ciorciaro C, Mann J, Meier M.
Detection and management of nephrotoxicity during drug development.
Expert Opin Drug Saf. 2012;11(4):581–96.
11. Pugh D, Gallacher PJ, Dhaun N. Management of Hypertension in Chronic
Kidney Disease. Drugs [Internet]. 2019;79(4):365–79. Available from:
https://doi.org/10.1007/s40265-019-1064-

Anda mungkin juga menyukai