Anda di halaman 1dari 10

DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 1 dari 8

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit

PPK Tanggal Terbit


05 Juni 2017

dr. Bina Ratna Kusuma Fitri, MM


Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang
Pengertian
ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada :

- Kerja insulin ( resistensi insulin ) di hati ( peningkatan produksi


glukosa hepaik ) dan dijaringan perifer ( otot dan lemak )

- Sekresi insulin oleh sel ß pancreas

- Atau keduanya

Klasifikasi I. DM tipe 1 (destruksi sel , umumnya diikuti defisiensi insulin absolut):


Immune-mediated,
Idiopatik
II. DM tipe 2 (bervariasi mulai dari predominan resistensi insulin dengan
defisiensi insulin relatif sampai predominan defek sekretorik
dengan resistensi insulin)
III. Tipe spesifik lain:
Defek genetik pada
fungsi sel Defek
genetik pada kerja
insulin Penyakit
eksokrin pankreas
Endokrinopati
Diinduksi obat atau zat kimia
Infeksi
Bentuk tidak lazim dari immune mediated DM
Sindrom genetik lain, yang kadang berkaitan dengan DM

IV. DM gestasional
DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 2 dari 8

Keluhan khas DM :
Anamnesis
poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan
berat badan yang tidak
dapat dijelaskan
sebabnya.
Keluhan tidak khas DM
: lemah, kesemutan, gatl, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria,
pruritus vulvae pada wanita.

Faktor resiko DM tipe 2 :

Usia > 45 Tahun,


Berat badan lebih: > 110% berat badan idaman atau indeks massa
tubuh ( IMT ) > 23 kg/m2
Hipertensi ( TD 140/90 mmHg )
Riwayat DM dalam garis keturunan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB bayi > 4.000
gram
Riwayat DM gestasional
Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT)
Penderita penyakit jantung koroner, tuberkolosis, hipertiroidisme
Kolesterol HDL 35 mg/dL dan atau trigliserida 250 mg/dL
Pemeriksaan fisik Tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang.
Tanda neuropati
Mata ( visus, lensa mata dan retina )
Gigi mulut
Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki), kulit kuku.

1. kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) > 200 mg/dL, atau
Kriteria diagnosis
2. kadar glukosa darah puasa (plasma vena) >126 mg/dL, atau
3. kadar glukosa plasma > 200 mg/dL pada 2 jam sesudah beban glukosa
75 gram pada TTGO
Hiperglikemia reaktif, toleransi glukosa terganggu (TGT), glukosa darah puasa
Diagnosis banding
terganggu (GDPT)
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan penunjang
Hb, leukosit, hitung jenis leukosit, laju endap darah
Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan
Urinalisis rutin, protenuria 24 jam, CCT ukur, kreatinin
SGPT, Albumin/Globulin
Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, trigliserida
A1C
Albuminuri mikro

Pemeriksaan penunjang lain :

EKG, foto toraks, funduskopi


DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 3 dari 8

Edukasi meliputi pemahaman tentang :


Terapi
Penyakit DM, makna perlunya pengendalian dan pemantauan DM, penyulit
DM, intervensi farmakologis dan non farmakologis, hipoglikemia, masalh
khusus yang dihadapi, cara mengembangkan sistem pendukung dan
mengajarkan keterampilan, cara mempergunakan fasilitas perawatan
kesehatan.

Perencanaan makan

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi :

Karbohidrat 60 - 70 %, protein 10 -15%, dan lemak 20 – 25%

Jumlah kandungan kolesterol yang disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan


lemak berasal dari asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono Unsaturated Fatty
Acid). Dan kandungan serat + 25 g/hr, diutamakan serat larut.

Jumlah kalori basal per hari :

Laki-laki : 30 kal/kg BB idaman


Wanita : 25 kal/kg BB idaman

Penyesuaian (terhadap kalori basal / hari) :

Status gizi :
BB gemuk - 20 %
BB lebih - 10 %
BB kurang + 20 %
Umur > 40 tahun : - 5%
Stres metabolik
(infeksi,operasi,dll) : + (10 s/d 30 %)
Ringan + 10 %
Sedang + 20 %
Berat + 30 %
Hamil :
Trimester I,II + 300
kal
Trimester III + 500
kal
Rumus Broca :

Berat badan idaman = (tinggi badan-100)-10 %*

Pria < 160 cm dan Wanita < 150 cm, tidak dikurangi 10 % lagi.
DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 4 dari 8

 BB kurang : < 90 % BB idaman

BB normal : 90 % -110% BB idaman

BB lebih : 110 -120 % BB idaman

Gemuk : > 120 % BB idaman

Latihan Jasmani

Kegaitan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit). Prinsip : Cintinuous-Rythmical-Interval-Progressive-
Endurance

