Penurunan kadar
ANEMIA hemoglobin
dibawah normal
Terbentuk advanced
glycation end products DM
(AGEs),
Produksi eritropietin
Kontrol glikemik buruk
terganggu
Hiperglikemia lama + AGEs
Glomerulosklerosis nodular
Glomerulosklerosis ditandai dengan adanya lesi
glomerulus yang berakibat terjadinya fibrosis
interstisium.
Hubungan
Podosit dan
hiperglikemia
downregulasi
Hiperglikemia
dari nefrin
pendataran
meningkatkan dari foot
proteinuria process (FP)
podosit
https://id.pinterest.com/
https://www.slideshare.net/andreei/tkk4
• Pada pasien tampak gejala-gejala anemia seperti lemas yang
dirasakan sejak 2 minggu SMRS saat bekerja pada seluruh
tubuh, dirasakan terus-menerus, dan dirasakan memberat sejak
3 hari SMRS serta menggangu aktivitas. Lemas disertai pusing
dirasakan sejak 5 hari SMRS di seluruh kepala yang dirasakan
tiba-tiba dan hilang timbul, terasa seperti berputar namun tidak
dipengaruhi oleh perubahan posisi. Pusing diakui menggangu
aktivitas. Pasien menyangkal ada riwayat perdarahan.
• Pada pemeriksaan fisik tampak pucat dan lemas, konjungtiva
pucat, serta dari pemeriksaan lab terlihat Hb yang cukup
rendah yaitu 8.6 gr/dl.
• Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, anemia pada
pasien ini mengarah pada anemia akibat penyakit kronik.
• Saran pemeriksaan lanjutan : Serum iron, TIBC, Ferritin HbA1c
Diabetes melitus (dm)
Gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
1. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memerhatikan waktu makan terakhir; atau
Gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L).
2. Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan sedikitnya selama 8
jam; atau
Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dL
(11,1 mmol/L). Tes toleransi glukosa oral yang dilakukan berdasarkan standar
3.
WHO dengan menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa
anhidrus yang dilarutkan dalam air.
• Pasien ini sudah didiagnosis DM sejak 5 tahun
yang lalu.
• Pasien pengobatan rutin tiap bulan sejak 4
tahun yang lalu namun pasien mengaku diet
tidak terkontrol dengan baik.
• Didapatkan gejala klasik diabetes melitus
• Pemeriksaan GDP dan GD2PP pasien
didapatkan nilai GDS 232 mg/dl dan nilai
GD2PP 281 mg/dl.
IKTERUS
Peningkatan Peningkatan
Peningkatan SGPT
SGOT Gamma GT
(76 u/L)
(53 u/L ) (434 u/L)
Peningkatan Peningkatan
Peningkatan ALP
Bilirubin Total Bilirubin Direk
(974 u/L)
(4.81 mg/dl) (3.05 mg/dl)
Peningkatan
Bilirubin Indirek
(1.76 mg/dl)
Manifestasi klinis pasien
• Kuning yang muncul tiba-tiba di seluruh tubuh
sejak satu bulan SMRS, pertama kali muncul di
mata dan meluas ke seluruh kemudian
menetap.
• Hasil pemeriksaan fisik adanya sklera ikterik
dan ikterik pada kulit.
• Saran pemeriksaan lanjutan : Cek HbsAg dan
Albumin
dislipidemia
• Dislipidemia Primer
Klasifikasi • Dislipidemia Sekunder
TIBC
TIBC = kadar Fe serum + UIBC
Ferritin
- Cadangan besi utama : SRE, hepatosit, makrofag ss. tulang,
lien.
- Cadangan yang efisien
- Representasi kadar ferritin plasma dalam keadaan seimbang
dengan cadangan besi tubuh
- Ferritin serum 1 ng/ml = + 8 mg Fe cadangan
47
48
NORMOCYTIC ANEMIA
MCV 80-95 FL
LOW HIGH
ACUTE BLOOD LOSS
Fe/TIBC or
Ferritin HEMOLYSIS OR
ACUTE BLOOD LOSS
↓ Fe
↓ Fe
↑TIBC
↓ TIBC
↓ Ferritin
NORMAL /
↑ Ferritin
IRON DEFICIENCY
ANEMIA OF ANEMIA OF
MYELOPTHTESIS APLASTIC RED CELL
CHRONIC CHRONIC RENAL
ANEMIA ANEMIA DYSPLASIA
DISEASE DISEASE
MICROCYTIC
ANEMIA MCV < 80
FL
SERUM Fe and
TIBC
Or Serum
↓ Fe /↓TIBC Ferritin
Normal % ↓ Fe ↑TIBC Normal / ↑ Fe
Saturation Normal Fe / Normal Normal / ↓TIBC
% Saturation <
↑ Ferritin TIBC % Saturation
15%
Normal Ferritin normal/ ↑
↓ Ferritin
Normal Ferritin
THALASEMIA
ANEMIA OF IRON (TARGET SEL,
CHRONIC DEFICIENCY BASOPHILIC
DISEASE ANEMIA STIPLING, HIGH Hb
ELECTROPHORE Electrophore Bone marrow
SIS) sis
Sideroblastic
Hemoglobinop anemia ( Ring
haty Sideroblast and
↑ iron stores
MACROCYTIC
ANEMIA
MCV > 95
REVIEW OF
SMEAR
NO
HYPERSEGME
HYPERSEGMENT
NTED PMNS
ED PMNS
NON UNCLEAR
BONE
MEGALOBLAS MEGALOBLAS MECHANIS
MARROW
TOID TOID M
(OPTIONAL)
52
Penerapan uji fungsi hati untuk
diagnosis penyakit hati dibantu oleh
diagnostik pencitraan.
(Dufour DR, 2006)
http://www.abclab.co.id/?p=358
http://www.abclab.co.id/?p=358