Anda di halaman 1dari 38

KEPATUHAN DR UMUM DALAM PENGISIAN REKAM

MEDIS RAWAT DARURAT IGD DI RSUD KH DAUD ARIF


KUALA TUNGKAL

AUDIT MEDIK

Oleh :

KOMITE MEDIK

RUMAH SAKIT KH DAUD ARIF KUALA TUNGKAL


2016
PERSEMBAHAN

Persembahkan audit medik ini kepada:

1. Direktur RSUD KH Daud ARIF yang telah mengizinkan melakukan audit

medik di rumah sakit kH Daud Arif.

2. Rekan Sejawat dr umum di lingkungan RSUD KH DAud Arif.

3. Terimakasih pihak lainnya banyak membantu dalam dalm audit medikini


MOTTO RSUD KH DAUD ARIF

Utamakan pelayanan Kesehatan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan seru sekalian


alam, berkat rahmat, taufiq, hidayah dan ridho-Nya lah dapat menyelesaikan
Audit Medik ini dengan judul “Kepatuhan dr umum dalam pengisian rekam
medic rawat darurat IGD di RSUD KH Daud Arif ”

Kemudian dengan selesainya audit medik ini perkenankanlah komite


medik menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang berjasa, khususnya
kepada:
1. Bapak dr. Elfry Syahril Selaku, Direktur RSUD KH Daud Arif Kuala
Tungkal
2. Ibu Hartati . selaku kabid pelayanan Kuala Tungkal.
3. Bapak Nazarudin SKM. selaku kabid Bina Program Kuala Tungkal.
4. Rekan Sejawat yang telah membantu, dr. Ermawaty karo-karo, dr Peny
Patrecia Silalahi, dr Rahmi Wulandari.
5. Bapak dan Ibu dan segenap karyawan- karyawati Rumah Sakit Kh Daud Arif
Kuala Tungkal

Komite Medik hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga


limpahan rahmat dan hidayat-Nya tercurah kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian audit medik ini. Kendatipun demikian audit
medik merasa banyak kekurangan dan kesalahan baik penulisan maupun
metodologinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik, saran yang
bersifat konstruktif, dan untuk itu diucapkan banyak terima kasih.

Kuala Tungkal, 10 Mei 2016

Komite Medik

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN ......................................................................................................... iii

MOTTO RUMAH SAKIT ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Fokus Masalah..................................................................... ...................... 9

D. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 9

E. Landasan Teori .......................................................................................... 10

BAB II PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 32

B. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 33


C. Subjek Penelitan.................................................................. ...................... 34

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 35

E. Analisis Data .............................................................................................. 37

E. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................................... 39

F. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis Kelurahan Tungkal II................................................................. 42

B. Letak Geografis Kelurahan Tungkal II ................................................... 44

C. Struktur Organisasi Kelurahan Tungkal II .............................................. 44

D. Keadaan Penduduk Kelurahan Tungkal II .............................................. 47

E. Kondisi Sosial Budaya Kelurahan Tungkal II......................................... 48

F. Visi dan Misi Kelurahan Tungkal II ....................................................... 53

G. Jumlah Da’i di Tungkal II ....................................................................... 54

BAB IV PEMBAHASAN

A. Penerapan gaya humor dalam menyampaikan pesan dakwah .............. 55

B. Kendala da’i dalam mengunakan metode humor .................................. 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 67

B. Saran-saran ........................................................................................... 67

C. Kata Penutup ........................................................................................... 68

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi adam dan terakhir

nabi Muhammad solallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan agama yang

suci dan metode dakwah nabi Muhammad solallahu ‘alaihi wa sallam

dahulu dengan cara sembunyi-sembunyi lalu terang-terangan dengan

metode dakwah ini nabi Muhammad solallahu ‘alaihi wa sallam berhasil

sebagai utusan Allah subhanahu wa ta’ala dalam menyampaikan pesan

dakwah.

Kata dakwah berasal dari kata : (da’a - yad’u - da’watan,) yang

berarti seruan,panggilan,undangan atau do’a menurut Abdul Azis, secara

etimologis kata dakwah berakti : (1) memanggil; (2) menyeru; (3)

menegaskan atau membela sesatu; (4) perbuatan dan perkataan; (5)

memohon dan meminta,atau do’a1 Artinya, proses penyampaian pesan -


1

pesan tertentu berupa ajakan,seruan,undangan untuk mengikuti pesan

1
Abdul Aziz,Islahal-Wakhudual-Diniy. Mesir:Attiqarah alkubra, 1997,hlm.26
tersebut atau menyeru dengan tujuan mendorong seseorang melakukan

cita-cita tertentu.2 oleh karena itu, dalam kegiatannya ada proses

mengajak, maka orang yang mengajak disebut da’i orang yang diajak

disebut mad’u.

Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah (terminologi)

diantaranya dapat mengambil isyarat dari surat Al – nahl (16) : 125, yaitu

Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran

dengan baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.sesungguhnya

Tuhanmu Dialah lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat

petunjuk.(Q.S.AL-Nahl :125).

   




  
   
   
    
 

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

2
Ahmad Subandi,Ilmu Dakwah Pengantar Kearah Metodologi, Cet.ke I. Bandung: yayasan
Syahida,1994, hlm.10
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk. 3( QS.Al – Nahl: 125)

Tafsir Surat .Al – Nahl: 125 : Yang lurus; yang di dalamnya

mengandung ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.Hikmah artinya

tepat sasaran; yakni dengan memposisikan sesuatu pada tempatnya.

Termasuk ke dalam hikmah adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah

dengan mendahulukan yang terpenting, berdakwah memperhatikan

keadaan mad’u (orang yang didakwahi), berbicara sesuai tingkat

pemahaman dan kemampuan mereka, berdakwah dengan kata-kata yang

mudah dipahami mereka, berdakwah dengan membuat permisalan,

berdakwah dengan lembut dan halus. Adapula yang menafsirkan hikmah

di sini dengan Al Qur’an. Yakni nasehat yang baik dan perkataan yang

menyentuh. Termasuk pula memerintah dan melarang dengan targhib

(dorongan) dan tarhib (menakut-nakuti). Misalnya menerangkan maslahat

dan pahala dari mengerjakan perintah dan menerangkan madharrat dan

azab apabila mengerjakan larangan. Jika orang yang didakwahi

menyangka bahwa yang dipegangnya adalah kebenaran atau sebagai

penyeru kepada kebatilan, maka dibantah dengan cara yang baik; yakni

cara yang dapat membuat orang tersebut mau mengikuti secara akal

maupun dalil. Termasuk di antaranya menggunakan dalil yang

diyakininya, karena hal itu lebih dapat mencapai kepada maksud, dan

3
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan terjemahannya,Bandung : Diponogoro, hlm.281
jangan sampai perdebatan mengarah kepada pertengkaran dan caci-maki

yang dapat menghilangkan tujuan serta tidak menghasilkan faedah

darinya, bahkan tujuannya adalah untuk menunjukkan manusia kepada

kebenaran, bukan untuk mengalahkan atau semisalnya. Ibnul Qayyim

rahimahullah berkata, “Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan tingkatan (dalam)

berdakwah sesuai tingkatan manusia; bagi orang yang menyambut,

menerima dan cerdas, di mana dia tidak melawan yang hak (benar) dan

menolaknya, maka didakwahi dengan cara hikmah. Bagi orang yang

menerima namun ada sisi lalai dan suka menunda, maka didakwahi

dengan nasehat yang baik, yaitu dengan diperintahkan dan dilarang

disertai targhib (dorongan) dan tarhib (membuat takut), sedangkan bagi

orang yang menolak dan mengingkari didebat dengan cara yang baik.” Dia

mengetahui sebab yang dapat mengarah kepada kesesatan, Dia mengetahui

pula amal-amal yang timbul dari kesesatannya, dan Dia akan memberikan

balasan terhadapnya. Dia mengetahui orang yang cocok memperoleh

hidayah, maka Dia menunjukkan mereka. Tirmidzi meriwayatkan dengan

sanadnya yang sampai kepada Ubay bin Ka’ab ia berkata, “Ketika perang

Uhud, 64 orang Anshar mendapat musibah (terbunuh), sedangkan dari

kalangan muhajirin (yang terbunuh) ada enam orang, di antaranya

Hamzah. Orang-orang musyrik mencincang mereka, maka orang-orang

Anshar berkata, “Sungguh, jika suatu hari kami berhasil membunuh

mereka, maka kami akan mencincang melebihi mereka.” Saat tiba

penaklukkan Mekah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan ayat,


“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama

dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar,

sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” Lalu ada

seorang yang berkata, “Tidak ada orang Quraisy setelah hari ini.” Maka

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tahanlah terhadap

mereka selain empat orang.” (Hadits ini hadits hasan gharib dari hadits

Ubay bin Ka’ab. Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini disebutkan pula

dalam Musnad Ahmad dari Zawaa’id Abdullah juz 5 hal. 135, Ibnu

Hibban sebagaimana dalam Al Mawaarid hal. 411, Thabrani dalam Al

Kabir juz 3 hal. 157, Hakim juz 2 hal. 359 dan 446, dan pada kedua tempat

itu, ia berkata, “Shahih isnadnya”, dan didiamkan oleh Adz Dzahabi).

Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi

dari siksaan yang ditimpakan kepada kita. Dengan tidak membalas

dendam. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya untuk

bersabar ketika mengajak manusia kepada Allah serta meminta

pertolongan kepada-Nya dan tidak bersandar kepada diri. Yakni Dialah

yang membantumu untuk bersabar dan meneguhkanmu di atasnya. Yakni

jangan bersedih ketika kamu berdakwah kemudian dakwahmu ditolak.

Yakni jangan pedulikan. Karena makar tersebut kembalinya kepada

mereka. Adapun engkau, maka engkau termasuk orang-orang yang

bertakwa dan berbuat ihsan, sedangkan Allah bersama orang-orang yang

bertakwa dan berbuat ihsan. Bertakwa adalah dengan menjauhi kufur dan

kemaksiatan, sedangkan berbuat ihsan adalah dengan beribadah kepada


Allah seakan-akan melihat-Nya, atau merasakan pengawasan dari-Nya.

Termasuk pula berbuat ihsan kepada manusia, yaitu dengan memberikan

manfaat dari berbagai sisi. Kita meminta kepada Allah agar Dia

menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.

Dengan memberikan bantuan, pertolongan dan taufiq-Nya.4

Berdasarkan ayat diatas, dipahami bahwa dakwah adalah mengajak

manusia kejalan Allah (sistem islam) secara menyeluruh; baik dengan

lisan,tulisan,maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim

mewujudkan nilai-nilai ajaran islam dalam realitas kehidupan pribadi

(syahsiyah) keluarga (usrah) dengan masyarakat (jama’ah) dalam semua

segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah (

mayarakat madani).5

Latar belakang dalam pengambilan judul ini adalah karena

pengalaman tentang dakwah seorang ustad di daerah Kuala Tungkal yang

menggunakan gaya humor. banyak metode pembelajaran salah satunya

adalah dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah

metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena sejak dulu metode

ini digunakan sejak dulu metode ini telah dipegunakansebagai alat

komunikasi dalam interaksi edukatif. Sri Anita W, dkk (2009)

menyebutkan bahwa metode ceramah merupakan suatu cara penyajian

bahan pelajaran lisan. Dalam bentuk penyampaiannya, metode ceramah

4
tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nahl-ayat-111-128.html#sthash.Iy
5
.Enjang,Aliyudin,Dasar-DasarIlmu Dakwah,Bandung :Widyapadjadjaran,2009, hlm.5.
sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan

menyimpulkan.6

Karakteristik isi pesan adalah diupayakan agar khalayak akan

tertarik apabila pesan mengandung unsur-unsur berikut :

1. Novelty (sesuatu yang baru) dalam penerimaan pesan melalui audio

visiual seperti video, pendengar atau pemirsa akan tertarik apabila

yang disajiakan sesuatu yang baru, misalnya proses reformasi baru saja

berlangsung

2. Kedekatan atau proximity dalam penerimaan pesan audio visual seperti

televisi, pendengar atau pemirsa akan lebih tertarik apabila yang

disajikan suatu peristiwa yang dekat secara fisik dengan

pengalamannya

3. Popularitas, pemberitaan seorang tokoh yang populer akan mempunyai

daya tarik tersendiri bagi pendengar

4. Pertentangan (conflict), sesuatu yang mengungkapkan pertentangan,

baik dalam bentuk kekerasan maupun perbedaan pendapat atau nilai,

biasanya disukai pendengar

5. Komedi (humor), hal-hal yang lucu menyenangkan akan lebih menarik

untuk didengar sehingga tidak membosankan

6. Keindahan, menyenangi keindahan dan kecantikan adalah salah satu

sifat manusia, sehingga pesan yang mengandung keindahan akan

sangat disenangi

6
.Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarakter,Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014,hlm. 168.
7. Emosi, sesuatu yang membangkitkan emosi dan menyentuh perasaan

yang merupakan daya tarik tersendiri dalam pengemasan suatu pesan

8. Nostalgia, nostalgia disini adalah hal-hal yang mengungkapkan

pengalaman dimasa lalu, seperti nyanyian lama akan membangkitkan

kenangan masa lalu atau peristiwa besejarah

9. Human interest, pada dasarnya orang akan menyukai tentang cerita-

cerita yang menyangkut kehidupan orang lain (sendjaja : 1993)7

Salah satu karakteristik isi pesan adalah ketika menyampaikan pesan

disisipi Komedi (humor), hal-hal yang lucu menyenangkan akan lebih

menarik untuk didengar sehingga tidak membosankan. Hal ini yang

membuat Peneliti tertarik dan merasa hal ini perlu diteliti.

Berdasarkan observasi lapangan perkembangan zaman sekarang

banyak sekali da’i-da’i yang bermunculan dengan bakat yang berbeda ada

dengan humor, ada yang serius dan hanya menyampaikan pesan dakwah

dengan gaya yang biasa. membuat para mad’u merasa ceramah terasa

garing seolah - olah pesan yang disampaikan itu hal yang sangat monoton

sehingga mengantuk dan malas mendengarkan berbeda da’i yang bergaya

humor begitu semangat mad’u mendengarkan ceramah yang di sampaikan

dengan gaya humor membuat mad’u merasa gembira dan membuat gelak

tawa dengan adanya perbedaan metode dakwah ini maka membuat mad’u

mulai merasa perbedaan - perbedaan pesan dakwah yang disampaikan

da’i lebih menarik dibandingkan dengan da’i dengan gaya yang serius.

7
Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta: bumi aksara,Cet.7, 2011, hlm.53
dan penerapan didalam pengunaan metode ini apakah cocok didalam

berdakwah.

Jadi hal ini yang membuat dakwah da’i di daerah Tungkal II terasa

berbeda, terkadang mad’u merasa lebih bersemangat dengan gaya humor

dan mereka hanya mengingat hal-hal yang lucu membuat mereka

gembira.

Sementara itu dengan adanya perbedaan ini maka Peneliti tertarik

meneliti permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi dengan

mengangkat sebuah judul ”PENERAPAN GAYA HUMOR DA’I

DIDALAM MENYAMPAIKAN PESAN DAKWAH DI TUNGKAL II

KECAMATAN TUNGKAL ILIR. KUALA TUNGKAL”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan gaya humor da’i didalam menyampaikan pesan

dakwah didaerah Tungkal II Kecamatan Tungkal Ilir, Kuala Tungkal?

2. Apakan kendala da’i didalam mengunakan gaya humor didaerah

Tungkal II Kecamatan Tungkal Ilir, Kuala Tungkal?

C. Fokus Masalah

Didalam penelitian skripsi ini terdapat fokus masalah yaitu

bagaimana da’i mengangkat humor sebagai salah satu karateristik dalam

menyampaikan isi pesan dakwah dengan humor. apakah humor ini sangat

di sukai oeh masyarakat Tungkal II apakah dari lucu atau pesan yang
disampaikan sangat menyentuh hati masyarakat Tungkal II dan hal ini

yang menjadi tanda tanya besar penulis dalam mengambil judul skripsi ini.

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini skripsi ini adalah :

a. Ingin mengetahui penerapan gaya humor da’i didalam

menyampaikan pesan dakwah di kelurahan Tungkal II ?

b. Ingin mengetahui apakah metode ini berhasil kepada masyarakat

di dalam menyampaikan pesan dakwah ?

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan didalam penelitian skripsi ini

dapat memenuhi dua aspek antara lain,teoritis dan praktik.

Pertama, secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pemikiran, pengetahuan dan wawasan serta

keilmuan tentang metode dakwah dengan humor.

Kedua, secara praktik hasil penelitian ini di harapkan dapat

memberikan masukan atau referensi serta menambah perbendaharaan

keperpustakaan bagi mahasiswa pada umumnya, dan khususnya guna

untuk memperoleh Sarjana Strata Satu ( S1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran

Islam ( KPI ).

E. Landasan Teoritis
Supaya penelitian ini terarah dan terfokus pada pokok

permasalahan yang telah diteliti, maka perlu landasan teori yang dapat

menjadikan dasar dalam analisa dan menarik kesimpulan

1. Pengertian Humor

Humor berasal dari istilah inggris yang pada mulanya memiliki

beberapa arti. Namun, semua berasal dari suatu istilah yang berarti

cairan (james dananjaya, 1999). Arti ini berasal dari doktrin ilmu faal

kuno mengenal empat macam cairan, seperti darah, lendir, cairan

empedu, dan cairan empedu hitam. Keempat cairan tersebutuntuk

beberapa abad dianggap menentukan tempreman seseorang (fridmen ,

2002) sheinowizt (1996) menyatakan :”humor adalah kualitas yang

bersifat lucu dari seseorang yang menggelikan dan menghibur”.

Humor dapat juga diartikan suatu kemampuan yang menerima,

menikmati dan menampilkan sesuatu yang lucu,ganjil/ aneh yang

bersifat menghibur

Sedangkan pengertian humor secara umum yang berkembang

dalam masyarakat kita tentu banyak versinya. Terkadang sulit juga

membedakan antara humor dengan lelucon, lawak dan sebagainya.

James Dananjaya (1999),lebih lanjut menyatakan bahwa humor

adalah sesuatu yang bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan

pendengarannya merasa tergelitik perasaan lucunya, sehingga

terdorong untuk tertawa. Terjadinya hal ini menurut Dananjaya, karena

sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan disebabkan kejutannya,


keanehannya. Ketidakmasuk akalanya, kebodohannya, sifat

pengecohannya, kejanggalannya, kekontradiksiannya, kenakalannya

dan lain lain.

Dalam praktiknya antara humor dan lelucon memiliki sedikit

perbedaan terutama apabila dilihat dari objek sasarannya. Dananjaya

(1999) mengatakan bahwa lelucon adalah sesuatu yang dapat

menggelitik seseorang untuk tertawa dengan menjadikan orang lain

sebagai sasarannya. sedangkan humor adalah sesuatu yang dapat

menggelitik orang lain untuk tertawa dengan menjadikan dirinya sediri

atau kelompok sipembawa cerita yang menjadi sasarannya. Seseorang

yang mengedepankan lelucon disebut pelawak atau mungkin badut,

sedangkan seseorang yang selalu mengeluarkan atau menyelingi

pembicaraannya dengan sisipan humor disebut humoris’’8

Ada beberapa Teori humor humor yaitu menurut Kaplan dan

Pascoe (1997), menyatakan bahwa ada banyak teori tentang

humor,tetapi dapat dikelompokkan dapat dikelompokan menjadi tiga

kelompok,yaitu: (1) kelompok teori psikologi, (2) kelompok teori

antropologi,dan (3) teori pembahasan

1. Kelompok Teori Psikologi

Teori humor pada kelompok teori psikologi terdiri dari delapan

sub kelompok yaitu: (1) teori superiritas (superiority theory), (2)

teori evolusi/instink/biologi,(3) teori inkongruitas,(4) teori


8
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor,Jakarta: Bumi Aksara,
2012, hlm. 65-68
kejutan(surprise theory), (5 ) teori kelepesan (release) dan

keinginan (relief), (6) teori konfigurasi,(7) teori psikoanalisis,dan

(8) teori ambivalensi.

a. Teori Superioritas ( Superiorty Theory)

Menurut Goldsein dan McGhee(1972),teori ini dinut dan

dikembangkan antara lain oleh dunlop (1925),leacock (1935),

dan Rapp (1947). Menurut teori atau sumber humor adalah

“kelebihan” atau “keunggulan” atas orang atau pihak lain.

Kegembiraan akan timbul bila seseorang membandingkan

dirinya dengan orang lain yang tidak menguntungkan

posisinya, minsalnya karena lebih bodoh,lebih jelek,atau lebih

lemah.adanya sindiran,hinaan,atau tertawaan terhadap tindakan

yang bodoh dan memalukan diri orang lain merupakan hal

yang bersifat sentral dalam teori.

Rasa humor pada anak (yang mulai merasakan adanya

peristiwa yang humoristis) terkaitkan dengan teori ini. anak -

anak merasa geli melihat anak lain yang dungu,lemah,atau

cacat,yang ada disekitarnya.

b. Teori evolusi/ Instink/Biologi

Penganut teori ini berpendapat bahwa potensi tertawa dan

melucu merupakan bawaan (built-in) dalam mekanisme syaraf

dan mempunyai fungsi adaktif (menyesuaikan diri dan menjaga

kesehimbangan) teori ini dikemukakan antara lain oleh


MCDougall(1922),Menon(1931),dan Dearborn (1900).

Menurut Goldstein dan McGhee (1972) humor ini dianggap

telah telah muncul sejak awal kehidupan menusia, sebelum

proses kognitif yang kompleks berbentuk. Dengan

demikian,humor dianggap baik dan berguna untuk tubuh

karena humor dapat menjaga kesehimbangan, menstabilkan

tekanan darah,memberikan oksigen kepada darah,’menjilat’

organ-organ vital, menstimulisasi sirkulasi, memudahkan

percernaan, melonggarkan sistem syaraf, dan menciptakan

perasaan sehat.

c. Teori Inkongruitas

Goldstein dan McGhee (1972),mengemukakan bahwa

humor ini terjadi apabila ada pertemuan antara ide-ide atau

situasi yang bertentangan atau bertolak belakang sehingga

menjadi penyimpangan dari ketentuan - ketentuan yang lazim.

Menurut Spencer,humor akan terjadi, yang akan muncul bukan

humor melainkan rasa heran.pengembang teori ini antara lain

Guthrie(1903),Willmann (1940),dan Baillie (1921).

d. Teori Kejutan (Surprise Theory)

Pengikut teori ini mengungkapkan bahwa kejutan,

pendadakan, atau ketiba-tibaan merupakan kondisi yang dapat

menimbulkan humor.ada sikit persamaan antara teori


ingongruitas dan teori kejutan. Keduanya mengandung

penyimpangan dari hal-hal rutin yang terjadi secara tiba-

tiba.oleh karena itu,ada yang menyamakan atau

menggabungkan kedua teori ini di atas. Menurut Goldstein dan

McGhee (1972), penganjur teori ini diantara lain,

Sully(1902),Garpenter(1923) dan Feibleman (1939)

e. Teori Kelepesan (Release) dan Keinginan (Relief)

Kline yang mengutip Goldstein dan McGhee

(1972),menyatakan bahwa tensi yang menyertai pikiran

kadang-kadang melampaui batas kontrol sehingga

menimbulkan gelombang emosi yang besar dan dapat diakhir,

dengan munculnya perasaan humor. Teori dikenakan oleh

Spencer (1860) ,Kline(1970),dan Rapp(1951) fungsi humor,

menurut teori ini, membebaskan orang dari keterkungkungan

dan dari perasaan tidak enak atau penderitaan,atau bahkan juga

dapat melepaskan manusia dari “tekanan” yang berlebihan.

Teori ini bisa pula digolongkan kedalam teori “ kelebihan

energi” yang mula –mula dikemukakan oleh Spencer pada

tahun 1960.

f. Teori Konfigurasi

Apabila humor menurut teori ini dibandingkan dengan

teori ingkongruitas, maka terdapat persamaaan dan sekaligus

juga perbedaan. Persamaannya ialah teori ingongruitas dan


teori konfigurasi menekan aspek-aspek kognitif dan perseptual

humor. Perbedaannya, pada teori ingkongruitas adanya

berkaitan (disjointedness) merupakan sumber humor,

sedangkan pada teori konfigurasi adanya keterkaitan (falling

into place) merupakan penyebab humor.

“ humor dirasakan bilamana beberapa elemen yang semula

dipandang tidak ada kaitannya satu sama lainya, tiba-tiba

tampak berkaitan satu sama lainya atau membentuk sebuah

kesatuan”(Goldstein & McGhee:1972)

Menurut teori ini,adanya peningkatan pemahaman

terhadap situasi yang ada (yang dihadapi) akan memunculkan

apresiasi secara tiba-tiba. Ketika disajikan, materi(bahan)

tersusun dalam satu cara, tetapi kemudian tampak tersusun

dalam cara lain. Teori konfigurasi ini harus memenuhi syarat-

syarat berikut: (1) tidak dipersiapkan,(2) munculnya tiba-tiba

dan membawa perubahan makna terhadap unsur-unsurnya.(3)

terdiri unsur-unsur yang dapat dialami secara objektif,(4)

unsur-unsur tersebut mengandung fakta yang muncul yang

diharmonisasikaan, dijelaskan,atau disatukan.(5) konfigurasi

itu memiliki hal-hal yang aneh/mengherankan dalam

pengertian bahwa keharmonisan dan kelogisan hanya berlaku

terhadap unsur-unsurnya sendiri.penganjur teori ini menurut

Goldstein dan McGhee adalah Maier (1932), Schiller (1938),


dan Scheerer (1966) dapat dianggap sebagai penganjur teori

konfigurasi

g. Teori Psikoanalisis

Menurut Goldstein dan McGhee (1972) teori ini

dikemukakan oleh Sigmud Freud, Freud menyatakan hal-hal

yang menyenangkan cenderung untuk menjurus kepada

pelepasan energi jiwa. Apabila energi terbentuk,minsalnya

karena pikiran diarahkan keobjek tertentu tetapi energi tersebut

tak dapat dimanfaatkan, maka energi tersebut mungkin dapat

dilepaskan melalaui humor. oleh karna itu,teori freud juga

dinamakan teori pelepasan (release),

Selain itu freud membedakan komik,humor,dan

wit,berdasarkan motivasi yang melahirkan, komik merupakan

lelucon tanpa motivasi karena kelucuan didapat dari tekik

melucu saja.humor dan Wit digolongkan ke dalam lelucon

yang bermotivasi,minsalnya motivasi untuk mengoda atau

menertawakan orang.humor lebih sederhana dan lebih mudah

ditangkap, sedangkan Wit merupakan humor yang

membutuhkan otak atau daya intelektual.

h. Teori Ambivalensi

Jika dibandingkan dengan teori ingkongruitas maka ada

sedikit perbedaan. teori ingkongruitas menekan adanya

ide,gagasan atau persepsi yang bertolak belakang sedangkan


teori ambivalensi lebih menekankan adanya emosi atau

perasaan atau yang bertolak belakang. teori Goldstein dan

McGhee (1972), menyatakan bahwa apabila teori timbul

emosi atau perasaan yang bertentangan (minsalnya dengan

perasaan pertama), situasi ini potensial untuk melahirkan

humor.hal ini dapat digambarkan ketika kita memendang

sebuah objek, kita merasakan adanya, “perasaan” yang tercokol

dalam jiwa kita yakni perasaan yang berbeda dari biasanya

bila kita memikirkan objek tersebut. Diantaranya penganjur

teori ini adalah Gregory (1924), Knox(1951) dan Lund (1930)

2. Kelompok teori Antopologi

Humor pada umumnya terjadi diantara sekelompok

manusia, setidak-tidaknya diantara dua insan. Seorang humoris dan

pendengar yang humor haruslah berada dalam situasi atau ikatan

tertentu agar humor itu dapat terjadi.

Ilmu antropologi yang mengkaji humor memusatkan diri

pada relasi humor (joking relationship) diantara siapa saja atau

dalam ikatan kekerabatan yang bagaimana humor itu dapat

terjadi.Menurut Bahrum Yunus.dkk. (1997) teori ini dikemukakan

pertama kali oleh Apte (1985).

3. Kelompok teori keabsahan


Victor Rasikin yang menulis sebuah artikel berjudul

“Jokes” salam majalah Psychology today (oktober 1985) telah

mengemukakan sebuah teori humor yang berdasarkan linhguistik

(ilmu pembahasan). Rasikin yang dikutip dari bahrum yunus ,dkk.

(1997), menyatakan bahwa teori humor tersebut dinamakan

Sciptbased sematic tjheory (teori sematik berdasarkan skenario).

Berdasarkan teori ini, tingkah laku manusia ataupun kehidupan

pribadinya telah dipaparkan dan terekam dalam sebuah peta

semantis. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada peta

tersebut akan merusak kesehimbangan dan akan menimbulkan

kelucuan.9

Fungsi humor yang lain adalah sebagai rekreasi. Dalam ha1

ini, humor berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam hidup

sehari-hari yang bersifat rutin. Sifatnya hanya sebagai hiburan

semata. Selain itu humor juga berfungsi untuk menghilangkan stres

akibat tekanan jiwa atau batin.

Humor Sebagai Teknik Ceramah Dalam dakwah,

Rasulullah juga melakukan hal ini, beliau biasa melakukannya

terhadap anak-anak kecil, remaja, orang dewasa sampai orang tua,

lelaki dan perempuan. Bahkan beliau juga memberikan hak

bertanya kepada mereka dan terjadilah dialog-dialog yang menarik

antara Rasulullah dengan kaum muslimin. Karenanya bila

9
Darmansyah, Ibid, hlm. 95-101
membaca hadits-hadits, akan mendapati hadits-hadits yang berisi

dialog antara Rasulullah dengan para sahabatnya, bahkan ada pula

yang bernuansa bercanda namun tidak keluar dari nilai-nilai

kebenaran seperti pertanyaan seorang wanita tua yang menanyakan

“apakah aku masuk surga karena sudah tua”. Nabi menjawab

bahwa “di surga tidak ada orang tua”. Ini membuat si nenek itu

menangis dan Nabi menjelaskan bahwa “di surga memang tidak

ada orang tua, bila nenek masuk surga maka akan berubah menjadi

gadis jelita”. Ungkapan seperti ini membuat wanita tua itu tawa10

Pada intinya pemahaman lebih luas dari pengertian dakwah

yang telah didefinisikan oleh para ahli tersebut adalah : Pertama,

ajakan ke jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua, dilaksanakan

secara berorganisasi. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi

manusia agar masuk kejalan Allah subhanahu wa ta’ala. Keempat,

sasaran bisa berupa fidhyah atau jama ‘ah.

Dalam konteks dakwah istilah ‘Dalam konteks dakwah

istilah ‘amar ma’ruf nahy-i mungkar secara lengkap dan populer

dipakai adalah yang terekam dalam Al Quran Surah Ali Imran,

ayat 104 :

  


  



10
Www. Digilib.uinsby.ac.
 
 
 
 
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf

dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang

beruntung”11.(Qs. Ali Imran 104)

Didalam Tafsir Ibnu Katsir Allah Swt. berfirman

bahwasanya hendaklah ada dari kalian sejumlah orang yang

bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu dengan menyeru

orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang

mungkar, mereka adalah golongan yang beruntung.Adh Dhahhak

mengatakan, mereka adalah para shahabat yang terpilih, para

mujahidin yang terpilih, dan para ulama.

Abu Ja’far Al-Baqir meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.

membacakan firman-Nya :



...

  
Artinya:

11
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan terjemahannya,Bandung : CV.Diponogoro,hlm.63
“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan” (Ali Imran 104)12

Kemudian beliau Saw. bersabda : “Yang dimaksud dengan

kebajikan ini ialah mengikuti Al-Qur’an dan sunnahku.” Hadits

diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih.Makna yang dimaksud dari ayat

ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang

bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut

memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.

Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Shahih Muslim

dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah

Saw. pernah bersabda : “Barang siapa di antara kalian melihat suatu

kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. Dan

jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak

mampu juga, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah

selemah-lemah iman.” Di dalam riwayat lain disebutkan : “Dan

tiadalah dibelakang itu (selain dari itu) iman barang seberat biji sawi

pun.”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami

Sulaiman Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu

Ja’far, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Amu Amr, dari jarullah

ibnu Abdur Rahman Al-Asyhal, dari Hudzhaifah ibnu Yaman, bahwa

Nabi Saw. pernah bersabda

12
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan terjemahannya,Bandung : CV.Diponogoro,hlm.63
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman

kekuasaan-Nya, kalian benar-benar harus memerintahkan kepada

kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau hampir-hampir

Allah akan mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya, kemudian

kalian benar-benar berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya), tetapi

doa kalian tidak diperkenankan.”

Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui

hadits Amr ibnu Abu Amr dengan lafaz yang sama. Imam Tirmidzi

mengatakan bahwa hadits ini hasan.13

Ayat diatas mengandung esensi dakwah yaitu, Pertama,

“hendaklah ada diantara kamu sekelompok umat”.Kedua, yang tugas

atau misinya menyeru kepada kebajikan. Ketiga, yaitu menyuruh

kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar. Keempat,

merekalah orang-orang yang berjaya. Sementara itu, didalam surah Ali

Imran kalimat yang senada, yang mengandung dua komponen dan

pengertian yaitu : Pertama, kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan manusia. Kedua, menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah SWT

Secara Umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang

baik. dakwah mengandung progreivitas,sebuah proses terus menerus

menuju ke jalan yang baik dan lebih baik mewujudkanya tujuan

dakwah tersebut. Dengan begitu terdapat suatu ide dinamis, sesuatu

13
https://muhammadhaydar.wordpress.com/2011/01/25/sekilas-tafsir-ali-imran-ayat-104
yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan ruang dan

waktu, sementara itu dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan

untuk mentranformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti

penting dan berperan lansung dalam pembentukan persepsi umat

tentang berbagai nilai kehidupan

2. Materi /Pesan dakwah

Materi atau pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan

dai kepada mad’u, pada dasarnya pesan dakwah itu adalah ajaran islam

itu sendiri. Secara umum dapat dkelompokkan menjadi :

1) Pesan Akidah, meliputi Iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

Iman kepada malaikat-Nya, Iman kepada kitab-kitab-Nya, Iman

kepada rasul-rasulnya, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada

Qodha- Qodhar.

2) Pesan Syariah, meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, dan

haji, serta mu’amalah.

- Hukum perdata meliputi: hukum niaga, hukum nikah dan

hukum waris.

- Hukum publik meliputi: hukum pidana ,hukum negara, hukum

perang dan damai

Pesan Akhlak meliputi akhlak kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

akhlak kepada makhluk yang meliputi : akhlak terhadap manusia, diri


sendiri, tetangga, masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan manusia,

flora, fauna, dan sebagainya14

3. Da’i

Da’i ( Arab :al dai, al da’iyyah,al -du-ah) menunjukan pada pelaku

(subjek) dan pengerak aktivis kegiatan dakwah, yaitu orang yang

berusaha meujudkan islam dalam semua segi kehidupan baik pada

tataran indivindu, keluarga, masyarakat,umat dan bangsa sebagai

pelaku dan pengerak dakwah, da’i tak pelak lagi, memiliki

kedudukan penting, bahkan sangat penting karena ia sangat dapat

menjadi penentu kebersalilan dan kesuksesan dakwah15

Dakwah dalam islam merupakan tugas yang sangat mulia, yang

juga merupakan tugas para nabi dan rasul juga merupakan tugas para

nabi dan rasul, juga merupakan tanggung jawab setiap muslim.

dakwah bukanlah pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan

telapak tangan, juga tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang.

Seorang Da’i harus persiapan-persiapan yang matang baik dari segi

keilmuan ataupun dari segi budi pengerti. Sangat susah untuk

dibayangkan bahwa suatu dakwah akan berhasil, jika seorang Da’i

tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang mamadai dan tingkah laku

yang buruk baik secara pribadi ataupun sosial.

Juru dakwah (da’i) adalah faktor dalam kegiatan dakwah yang

menepati posisi yang sangat penting dalam menentukan hasil atau


14
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah,Bandung : Remaja Rosdakarya,2001, hlm.14,15,17
15
A.Iliyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, Jakarta: Pemadani,2008,h lm. 271
tidaknya kegiatan dakwah. setiap muslim yang hendak

menyampaikan dakwah khususnya juru dakah (Da,i) profisional yang

mengkhususkan diri di bidang dakwah segogianya memeiliki

kepribadian yang baik untuk menunjang kepribadian yang bersifat

rohaniah (psikologis) tau kepribadian yang bersifat fisik16

a. Sifat- sifat da’i

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

Kepribadian da’i yang terpenting adalah iman dan takwa

kepada Allah SWT. Sifat ini merupakan dasar utama pada

akhlak da’i ,seorang da’i tidak mungkin menyeru

ma’unya(sasaran dakwah) beriman kepada Allah SWT kalau

tidak ada hubungan antara da’i dan Allah SWT.tidk mungkin

juga seorang da’i mengajak mad’unya berjalan diatas jalan

Allah SWT. Kalau da’i sendiri tidak mengenal jalan tersebut.

2. Ahli Taubat

Sifat taubat dalam diri da’i, berakti dia harus mampu untuk

lebih menjaga atau takut berbuat maksiat atau dosa

dibandingkan dengan orang-orang yang menjadi mad’u-nya.

Jika ia merasa telah melakukan dosa hendaklah dia bergegas

16
M. Quraish Shihab,Membumikan Al-Qur’an, hlm. 35.
untuk bertaubat dan menyesali atas perbuatanya dengan

mengikuti panggilan ilahi.

3. Ahli ibadah

Seorang da’i adalah mereka yang selalu beribadah kepada

Allah dengan setiap gerakan, perbuatan dan gerakan atau

perkataan dimanapun dan kapan pun.

4. Amanah dan shidq

Amanah (terpecaya) dan shidq(jujur) adalah sifat utama yang

harus dimiliki seorang da’i sebelum sifat-sifat yang lain,

karena ia merupakan sifat yang lain, karena kerana ia

merupakan sifat yang dimiliki oleh seluruh para nabi dan rasul

Amanah dan shidq adalah sifat yang selalu ada bersama, karena

amanah selalu bersamaan dengan shidq (kejujuran) maka tidak

ada manusia jujur yang tidakdipercaya. Dan tidak ada manusia

jujur yang tidak dipercaya

5. Pandai bersyukur

Orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang

merasakan karunia Allah dlam dirinya, sehingga perbuatan dan

ungkapanya merupakan realisasi dari rasa bersyukur tersebut.


6. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan pribadi Niat yang tulus

tanpa pamrih duniawi, salah satu syarat yang mutlak yang

harus dimiliki seorang da’i sebab dakwah adalah suatu

pekerjaan ubudiyah, yakni amal perbuatan yang berhubungan

dengan AllahSWT

7. Ramah penuh perhatian

Dakwah adalah pekerjaan yang bersifat propoganda kepada

yang lain . propoganda dapat diterima, apabia orang yang

mepropoganda berlaku ramah, sopan, dan ringan tangan untuk

melayani sasarannya.

8. Tawaaddu( rendah hati)

Rendah hati bukanlah rendah diri(merasa terhina dibanding

derajat dan martabat orang lain. Tawaaddu( rendah hati) hal ini

adalah sopan dalam pergaulan, tidak sombong, tidak suka

menghina,mencela orang lain.

9. Sederhana dan jujur

Kesederhanaan meruakan pangkal keberhasilan dakwah dalam

kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi

kebutuhan.

10. Tidak memiliki sikap egois

Ego adalah suatu watak yang menonjolkan keakuan angkuh

dalam pergaulan , merasa diri paling hebat, terhormat dan lain-

lainnya.
11. Sabar dan tawakal

Mengajak manusia kepada kebajikan bukan hal yang mudah.

semua nabi dan rasul dalam menjalankan tugas risalahnya

selalu berhadapan dengan hambatan dan kesulitan

12. Memiliki jiwa toleran

Toleransi dapat dipahami sebagai sikap pengertian dan dapat

mengadaptasi diri secara positif (menuntungkan diri sendiri dan

orang lain).

13. Sifat terbuka (demokratis)

Seorang Da’i adalah manusia biasa yang juga tidak luput dari

salah dan lupa.

14. Tidak memiliki penyakit hati

Sombong, dengki. Ujub dan iri harus disingkirkan dari sanubari

seorang da’i. Tanpa membersihkan sanubari dari sifat sifat

tersebut tidak mungkin tujuan dakwah akan tercapai17

b. Sikap seorang da’i

Sikap dan tingah laku da’i merupakan salah satu faktor

penunjang keberhasilan dakwah masyarakat sebagai suatu

komunitas sosial lebih cendrung senilai karekter dan tabiat

seseorang dari pola tingkah laku keseharian yang dapat dilihat dan

dengar.

1. Berakhlak mulia

17
Faizah, lalu Muchsin Effendi, Psikologi dakwah,Jakarta:Kencana,2006, hlm.91-96
Berbudi pengerti baik (berakhlakul karimah) adalah syarat

mutlak yang harus dimiliki oleh siapapun terlebih – lebih

seorang da’ i

2. Ing ngarsobsung tulodho, ing madyo mangun karso,tut wari

handayani.

Ing ngarsobsung tulodho berakti seorang da’i harus dapat

menjadi teladan yang baik bagi masyarakat bila da’i menyuruh

sasaran dakwah (mad’u) berbuat kebaiakan

3. Disiplin dan bijaksana

Acuh- tak acuh adalah perbuatan yang tidak disukai oleh

orang lain. Oleh karena itu disiplin arti luas sangat dibutuhkan

seorang da’i dalam mengeban tugasnya sebagai muballig

4. Wara’ dan berwibawa

Sikap wara’ adalah menjauhkan perbuatan-perbuatan yang

kurang berguna dan mengindahkan amal saleh, sikap ini dapat

menimbulkan kewibawaan seorang da’i

5. Berpandangan luas

Seorang da’i dalam menentukan strategi dakwah yang sangat

perlu berpanjangan jauh, tidak panatik pada satu golongan saja

dan waspada dalam menjalankan tugasnya.


6. Pengetahuan cukup

Beberapa pengetahuan,kecakapan dan keterampilan tentang

dakwah sangat menentukan corak strategi dakwah. seorang

da’i seyogianya dilengkapi dengan ilmu pengetahuan agar

pekerjaannya dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien18

1) Unsur- unsur dakwah dalam proses dakwah

Tujuan 2) Respon Balik


Dakwah (Feed Back)
3)

4)

Da’i Maudu ( Uslub Wasilah Mad’u


materi dakwah ( Metode ( media
) dakwah) Dakwah)

Konteks dakwah

Melihat gambar diatas paling tidak terdapat enam unsur

utama (pokok) dalam proses dakwah yaitu: da’i maudu (materi

dakwah) disebut juga pesan dakwah, uslub (metode dakwah),

wasilah (media dakwah) mad’u (objek dakwah) dan tujuan

dakwah. sedangkan kontek dakwah dan respon balik (Feed

18
Ibid.Hlm.97-98
back) merupakan situasi bdan implikasi yang tidak terpisahkan

ketika terjadi proses dakwah.19

19
Enjang AS,Aliyudin,Op.Cit,hlm.73

Anda mungkin juga menyukai