Anda di halaman 1dari 6

WARGA KAMPUNG INGGRIS KELUHKAN PEMBANGUNAN TROTOAR BARU

Oleh:
Nuraini Ersa Ramadhan
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains Universitas Nusantara PGRI
Kediri

ABSTRAK
Pembangunan trotoar baru di Kampung Inggris Pare telah memicu keluhan dari warga
setempat. Artikel ini menggambarkan pandangan dan pengalaman beberapa warga, termasuk
Evin dan Ketua RW 12 Singgahan Desa Pelem, Wiyoto, yang menyoroti dampak negatif
pembangunan tersebut terhadap akses jalan dan kemacetan lalu lintas. Masyarakat merasa
bahwa sosialisasi terkait proyek pembangunan kurang merata, dengan awalnya hanya
membahas perbaikan saluran drainase tanpa menyampaikan rencana pembangunan trotoar.
Pembangunan trotoar yang mempersempit jalan umum menjadi perhatian utama, menyulut
harapan agar pemerintah dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan mempertimbangkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, warga juga mengekspresikan keinginan untuk
mengurangi lebar trotoar sebagai solusi potensial terhadap kesulitan akses yang dirasakan.
Pelaksana proyek mempertahankan bahwa pembangunan trotoar telah sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR, meskipun masih terdapat penolakan dan
kekhawatiran dari sebagian warga terkait dampak proyek.

1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Proyek pembangunan trotoar baru di Kampung Inggris Pare telah memunculkan
keluhan dan ketidakpuasan dari sebagian warga setempat. Dilaksanakan pada pertengahan
tahun, proyek ini disoroti karena dituding sebagai penyebab penyempitan jalan yang
mengganggu aksesibilitas masyarakat. Warga seperti Evin, dari Singgahan Desa Pelem Jl.
Anyelir Kampung Inggris Pare, menyuarakan kesulitan akses rumah dan gang akibat
pembangunan tersebut. Ketidakpuasan ini lebih diperparah karena kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat terkait rencana pembangunan trotoar. Awalnya, sosialisasi hanya
membahas perbaikan saluran drainase, tetapi tiba-tiba berubah menjadi proyek trotoar,
menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga.

Ketidaksesuaian antara informasi yang disampaikan kepada masyarakat dengan apa


yang sebenarnya dilakukan dalam proyek ini menjadi sumber ketidakpuasan. Meskipun
proyek ini didanai oleh APBN dan merupakan kewenangan pemerintah pusat, pendapat
warga menekankan pentingnya memperhatikan manfaat yang sebenarnya bagi masyarakat.
Terjadi kesenjangan antara harapan awal untuk memperbaiki infrastruktur dengan dampak
nyata yang dirasakan oleh warga, terutama terkait kemacetan dan penyempitan jalan.
2. Tujuan Artikel
Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengangkat permasalahan yang dihadapi oleh
warga Kampung Inggris Pare terkait pembangunan trotoar. Artikel ini bertujuan untuk
memberikan pandangan dari berbagai pihak, termasuk warga terdampak seperti Evin,
Ketua RW 12 Singgahan Desa Pelem, dan beberapa warga Jalan Anyelir. Selain itu, tujuan
artikel adalah memberikan informasi tentang kekurangan dalam sosialisasi proyek ini
kepada masyarakat dan bagaimana hal ini berdampak pada aksesibilitas serta kenyamanan
warga sehari-hari. Diharapkan artikel ini juga menjadi ajang untuk menggali solusi atau
upaya penyelesaian dari pemerintah desa atau pihak terkait guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mengatasi ketidaknyamanan yang muncul akibat pembangunan trotoar.

2
II. PEMBAHASAN
1. KELUHAN MASYARAKAT ATAS PEMBANGUNAN TROTOAR
Proyek pembangunan jalan setapak baru di kawasan Kampung Inggris Pare banyak
mendapat keluhan dari warga sekitar. Penyempitan jalan tersebut diduga akibat
pembangunan yang dilakukan pada pertengahan tahun ini. Evin, salah satu Desa
Singgahan Pelem Jl. Pare Carnation, salah satu kampung Inggris yang juga terkena
dampak pembangunan, mengatakan pembangunan tersebut membuat masyarakat
kesulitan untuk keluar dari jalan raya. Penyebabnya, pembangunan ini kurang
tersosialisasikan secara merata ke masyarakat. “Masyarakat menjadi rumit. Akses
warga ke rumah atau gangnya dibatasi. Apalagi kalau mau ditambah bumbu
tambahan pasti memakan korban. "Karena jalannya sempit, maka semakin sempit"
Awalnya, lanjut Evin, tujuan yang dikomunikasikan kepada masyarakat bukan
untuk membangun trotoar. Melainkan saluran got, “Awalnya mereka tidak bilang
sedang membangun trotoar, hanya saluran pembuangan yang diperbaiki. Tapi kita
tidak tahu kenapa tiba-tiba mereka membangun trotoar, yang kemudian mempersulit.
untuk diakses warga,” tambah Evin. Evin mengatakan, sebenarnya warga Desa
Inglise tidak mempermasalahkan pelaksanaan pembangunan tersebut. Anggaran
pembangunan juga bersumber dari APBN dan melakukan perbaikan menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat, “Kami sebenarnya tidak ada masalah. Tapi perlu
diketahui, pembangunan ini harus mempertimbangkan kemaslahatan bagi masyarakat.
Pembangunan yang demikian jangan sampai merugikan masyarakat. seperti
sekarang." Tolong jangan memperdagangkan proyek ini karena menyangkut
kepentingan pihak yang berbeda,” tambah Evin. Sementara itu, RW 12 Singgahan,
Desa Pelem, Kampung Inggris Pare, Wiyoto juga membenarkan, sebelumnya
pembangunan jalan setapak ini tidak dilakukan dengan baik antara pemerintah desa
dan masyarakat. “Wilayah kampung Inggris itu ada dua desa. Ada Hongaria dan ada
Pelem. Jadi pemindahannya desa demi desa dan proses kemarin hanya
menginformasikan kepada masyarakat tentang drainasenya, bukan masalah
trotoarnya,” jelas Wiyoto. Lanjutnya. saat ini kondisi jalan di kawasan perkampungan
inggris memang sedang menyempit akibat adanya pembangunan trotoar, “Saat ini
lebar jalan hanya 3 meter 20 dibandingkan lebar jalan semula 5 meter 60. Kemudian
dipotong sama trotoar kanan-kiri 2 meter 40 yang masing-masing 120 centimeter,”
tutur Wiyoto. Ia menyebutkan bahwa nantinya, program tersebut akan membuat lajur
satu arah di Jl. Anyelir yakni dari barat ke arah timur, “Yang satu arah ini untuk mobil.

3
Kalau sepeda motor masih bisa lewat. Tapi ini juga yang nantinya dikhawatirkan
warga. Niat awal yang ingin meramaikan Kampung Inggris, tapi malah jadinya sepi
karena masyarakat memilih akses jalan yang lain. Sedangkan ini pusat perkampungan
Inggris, kata Wijoto. Masyarakat Desa Inglise Pare kini hanya bisa berharap agar
pengurus desa, aparat dan penanggung jawab proyek dapat segera menyelesaikan
permasalahan yang ada. Dengan kata lain, masyarakat ingin pembangunan
infrastruktur Kampung Inggris terus memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat.
Selain itu ada juga Warga Jalan Anyelir lain yang mengeluhkan pembangunan
Kampung Inggris Pare yang masih berlangsung. Mereka menilai pembangunan ini
akan mempersempit jalan umum. Berdasarkan temuan redaksi surat kabar tersebut,
sejumlah warga Jalan Anyelir mengajukan pengaduan. Khususnya warga barat yang
tiba di Desa Pelemi Kecamatan Pare. Mereka menilai pembangunan trotoar akan
menimbulkan permasalahan bagi warga. Betapa tidak, jalan umum kini semakin
sempit. Dampaknya, arus lalu lintas mudah macet. Terutama pada malam hari.
“Pembangunan jalan setapak seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas,” kata
seorang warga yang tidak disebutkan namanya. Melihat kondisi tersebut, warga yang
enggan disebutkan namanya itu berharap pembangunan trotoar tersebut dibatalkan.
Atau setidaknya lebar trotoar bisa dikurangi. Dari 120 sentimeter (cm) hingga sekitar
60 cm. “Jangan sampai jalannya jadi indah tapi malah merugikan warga sini,”
tuturnya. Terpisah, Pelaksana Proyek Kampung Inggris Arif Kurniawan mengatakan
jika pembangunan trotoar sudah sesuai. Yakni dengan spesifikasi yang diminta oleh
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Trotoar dengan lebar
mencapai 120 cm. Terkait banyaknya warga yang mengeluh, Arif meminta kepada
warga untuk bersabar. Namun pembangunan yang dimulai pertengahan tahun ini
belum rampung seluruhnya. Baru setelah proyek selesai, Arif meminta komentar
warga. “Kami di sini hanya untuk menunaikan tugas. Perencanaannya dari
Kementerian PUPR,” ujarnya. Ia menambahkan, sosialisasi Jalan Anyelir sudah
beberapa kali dilakukan. Sebelum dan selama pengoperasian suatu proyek

4
III. PENUTUP
Pembangunan trotoar di Kampung Inggris Pare telah menjadi sorotan bagi
sebagian warga setempat karena dampaknya yang dirasakan secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Keluhan dan ketidakpuasan yang disampaikan oleh warga
mengenai penanganan proyek ini menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif
antara pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan infrastruktur.
Meskipun proyek tersebut telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Kementrian PUPR, penting untuk mencermati implikasi riilnya terhadap kebutuhan
dan kenyamanan warga setempat. Sebagai wadah penampung keberagaman pendapat,
artikel ini memperlihatkan perbedaan pandangan dan harapan dari berbagai pihak
terkait proses pembangunan ini.
Sebagai titik akhir pembahasan, penting bagi pemerintah desa, pelaksana proyek,
dan pihak terkait untuk mempertimbangkan ulang proses komunikasi, transparansi,
serta partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan implementasi proyek-proyek
pembangunan di masa mendatang. Harapan untuk memastikan bahwa setiap proyek
pembangunan tidak hanya memenuhi standar teknis, tetapi juga mempertimbangkan
kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat menjadi kunci penting bagi pembangunan
yang berkelanjutan dan berpihak pada kepentingan seluruh komunitas.
Dengan harapan perbaikan dan keselarasan antara kepentingan publik dan
pembangunan infrastruktur, diharapkan langkah-langkah yang akan datang dapat
memberikan solusi yang lebih baik untuk kebaikan bersama.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, A., & Handayani, R. R. (2023, November 07). Warga Kampung Inggris Keluhkan
Pembangunan Trotoar Baru. Retrieved from RRI:
https://www.rri.co.id/kediri/daerah/432652/warga-kampung-inggris-keluhkan-
pembangunan-trotoar-baru

Wibi, K. (2023, Oktober 26). Warga Jl Anyelir di Kampung Inggris Pare Keluhkan Jalan
yang Semakin Menyempit. Retrieved from RADAR KEDIRI:
https://radarkediri.jawapos.com/politik-pemerintahan/783111962/warga-jl-anyelir-di-
kampung-inggris-pare-keluhkan-jalan-yang-semakin-menyempit

Anda mungkin juga menyukai