Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI

(HIPERTENSION HEARTH DISEASE)


By. HASRAT JAYA ZILIWU, S.Kep

PENDAHULUAN

Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah lebih tinggi dari 160/90
mmHg merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat. Hipertensi merupakan
penyebab utama dari kematian dan gangguan kardiovaskular. Hipertensi juga sering
disebut dengan sebagai “silent killer” karena menimbulkan komplikasi pada jantung, otak
dan ginjal. Namum sayangnya sekitar 50% penderita hipertensi tidak menyadari adanya
hipertensi tersebut sehingga penderita yang dapat diobati dalam arti hipertensinya
terkendali dengan baik, hanyalah sekitar 10 – 12%.

Masalah utama pada hipertensi adalah bahwa lebih dari 90% penderita termasuk golongan
esensial yaitu yang tidak atau belum diketahui penyebabnya, 75% termasuk penderita
hipertensi ringan (diastolik 90 – 105 mmHg) dan hipertensi sedang (diastolik (105 – 115
mmHg). Keadaan ini mempunyai kaitan dengan kebijaksanaan tatalaksana terapinya dan
rencana perawatan klien dirumah atau masyarakat, karena menyangkut jumlah populasi
yang besar dan beban masyarakat yang berat bila terapi dan asuhan keperawatan klien
tidak direncanakan dengan seksama.

Menurut Lembaga Kesehatan Nasional (The Nation Institutes of Health) mendefenisikan


hipertensi sebagai tekanan sistolik yang sama atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
yang sama atau di atas 90 mmHg. Setiap peningkatan 10 angka di atas tekanan sistolik
akan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung atau stroke sebanyak 30%.

Klasifikasi hipertensi menurut WHO (1978)


1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141 – 149 mmHg dan
diastolik 91 – 94 mmHg
3. tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg

klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension-4 (JNC-4 tahun 1988)
1. Diastolik
< 85 mmHg Tekanan darah normal
85 – 99 mmHg Tekanan darah normal tinggi
90 – 104 mmHg Hipertensi ringan
105 – 114 mmHg Hipertensi sedang
> 115 mmHg Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 66


< 140 mmHg Tekanan darah normal
140 – 159 mmHg Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
> 160 Hipertensi sistolik terisolasi

Etiologi
Menurut penyebabnya hipertensi dibagi 2 (dua) yaitu :
1. Hipertensi primer/Hipertensi esensial/Hipertensi idiopatik
 Kira-kira 75 – 90% hipertensi yang ada di masyarakat
 Etiologi tidak jelas dan terjadi secara tiba-tiba/malignant
 Tidak menunjukkan kelainan anatomik serta gejala yang nyata
 Bersifat herediter dan umumnya umur di atas 40 tahun
 Diduga ada kaitannya dengan faktor psikis/stress

2. Hipertensi sekunder
 Penyebabnya diketahui
 Menunjukkan keluhan dan gejala yang jelas
 Penyakit-penyakit yang merupakan penyebab antara lain :
o Penyakit jantung  koartasi aorta
o Penyakit endokrin  peokhromositoma, tumor katekolamin
o Penyakit ginjal  glomerulonefritis, penyempitan arteri renalis
o Kehamilan  toksemia gravidarum
o Otak  trauma, peningkatan TIK
o Pengaruh sekunder obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral
o Dan sebagainya

Faktor resiko
1. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
2. Pria 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
3. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
4. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti
merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffein, DM, dan sebagainya
5. Faktor emosional dan tingkat stress
6. Gaya hidup yang monoton
7. Sensitif terhadap angiotensin
8. Kegemukan
9. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti estrogen

Patofisiologi
Darah diperlukan oleh jaringan tubuh sebagai sarana pengangkutan sumber zat nutrisi yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, misalnya oksigen, air, elektrolit dan sebagainya serta
sebagai sarana pembawa zat yang tidak berguna ke organ-organ pembuangan. Agar dapat
bersirkulasi denga baik, darah harus dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh melalui sistem
pembuluh darah dan harus dapat mengatasi tonus pembuluh arteri yang mempunyai
tahanan perifer yang cukup besar.

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 67


Di lihat dari keadaan tersebut di atas, maka daya pompa atau tekanan darah (Blood
Pressure) dapat dianggap sama dengan besar curah jantung (Cardiac Ouput/COP) dikalikan
dengan tahanan perifer pembuluh darah arteri (Peripheral Resistance). Perubahan besar
tekanan darah dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Jadi, hipertensi terjadi akibat
meningkatnya curah jantung dan atau tahanan perifer. Selain itu, masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi kedua faktor tersebut seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Autoregulasi

