Anda di halaman 1dari 7

PERTANYAAN SEPUTAR IMUNISASI

MR

1. Apakah penyakit Campak Rubella?

Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melaui saluran nafas yang
disebabkan oleh virus. Anak dan orang dewasa yagn belum pernah mendapat imunisasi
Campak dan Rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi
tertular.

2. Apa bahaya dari penyakit ini?

Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru
peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan
kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari
ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran
atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

3. Seperti apa gejala penyakit Campak dan Rubella?

Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai
dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Gejala penyakit Rubella tidak
spesifik bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek,
mata merah dan nyeri dan persendian. Mirip gejala flu.

4. Bagaimana agar terlindung dari penyakit Campak dan Rubella?

Tidak ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat
dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak
dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.

5. Apakah vaksin MR?

Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak atau Measles (M) dan Rubella (R) untuk
perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella.

6. Apakah Vaksin MR aman?


Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izi edar dari Badan
POM. Vaksin MR persen efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella.Vaksin
ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.

7. Siapa saja yang harus mendapatkan Imunisasi MR?

Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15
tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal
imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat
menggantikan imunisasi Campak.

8. Apakah imunisasi MR memiliki efek samping?

Tidak ada efek samping dalam imunisasi. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan
dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan
menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yagn serius sangat jarang
terjadi.

9. Apabila anak telah diimunisasi Campak, apakah perlu mendapat imunisasi


MR?

Ya, untuk mendapat kekebalan terhadap Rubella. Imunisasi MR aman bagi anak yang
telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak.

10. Apakah perbedaan vaksin MR dan MMR?

Vaksin MR mencegah penyakit Campak dan Rubella. Vaksin MMR mencegah penyakit
Campak, Rubella dan Gondongan.

11. Mengapa yang diberikan adlah vaksin MR bukan MMR?

Saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian Campak dan Rubella karena bahaya
komplikasinya yang berat dan mematikan.

12. Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR, apakah masih perlu mendapat
imunisasi MR?

Ya. Untuk memastikan kekebalan penuh terhadap penyakit Campak dan Rubella.
Imunisasi MR aman diberikan kepada anak yang sudah mendapat vaksin MMR.

13. Apakah benar vaksin MR dapat menyebabkan autisme?

Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis
apapun dapat menyebabkan autisme.

14. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 4 tahun 2016.

Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebakan kematian, penyakit
berat, atau kecacatan permanen yagn mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli
yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia

KAMPANYE IMUNISASI RUBELA


CAMPAK DI PULAU JAWA AGUSTUS
- SEPTEMBER 2017
21.07.2017

Indonesia telah terbebas dari cacar, polio, tetanus ibu dan neonatal. Sekarang ini,
Indonesia sedang fokus untuk eliminasi Campak dan Rubella, yang juga merupakan
prioritas Regional dan Global. Di Indonesia Vaksin campak secara rutin diberikan kepada
semua anak, dibagi menjadi dua dosis pada 9 bulan dan 18 bulan. Kini vaksin Rubella
akan ditambahkan (M-->MR) dalam program Imunisasi Nasional.
Campak/Measles menyebabkan demam, ruam, batuk, dan pilek, dan mata merah dan
berair. Komplikasi dapat meliputi infeksi telinga, diare, pneumonia, kerusakan otak, dan
kematian.

Rubela menyebabkan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, dan merah, mata
gatal. Jika seorang wanita mendapat rubella saat dia hamil, dia bisa mengalami
keguguran atau bayinya dapat lahir dengan cacat lahir yang serius seperti kebutaan, tuli,
dan lain-lain.

Virus campak dan rubella banyak beredar di Indonesia dan ribuan kasus dilaporkan setiap
tahunnya. Anda dapat melindungi semua anak dari penyakit ini dengan vaksinasi yang
aman dan efektif. Mendapatkan vaksin MR jauh lebih aman daripada terkena penyakit
campak atau rubella dan risiko atau komplikasi terkait.

Indonesia akan melakukan kampanye Imunisasi MR, dan menargetkan sekitar 70 juta
anak sasaran imunisasi dalam dua tahap pada 2017-2018. Kampanye Fase-I akan
dilakukan pada bulan Agustus – September 2017 di enam provinsi di Pulau Jawa (Banten,
Jakarta, Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta). Kampanye ini bertujuan untuk
memberikan vaksin MR (campak dan rubela) kepada lebih dari 35 juta anak-anak di
kelompok usia 9 bulan sampai 15 tahun. Sedangkan, fase-II akan dilakukan pada bulan
Agustus – September 2018 di 28 provinsi yang tersisa di luar pulau Jawa (Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua).

Pemberian vaksin MR tambahan melalui Kampanye MR ini diberikan kepada semua anak
Indonesia tanpa mempertimbangkan status vaksinasi campak atau MMR sebelumnya.

 1 Agustus dan seterusnya: Anak-anak di sekolah akan divaksinasi (usia 6 tahun


sampai di bawah 15 tahun). Semua sekolah (pemerintah, swasta, sekolah agama,
dan lain-lain) akan menjalani vaksinasi.
 1 - 30 September : Anak 9 bulan sampai 5 tahun akan divaksinasi, vaksinasi akan
diberikan melalui masyarakat / desa, RW / RT di Posyandu, dan Puskesmas.
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia


MELENGKAPI/ MENGEJAR
IMUNISASI (BAGIAN II)
30.05.2015

IMUNISASI yang wajib diberikan adalah imunisasi yang telah menjadi suatu komitmen
global. Artinya, imunisasi tersebut harus diberikan oleh semua negara di dunia seperti
program pemberantasan penyakit polio, tetanus, pertusis, campak, Hib, hepatitis B,
rotavirus. Imunisasi BCG hanya dianjurkan bagi negara endemis.

mengejar-imunisasi
ini fotooo

Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu
dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-
2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah mendapat
imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat
berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis B.

BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi
di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG terbaik diberikan
pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum matang.
Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.
DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus. Imunisasi
DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi ulangan 1 kali
(interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi (sebelum
masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT
perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk
mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).

Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya,


jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum
pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar
baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4,
pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah
umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.

Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan
sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada
usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan
mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal, tidak
peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.

Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash programcampak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-6.
Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan
sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5
persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang baik saat
diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila
saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1
tahun, berikan MMR.

MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah
penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada
usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen)
tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi ulangan (booster)
belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja saat
bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2 kali.

Anda mungkin juga menyukai