HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, yang didapatkan dari dua kali
Yang dimaksud target organ disini ialah: otak, mata (retina), ginjal,
B. EPIDEMIOLOGI
jantung, saraf dan ginjal, dimana lebih dari setengah penyebab angka
kirisis hipertensi.
20% hipertensi sedang dan 10% hipertensi berat. Pada setiap jenis
hipertensi ini dapat timbul krisis hipertensi dimana tekanan darah (TD)
59
suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan yang cepat dan tepat
menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2
C. KLASIFIKASI HIPERTENSI
jam. Penderita perlu dirawat di ruangan intensive care unit atau (ICU).
60
diturunkan dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukan terapi
TD Diastolik > 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut.
Hipertensi ensefalopati.
Eklampsi.
Feokhromositoma.
- Cedera kepala.
- Luka bakar.
- Interaksi obat.
Hipertensi berat dengan TD Diastolik > 120 mmHg, tetapi dengan minimal
atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I.
61
Hipertensi post operasi.
a. Hipertensi esensial/primer
1) Idiopatik
b. Hipertensi sekunder
4) Kehamilan
5) Kelainan saraf
2. Faktor risiko:
1) Merokok
2) Obesitas
4) Aktifitas fisik
6) Dislipidemia
7) DM
62
9) Pengguna minuman beralkohol
3. Peningkatan TIK
9. Oliguri
F. PATOFISIOLOGI
63
sekuncup juga akan meningkat. Aliran balik vena diatur oleh saraf
aliran balik vena juga dipengaruhi oleh tekanan otot rangka, tekanan oleh
angiotensin-aldosteron.
WOC :
Rangsangan luar
↑ efek vasokontriktor
↑ aktivitas renin-angiostensin-aldosteron ↑ jumlah sel darah merah
64
↑ aktivitas simpatis
65
1. Inspeksi : Pasien tampak lemah, pucat, adanya sianosis, pasien
ekstremitas.
detik, CTR > 2 detik, nadi teraba kuat, jelas, dan cepat,
pembesaran ginjal.
66
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
pengobatan terlaksana).
hasil terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Tidak perlu
data yang minimal kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi.
67
Krisis hipertensi ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
J. POTENSIAL KOMPLIKASI
3. Gagal ginjal
K. THERAPY
d. Berhenti merokok
f. Olahraga teratur
g. Menghindari ketegangan
h. Istirahat cukup
2. Pengobatan farmakologi
a. Diuretik
b. Inhibitor adrenergic
c. Vasodilator
68
e. Antagonis calsium
DEWASA/IRM-01)
1. Keadaan umum
b. Tachikardi
d. Penurunan kesadaran
2. Riwayat keperawatan
69
3. Psikososial.
jatuh tinggi.
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernafasan
11. Eliminasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kontraktilitas miokardium
70
3. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
71
C. RENCANA KEPERAWATAN
72
□ Penurunan nadi perifer Status kognitif dalam batas Kolaborasi
□ Perubahan EKG normal Pemberian/penghentian obat tekanan darah
□Edema Mempunyai haluaran urin, berat Pemberian antikoagilan untuk mencegah
□ S3 dan S4 (bunyi jantung) jenis urin, blood urea nitrogen pembentukan thrombus perifer
□ Perubahan warna kulit dan kreatinin plasma normal
□ Penurunan saturasi oksigen Mempunyai warna kulit normal
□ Oliguri Menunjukkan peningkatan
□ Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda toleransi terhadap aktifitas
73
RENCANA KEPERAWATAN PARAF/
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/ NAMA
MASALAH KOLABORATIF TERANG
JAM TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
74
nyeri pernapasan ) dalam batas normal karakteristik,frekuensi, durasi, kualitas, dan
□ Perubahan pada tanda vital : takhipnea, intensitas/skala nyeri
takhikardia Kolaborasi :
Pemberian analgetik/ sedasi jika diperlukan
Ajarkan tentang metode penggunaan
analgetik untuk mengurangi nyeri
75
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/ NAMA
JAM MASALAH KOLABORATIF TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI TERANG
76
Hasil Lab albumin :………. elektrolit
Hemoglobin:…………
77
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/ NAMA
JAM MASALAH KOLABORATIF TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI TERANG
78
peningkatan aktivitas (nadi, nutrisik
tekanan darah, respirasi dalam
batas normal) Kolaborasi :
Berikan pengobatan nyeri sesuai program
dokter sebelum aktivitas
Rujuk ke ahli fisioterapi sebagai sumber
perencanaan aktivitas
79
RENCANA KEPERAWATAN PARAF/
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/ NAMA
MASALAH KOLABORATIF TERANG
JAM TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
80
Tidak terjadi barotrauma Monitor ventilator terhadap peningkatan
tekanan/volume secara tajam
Observasi tanda dan gejala barotraumas
Lakukan penghisapan lendir dengan hati-
hati dan gunakan kateter suction yang
lunak
Atur posisi selang/tubing ventilator setiap
3-4 jam
Kolaborasi :
Berikan pengobatan (sedasi)
sesuaiprogram dokter . . . . . . . . . . . . . . .
