Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-01/SPPD/011 01 1 dari 3

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit

PPK Tanggal Terbit


05 Juni 2017

dr. Bina Ratna Kusuma Fitri, MM


Pengertian Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140
mmhg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmhg diastolik pada
seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi.

Anamnesis Biasanya pasien mengeluh pusing atau nyeri kepala, disertai tegang di daerah
leher belakang

Pemeriksaan fisik Di dapatkan pemeriksaan tekanan darah melebihi 140/90 mmHg


Kriteria diagnosis Klasifikasi tekanan darah berdasarkan joint nasional committee VII :
Klasifikasi TD Sistolik TD Diatolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre- Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stg I 140-159 80-89
Hipertensi stg II ≥160 >100

Klasifikasi berdasarkan hasil


rata-rata pengukuran
takanan darah yang
dilakukan minimal 2 kali
setiap kunjungan pada 2
kali kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal
80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5
menit
Tekanan sistolik = suara fase 1 dan tekanan diastolik = suara fase 5
Pengukuran pertama harus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan
kelainan pembuluh darah perifer
Pengukuran tekanan darah
pada waktu berdiri
diindikasikan pada pasien
dengan resiko hipotensi
postural (lanjut usia, pasien
DM, dll)
Faktor resiko kardiovaskuler :
 Hipertensi
 Merokok
 Obesitas ( IMT > 30 )
 Inaktifitas klinis
 Dislipidemia
 Diabetes Mellitus
 Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/menit
HIPERTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-01/SPPD/011 01 2 dari 3

 Usia ( laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 )


 Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini ( laki-laki < 55
tahun atau perempuan < 65 tahun )
Kerusakan organ sasaran:
 Jantung : hypertropi
ventrikel kiri, angina
atau riwayat infark
miokard, riwayat
revaskularisasi koroner,
gagal jantung
 Otak : stroke atau transient iskemik attack ( TIA)
 Penyakit ginjal kronik
 Penyakit arteri perifer
 Retinopati
Penyebab hipertensi yang
telah diidentifikasi: sleep
apnea, akibat obat atau
berkaitan dengan obat,
penyakit ginjal kronik,
aldosteronisme primer,
penyakit renovaskular, terapi steroid kronik dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasi aorta, penyakit tiroid atau paratiroid.
Diagnosis banding Peningkatan tekanan darah akibat white coat hypertension, rasa nyeri,
peningkatan tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat, dll.
Pemeriksaan penunjang Urinalisis, tes fungsi ginjal,
gula darah, elektrolit, profil
lipid, foto toraks, EKG
Sesuai penyakit penyerta:
asam urat, aktivitas renin
plasma, aldosteron,
katekolamin urin, USG pembuluh darah besar, USG ginjal, ekokardiografi
Terapi Modifikasi gaya hidup dengan
target tekanan darah < 140/90
mmHg atau
< 130/80 mmHg pada
pasien DM atau penyakit
ginjal kronis. Bila target
tidak tercapai maka diberikan obat inisial.
Obat inisial dipilih berdasarkan
:
 Hipertensi tanpa penyulit
:
o Pada hipertensi stg
I dapat diberikan
diuretik. Pertimbangan pemberian penghambat ACE, penyekat
reseptor beta, penghambat kalsium, atau kombinasi.
o Pada hipertensi stg II dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau antagonis
reseptor AII atau penyekat reseptor beta atau penghambat
kalsium
 Hipertensi dengan penyulit, obat antihipertensi lain dapat diberikan bila
dibutuhkan misalnya diuretik, antagonis reseptor beta, atau
penghambat kalsium.
o Bila target tidak terdapat maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai.
Pada penggunaan penghambat
ACE atau antagonis reseptor AII
: Evaluasi
kreatinin dan kalium serum,
bila terdapat peningkatan
HIPERTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK-01/SPPD/011 01 3 dari 3

Kreatinin > 35 % atau timbul hiperkalemi harus dihentikan


Kondisi khusus lain
 Obesitas dan sindrom metabolik (terdapat 3 atau lebih keadaan
berikut: lingkar pinggang laki-laki > 102 cm atau perempuan > 89 cm.
toleransi glukosa terganggu dengan gula darah puasa ≥ 110 mg/dl,
tekanan darah minimal 130/85 mmhg, trigliserida tinggi ≥ 150 mg/dl,
kolesterol HDL rendah < 40 mg/dl pada laki-laki atau < 50 mg/dl pada
perempuan) dilakukan modifikasi gaya hidup yang intensif dengan
pilihan terapi utama golongan penghambat ACE. Pilihan lain adalah
antagonis reseptor AII, dan penghambat kalsium.
 Hipertrofi ventrikel kiri, tatalaksana penurunan tekanan darah yang
agresif termasuk penurunan berat badan, restriksi asupan natrium, dan
terapi dengan semua kelas antihipertensi kecuali vasodilator, hidralazin
dan minoksidil.
 Penyakit arteri perifer, semua kelas antihipertensi dapat diberikan,
tatalaksana faktor resiko lain dan pemberian aspirin.
 Lanjut usia, termasuk penderita hipertensi sistolik, diuretika (tiazid)
sebagai lini pertama, dimulai dengan dosis rendah 12,5 mg/hari.
Penggunaan obat antihipertensi lain dengan pertimbangan penyakit
penyerta.
 Kehamilan, pilihan terapi adalah golongan metildopa, penyekat
reseptor β, antagonis kalsium, dan vasodilator. Panghambat ACE dan
antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan selama kehamilan.
Edukasi Edukasi mengenai pencegahan, perubahan gaya hidup, kondisi penyakit,
terapi serta komplikasi yang mungkin terjadi
Prognosis Dubia ad bonam
Perkiraan Lama Rawat 2 hari
Kepustakaan Panduan Pelayanan Medik, PAPDI, 2009

Anda mungkin juga menyukai