Warfarin
Warfarin dosis awal 5 mg, titrasi hingga INR 2-3, pada
pasien usia lanjut, berat badan rendah, warfarin diberikan
dengan dosis awal yang lebih rendah (2-4mg/hari)
INR diperiksa setelah 4-5 hari kemudian dgn target 2-3
Bila target INR tercapai, heparin dapat dihentikan 24 jam
berikutnya
Lama pemberian tergantung ada tidaknya faktor resiko
- Bila tidak ada faktor resiko, dapat distop dalam 3-6
bulan
- Bila ada faktor resiko dapat diberikan lebih lama atau
bahkan seumur hidup
Cara penyesuaian dosis INR
- INR 1,1-1,4
Hari I naikkan 10-20% dari total dosis mingguan
Mingguan naikkan 10-20% dari total dosis mingguan
Kembali 1 minggu
- INR 1,5-1,9
Hari I naikkan 5-10% dari total dosis mingguan
Mingguan naikkan 5-10% dari total dosis minguuan
Kembali 2 minggu
- INR 2,0-3,0
Tidak ada perubahan
Kembali 1 minggu
- INR 3,1-3,9
Hari I kurangi 5-10% dari dosis total mingguan
Mingguan kurangi 5-15% dari dosis total mingguan
Kembali 2 minggu
- INR 4,0-5,0
Hari I tidak dapat obat
Mingguan kurangi 10-20% dari dosis total mingguan
Kembali 1 minggu
- INR >5,0
Stop warfarin, pantau sampai INR 3,0
Mulai dengan dosis kurang 20-50%
Kembali tiap hari
2. Antigregasi trombosit (aspirin, dipiridamol, sulfinpirazon)
Bukan merupakan terapi utama
Pemakaiannya dapat dipertimbangkan 3-6 minggu setelah
terapi standar heparin atau warfarin
3. Trombolisis
Terapi ini tidak dianjurkan pada DVT karena risiko
pendarahan intrakranial yang besar, kecuali kasus tertentu
seperti trombus ileofemoral masif atau bagian dari protokol
penelitian.
4. DVT pada keadaan khusus kehamilan :
1. warfarin merupakan kontra indikasi pada
kehamilan
2. Terapi terpilih : unfractionated heparin subkutan
dan LMWH jangka panjang, misal Tinzaparin
1x175 UI/Kg/Hari SC
3. Pilihan terapi unfractionated heparin atau
LMWH merupakan keputusan klinis berdasarkan
kondisi pasien
2. Anamnesa - Tidak ada tanda dan gejala spesifik, 1/3 pasien tidak
memiliki gambaran klinis
- Acroparesthesis: sensasi gatal pada kaki yang diikuti dengan
rasa nyeri / terbakar, kemerahan, berdenyut, cenderung
timbul kembali disebabkan panas, pergerakan
jasmani dan hilang bila kaki ditinggikan (eritromialgia)
- Gejala-gejala iskemia serebrovaskular kadang tidak spesifik
seperti sakit kepala, pusing, defisit neurologi fokal, serangan
iskemia sepintas, kejang atau oklusi arteri retina.
- Riwayat mudah memar
- Pada wanita hamil ditemukan riwayat abortus berulang,
pertumbuhan fetus terhambat
4. Kriteria Anamnesis
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Kriteria diagnosis trombositosis esensial :
- Hitung trombosit > 600.000/pL (yang telah
dikonfirmasi > 1x), seringkali > 1 juta/ml.
- Hemoglobin 13 g/dl atau massa eritrosit normal (pria
<36 ml/kg, wanita <32 ml/kg)
- Besi yang terlihat pada pewarnaan sumsum atau
kegagalan uji besi (kenaikan hemoglobin <7 g/dl
setelah terapi besi 1 bulan)
- Tidak ditemukan kromosom Philadelphia
- Fibrosis kolagen sumsum : a). tidak ada, atau b). <
1/3 area biopsi tanpa splenomegali dan reaksi
leukoeritroblastik
- Tidak ditemukan penyebab trombositosis reaktif
- Megakariosit dalam gumpalan
LED normal, Masa perdarahan normal,Faktor VIII/ Von
Willebrand normal
PENANGANAN NYERI
Anamnesis : waktu timbul nyeri, lokasinya, intensitasnya dan
faktor yang menambah atau mengurangi nyeri.
