Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RSUD BELIMBING

RSUD BELIMBING

DIABETES MELITUS

Definisi : Suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh


hiperglikemia akibat defek pada:
1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan
produksi glukosa hepatik) dan di jaringan perifer (otot
dan lemak)
2. Sekresi insulin oleh sel beta prankeas
3. Atau keduanya
Klasifikas Diabetes Melitus
1. DM tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya diikuti
defisiensi insulin absolut)
- Immune mediated
- Idiopatik
2. DM tipe 2 (bervariasi mulai dari predominan resistensi
insulin dengan defisiensi insulin relatif sampai pred
3. ominan defek sekretorik dengan resistensi insulin
dengan defisiensi insulin relatif sampai predominan
defek sekretorik dengar, resistensi insulin)
4. Tipe spesifik lain :
- Defek genetik pada fungsi sel beta pankreas
- Defek genetik pada kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
- Diinduksi obat atau zat kimia
- Infeksi
- Bentuk tidak lazim dari immune mediated DM
- Sindrom genetik lain, yang kadang berkaitan
dengan DM
5. DM gestasional
Anamnesis : Keluhan khas DM : poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan
berat badan yang tidak dapt dijelaskan sebabnya.
Keluhan tidak khas DM : lemah, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada
wanita.
Faktor risiko DM tipe 2 :
- Usia > 45 tahun
- Berat badan lebih: > 110% berat badan idaman atau
indeks massa tubuh (IMT)
- Hipertensi (TD>140/90 mmHg)
- Riwayat DM dalam garis keturunan
- Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau
BB lahir bayi >4000 gram
- Riwayat DM gestasional
- Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau glukosa
darah puasa terganggu (GDPT)
- Penderita penyakit jantung koroner, tuberkolusis,
hipertiroidisme.
- Kolesterol HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida >250
mg/dl

Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik lengkap, termasuk:


- Tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, Tensi,
Nadi, Suhu, Respirasi.
- Mata (visus, lensa mata dan retina)
- Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki) kulit, dan
kaki.
Kriteria diagnosis : Kriteria diagnosis
1 sesuai kriteria anamnesis
2.sesuai kriteria pemeriksaan fisik
 Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) >200
mg/dl, atau
 Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) >126 mg/dl,
atau
 Kadar glukosa plasma >200 mg/dl pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram pada TTGO
 HbA1C > 7%
Diagnosis kerja : Diabetes Melitus Tipe 1 (ICD 10:
Diabetes Melitus Tipe 2 (ICD 10:
Diabetes Melitus Tipe Lain (ICD 10:
Diabetes Melitus Gestasional (ICD 10:
Diagnosis banding : Hiperglikemia reaktif (ICD 10:
Toleransi glukosa terganggu (TGT) (ICD 10:
Glukosa darah puasa terganggu (GDPT) (ICD 10:
Pemeriksaan penunjang : Darah Lengkap (ICD 9CM:
Laju Endap Darah (LED) (ICD 9CM:
- Gula darah puasa (ICD 9CM:
- Gula darah 2 jam sesudah makan (ICD 9CM:
- Urin Lengkap (ICD 9CM:
- Proteinuria 24 jam (ICD 9CM:
- Ureum (ICD 9CM:
- Kreatinin (ICD 9CM:
- SGOT (ICD 9CM:
- SGPT (ICD 9CM:
- Albumin (ICD 9CM:
- Globulin (ICD 9CM:
- Kolesterol Total (ICD 9CM:
- LDL (ICD 9CM:
- HDL (ICD 9CM:
- Trigliserida (ICD 9CM:
- HBA1C (ICD 9CM:
EKG (ICD 9CM:
Foto toraks (ICD 9CM:
Funduskopi (Konsul Mata) (ICD 9CM:
Edukasi : Meliputi pemahaman tentang:
- Penyakit DM
- Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
- Penyulit DM
- Hipoglikemia
- Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan
Terapi Perencanaan Makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisis:
- Karbohidrat 60-70%
- Protein 10-15%
- Lemak 20-25%
Jumlah kandungan kolesterol disarankan <300 mg/hari.
Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak
jenuh (MUFA = Mono Unasaturated Fatty Acid), dan
membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam
lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 g/hari,
diutamakan seraat larut.
Jumlah kalori basal per hari
Laki-laki :30 kal/kg BB idaman
Wanita : 25 kal/kg BB idaman
Penyesuaian (terhadap kalori basal / hari)
Status gizi:
- BB gemuk = -20%
- BB lebih = -10%
- BB kurang = +20%
Umur >40 tahun = -5%
Stres metabolik (infeksi, operasi, dll) = +(10s/d 30%)
Aktivitas:
- Ringan = +10%
- Sedang = +20%
- Berat = +30%
Hamil:
- Trimester I, II = +300 kal
- Trimester III/laktasi = +500 kal
Rumus Broca
Berat badan idaman = (tinggi badan – 100) – 10%
Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm , tidak dikurangi 10%
lagi
 BB kurang = < 90% BB idaman
BB normal = 90-110% BB idaman
BB lebih = 110-120% BB idaman
Gemuk = >120% BB idaman
Latihan jasmani
Kegiatan jasmana sehari-hari dan latihan teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit). Prinsip:
Continous-Rhytmical-Interval-Progressive-Endurance
Obat Hipoglikemia Oral (OHO):
 Pemicu sekresi Insulin (Insulin secretagogue) :
sulfonilurea, glinid
 Penambah sensitivitas terhadap insulin : metformin,
tiazolidindion
 Penghambat absorpsi glukosa : Penghambat glukosidase
alfa
Insulin
Indikasi:
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
 Gagal dengan kombinasi OHO dengan dosis hampir
maksimal
 Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, strok)
 Kehamilan dengan DM / diabetes melitus gestasional
yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Terapi kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan
dosis rendah,kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai
dengan respon kadar gula darah. Bila dengan OHO
tunggal sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, perlu
kombinasi dua kelompok obat hipoglikemik oral yang
berbeda mekanisme kerjanya.
Pengelolaan DM tipe 2 gemuk:
 Non-farmakologis: evaluasi 2 - 4 minggu (sesuai klinis)
 Sasaran tidak tercapai: Penekanan kembali tata laksana
non-farmakologis kemudian dievaluasi 2-4 minggu
(sesuai keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: ditambah 1 macam OHO
(biguanid/ penghambat glukosidase alfa /glitiazon)
kemudian dievaluasi 2-4 minggu (sesuai keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: kombinasi 2 macam OHO
(biguanid/ penghambat glukosidase alfa /glitiazon)
kemudian dievaluasi 2-4 minggu (sesuai keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: kombinasi 3 macam OHO
(biguanid/ penghambat glukosidase alfa / glitiazon) atau
Terapi Kombinasi OHO siang hari ditambah Insulin
malam kemudian dievaluasi 2-4 minggu (sesuai
keadaan klinis)
 Sasaran kombinasi 3 OHO tidak tercapai: kombinasi 4
macam OHO (biguanid, penghambat glukosidase alfa,
glitiazon dan secretagogue atau terapi kombinasi OHO
siang hari ditambah insulin malam) kemudian dievaluasi
2-4 minggu (sesuai keadaan klinis)
 Sasaran terapi kombinasi 4 OHO tidak tercapai: insulin
atau terapi kombinasi OHO siang hari ditambah insulin
malam
 Sasaran terapi kombinasi OHO dan insulin bila tidak
tercapai diberikan insulin tanpa OHO.
Pengelolaan DM tipe 2 Tidak Gemuk:
 Non farmakologis dievaluasi 2-4 minggu (sesuai
keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: non farmakologis ditambah
secretagogue kemudian dievaluasi 2-4 minggu (sesuai
keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: kombinasi 2 macam OHO
(secretagogue ditambah penghambat glukosidase alfa/
biguanid/ glitiazon) kemudian dievaluasi 2-4 minggu
(sesuai keadaan klinis)
 Sasaran tidak tercapai: kombinasi 3 macam OHO
(secretagogue, penghambat glukosidase alfa, biguanid/
glitiazon, atau terapi kombinasi OHO siang hari
ditambah insulin malam) kemudian dievaluasi 2-4
minggu (sesuai keadaan klinis)
 Sasaran kombinasi 3 OHO tidak tercapai: kombinasi 4
macam OHO (secretagogue, penghambat glukosidase
alfa, glitiazon dan biguanid atau terapi kombinasi OHO
siang hari ditambah insulin malam) kemudian dievaluasi
2-4 minggu (sesuai keadaan klinis)
 Sasaran terapi kombinasi 4 OHO tidak tercapai: insulin,
atau terapi kombinasi OHO siang hari ditambah insulin
malam
 Sasaran terapi kombinasi OHO dan insulin tidak
tercapai: diberikan insulin tanpa OHO.
Prognosis Dubia
Tingkat evidence IV
Tingkat rekomendasi C
Penelaah kritis - dr. Suprayitno, Sp.PD
- dr. Sutowo, Sp.PD
Indikator medis Pasien Diabetes Melitus dilakukan rawat jalan dengan
kriteria pengendalian DM:
1. Gula darah puasa (mg/dl) = 80-109
2. Gula darah 2 jam pp (mg/dl) = 80-144
3. HbA1C (%) < 6,5
4. Kolesterol total (mg/dl) < 200
5. Kolesterol LDL (mg/dl) < 100
6. Kolesterol HDL > 45
7. Trigliserida (mg/dl) < 150
8. IMT 18,5 – 22,9
9. Tekanan darah < 130 / 80
Target 60% pasien tertangani
Pasien Diabetes Melitus dilakukan rawat inap bila: koma
hipoglikemi, ketoasidosis, koma hiperosmoler nonketotik,
diabetik foot dan infeksi akut lainnya, dirawat sampai
keadaan akut teratasi.
Target : 60% pasien dapat tertangani.
Referensi 1. Rani, A.A., Soegondo, S., Nasir, A.U.Z, dkk.(2009)
Diabetes Mellitus; Panduan Pelayanan Medis PAPDI,
Jakarta, h.9-15.

2. Tjokroprawiro, A.,Hendromartono,Sutjahyo, A. dkk.


(2008) Diabetes Mellitus; Pedoman Diagnosis dan
Terapi Penyakit Dalam RSUD dr. Soetomo, Surabaya,
h.85-95.

Anda mungkin juga menyukai