BLOOD PRESSURE = CARDIAC OUTPUT x PERIPHERAL RESISTANCE

Preload Kontraktikitas Konstriksi Hipertropi


meningkat meningkat fungsional struktural

> volume Konstriksi


cairan vena

Retensi << permukaan >> aktifitas saraf >> renin


renal filtrasi simpatis angiotensin

Perubahan Hiper
membrane insulinemia

Asupan Perubahan Stress Perubahan Obesitas


natrium >> genetika genetika

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 68


Gejala klinik
o Kadang-kadang tanpa keluhan sampai muncul komplikasi
o Kebetulan terdeteksi saat pemeriksaan
o Keluhan umum yang paling sering seperti mudah letih/capek, kurang gairah, cepat
tersinggung/irritalbe, tidak dapat tidur, sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata
dapat berkunang-kunang
o Dapat timbul ditandai dengan kerusakan pada organ target seperti stroke (supply darah
ke otak menurun/pecahnya pembuluh darah otak), ginjal (hipertensi ginjal), mata
(hipertensi retinopati), jantung (hipertropi ventrikel kiri, MCI, dsb)

Komplikasi
Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan adalah
1. Insufisiensi koroner dan penyumbatan
2. Kegagalan jantung
3. Kegagakan ginjal
4. Gangguan persyarafan

PENDEKATAN PERAWATAN BERTAHAP UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI

 Tahap non-farmakologis
Pembatasan natrium, penurunan berat badan/latihan, pembatasan alkohol, penghentian
merokok
 Tahap 1
Pemilihan agen diuretik atau beta blocker, seperti blocker saluran kalsium atau
penghambat ACE (ACE inhibitor)
 Tahap 2
Peningkatan dosis obat pertama atau penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda
atau ganti obat dari kelas lain
 Tahap 3
Tambahkan obat ketiga atau ganti obat kedua
 Tahap 4
Evaluasi lanjut dan rujukan atau penambahan obat keempat

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 69


HIPERTENSION HEARTH DISEASE (PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI)

Penyakit jantung hipertensi ditegakkan bila dapat dideteksi hipertropi ventrikel kiri sebagai
akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir
ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertorpi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya
peningkatan diastolik. Pengaruh faktor genetik di sini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel
kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertropi dan terjadinya
ateroskelerosis koroner.

Patofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertropi yang terjadi adalah difus (konsentrik). Rasio
massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang berarti
pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya karena penyakit
berlanjut terus, hipertropi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya aliran darah
koroner menjadi eksentrik. Berkurangnya rasio antara massa dan volume jantung akibat
peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertropi eksentrik.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan
fraksi ejeksi, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik, peningkatan
konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung). Diperburuk
lagi bila disertai dengan penyakit jantung koroner.

Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh darah koroner juga
meningkat sehingga cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan hemodinamik
sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertropi otot jantung.

Ada 2 (dua) faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertropi umum otot polos pembuluh
darah resisten arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi
retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh ini dan
meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertropi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot
jantung bila timbul hipertropi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan
serat otot yang hipertropi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dari gambaran
hemodinamik ini.

Jadi faktor koroner dari hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun tampak
sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri.

Manifestasi klinis
Pemeriksaan yang paling sederhana adalah palpasi. Pada hipertropi konsentrik yang lama,
iktus bertambah. Bila telah terjadi dilatasi bentrikel kiri, iktus kordis bergeser ke kiri
bawah. Pada auskultasi klien dengan hipertropi konsentrik dapat ditemukan S4 dan bila
sudah terjadi dilatasi jantung didapatkan tanda-tanda insifisiensi mitral relatif.

Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronik.
Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin diakibatkan

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 70


peningkatan aktifitas sistem neurohormonal disertai hipervolemia. Pada stadium
selanjutnya timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertropi ventrikel
kiri yang difus dan peningkatan tahanan pembuluh darah perifer.

Gambaran klinis seperti sesak nafas adalah salah satu gejala gangguan fungsi diastolik dan
peningkatan tekanan pengisian ventrikel walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila
berkembang terus, terjadi hipertropi eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
kemudian timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan
sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner dan akan memperburuk kelainan fungsi
mekanik/pompa jantung yang selektif.

Pemeriksaan penunjang
Pada foto thoraks posisi posteroanterior klien hipertropi konsentrik, besar jantung dalam
batas normal. Pembesaran jantung ke kiri terjadi bila sudah ada dilatasi ventrikel kiri.
Terdapat elongasi aorta pada hipertensi yang kronik dan tanda-tanda bendungan pembuluh
darah paru pada stadium payah jantung hipertensif.

Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah Ht (nilai hematokrit) serta
ureum dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk menilai
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. Pemeriksaan laboratorium urinalisis
juga diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.

Pada EKG tampak tanda-tanda hipertropi ventrikel kiri dan strain. Ekokardiografi dapat
mendeteksi hipertropi ventrikel kiri secara dini mencakup kelainan anatomik dan
fungsional jantung klien hipertensi asimptomatik yang belum didapatkan kelainan pada
EKG dan radiologi. Perubahan-perubahan yang dapat terlihat adalah sebagai berikut :
1. Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini, seperti hiperkinesis, hipervolemia
2. Hipertropi yang difus (konsentrik) atau yang irreguler eksentrik
3. Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah jantung serta tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri meningkat
4. Tanda-tanda iskemia seperti hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik

Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati payah
jantung karena hipertensi, mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit
kardiovaskular dan menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular
semaksimal mungkin.

Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau pada 3 (tiga) faktor fisiologis, yaitu
menurunkan isi cairan intravaskuler dan natrium darah dengan diuretik, menurunkan
aktifitas susunan syaraf simpatis dan respon kardiovaskuler terhadap rangsangan
adrenergik dengan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan perifer
dengan obat vasodilator.

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 71


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI

Pengkajian
 Sakit kepala suboksipital berat yang menyebar ke frontal  kaku leher/kuduk, nyeri
kepala, palpitasi, pucat, diaforesis
 Hipertropi encepalopati  kekacauan mental, peka rangsang, somnolen, koma
 Nadi  takikardia, nadi kuat, nadi femoralis lambat
 Vertigo
 Mual dan muntah
 Ansietas
 Tanda dan gejala pada mata  diplopia, penurunan lapangan pandang, mata
berkunang-kunang
 Gejala-gejala pada jantung  angina, dispnea pada aktifitas, dispnea nokturnal
paroksismal, ortopnea, gallop, pulsus alternans
 Gejala pada ginjal  hematuria, nokturia

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral

Rencana tindakan :
o Pertahankan tirah baring  lingkungan yang tenang dan sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
o Batasi aktifitas
o Hindari merokok atau menggunakan produk nikotin
o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai indikasi
o Berikan tindakan yang menyenangkan sesuai dengan indikasi, seperti kompres es,
yakinkan kembali dan beri penjelasan sederhana, posisi nyaman  bantu dengan
membalikkan secara pelan-pelan, teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari
valsava manuver seperti mengedan, hindari konstipasi

Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak tenang

2. Resiko perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan


gangguan sirkulasi

Rencana tindakan :
Bersifat segera :
o Pertahankan tirah baring  tinggikan kepala tempat tidur
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan dalam posisi tidur, duduk dengan
pemantauan tekanan arteri jika tersedia
o Kaji tekanan darah, pernafasan, nadi apikal dan tanda-tanda neurologis setiap 5 –
10 menit
o Pantau tekanan darah arteri sesuai indikasi
o Pertahankan cairan parenteral dengan obat-obatan sesuai indikasi

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 72


o Berikan obat-obatan sesuai dengan terapi, seperti antihipertensi dan observasi efek
samping atau efek toksik setiap obat
o Amati adanya hipotensi yang mendadak
o Pasang pemantau jantung ; catat setiap irama EKG
o Ukur intake dan output
o Pantau pemeriksaan BUN, elektrolit dan kreatinin sesuai dengan indikasi
o Lakukan urinalisa sesuai dengan indikasi
o Pertahankan puasa jika klien mual atau muntah dan batasi cairan sesuai dengan
pesanan
o Jangan izinkan klien merokok atau menggunakan produk nikotin

Bersifat terus-menerus :
o Lanjutkan perawatan segera dan turunkan frekwensi fungsi keperawatan jika
kondisi klien membaik
o Pertahankan ambulasi progresif, amati setiap waktu terhadap hipotensi ortostatik 
tinggikan kepala tempat tidur perlahan-lahan pada permulaan, kemudian dapat kan
tekanan darah, lanjutkan menjuntai kaki sesuai dengan pesanan jika tekanan darah
stabil. Ukur tekanan darah klien pada saat duduk dan bila memungkinkan ukur
tekanan darah klien saat berdiri di samping tempat tidur dan bila masih dapat
ditoleransi klien, anjurkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat tidur secara
bertahap.
o Ambulasi sesuai kemampuan dan hindari klien kelelahan
o Mulai dengan pendekatan perawatan bertahap untuk pengobatan tekanan darah
tinggi sesuai terapi.

Rencana tindakan :
Klien menunjukkan/mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik ditandai
dengan :
o Tekanan darah dalam batas dapat diterima
o Tidak ada keluhan sakit kepala atau pusing
o Nilai-nilai laboratorium dalam batas-batas normal
o Output urine 30 ml/mnt
o Tanda-tanda vital stabil

3. kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya


informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri

rencana tindakan :
o Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan serta prosedur yang akan
dijalankan klien
o Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
o Diskusikan tentang obat-obatan ; nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek
samping/efek toksik
o Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
o Diskusikan gejala-gejala kambuhan atau kemajuan penyakit untuk dilaporkan
kepada dokter, seperti sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah
o Diskusikan pentingnya penurunan berat badan atau mempertahankan berat badan
stabil
o Jelaskan pentingnya tidak merokok

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 73


o Diskusikan perlunya menghindari kelelahan dan mengangkat beban berat
o Diskusikan pentingnya program latihan terencana setiap hari dan periode istirahat
o Jelaskan perlunya diet rendah kalori dan rendah natrium sesuai terapi
o Jelaskan pentingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang
diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein
o Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan tindakan mengedan
o Demosntrasikan pengambilan dan pencatatan tekanan darah dan bila
memungkinkan latih klien atau keluarga untuk perawatan di rumah.

Kriteria hasil :
o Klien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan
diri
o Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai dengan pesanan

Created by Hasrat ; /conversion/tmp/activity_task_scratch/656272613.doc 74

Anda mungkin juga menyukai