Anda di halaman 1dari 2

Jalan Raya Kami Butuh Perbaikan

Kecamatan Wates sebagai wilayah perbatasan wilayah Kabupaten Blitar dan


Kabupaten Malang di bagian Blitar selatan, memang belum sepenuhnya mendapat perhatian
dari pemerintah. Terutama perihal perbaikan jalan rayanya yang rusak. Hal yang selalu
dikeluhkan dari dulu dan belum selesai-selesai. Bukan berarti hanya karena wilayahnya
dianggap marginal lalu tak dianggap begitu saja, kan.

Jalan raya yang rusak sangat mengganggu perjalanan. Apalagi di daerah dataran
tinggi seperti jalan dari Binangun menuju Wates itu adalah jalan pegunungan yang berkelok-
kelok dan banyak tikungan. Kubangan di bahu jalan dapat berakibat fatal bagi pengguna
jalan. Apalagi di saat musim hujan, akan sulit bagi pengemudi untuk membedakan bagian
mana yang merupakan kubangan yang dalam atau tidak. Kondisi ini semakin
mengkhawatirkan lantaran di malam hari kawasan sekitarnya minim akan penerangan dan
membuat jalan menjadi rawan kecelakaan.

Saking mirisnya keadaan jalan, bahkan ada yang menjuluki wilayah Wates ini sebagai
kawasan wisata jeglongan sewu, alias seribu kubangan. Hal ini dikarenakan jalan rayanya
banyak yang rusak dan berlubang. Membuat para pengguna jalan mengeluhkan ketika
melewatinya. Warga juga pernah melakukan aksi menanami pohon pisang di jalan yang
berlubang. Aksi tersebut sebagai wujud kekesalan warga dan sindiran atas jalan yang tak
kunjung diperbaiki oleh pemerintah. Warga tidak akan mencabut pohon-pohon pisang
tersebut hingga ada tanggapan dan usaha nyata dinas PU dan pihak terkait untuk
membenahinya.

Pernah ditemui juga para warga yang dengan sukarela memperbaiki jalan raya karena
memang sudah banyak lubangnya. Adapun dananya mereka menaruh sebuah kotak kardus di
pinggir jalan bagi siapa saja yang mau menyumbang untuk dibelikan semen. Sangat ironis
sebenarnya karena perbaikan jalan yang seharusnya menjadi tugas pemerintah, tetapi malah
warga yang mengerjakannya.

Sebenarnya jalan raya di daerah Blitar Selatan sudah mengalami sedikit kemajuan
dari yang dulunya banyak yang masih makadam sekarang sudah diaspal. Memang jalan raya
di Wates harus ditangani dengan serius dalam arti perbaikan total atau dicor total. Karena
tanah lokasi tersebut sebagian besar merupakan tanah gerak, sehingga aspal cepat rusak dan
juga berlubang. Kalaupun ada kerusakan, jalan cuma ditambal dan belum satu bulan jalan
rusak kembali. Padahal jalan tersebut merupakan jalur jalan propinsi. Dalam artian bukan lagi
hanya jalan biasa, sehingga seharusnya segera dibenahi.

Masyarakat Wates dan para pengguna jalan lainnya pun sudah lama mengeluhkan hal
ini. Entah berapa kilometer jalan yang rusak, Kerusakan jalan ini terbilang sudah cukup lama
baru ada usaha perbaikan yakni akhir-akhir ini. Itu saja belum juga segera dirampungkan.
Penanganganan akan jalan rusak yang lamban dan masih setengah-setengah. Jalan yang
hendak diperbaiki sudah diambrolkan. Namun masih banyak yang ngangkrak dan tidak
segera dirampungkan. Alhasil, pengguna jalan harus bergantian ketika melewatinya. Baik itu
kendaraan bermuatan besar, kendaraan bermotor, maupun pejalan kaki. Bukannya
masyarakat tidak sabar menunggu prosesnya, tetapi pasalnya perbaikan ini sudah dimulai
sekitar 6 bulan yang lalu. Jalan raya semakin ramai hingga sekarang sudah memasuki liburan
sekolah dan tahun baru. Sampai saat ini belum juga ada penargetan kapan akan
dirampungkannya perbaikan jalan ini.

Seperti yang kita ketahui pembangunan bukan hanya untuk daerah perkotaan dan
jalan tol saja. Daerah terpencil juga lebih banyak kekurangan dalam hal pembangunan dan
lainnya. Harapannya kepada dinas pekerjaan umum&penataan ruang (PU-PR) atau pihak
terkait segera mengupayakan agar segera merampungkan perbaikan jalan tersebut demi
keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan.

Oleh : Kharisma Alfimufidah (PBA)

Anda mungkin juga menyukai