Anamnesis yang teliti dapat diketahui jenis nyeri pada pasien,
apakah nyeri viseral, somatik atau neuropatik.
Dari anamnesis dapat juga diketahui tingkatan nyeri,
menggunakan alat bantu VAS (visual analog scale) yaitu
skala dari nol sampai sepuluh (nol menunjukkan tidak ada
nyeri sama sekali, sepuluh menunjukkan nyeri yang paling
hebat).
Angka yang ditunjuk pasien kemudian dapat dibagi menjadi
kelompok :
- Angka 0 menyatakan tidak ada nyeri
- Angka 1-3 menyatakan nyeri ringan
- Angka 4-6 menyatakan nyeri sedang
- Angka 7-10 menyatakan nyeri berat
Hal yang paling menentukan untuk memulai pengobatan
adalah jenis tingkatan nyeri.
PENANGANAN INFEKSI
Masalah Efek Samping Sitostatika
1. Penekanan sumsum tulang (infeksi neutropenia,
trombositopenia, leukopenia, anemia)
2. Mual dan muntah
3. Toksisitas jantung (kardiomiopati, perimiokarditis)
4. Toksisitas ginjal (nekrosis tubuka ginjal)
5. Ekstravasasi
6. Sindrom lisis tumor
5. Diagnosis Masalah Nutrisi
Anamnesis : penurunan berat badan yang cepat
Antropometri : tebal lemak kulit ( M. Deltoideus lengan atas,
indeks masa tubuh (dibawah 1,5 menunjukkan katabolisme
berlebihan), penilaian terhadap masa otot
Laboratorium :
- Hitung limfosit (bila menurun berarti ada gangguan
respons imun)
- Kadar albumin dan prealbunin (albumin < 3 g/dl dan
prealbumin <1,2 g/dl menunjukkan malnutrisi)
- Kadar urea nitrogen urin (>24 g / 24 jam menunjukkan
katabolisme protein berlebihan), kadar feritin darah.
Penanganan Nyeri
Anamnesis : waktu timbul nyeri, lokasinya, intensitasnya dan
faktor yang menambah atau mengurangi nyeri
Anamnesis yang terliti dapat diketahui jenis nyeri pada
pasien, apakah nyeri viseral, somatik atau neuropatik
ANEMIA APLASTIK
ICD 10, D 61
4. Kriteria Anamnesis
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Laboratorium: darah tepi lengkap, serologi virus
Aspirasi dan biopsi sumsum tulang
5. Diagnosis Anemia aplastik
ANEMIA HEMOLITIK
ICD 10. D.59
ANEMIA DEFFISIENSI Fe
ICD 10.D.50
10. Prognosis Jika penyebab defisiensi besi diatasi maka prognosis akan baik.
Terapi inadekuat akan menyebabkan anemia rekuren, sehingga
terapi harus diberikan minimal 12 bulan setelah anemia
terkoreksi.
11. Kepustakaan 1. Killip S. lron Deflciency Anemia. American Academy of
Family Physicians.Volume 75, Number 5. 2007. Diunduh
dari www.oofp.org/ofp podo tonggol23 Mei 2012.
2. Adamsan J. lron deflciency and other hypoproliferative
anemias. In:Longo DL, Kosper DL, Jomeson
DL, Fouci AS, Houser SL, Lascolzo J, editors. Harrison's
Principals of lnternal Medicine l 81h ed. Mc
Grow Hill. Chopter 98 3. Beutler E. Disorders of iron
metabolism. ln:Lichtmon M, Beutler E, Kipps T, editors.
WilliomsaHematology 7rh ed. Mc Grow Hill. Chopter 40
DIATESIS HEMORAGIK
1. Pengertian Diathesis adalah suatu tampilan fisik atau kondisi tubuh yang
(definisi) menyebabkan jaringan tubuh bereaksi secara khusus terhadap
stimulus ekstrinsik tertentu yang akan membuat seseorang lebih
mudah terkena penyakit tertentu. Diatesis hemoragik
(hemorrhagic diathesis/bleeding diathesis/bleeding tendency)
merupakan suatu predisposisi hemostasis abnormal atau
kecenderungan perdarahan (bleeding tendency).Proses
patofisiologis ini terbagi menjadi 3 kategori yaitu kelainan fungsi
atau jumlah trombosit, gangguan faktor koagulasi, dan
kombinasi dari keduanya.