pada Anak
Sri Mulatsih
RSUP Dr Sardjito/ FKKMK UGM
HEMOSTASIS
Pendarahan Pembekuan
Hemostasis
Sistem Stabilitas
Kardiovaskular Hemodinamik
Hemofilia
Gangguan pembekuan darah herediter
terbanyak di dunia saat ini dan diturunkan
secara X-linked recessive
Hemofilia A dan B disebabkan oleh
defisiensi protein faktor VIII dan faktor IX.
Hemofilia C, terjadi karena defisiensi
faktor pembekuan XI tetapi jarang
Keluhan:
Perdarahan berkepanjangan dengan
atau tanpa trauma, tergantung pada
aktivitas faktor.
Hemofilia, berarti cinta (philia)
darah (hemo), adalah gangguan
hemoragik herediter berat yang
paling umum
Pendarahan berulang
ARTROPATHY
Gejala Klinis Hemofilia Berat
Gejala Klinis Hemofilia Berat
0,1 – 35%
Evaluasi
Parasetamol (acetaminophen)
Aspirin tidak dipakai karena menghambat
agregrasi trombosit
Penggunaan NSAID didiskusikan dengan ahli
penyakit darah
Anestesi lokal (vasokonstriktor)
Nerve block
Oral surgery
Diskusi dengan ahli darah
Tata kelola nyeri
Fibrin glue
Antibiotik
Periode pra operasi: mulut sehat, antibiotic, pembersihan
mulut, antifibrinolitik,
Tranexamid acid
Peri-operatif: kebersihan, px hemostatsis, fibrin glue
Post-operatif: Tdk dibersihkan (24 jam), diet lunak (24
jam), analgesi, antibiotik
Kontak dr Ahli darah
Pendarahan post Penanganan local
ekstraksi Tranexamid acid solution
Monitor vital sign
Analgesic kalau perlu
Evolusi Terapi Hemofilia
Konsep dasar pengelolaan perdarahan akut:
1. Mencapai hemostasis cepat dan agresif, dalam waktu dua jam dari
timbulnya gejala dan koreksi koagulopati
2. Tindakan ini tidak boleh ditunda bahkan jika tes diagnostik tertunda
atau jika gejala fisik tidak ada
3. Pasien memerlukan rawat inap
4. Ikuti standar
5. Mengetahui kapan episode perdarahan akan terjadi dengan adanya
sensasi kesemutan atau "aura", tetapi riwayat yang relevan dan
cepat harus diperoleh dari sumber yang tersedia jika pasien tidak
dapat berkomunikasi
Faktor VIII: 50 IU/kg BB
Faktor IX: 100 - 120 IU/kg BB
Pembedahan segera atau prosedur dalam kasus perdarahan intrakranial, gangguan jalan napas akibat
perdarahan tenggorokan atau hematoma leher, perdarahan abdomen atau toraks yang besar, atau sindrom
kompartemen dengan hematoma otot besar.
Penggantian dengan clotting factor concentrate (CFC) dosis tinggi harus dilakukan terlebih dahulu atau
bersamaan dengan setiap operasi atau prosedur yang direncanakan kecuali jika pasien memerlukan
resusitasi jantung paru (RJP), di mana CPR menggantikan penggantian CFC dosis tinggi.
Studi pencitraan yang tepat untuk menentukan lokasi perdarahan, diikuti dengan rujukan khusus yang sesuai
berdasarkan lokasi dan tingkat keparahan perdarahan.
Jika pendarahan melambat atau berhenti, CFC dosis tinggi tetap harus diberikan sesuai kebutuhan untuk
memungkinkan penyembuhan.
Pengukuran tingkat faktor dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat yang diinginkan dipertahankan.
Saat melakukan manajemen nyeri, harus menghindari asam asetilsalisilat (ASA) dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) karena efeknya pada fungsi trombosit dan risiko peningkatan perdarahan.
Acetaminophen dan inhibitor COX-2 tertentu aman digunakan. Suntikan intramuskular harus dihindari jika
memungkinkan
Profilaksis pada Hemofilia