Anda di halaman 1dari 2

Akibat pembangunan terowongan 11 yang menggunakan metode peledakan pada Oktober 2019,

puluhan rumah rusak berat hingga ringan. Yang lebih parah lagi telah terjadi retakan tanah
memanjang di area kompleks berdasarkan hasil kajian Badan Geologi.

”Meiki juga menyoroti pembangunan terowongan di kawasan Gunung Bohong, Kota Cimahi,
yang dilakukan dengan cara diledakan. Akibatnya rumah warga di sekitar terowongan, meski tak
kena gusur, namun dindingnya mengalami retak-retak.”

Selain itu, menjadi kekhawatiran warga saat turun hujan, air akan masuk ke dalam retakan tanah
dan berpotensi pada bencana longsor. Adapun upaya mekanisme keluhan dan permohonan
bantuan kepada pemerintah pusat sudah dilakukan warga. Mulai dari tingkat desa, kabupaten,
provinsi, dinas terkait, hingga KLHK. Namun, tetap tidak ada tindak lanjut sampai saat ini.

Prediksi: Walhi Jawa Barat juga mencatat masalah rusaknya belasan hektar sawah dan saluran
irigasi di Desa Depok, Kabupaten Purwakarta. Sejak Agustus 2019, sawah milik 16 warga
tersebut dijadikan area disposal atau pembuangan tanah kupasan proyek jalur kereta cepat.
Akibatnya sawah yang tadinya produktif tidak lagi memberikan hasil hingga sekarang.

Pentingnya pemenuhan dan perlindungan hak setiap warga negara untuk hidup, hak atas rasa
aman, dan hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sebagaimana tercantum dalam Pasal
9 dan Pasal 30 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Komnas HAM menerima aduan dari Paguyuban Margawangi Estate Cijawaru yang mendatangi
kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, adanya perusakan dan
pencemaran lingkungan serta permukiman warga akibat pembangunan jalur Kereta Cepat
Jakarta-Bandung yang dicanangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

ALASAN PENGEHENTIAN: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)


menghentikan sementara pembangunan program strategis nasional (PSN). Penghentian itu sesuai
surat Nomor BK03.03-komite K2/23 yang ditandatangani oleh Ketua Komite Keselamatan
Kontruksi, Danis Hidayat Sumadilaga tanggal 27 Februari 2020.
Dalam surat tersebut, terdapat beberapa poin alasan penghentian proyek kereta cepat. Pertama,
pembangunan proyek tersebut kurang memperhatikan kelancaran akses keluar masuk jalan tol
sehingga berdampak pada kelancaran jalan tol dan jalan non tol.

"Kedua, Pembangunan proyek tersebut kurang memperhatikan management proyek di mana


terjadi pembiaran penumpukan material di bahu jalan sehingga mengganggu fungsi
drainase kebersihan jalan dan keselamatan pengguna jalan

Kemudian ketiga, pembangunan tersebut mengakibatkan genangan air pada tol Jakarta-
Cikampek yang menyebabkan kemacetan luar biasa pada ruas jalan tol dan mengganggu
kelancaran logistik.

Selanjutnya, keempat pengelolaan drainase yang buruk dan keterlambatan pembangunan saluran
drainase menyebabkan banjir di jalan tol.

Anda mungkin juga menyukai