(CKD)
1.1 Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan faal ginjal yang
menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Burner, 2002).
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi
ginjal lanjut secara bertahap. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap
akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Gagal ginjal kronik
merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya
berlangsung beberapa tahun (Brunner & Suddarth, 2002: 1448).
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan
makan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi 2 kategori yaitu akut
dan kronik. CKD atau gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal
ginjal yang progresif dan lambat ( biasanya berlangsung bertahun-tahun),
sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau minggu (Terry
dan Aurora, 2013)
1.2 Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris
sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
(Doenges, 1999 : 626) Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi
menjadi delapan kelas, antara lain :
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati
timbale
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal.
Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
1.3 Klasifikasi
Penyakit CKD ini didefinisikan dari ada atau tidaknya kerusakan
ginjal dan kemampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya. Klsifikasi
menurut national kidney foundation, 2002 dibagi menjadi:
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab. Darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya odema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
a. Perioneal dialysis
b. Hemodialisis
c. Operasi
1.10 Komplikasi
1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
renin-angiotensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
6. Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal
7. Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremia
1.11 Proses Keperawatan
1.1.1 Pengkajian
1. Biodata pasien
Menanyakan terkait dengan identitas pasien (nama, tanggal lahir,
tempat lahir pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dll)
2. Keluhan utama
Tanyakan pada pasien terkait dengan keluhan yang paling
dirasakan
3. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakankepada pasien terkait riwayat penyakit yang pernah di
derita oleh pasien CKD
4. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada pasien terkait dengan penyakit keturunan
ataupun apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
dengan pasien.
5. Pola Nutrisi dan cairan
Tanyakan pada pasien terkait dengan diet yang dilakukan seperti
pembatasan makan dan minum serta lakukan observasi pada pasien
CKD terkait dengan pembatasan jumlah cairan yang masuk dan
keluar serta tanyakan terkait dengan ada tidaknya alergi yang di
derita oleh pasien CKD
6. Pola eliminasi
Tanyakan pada pasien terkait dengan frekuensi BAK/BAB, warna,
konsentrasi, bau dan julah urine pada penderita CKD baik sebelum
sakit maupun saat sakit.
7. Pola istirahat dan tidur
Tanyakan kepada pasien terkait dengan durasi atau lamanya waktu
tidur pasien baimsebelum sakit dan saat sakit
8. Pola konsep diri
Tanyakan kepada pasien terkait dengan apa yang pasien rasakan
serta minta pasien untuk mengungkapkan harapan dan gambaran
dirinya saat sakit.
9. Pola hubungan dan peran
Tanyakan kepada pasien terkait hubungannya dengan istri maupun
dengan keluarga dekatnya
10. Pola mekanisme koping
Tanyakan kepada pasien terkait dengan bagaimana pasien
memecahkan masalah yang pasien hadapi.
11. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan dasar TTV
b. Pemeriksaan kepala
Inspeksi (warna, bentuk, penyebaran rambutnya)
Palpasi: sentuh kepala pasien untuk mengetahui adanya
massa/lesi
c. Pemeriksaan integumen
Inspeksi : melihat warna, kebersihan kuku dan kuliot,
tekstur kulit, tugor kulit, kelembapan dan CPR
Palpasi : meraba ada tidaknya massa dan lesi serta ada
tidaknya rasa nyeri pada pasien
d. Pemeriksaan thoraks
Inspeksi : bantuk dada, pola nafas, retraksi intercoste
Palpasi : ada tidaknya massa atau lesi dan ada tidaknya
tanda-tanda krepitasi
Perkusi : lskuksn prngetukan di area dada
Auskultasi : mendengarkan suara nafas normalnya
vesikuler dan suara jantung
e. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : melihat ada atau tidaknya massa dan lesi seta
melihat bentuk dari abdomen pasien
Auskultasi : mendengarkan suara bising usus pasien
Palpasi : melakukan perabaan pada area perut
Perkusi : melakukan pengetukan pada area perut pasien
1.1.2 Diagnosa Keperawatan
1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
2 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien.
1.1.3 Perencanaan
Brunner& Sudarth, 2002, Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Alih bahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGC