Anda di halaman 1dari 13

DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Tanggal terbit: Ditetapkan :


Direktur RSU Kumala Siwi
Mijen
PPK

dr. Sofwan Dahlan, Sp.F(K)


Pengertian Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronik
yang terjadi karena kelainan:

1. Sekresi insulin oleh sel beta pankreas


2. Kerja Insulin (resistensi Insulin)
3. Atau keduanya
Klasifikasi Diabetes melitus(DM)

I. DM tipe 1 (destruksi sel ß, umumnya diikuti


defisiensi insulin absolut):
 Immune-mediated,
 Idiopatik
II. DM tipe 2 (bervariasi mulai dari predominan
resistensi insulin dengan defisiensi insulin relatif
sampai predominan defek sekretorik dengan
resistensi insulin).
III. Tipe spesifik lain: 2/15
 Defek genetik pada fungsi sel ß.
 Defek genetik pada kerja insulin.
 Penyakit eksokrin pangkreas.
 Endokrinopati.
 Diinduksi obat atau zat kimia.
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

 Infeksi.
 Bentuk tidak lazim dari Immune
mediated DM.
 Sindrom genetik lain, yang
kadang berkaitan dengan DM.
IV. DM gestasional.
Anamnesis  Keluhan khas DM: poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
 Keluhan tidak khas DM: lemah, kesemutan, gatal,
mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus
vulvae pada wanita
 Hasil pemeriksaan terdahulu meliputi : glukosa
darah, A1C dan hasil pemeriksaan khusus yang
terkait DM
 Pola makan, status nutrisi dan perubahan berat
badan
 Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya
secara lengkap, termasuk terapi gizi, perawatan DM
secara mandiri dan terapi dalam bidang3/15
kesehatan
 Pengobatan yang sedang di jalani, termasuk obat
yang digunakan, perencanaan makan dan program
latihan jasmani
 Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetik,
hiperosmolar hiperglikemia, dan hipoglikemia)
 Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit,
gigi dan traktus urogenitalis serta kaki
 Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik
(komplikasi pada ginjal, jantung, susunan saraf,
mata, saluran pencernaan , dll)
 Faktor risiko : merokok, hipertensi, penyakit jantung
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

koroner, obesitas dan riwayat penyakit keluarga


(termasuk penyakit DM dan endokrin lain)
 Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
 Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan dan
status ekonomi
 Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan
kehamilan
1. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
pinggang
2. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah termasuk
jari
3. Pemeriksaan funduskopi
4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5. Pemeriksaan jantung
6. Evaluasi nadi, baik baik secara palpasi 4/15maupun
dengan stetoskop
Pemeriksaan Fisik 7. Pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas
penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neurologis
8. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran
tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari
kemungkinan adanya hipotensi ortostatik, serta
ankle brachial index (ABI), untuk mencari
kemungkinan penyakit pembuluh darah arteri tepi
9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan
DM tipe lain
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: 4/ 13


Halaman:
00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Kriteria Diagnostik  Gejala Klasik DM + glukosa plasma sewaktu


>200mg/dl. (Glukosa plasma sewaktu merupakan
hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir)
 Gejala Klasik DM + glukosa plasma puasa >126
mg/dl (Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam)
 Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200mg/dl
(TTGO dilakukan dengan standar WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75
gram glukosa anhidrat yang dilarutkan kedalam air)
5/15
Gejala Klasik DM : poliuri, polidipsi, polifagi dan
penurunan BB tanpa sebab yang jelas.

Algoritma Alur Diagnosis DM


DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Diagnosis Kerja Diabetes Melitus


 Hiperglikemia reaktif
Diagnosis Banding
 Pre diabetes
 Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
 HbA1c
 Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total,
HDL, LDL, dan trigliserid) 6 / 15
Pemeriksaan Penunjang  Kreatinin serum
 Albuminuria
 Keton, sedimen dan protein dalam urin
 Elektrokardiografi
 Foto sinar-x dada
Terapi Pemberian terapi DM yang meliputi :
a. Non Farmakologis :
 Edukasi
 Terapi gizi medis
 Kebutuhan kalori : kebutuhan kalori basal

Kalori Basal = Berat Badan Ideal x 25 kal/kgBB (untuk wanita)

Kalori Basal = Berat Badan Ideal x30 kal/kgBB (untuk pria)


DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Cara menghitung berat badan ideal pasien DM


menggunakan rumus Brocca :

Berat Badan Ideal = 90% x (TB dalam cm-100) x 1


7 / 15

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori :

Umur : Aktivitas fisik atau


pekerjaan:
- 40-59 tahun -5%
- Istirahat +10%
- 60-69 tahun -10%
- Aktivitas ringan +20%
- >70 tahun -20%
- Aktivitas sedang +30%

-Aktivitas sangat berat +20%

Berat Badan : Stress metabolik : + 10-3-%

-Kegemukan-20-30%

- Kurus + 20-30%

b. Farmakologis
 Obat Hipoglikemia Oral
Jenis-jenis Obat Hipoglikemia Oral meliputi :
DIABETES MELITUS
8 / 15
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

9 / 15

 Insulin
Pemakaian insulin berdasarkan indikasi, yang
meliputi :

Indikasi Mutlak Indikasi Relatif

DM Tipe I - Gagal mencapai target


dengan penggunaan OHO
dosis optimal (3-6 bulan)
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

- DM Tipe II rawat jalan


dengan :
 Kehamilan
 Infeksi paru (TB)
 Kaki diabetik terinfeksi
 Fluktuasi glukosa
darah yang tinggi
 Riwayat ketoasidosis
berulang
 Riwayat pankreatomi
Selain indikasi diatas, terdapat beberapa
kondisi tertentu yang memerlukan pemakaian
insulin, seperti penyakit hati kronik, gangguan
10/15
fungsi ginjal dan terapi steroid dosis tinggi.

Jenis-jenis Insulin :

Insulin Manusia Jenis


atau Insulin Analog

Kerja cepat Insulin lispro (Humalog)


Insulin aspart (Novorapid)
(insulin analog)
Insulin glulisin (Apidra)
Kerja pendek Humulin R
Actrapid
(insulin manusia,
insulin reguler)
Kerja menengah Humulin N
Insulatard
(insulin manusia,
NPH)
Kerja panjang Insulin gargline (Lantus)
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

(long-insulin Insulin detemir (Levemir)


analog)
Campuran 70/30 Humulin (70% NPH, 30%
11 / 15
(premixed, insulin reguler)
70/30 Mixtard (0% NPH, 30%
manusia)
reguler)
Campuran 75/25 Humalog (75% NPL,
(premixed, insulin 25% Lispro)
70-30 Novomix (70% protamine
analog)
aspart, 30% aspart)

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh


ADA/EASD 2012, maka diperlukan pendekatan
individual untuk menentukan regimen dan target
pengobatan untuk penyandang DM.

Algoritma Pengelolaan DM Tipe 2 Tanpa


Dekompensasi :
DIABETES MELITUS

No. Dokumen12: / 15 No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN
DIABETES MELITUS
13: / 15 No. Revisi:
No. Dokumen Halaman:
00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Kriteria Pengendalian DM :

Komplikasi A. Akut
 Ketoasidosis diabetik.
 Hiperosmolar non ketotik.
 Hipoglikemi.
B. Kronik
 Makroangiopati:
 Pembulu koroner.
 Vaskuler perifer.
 Vaskuler otak.
 Mikroangiopati:
 Kapiler retina.
 Kapiler renal.
14/15
 Neuropati.
 Gabungan:
 Kardiopati: penyakit jantung koroner,
kardiomiopati.
 Rentan infeksi.
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

 Kaki diabetik.
 Disfungsi ereksi.
 Pengaturan diet sesuai kondisi pasien
 Upaya mencegah luka, atau pemeliharan luka
Edukasi bila terjadi
 Upaya pencegahan terjadinya komplikasi
 Penggunaan obat sesuai anjuran
Prognosis Dubia
Tingkat Evidens III
Tingkat Rekomendasi A/B/C
1. SMF Ilmu Penyakit Dalam
Penelaah Kritis
2. Tim PPK
1. Klinis
Indikator Medis
2. Laboratorium
Kepustakaan 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2011.
2. The Expert Committee on The Diagnosis and
Clasification of Diabetes Mellitus.Report of The
Expert Committee on The Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus.Diabetes
Care, Jan 2003;26(Suppl. 1):S5 – 20.15/15
3. Suyono S. Type 2 Diabetes Mellitus is a ß- cell
Dysfunction. Prosiding Jakarta Diabetes Meeting
2002: The Recent Management in Diabetes and
Its Complication : From Molecular to Clinic
Jakarta, 2-3 Nov 2002 Simposium Current
Treatment in Internal Medicine 2000. Jakarta, 11-
12 november 2000: 185- 99.
4. Inzucch SE. Bergenstal RM, Buse JB et all.
Management of Hyperglycemia in type 2
DIABETES MELITUS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1 / 15
RSU
KUMALA SIWI 13/ 13
MIJEN

Diabetes : A patient Centered Approach Position


Statement of American Diabetes Association
(ADA) ang the EuropeanAssociation for the
study of Diabetes (EASD) ,2012

Anda mungkin juga menyukai