Anda di halaman 1dari 33

Kegawat daruratan onkologi pada

anak dan apa yang harus dilakukan?

Selvi Nafianti
Divisi Hematologi-Onkologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK USU Medan
Pendahuluan
• Definisi : keadaan yang mengancam nyawa
yang disebabkan oleh keganasan atau
pengobatannya

• Tiga jenis penyebab :


1. Disebabkan oleh penyakit kanker
2. Disebabkan oleh pengobatan kanker
3. Disebabkan oleh keadaan komorbid
Disebabkan oleh penyakit kanker
1. Komplikasi oleh invasi kanker ke organ tubuh
2. Komplikasi karena tekanan massa tumor
3. Perdarahan
4. Efusi massa tumor

Disebabkan oleh pengobatan kanker


5. Komplikasi tindakan operasi
6. Komplikasi kemoterapi
7. Komplikasi radioterapi
HIPERLEUKOSITOSIS

• Terkait dengan ALL dan AML


• Definisi: Lekosit> 100 x109/L
– 15% lymphoblastic leukemia
– 20% myeloid leukemia
• Menyebabkan meningkatnya angka
mortalitas
Faktor Risiko terjadinya Hiperleukositosis

• Usia < 1
• T-cell, monoblastic
• Hepatomegali dan Spleenomegali
• Peningkatan LDH
• Cytogenetics
– 11q23
– Ph-positive
Komplikasi
• Vascular obstruction  kerusakan organ,
hipoksia, trombosisi , perdarahan

• Gangguan metabolik

• Organ yang sering terkena :


– CNS
– Pulmonal
CNS Leukostasis

• Gejala: ssakit kepala,


mental status changes,
gangguan penglihatan,
kejang, koma, meninggal
• Perdarahan Intrakranial
Pulmonary Leukostasis Syndrome
• Gejala: respiratory Case # 2 5-28

symptoms, hypoksia,
infiltrates pada thoraks
foto mm3

• Perdarahan pulmonal

Leukemic infiltrates throughout


Alveolar exudate & hyaline membranes
Alveolar hemorrhage
Leukostatic plugs in pulmonary vessels
Enlarged right ventricle
Prinsip Tatalaksana Hyperleukositosis

– Leukostasis
• Sitoreduksi dengan kemoterapi
• Kortikosteroid
• Leukapheresis
• Hindari Transfusi PRC dan diuretik
• Pertahankan trombosist > 50 x 109/L
– Proteksi Paru
– Koreksi Problem Metabolik
Tatalaksana
Tumor Mediastinum
• Mediastinum  rongga imaginer di antara
paru kanan dan kiri
• Kasus pada anak  paling banyak di
mediastinum posterior yaitu neurofibroma
• Sering tanpa gejala.
• Keluhan berkaitan dengan ukuran dan invasi
atau kompresi organ sekitar  sesak napas
berat, sindroma vena kava superior dan
gangguan menelan
Klasifikasi Tumor Mediastinum
Alur Prosedur Diagnostik
Evaluasi Pengobatan
Tumor Mediastinum
• Evaluasi efek kemoterapi setiap siklus dan atau
5 fraksi radiasi
• Evaluasi respon setelah 2 siklus atau hari
pertama siklus ke 3 atau setelah 10 fraksi
radiasi dengan atau foto toraks
• Kemoterapi dan radioterapi dihentikan 
terjadi progressive disease
SINDROM TUMOR LISIS

•  penghancuran tumor secara spontan maupun


setelah pemberian kemoterapi

• Ditandai : hiperuresemia, hiperkalemia,


hiperpospatemia dan hipokalsemia sekunder

• Gangguan metabolik ini dapat mengakibatkan


acute kidney injury (AKI), aritmia jantung, kejang,
bahkan kematian
Epidemiologi

• Insiden tertinggi dijumpai pada limfoma Burkitt’s,


limfoma limfoblastik, leukemia akut, sedangkan
leukemia kronik dan mieloma multipel angka
kejadian STL lebih rendah

• Solid tumor: ukuran tumor besar, adanya metastasis


terutama di hati, pertumbuhan cepat, sensitif
terhadap kemoterapi, dan dijumpai peningkatan
asam urat serta lactate dehydrogenase (LDH)
Filtration and Excretion of Urate
Nucleic Acid

Hypoxanthine Guanine
pH 5 pH 7
140 mg/dL 150 mg/dL
Xanthine 5 mg/dL 13 mg/dL
15 mg/dL 200 mg/dL