PARAF/
81
RENCANA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/ NAMA
MASALAH KOLABORATIF TERANG
JAM TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
82
D. EVALUASI
No. Dx Evaluasi
- Menunjukkan curah jantung adekuat
- TD dalam batas normal
- Denyut jantung normal
1 - Denyut perifer kuat dan simetris
- Status kognitif dalam batas normal
- Mempunyai warna kulit normal
- Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas
- Melaporkan secara verbal nyeri berkurang tau hilang
- Skala nyeri 0-3 (pada NPRS dan WBPS)
2 - Wajah tampak rileks/ tenang
- Tidak gelisah, pucat, berkeringat, akibat menahan nyeri
- Tanda-tanda vital (nadi dan pernapasan ) dalam batas normal
- Tidak terjadi penurunan BB
- Menyebutkan kembali manfaat nutrisi
- Menyatakan keinginan/toleransi untuk mengikuti diet
3
- Nilai laboratorium (misalnya : albumin, hemoglobin dalam
batas normal)
- Mual muntah (-)
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan intoleransi
aktivitas
- Menunjukkan penghematan energy (menyadari keterbatasan
energy, menyeimbangan aktivitas dan istirahat)
4
- Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
- Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia pada
peningkatan aktivitas (nadi, tekanan darah, respirasi dalam batas
normal)
5 - Mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan
kemungkinan cidera
- Mengungkapkan keinginan untuk melakukan tindakan
83
pengamanan mencegah cidera
- Pasien tidak gelisah
- Mengembangkan dan mengikuti regimen terapeutik
- Mampu mencegah perilaku yang berisiko
6
- Menyadari dan mencatat tanda-tanda perubahan status
kesehatan
84
DAFTAR PUSTAKA
Alspach, Joann Grif. 2006. Core Curriculum For Critical Care Nursing. USA :
Saunders Elsevier
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC
Depkes.2007.Hipertensi Di Indonesia Riskesdas 2007. Available at :
http://www.litbang.depkes.go.id/Simnas4/Day_2/HIPERTENSI.pdf.A
ccessed: 18 September 2009
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo.1995. Keperawatan Kritis Vol. 1 & 2. Jakarta : EGC
Majid, Abdul. 2004. Krisis Hipertensi Aspek Klinis Dan Pengobatan. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available from :
http://library.usu.ac.id/download/fk/fisiologi-abdul%20majid.pdf.
Accessed: 11 September 2009.
Nanda. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta : Prima
Medika
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departeman Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Pratanu, Sunoto. 1991. Krisis Hipertensi. Surabaya : Laboratorium/UPF IImu
Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD
Dr. Sutomo. Available from :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12_KrisisHipertensi.pdf/12_Kris
isHipertensi.html. Accessed: 11 September 2009.
Price, Sylvia A. and Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisologi Vol.1. Jakarta : EGC
Sanif, Edial. 2009. Krisis Hipertensi. Available from :
http://www.jantunghipertensi.com/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=303. Accessed: 11 September
2009.
Staf Pengajar Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif. 2001. Penatalaksanaan
Pasien Di Intensive Care Unit. Jakarta : FKUI
85
DISCHARGE PLANNING
pengobatan dapat dilanjutkan setelah klien pulang yang bisa dilakukan oleh
dan keluarga untuk selalu menjaga kesehatannya, dan mengenal tanda dan
gejala klinis hipertensi, seperti nyeri kepala, kaku pada tengkuk, penglihatan
6. Diet : Konsumsi makanan yang rendah garam, tidak merokok, dan batasi
konsumsi alkohol.
86