Intervensi farmakologis

Obat Hipoglikemia Oral (OHO):

Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) : sulfonilurea,glinid


Penambah sensivitas terhadap insuln : metformin, tiazolidindion
Penghambat absorpsi glukosa : Penghambat glukosidase alfa

Insulin

Indikasi :

Penurunan berat badan yang cepat


Hiperglikemia hiperosmolatr non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, strok)
Kehamilan dengan DM / diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan tau alergi terhadap OHO

Terapi Kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa
darah. Kalau dengan OHO tunggal sasaran kadar glukosa darah belum
tercapai, perlu kombinasi dua kelompok obat hipoglikemik oral yang berbeda
mekanisme kerjanya.
DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 5 dari 8

Pengelolaan DM tipe 2 Gemuk :

Non-farmakologis  evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai : Penekanan kembali tata laksana non-farmakologis.

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai :+ 1 macam OHO - Biguanid / Penghambat glukosidase


/ Glitazon

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai : kombinasi 2 macam OHO, antara :

Biguanid / Penghambat glukosidase / Glitazon

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai :kombinasi 3 macam OHO :

Biguanid + Penghambat glukosidase + Glitazon

Atau

Terapi Kombinasi OHO siang hari + Insulin malam

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran terapi kombinasi 3 OHO tidak tercapai : Kombinasi 4 macam OHO :

Biguanid + Penghambat glukosidase + Glitazon + Secretagogue

Atau

Terapi Kombinasi OHO siang hari + Insulin malam

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran terapi kombinasi 4 OHO tidak tercapai : Insulin

Atau
DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 6 dari 8

Terapi Kombinasi OHO siang hari + Insulin malam

Sasaran terapi kombinasi OHO + Insulin tidak tercapai : Insulin

Bila sasaran tercapai : teruskan terapi terakhur.

Pengelolaan DM tipe 2 tidak Gemuk :

Non-farmakologis evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai :Non-farmakologis + secretagogue

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai :kombinasi 2 macam OHO, antara :

Secretagogue + Penghambat Glukosidase + Biguanid / Gilitazon,atau

Terapi Kombinasi OHO siang hari + Insulin malam

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran tidak tercapai :kombinasi 3 macam OHO :

Secratagogue + Penghambat glukosidase + Biguanid / Glitazon, atau

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keaaan klinis) :

Sasaran terapi kombinasi 3 OHO tidak tercapai : Kombinasi 4 macam OHO :

Secetagogue + Penghambat glukosidase + Biguanid + Glitazon, atau

Terapi Kombinasi OHO siang hari + insulin malam

 evaluasi 2 – 4 minggu (sesuai keadaan klinis) :

Sasaran terapi kombinasi 4 OHO tidak tercapai : Insulin, atau

Terapi Kombinasi OHO siang hari + insulin malam


DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 7 dari 8

Sasaran Terapi Kombinasi OHO + Insulin tidak tercapai : Insulin

Bila sasaran tercapai : teruskan terapi terkhir

Penilaian hasil terapi

1. Pemeriksaan glukosa darah


2. Pemeriksaan A1C
3. Pemeriksaan glukosa darah mandiri
4. Pemeriksaan glukosa urin
5. Penentuan Benda Kriteria Keton pengendalian DM (Lihat tabel)

A. Akut :
Komplikasi
Ketoasidosis disbetik
Hiperosmolar non ketotik
Hipoglikemia
B. Kronik :
Makroangiopati :
Pembuluh
koroner
Vaskular
perifer
Vaskular otak
Mikroangiopati :
Kapiler retina
Kapiler renal
Neuropati
Gabungan :
Kardiopati
: penyakit
jantung koroner,
kardiomiopati
Rentan infeksi
Kaki diabetik
Disfungsi ereksi
Dubia
Prognosis
Kepustakaan 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
2. PERKENI. Petunjuk Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2. 2002.
3. The Expert Commitee on the Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Report of The Expert Commite on The Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, Jan 2003 ; 26(Suppl.
1): S5-20.
4. Suyono S.Type 2 Diabetes Mellitus; is a -Cell Dysfunction. Prosiding
Jakarta Diabetes Meeting 2002 : The Recent Management in Diabetes
and Its Complication : From Molecular to Clinic. Jakarta,2-3 Nov 2002.
Simposium Current Treatment in Internal Medicine 2000. Jakarta,11-12
DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-02/SPPD/007 01 8 dari 8

November 2000 : 185-99.

Anda mungkin juga menyukai