Uric Acid
Skematik Metabolisme Purin
Renal insufficiency
Uric Acid Intra-renal precipitation
Lactate Metabolic Acidosis
Vasoactive Substances Vasoconstriction
Phosphate Deposit
Potassium Hyperkalemia

Oliguria / Anuria
Calcium
Fluid Overload

Arrhythmias Cardiac
Insufficiency

Pulmonary
Cardiac Arrest edema
Respiratory
Failure
Tatalaksana Sindrom Tumor Lisis
Pencegahan yang penting
Hati hati dalam mengasesmen pasien
• Koreksi Dehidrasi / gangguan metabolik
• Atasi Infeksi
• Menyediakan bantuan hemodinamik
• Mengurangi tekanan abdomen
Pasien yang mempunyai Resiko tingi untuk
terjadinya Komplikasi Metabolik
• Jenis Tumor
• Burkitt Lymphoma or Lymphoblastic Leukemia
• Disfungi Organ (hipoksia, oliguria, hipotensi)
• Hasil Pemeriksaan Laboratorium
– Peningkatan LDH (≥ 2 × nilai normal)
– Leukocytosis (>100,000/mm3)
– Peningkatan Asam Urat (≥7.5 mg/dL)
– Kreatinin (≥ 1.5 × nilai normal)

LDH = lactate dehydrogenase


Gejala dan Tanda
Sindrom Tumor Lisis
Tatalaksana Sindrom Tumor Lisis
Hydration
• Dilakukan segera
– 3 L/m2/day atau 125 mL/m2/hr (5% dextrose + 0.25 NaCl))
– Balans Cairan setiap 6 (dipertahankan tidak lebih dari
150 ml dalam 6 jam)
– Pertahankan urine output 100 mL/m2/hr dan specific
gravity <1.010
– Diuresisi (furosemide)
– NaHO3 jika dibutuhkan (pH urin ~ 7.0-7.5)
• Tidak ada Kalium dalam cairan intravena
• Sesuaikan kebutuhan Natrium per umur dan Na+
Tatalaksana Spesifik
Sindrom Tumor Lisis
SUPERIOR VENA CAVA SYNDROME &
SUPERIOR MEDIASTINAL SYNDROME
• Superior vena cava syndrome  Obstruksi
Vena Cava Superior oleh karena adanya
kompresi dan trombosis (Keadaan ini
disebabkan adanya anterior mediastinal mass
yang besar)

• Superior mediastinal syndrome  SVCS


dengan kompresi tracheal
Etiologi
• Intrinsik : vascular thrombosis, misal;
pemasangan catheter
• Ekstrinsik : malignant anterior mediastinal
tumor
– Hodgkin lymphoma
– Non Hodgkin lymphoma
– Teratoma atau Germ Cell Tumor Lain
– Kanker Tiroid
– Thymoma
Manifestasi Klinis
• Superior vena cava syndrome :
– Udem, plethora dan sianosis pada wajah,
leher dan ekstremitas superior
– Gangguan dari conjunctiva
– Pembengkakan vena kolateral
– Perubahan Mental Status
Manifestasi Klinis
• Superior mediastinal syndrome:
– Gejala Gangguan Pernafasan: baruk, serak,
dyspnea, orthopnea, wheezing and stridor.
Posisi supine makin berat
– Dysphagia
– Chest pain
– Perubahan mental dan syncope
Tatalaksana
• Dibutuhkan penangan segera, mencegah
respiratory arrest
– Posisi supine
– Stress
– Sedasi  intubasi. Jika intubasi tidak
memungkinkan dibutuhkan ECMO
• Diagnosa harus ditegakkan segera mungkin:
– Radiologi : chest xray, CT
– Pemeriksaan darah
Tatalaksana
– Echocardiogram, jika tidak dijumpai massa pada
pemeriksaan chest radiograph
– Risiko Anastesi  high Risk /Low Risk
• Terapi:
– Prednisolone 60 mg/m2/hari (2 mg/kg/hari) atau
metilprednisolon 48 mg/m2/hari (1.6 mg/kg/hari)
dibagi atas 2 dosis
– Symptomatik Vena trombosis dg tanpa
perdarahan, trombolisis  LMWH (1mg/kg/setiap
12 jam)
ABDOMINAL EMERGENCY
• Esophagitis
• Perdarahan Saluran Cerna
• Typhilitis  pada pasien netropenia
• Perirectal abscess  prolonged netropenia
• Hemorrhagic pancreatitis : terutama pada
pasien dengan L-Asparaginase
• Pembesaran Massive hepatic  terutama
pada bafi dg IVS Neuroblastoma
Tatalaksana
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai